cover
Contact Name
Ery Fatmawati,
Contact Email
-
Phone
0274 4353276
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl. Wonosari KM 10, Karanggayam, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta 55792
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Madani Medika
ISSN : 20882246     EISSN : 26847345     DOI : https://doi.org/10.36569/jmm
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan Medika Madani (JKMM) or Madani Medika Health Journal is a scientific media publication that publishes original research papers, review articles and case studies that focus on nursing, midwifery, pharmacy, public health and related topics, published by the Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) of STIKES Madani Yogyakarta or Research and Community Service Unit of STIKES Madani Yogyakarta. JKMM is published twice in one year, namely in June and December. Madani Medika Health Journal accepts publications from universities, government agencies, institutions that have activities in research, science and technology. Manuscripts to be published are the results of selection by peer review using a blind review system and approved by the editorial board, and have never been published in other scientific journals.
Articles 167 Documents
PENDIDIKAN KESEHATAN DAPAT MEMPERBAIKI PERILAKU CUCI TANGAN PENGRAJIN BATIK DI BANTUL Agus Warseno; Suwarno
Jurnal Kesehatan Madani Medika (JKMM) Vol 9 No 2 (2018): Jurnal Kesehatan Stikes Madani
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.096 KB) | DOI: 10.36569/jmm.v9i2.4

Abstract

The implementation of the Healthy and Clean Behavior (PHBS) focuses on the health promotion activities. It’s to give the community understanding, awareness and able to implement the PHBS through the learning process. The Hand washing behavior for batik craftsmen is need more attention because the batik process can effect the skin irritation of batik craftsmen. The study to determine the effect of health education about hand washing behavior in the work environment of batik craftsmen. The research method in this study used pre-experiment, to knowing the effect of one variable on another variable. The analysis test in this study used the T-Test. The results of the study is hand washing behavior of the participant did not fit with the procedure of hand washing step before intervention were 54%, and after being given health education increased to 100%. The mean scores of the respondent's hand washing behavior has been increased from 48.19 to 92.69 with p-value <0.05 (0,000). It’s indicated that there was a difference between behavior before and after health education. The average change before and after health education is 37%. Health education can improve the hand washing behavior of batik craftsmen.
PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN ABDOMINAL STRETCHING TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI HAID (DISMINORE) PADA REMAJA PUTRI STIKES MADANI YOGYAKARTA Arif Tirtana; Maulida Rahmawati Emha; Amilia Azma
Jurnal Kesehatan Madani Medika (JKMM) Vol 9 No 2 (2018): Jurnal Kesehatan Stikes Madani
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.433 KB) | DOI: 10.36569/jmm.v9i2.5

Abstract

Dysmenorhea is the most common gynecological problem during adolescence period. Menstrual cramps (dysmenorhea) is felt by women on the first day of their menstruation. Abdominal Stretching exercise is a muscle stretching exercise, especially on the abdomen that is designed to increase muscle strength and muscle flexibility. Therefore, it is expected to reduce menstrual cramps in women. To evaluate the effect of Abdominal stretching exercise on the level of menstrual cramps (dysmenorhea) level in STIKes Madani Yogyakarta student. This research is quantitative research with experimental research design. The design of this research is quasy experiment used pretest- posttest with control group. The subjects were recruited using purposive sampling technique. The results showed that before doing abdominal exercise streatching mostly (66.7%) experienced moderate pain intensity and after treatment of reduced intensity pain (60%). The statistical test using Wilcoxon test obtained p value 0,000 (
HUBUNGAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DENGAN GANGGUAN KESEHATAN REPRODUKSI Ari Sulistyawati
Jurnal Kesehatan Madani Medika (JKMM) Vol 9 No 2 (2018): Jurnal Kesehatan Stikes Madani
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.728 KB) | DOI: 10.36569/jmm.v9i2.6

Abstract

Reproductive health problems experienced by women greatly influence the quality of life of women in all aspects of their roles. The prevalence of reproductive health disorders is very high, even more than 90% of women experience it. Most reproductive health disorders are associated with contraceptive use. Research on the use of contraceptives and reproductive health disorders such as vaginal discharge, menorrhagia, changes in libido, lumps in the breast, cysts, and sleep disorders is very necessary. The purpose of this study was to determine the relationship between contraceptive use and reproductive health disorders. This research is a quantitative study with a cross sectional approach. The population of women of childbearing age in Karanganom 830 hamlet, a sample of 73 people was taken through a purposive sampling method. Data obtained through questionnaires with closed questions. Univariate data were analyzed by simple descriptive and bivariate data were analyzed using Chi Square test. This study found that 60% of women experience vaginal discharge, 27% menorrhagia, 9% experience a decrease in libido, 9% experience breast lumps, 4% have cysts, and 40% experience sleep disorders, all of which use non-hormonal contraception. There is a relationship between the choice of contraceptive type with complaints of menorrhagia (p = 0.013), while for vaginal discharge, changes in libido, lumps in the breast, cysts, and sleep disorders are not related to the choice of contraception type. It is recommended to increase the resilience of a woman's body through improving patterns of activity and knowledge about reproductive health.
HUBUNGAN USIA DENGAN KADAR ASAM URAT PADA WANITA DEWASA Benny Karuniawati
Jurnal Kesehatan Madani Medika (JKMM) Vol 9 No 2 (2018): Jurnal Kesehatan Stikes Madani
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.619 KB) | DOI: 10.36569/jmm.v9i2.7

