cover
Contact Name
Misriyani
Contact Email
misriyani85@gmail.com
Phone
+6281334845085
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl. Diponegoro No.39 Palu
Location
Kota palu,
Sulawesi tengah
INDONESIA
Medika Alkhairaat : Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan
Published by Universitas Alkhairaat
ISSN : 2657179X     EISSN : 26567822     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Medika Alkhairaat: Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan aims to provide both national and international forums to encourage interdisciplinary discussions and contribute to the advancement of medicine, benefiting readers and authors by accelerating the dissemination of research information and providing maximum access to scientific communication.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 3 No 3 (2021): Desember" : 7 Documents clear
AKTIVITAS ANTI-BIOFILM BAKTERI DARI PRODUK ALGA COKLAT Dictyota sp. Muhammad Ardi Afriansyah; Mudyawati Kamaruddin; Stalis Norma Ethica; Nurannisa Fitria Aprianti
Medika Alkhairaat : Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Vol 3 No 3 (2021): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/ma.v3i3.82

Abstract

Infeksi bakteri dapat memperlambat penyembuhan, menyebabkan deformitas dan kematian sel. Hal ini disebabkan bakteri menghasilkan biofilm yang memberikan sifat resistensi terhadap antibiotik yang diberikan pada luka yang terinfeksi bakteri itu. Infeksi yang terkait dengan biofilm merupakan mayoritas dari semua infeksi bakteri yang kronis atau berulang dalam tubuh manusia. Alginat liase.merupakan enzim yang mampu mendegradasi alginat, yang merupakan komponen utama biofilm bakteri. Oleh karena itu, pencarian sumber baru alginat liase menjadi penting dalam pemberantasan penyakit infeksi terutama yang terkait dengan pembentukan biofilm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan simbion dari produk fermentasi alga coklat Dictyota sp. yang diperoleh dari Teluk Awur, Jepara, Indonesia dalam mendegradasi biofilm bakteri. Sampel makroalga segar difermentasi terlebih dahulu selama 7 hari untuk merangsang aktivitas degradasi oleh bakteri simbion secara umum. Data yang diperoleh dari hasil kultur dan resistensi dapat dijadikan sebagai dasar dilakukan terapi empiris. Bakteri simbion Dictyota sp ditumbuhkan pada media Zobell Agar (ZA) dan kemudian masing-masing koloni spesifik yang tumbuh dimurnikan menggunakan media Nutrient Agar (NA). Agar minimal alginat kemudian digunakan sebagai media selektif untuk mendeteksi keberadaan bakteri alginolitik yang ditunjukkan dengan kemampuannya membentuk zona alginolitik yang jernih disekitar koloni bakteri. Dari 14 isolat bakteri simbion Dictyota sp, 3 yaitu FD-01, FD-03, dan FD-04, dapat menghasilkan zona alginoliti dengan nilai indek alginolitik berkisar antara 0,5 – 1,0. Kesimpulannya, Dictyota sp. merupakan sumber potensial bakteri penghasil enzim antibiofilm, alginat liase
PEMETAAN KASUS DBD DAN FAKTOR IKLIM DI KOTA MAKASSAR Ika Handayani; Mudyawati Kamaruddin
Medika Alkhairaat : Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Vol 3 No 3 (2021): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/ma.v3i3.83

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama dengan jumlah kasus yang semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor iklim dengan kasus DBD di Kota Makassar. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Jenis penelitian adalah observasional analitik menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan dan BMKG Kota Makassar. Populasi adalah data faktor iklim di Kota Makassar. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait, yaitu data kasus DBD diperoleh dari hasil pencatatan Dinas Kesehatan Kota Makassar tahun 2012-2016. Data dianalisis secara statistik dengan uji korelasi sperman. Data diproses menggunakan program SPSS 20 dan Arc-Map Sig 10.3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistik terdapat hubungan yang bermakna (p-value= 0.013<0.05) antara suhu udara dan angka insiden DBD di Kota Makassar; terdapat hubungan yang bermakna (p-value= 0.013<0.05) antara kelembaban udara dan angka insiden DBD di Kota Makassar; terdapat hubungan yang bermakna (0.049<0.05) antara curah hujan dan angka insiden DBD di Kota Makassar.
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 0 – 6 BULAN DI INDONESIA Andi Siti Matahari Adela; Darma Ariany; Salmah Suciaty
Medika Alkhairaat : Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Vol 3 No 3 (2021): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/ma.v3i3.84

Abstract

WHO menyatakan sekitar 15% dari total kasus kematian anak di bawah usia lima tahun di negara berkembang disebabkan oleh pemberian ASI secara tidak eksklusif. Berbagai masalah gizi kurang maupun gizi lebih juga timbul akibat dari pemberian makanan sebelum bayi berusia 6 bulan. Anak – anak yang tidak cukup ASI akan terganggu proses tumbuh kembangnya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Perkembangan Bayi Usia 0-6 Bulan di Indonesia. Design penelitian yang digunakan adalah metode studi literature yang dimana mengumpulkan data pustaka , hasil penelitian – penelitian yang telah dilakukan dan berhubungan dengan topic penelitian ini serta membaca dan memahami dari isi tiap penelitian 10 jurnal dengan besar sampel sebanyak 737 bayi . Penelitian ini Dilakukan analisis dengan uji Chi Square menggunakan SPSS 24.0. Hasil menunjukkan bahwa (1) Hasiil penelitian yang terdapat kategori meragukan , didapatkan perkembangan yang sesuai lebih banyak ditemukan pada bayi yang diberikan ASI eksklusif dari pada yang tidak diberikan ASI Eksklusif (80 vs 60). Perkembangan yang menyimpang ditemukan lebih banyak pada bayi yang tidak diberikan ASI Eksklusif daripada yang diberikan ASI Eksklusif (18 vs 1) . Didapatkan nilai p < 0,05 yaitu 0,00 sehingga ASI eksklusif berhubungan dengan perkembangan (2) Dari kelima penelitian yang tidak terdapat kategori meragukan , perkembangan yang sesuai lebih banyak ditemukan pada bayi yang diberikan ASI eksklusif dari pada yang tidak diberikan ASI Eksklusif ( 172 vs149 ). Perkembangan yang menyimpang ditemukan lebih banyak pada bayi yang tidak diberikan ASI Eksklusif daripada yang diberikan ASI Eksklusif (11 vs72) . Peneltian ini menunjukkan nilai p < 0,05 yaitu 0,001 sehingga dapat dikatakan saling berhubungan antara pemberian ASI eksklusif dan perkembangan bayi. Disimpulkan bahwa Pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bayi di Indonesia terdapat hubungan yang signifikan dan bermakna.
PEMENUHAN GIZI LEWAT KONSUMSI DAN JENIS TANGKAPAN IKAN DI DAERAH NELAYAN KODEOHA SULAWESI TENGGARA Ivonne Siswanty; Dewi Ratnasari
Medika Alkhairaat : Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Vol 3 No 3 (2021): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/ma.v3i3.85

Abstract

Pemenuhan gizi lewat slogan “gemarikan” menjadi popular dan meningkatkan konsumsi ikan di Indonesia. Konsumsi ikan dari tahun ke tahun mengalami tren peningkatan, walaupun tidak terlalu tinggi di tahun 2017 sebesar 46,49 kilogram/kapita/tahun dan mencapai 55,95 kilogram/kapita/tahun di 2020 yang telah melewati pencapaian target nasional tahun 2019 yaitu 54,49 kilogram/perkapita/tahun. Hal ini memberikan kabar gembira bagi nelayan untuk memberikan tangkapan ikan yang lebih produksi dan segar. Untuk pembangunan masyarakat Indonesia, peningkatan konsumsi ikan diharapkan mampu meningkatkan asupan gizi masyarakat, dimana ikan merupakan bahan pangan yang mengandung protein berkualitas tinggi. Kodeoha merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kolaka Utara Sulawesi Tenggara yang memiliki potensi sumberdaya perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan tangkapan ikan untuk pemenuhan gizi masyarakat di daerah nelayan Kodeoha, Kolaka Utara Sulawesi Tenggara. Temuan yang didapat selama satu bulan di daerah nelayan Peneliti menemukan berbagai jenis ikan yang ditangkap pada setiap perjalanan nelayan. Ikan Layang (Decapterus ruselli) tertangkap lebih banyak (50,4%) dari semua ikan yang ditangkap, diikuti oleh ikan Baronang (Siganus limeatus) (12,9%), ikan kembung lelaki (Rastrelliger sp) (9,7%), ikan Peperek (Leiognatus sp) (9,7%), ikan cendro (Thryssa hamiltonii) (11,3%), dan ikan biji nangka (Tylerius spinosissimus) (6,5%). Berbagai jenis tangkapan memberikan kandungan gizi yang bervariasi pula, dan diharapkan memicu minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan.
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI SMA NEGERI 4 PALU Indriani Saputri; Nita Damayanti; Sakina Abdullah
Medika Alkhairaat : Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Vol 3 No 3 (2021): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/ma.v3i3.86