Abstract

Asam urat adalah penyakit dari sisa metabolisme zat purin yang berasal dari sisa makanan yang kita konsumsi. Kelainan ini berkaitan dengan penimbunan kristal urat monohidrat monosodium dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi tulang rawan sendi, insiden penyakit gout sebesar 1-2%, terutama terjadi pada usia 30-40 tahun dan 20 kali lebih sering pada pria daripada wanita (Mcknight M, et al, 2014). Hal ini disebabkan oleh karena terjadi proses degeneratif yang menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Penurunan fungsi ginjal akan menghambat eksresi dari asam urat dan akhirnya menyebabkan hiperurisemia (Lyu Li-Ching, Chi-Yin Hsu, et al, 2003). Hiperurisemia lebih sering di alami wanita pada usia menopause dengan rentang usia 60-80 tahun (Fiskha, P, 2010). Tanaman kelor (Moringa oleif- era) merupakan bahan makanan lokal yang memiliki potensi untuk dikembangkan untuk menyembuhkan penyakit asam urat secara alami, sebab didalam daun kelor mengandung senyawa aktif yaitu flovonoid dan alkoloid yang dapat mencegah pembentukan asam urat, selain itu daun kelor juga dapat digunakan sebagai anti infamasi (peradangan) dan analgesik (pereda rasa sakit (Singh D, Arya PV, et al, 2014). Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui hubungan usia dengan kadar kadar asam urat. Subjek dalam penelitian ini adalah wanita dewasa dengan jumlah 48 responden. Hasil analisa data dengan chi kuadrat diperoleh nilai sig 0,000 yang artinya bahwa usia berhubungan dengan peningkatan kadar asam urat.
EDUKASI MANAJEMEN PANGAN BERBASIS STIKER SEBAGAI UPAYA PENURUNAN BUDAYA PANTANG MAKAN (TARAK) PADA PENDERITA LUKA DIABETES MELITUS DI KABUPATEN PACITAN bingar
Jurnal Kesehatan Madani Medika (JKMM) Vol 9 No 2 (2018): Jurnal Kesehatan Stikes Madani
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.262 KB) | DOI: 10.36569/jmm.v9i2.8

Abstract

Diabetes Melitus adalah sebuah penyakit yang tidak bisa dipisahkan kaitannya dengan pola makan. Penyembuhan diabetespun tidak bisa terlepas dari baik buruknya pola makan. Mirisnya, masih banyak penderita diabetes di Kabupaten Pacitan yang menganut budaya pantang makan (tarak), yaitu sebuah perilaku yang salah yang disebabkan karena ketidaktahuan masyarakat terkait pentingnya nutrisi untuk penyembuhan luka, khususnya pada penderita luka diabetes. Beratnya dampak yang ditimbulkan karena ketidaktahuan terhadap kebutuhan nutrisi pada penderita luka sebaiknya perlu diminimalisir dengan pemberian pendidikan kesehatan terkait nutrisi untuk memperbaiki perilaku masyarakat dalam budaya pantang makan (tarak) dengan menggunakan media pendidikakesehatan. Pemilihan stiker dimaksudkan untuk menyederhanakan informasi dan memudahkan penyerapan pengetahuan tanpa melalui proses pendidikan kesehatan yang formal. Visualisasi dan penempatan yang mudah menjadikan stiker sebagai media pendidikan kesehatan yang efektif dan efisien dalam upaya peningkatan pengetahuan masyarakat terkait kurang baiknya budaya pantang makan (tarak) pada pasien diabetes melitus di Kabupaten Pacitan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain pre-eksperimental. Sampel penelitian ini adalah pasien homecare penderita luka kaki diabetik yang berada dalam lingkup perawatan Homacare “Klinik Magfurah” di Kabupaten Pacitan dengan jumlah 31 orang. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan bivariat Wilcoxon Signed-Rank Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada edukasi manajemen pangan berbasis stiker efektif dalam menurunkan budaya pantang makan (tarak) pada pasien diabetes melitus di Kabupaten Pacitan yang ditunjukkan dengan nilai z pada pengujian wilcoxon sign yang didapat sebesar -4,880 dimana nilai tersebut < z tabel -1,96 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,000 di mana kurang dari batas kritis penelitian 0,05.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III DI WILAYAH PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA Dyah Muliawati; Atik Nur Istiqomah
Jurnal Kesehatan Madani Medika (JKMM) Vol 9 No 2 (2018): Jurnal Kesehatan Stikes Madani
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.184 KB) | DOI: 10.36569/jmm.v9i2.10