Abstract

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang melemahkan system kekebalan tubuh. Secara global, sekitar 38 juta orang yang hidup dengan HIV pada akhir 2019. Jumlah kumulatif kasus terbanyak pada Afrika Selatan dan Afrika Timur sekitar 25,7 juta orang, sementara di Asia dan Pasifik sekitar 3,7 juta orang, amerika 3,7 juta orang, eropa 2,5 juta orang dan western pasifik 1,9 juta orang dengan HIV/AIDS. Total penderita HIV/AIDS dikota palu tahun 2007 hingga tahun 2016 sebanyak 523 orang, dengan 237 orang dinyatakan positif AIDS dan 91 orang diantaranya telah meninggal. Penelitian bertujua untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 4 Palu. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional terhadap 89 siswa (i) di SMA Negeri 4 PALU pada tahun 2020 yang bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 4 PALU. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner onlineyang telah dibagikan oleh peneliti melalui link google form. Analisa data menggunakan SPSS 24 dengan uji frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 4 Palu didapatkan hasil tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 44 orang (49,4%), kemudian disusul dengan pengetahuan baik yaitu sebanyak 29 orang (32,6%) dan pengetahuan kurang yaitu sebanyak 16 orang (18,0). (2) Tingkat pengetahuan remaja tentang Pengertian dan Penyebab HIV di SMA Negeri 4 Palu yang paling banyak diraih oleh kategori Baik yaitu sebanyak 47 orang (52,8%), kemudian disusul dengan tingkat pengetahuan kategori Cukup sebanyak 27 orang (30,3%) dan yang paling sedikit yaitu tingkat pengetahuan kategori Kurang sebanyak 15 orang (16,9%). (3) Tingkat pengetahuan remaja tentang cara penularan HIV/AIDS di SMA Negeri 4 Palu tahun 2021 yang paling banyak diraih oleh kategori cukup yaitu sebanyak 39 orang (43,8%), kemudian disusul dengan tingkat pengetahuan kategori baik sebanyak 31 orang (34,8%) dan yang paling sedikit yaitu ti ngkat pengetahuan kategori kurang sebanyak 19 orang (21,3%).(4) Tingkat pengetahuan remaja tentang Gejala HIV/AIDS di SMA Negeri 4 Palu tahun 2021 yang paling banyak diraih oleh kategori cukup yaitu sebanyak 38 orang (42,7%), kemudian disusul dengan tingkat pengetahuan kategori kurang sebanyak 27 orang (30,3%) dan yang paling sedikit yaitu tingkat pengetahuan kategori baik sebanyak 24 orang (27,0%).(5) tingkat pengetahuan remaja tentang pengendalian dan pencegahan HIV/AIDS di SMA Negeri 4 Palu tahun 2021 yang paling banyak diraih oleh kategori cukup yaitu sebanyak 35 orang (39,3%), kemudian disusul dengan tingkat pengetahuan kategori baik sebanyak 32 orang (36,0%) dan yang paling sedikit yaitu tingkat pengetahuan kategori kurang sebanyak 22 orang (24,7%). Disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan Remaja tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 4 Palu didapatkan hasil tingkat pengetahuan cukup.
KUALITAS LAPORAN VISUM et REPERTUM KASUS PERLUKAAN KORBAN HIDUP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PALU TAHUN 2017 Safirah Furqani; Annisa S Muthaher; Nasrun
Medika Alkhairaat : Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Vol 3 No 3 (2021): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/ma.v3i3.87