Abstract

Angka kejadian anemia yang terjadi di Kabupaten Bantul merupakan tertinggi di DIY yakni sebesar 27,67%. Puskesmas Pleret memiliki ibu hamil dengan anemia terbesar di Kabupaten Bantul yaitu sebesar 11,32%. Distribusi pemberian tablet besi di Kabupaten Bantul sudah di atas target pencapaian yakni sebesar 87,37%. Namun, hasil pencapaian target tersebut tidak diikuti dengan turunnya angka anemia ibu hamil di Kabupaten Bantul. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi anemia ibu hamil trimester (TM) II dan III di Wilayah Puskesmas Pleret. Jenis penelitian deskriptif survey dan teknik pengambilan sampel digunakan teknik total sampling. Total responden 37 ibu hamil TM II dan III. Tempat penelitian adalah di Wilayah Puskesmas Pleret. Penelitian ini menggunakan angket. Analisis data univariat dengan distribusi frekuensi. Berdasarkan karakteristik Ibu menurut umur (35=2), pendidikan (dasar=5, menengah=28, tinggi=4), pekerjaan (IRT=26, PNS=2, swasta=9), paritas (nulipara=12, primipara=12, secundipara=11, multipara=2), konsumsi tablet Fe (ya=37, tidak=0), LiLA (normal=27, tidak normal=10). Berdasarkan karakteristik ibu menurut umur mayoritas berusia 20-35 tahun dengan responden anemia sejumlah 17 (45,95%), berpendidikan menengah dengan responden anemia sejumlah 10 (27,03%), IRT dengan responden anemia sejumlah 10 (27,03%), nulipara dengan responden anemia sejumlah 8 (21,63%), konsumsi tablet Fe dengan responden anemia sejumlah 18 (48,64%), dan LiLA normal dengan responden anemia 14 (37,84%).
URGENSI ETIKA MEDIS DALAM PENANGANAN MENCIT PADA PENELITIAN FARMAKOLOGI Filu Marwati Santoso Putri
Jurnal Kesehatan Madani Medika (JKMM) Vol 9 No 2 (2018): Jurnal Kesehatan Stikes Madani
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.214 KB) | DOI: 10.36569/jmm.v9i2.11

Abstract

Penggunaan hewan uji coba seringkali menimbulkan kontroversi. Terkadang para peneliti menggampangkan bahwa yang digunakan hanyalah hewan. Namun inilah yang sering dilupakan, hewan juga punya hak untuk tidak merasa sakit, dan terbebas dari penyiksaan. Pemandangan lain yang sering terlihat adalah terjadinya salah saluran pada saat memasukkan obat yang seharusnya masuk ke lambung tetapi salah jalur ke paru-paru dan menyebabkan mencit lemas dan mati perlahan. Keadaan serupa juga ditemukan pada saat mematikan mencit, keadaan ideal yang seharusnya adalah tidak menimbulkan rasa sakit yang berkepanjangan dan menjahui organ-organ sensitif seperti hati dan kandung kemih tetapi peneliti seringkali menganggap perilaku ini hal yang biasa dan cenderung terburu-buru karena keterbiasaan mereka di dunia laboratorium bersama mencit sehingga tidak ada lagi etika dalam penanganan hewan tersebut. Dalam rangka menciptakan sebuah perlakuan yang ideal pada hewan coba maka seorang peneliti perlu memperhatikan etika pembedahan sesuai dengan pedoman etik penelitian kesehatan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui urgensi etika medis dalam pembedahan mencit pada penelitian farmakologi serta menggambarkan model pelaksanaan pembedahan mencit pada penelitian farmakologi sesuai dengan etika medis. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis empiris dengan pendekatan deskriptif dan preskriptif. penelitian dilakukan di laboratorium farmakologi STIKes Madani Yogyakarta yang kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelanggaran kode etik penanganan mencit sebagai hewan coba di laboratorium farmakologi STIKes Madani terjadi pada tiga tahap yaitu pra perlakuan, perlakuan dan pasca perlakuan. Model yang disajikan untuk mencegah pelanggaran kode etik tersebut dengan menerapkan mencit pada kondisi bebas dari ketidaknyamanan, ketidaksenangan, kesusahan, rasa nyeri dan kematian.
PENETAPAN KADAR FORMALIN PADA MIE BASAH YANG DIJUAL DI PASAR PIYUNGAN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Monik Krisnawati
Jurnal Kesehatan Madani Medika (JKMM) Vol 9 No 2 (2018): Jurnal Kesehatan Stikes Madani
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.943 KB) | DOI: 10.36569/jmm.v9i2.12