Abstract

Visum et Repertum dapat dikatakan baik apabila mampu membuat terang perkara tindak pidana yang terjadi dengan melibatkan bukti-bukti forensik yang cukup, hal tersebut dikarenakan Visum et Repertum merupakan laporan tertulis yang dibuat oleh dokter mencakup apa yang diperiksanya dan interpretasinya sesuai keilmuannya terhadap manusia baik hidup atau mati atas permintaan tertulis dari penyidik berdasarkan sumpah dalam perkara pidana serta bertujuan untuk kepentingan peradilan.Pada penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran kualitas Visum et Repertum terhadap 92 laporan Visum et Repertum kasus perlukaan korban hidup di RS Bhayangkara kota Palu pada tahun 2017, dengan metode desain penelitian deskriptif retrospektif cross sectional, didapatkan bahwa kualitas Visum et Repertum perlukaan korban hidup di RS.Bhayangkara kota Palu tahun 2017 adalah sebagai berikut (1) laporan bagian pendahuluan mendapatkan nilai 60,95% dikategorikan berkualitas sedang.(2) laporan pemberitaan mendapatkan nilai 75,81% dikategorikan berkualitas baik.(3) laporan bagian kesimpulan mendapatkan nilai 50,54% dikategorikan berkualitas sedang (4) laporan Visum et Repertum perlukaan korban hidup mendapatkan nilai 60,95% dikategorikan berkualitas sedang,sehingga dapat disimpulkan bahwa Visum et Repertum perlukaan pada korban hidup pada RS.Bayangkara kota Palu tahun 2017 secara keseluruhan adalah berkualitas sedang dengan nilai 60,95%.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STIGMA MASYARAKAT TERHADAP PENDERITA EPILEPSI DI KOTA PALU Afifah Idelma Makmur; Wijoyo Halim; Masita Muchtar
Medika Alkhairaat : Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Vol 3 No 3 (2021): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/ma.v3i3.88

Abstract

Epilepsi masih menjadi masalah kesehatan global. Epilepsi tidak dianggap sebagai suatu penyakit oleh beberapa masyarakat namun diduga sesuatu dari luar badan penderita yang biasanya dianggap sebagai kutukan roh jahat atau akibat kekuatan gaib, sehingga memberi dampak negatif pada kualitas hidup penderita bahkan dijauhi dari lingkungan sosial. Anggapan ini masih terdapat di kalangan masyarakat yang belum terjangkau oleh ilmu kedokteran dan pelayanan kesehatan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi stigma masyarakat terhadap penderita epilepsi di Kota Palu. Metode penelitian yang digunakan yaitu Deskriptif Analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Mei s/d September 2019. Penelitian dilakukan pada 270 responden di 12 kelurahan di Kota Palu dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 42.6% responden memiliki tingkat pengetahuan kurang dan sebanyak 57.4% responden memiliki tingkat pengetahuan cukup. Sebanyak 148 responden (54.8%) memiliki stigma ≥ 21.00 dan 122 responden (45.2%) memiliki stigma < 21.00. Sebanyak 159 responden (58.9%) mengaku pernah melihat bangkitan epilepsi dan sebanyak 111 responden (41.1%) tidak pernah melihat. Sebanyak 93 responden (34.4%) mengaku memiliki kerabat/rekan Orang Dengan Epilepsi (ODE) dan sebanyak 177 responden (65.6%) tidak memiliki. Faktor yang berhubungan dengan terjadinya stigma masyarakat yaitu tingkat pengetahuan (p=0.03)(OR=1.74(95% CI=1.06-2.84)). Kesimpulan penelitian yaitu faktor yang berhubungan dengan terjadinya stigma masyarakat terhadap penderita epilepsi yaitu tingkat pengetahuan, sedangkan faktor yang tidak memiliki hubungan dengan terjadinya stigma masyarakat terhadap penderita epilepsi yaitu jenis kelamin, usia, agama, suku, status ekonomi, tingkat pendidikan, pengalaman melihat epilepsi dan memiliki kerabat/rekan ODE (p>0.05).

Page 1 of 1 | Total Record : 7