Abstract

Mie basah merupakan makanan yang digemari oleh masyarakat dan memiliki daya tahan yang singkat.Banyak produsen menggunakan formalin sebagai bahan pengawet untuk mengatasi daya tahan mie basah yang singkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan dan kadar formalin yang terdapat dalam mie basah yang dijual di Pasar Piyungan. Lima sampel mie basah yang dianalisis didapat dari keseluruhan pedagang di Pasar Piyungan, yang diambil dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Pengujian kualitatif dilakukan dengan metode Test kit dan pengujian kuantitatif penetapan kadar formalin dilakukan dengan metode Spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pengamatan ciri fisik dan uji kualitatif tiga sampel mie basah yang dijual di Pasar Piyungan positif mengandung formalin. Sementara itu, hasil uji kuantitatif menggunakan metode Spektrofotometri Uv-Vis, menunjukkan bahwa dari kelima sampel mie basah yang diteliti, tiga diantaranya mengandung formalin dengan kadar formalin yang bervariasi yaitu mie basah B sebesar 281,500 mg/kg, mie basah D sebesar 237,810 mg/kg dan mie basah E sebesar 253,197 mg/kg.
PERSEPSI IBU TENTANG DUKUNGAN SUAMI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 YOGYAKARTA Reni Merta Kusuma; Yuliana Dewi
Jurnal Kesehatan Madani Medika (JKMM) Vol 9 No 2 (2018): Jurnal Kesehatan Stikes Madani
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.641 KB) | DOI: 10.36569/jmm.v9i2.13

Abstract

Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu tugas dan kewajiban yang harus diberikan kepada bayi dari orang tua. Orang tua bayi dalam hal ini bukan hanya ibu namun juga ayah. Ibu menyusui membutuhkan dukungan dari suami dalam memberikan ASI eksklusif. Setiap suami mempunyai cara untuk mendukung pemberian ASI eksklusif, sehingga timbul banyak persepsi dari ibu menyusui terkait dukungan suami. Diketahuinya persepsi ibu tentang dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Danurejan 1 Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang memiliki anak usia 6-12 bulan dan yang telah berhasil melaksanakan program ASI eksklusif. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode nonprobability sampling. Dari perhitungan sampel didapatkan besaran sampel sebanyak 33 responden ibu. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner tertutup dan analisa data adalah analisa univariat. Karakteristik persepsi responden dibagi berdasarkan umur, Pendidikan, dan pekerjaan. Sebanyak 72,7% ibu berusia 20- 35 tahun. Sebanyak 60,6% ibu berpendidikan terakhir SMA. Sebanyak 39,4% ibu memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Persepsi ibu tentang dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif yang diteliti dan didapatkan hasil seperti berikut dukungan informasional (54,5%), dukungan penilaian (57,6%), dukungan instrumental (66,7%), dan dukungan emosional (51,5%). Dalam penelitian ini, persepsi ibu tentang dukungan informasional terkategori kurang, dukungan penilaian terkategori kurang, dukungan instrumental terkategori baik, dan dukungan emosional juga terkategori baik. Berdasarkan dukungan yang dinilai dalam penelitian ini, kesimpulannya persepsi ibu tentang dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif masuk dalam kategori kurang dengan nilai 57,6%.
PENINGKATAN STATUS GIZI BALITA MELALUI PEMBERIAN DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA) Tri Budi Rahayu; Yespy Anna Wahyu Nurindahsari
Jurnal Kesehatan Madani Medika (JKMM) Vol 9 No 2 (2018): Jurnal Kesehatan Stikes Madani
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.65 KB) | DOI: 10.36569/jmm.v9i2.14

Abstract

Pemberian asupan nutrisi yang kurang tepat, akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan balita jangka panjang, bersifat permanen dan sulit untuk diperbaiki. Pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) dapat dibuat dari bahan pangan lokal sehingga balita mendapatkan asupan nutrisi yang cukup sesuai dengan usianya. Kelor merupakan bahan pangan yang kaya akan zat gizi makro dan mikro. Kandungan nilai gizi yang tinggi dalam daun kelor dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu menyusui dan balita dalam masa pertumbuhan (Aminah et al, 2015). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian daun kelor untuk meningkatkan status gizi balita. Jenis penelitian ini merupakan quasi eksperiment dengan rancangan one group pretest and posttest design. Sampel pada penelitian ini adalah balita dengan nilai Z-Score pada BB/U

Page 1 of 17 | Total Record : 167