cover
Contact Name
Baiq Eka Putri Saudia
Contact Email
saudiaputrieka_bq@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalmidwiferyupdate@gmail.com
Editorial Address
Campus A, Health Road V / 10 Pajang Timur, Mataram, NTB
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Jurnal Midwifery Update (MU)
ISSN : -     EISSN : 26848511     DOI : 10.32807/jmu
Core Subject : Humanities, Health,
Jurnal Midwifery Update (MU) is a scientific publication journal published by the Midwifery Department of Poltekkes Kemenkes Mataram. Jurnal Midwifery Update (MU) accepts only original research articles relevant to the field of midwifery science and health sciences. Regular scientific focus and coverage covering the health of women and children, such as; Premarital Teen and preconception Pregnancy, Labor and newborn, Childbirth and breastfeeding, Toddlers and pre-school children, Family planning and reproductive health, Obstetrics and gynecology, Maternal and neonatal emergencies, Menopause, Midwifery and health policy, Midwifery education, The management of midwifery care and midwifery communities, Complementery in midwifery.
Articles 75 Documents
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI METODE DEMONSTRASI MENGENAI POSISI DAN PERLEKATAN TERHADAP KECUKUPAN ASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN Nuratma Afini; Syajaratuddur Faiqah
Jurnal Midwifery Update (MU) Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Midwifery Update (MU)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jmu.v2i1.73

Abstract

Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB tahun 2017 menunjukkan bahwa cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi rata-rata di sebesar 77,66%, cakupan ini turun jika tahun 2016 sebesar 86,63%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Mataram tahun 2018 cakupan ASI Eksklusif (AE5) yaitu sebesar 50,66% diseluruh puskesmas Kota Mataram dan di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Pule persentasi cakupan ASI yaitu sebesar 27,69%.Tujuan Penelitian untuk mengetahui apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan melalui metode demonstrasi mengenai posisi dan perlekatan terhadap kecukupan ASI pada bayi usia 0-6 bulan di kelurahan Karang Pule Wilayah Kerja Puskesmas Karang Pule tahun 2019. Desain penelitian ini menggunakan rancangan Quasi Eksperiment. Dengan teknik pengambilan sampel yaitu Total sampling dimana semua populasi bayi usia 0-6 bulan dijadikan sampel berjumlah 38 orang. Uji hipotesis menggunakan uji Wilcoxon dan Mann Whitney U-test. Pada kelompok intervensi nilai minimal-maksimal keterampilan sebelum diberikan pendidikan kesehatan untuk  kelompok intervensi didapatkan hasil (8-16), pada posttest didapatkan hasil (13-19). Sedangkan pada kelompok kontrol dengan nilai minimal-maksimal didapatkan hasil nilai pretest (8-11) dan pada posttest didapatkan hasil (18-18). Uji analisis keterampilan menggunakan uji Wilcoxon pada kelompok intervensi didapatkan hasil p value = 0.000 dan kelompok kontrol hasil p value = 0.000. hasil uji Mann Whitney untuk kecukupan ASI didapatkan hasil nilai p value = 0.039. terdapat pengaruh yang signifikan pendidikan kesehatan melalui metode demonstrasi terhadap kecukupan ASI pada bayi usia 0-6 bulan. Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan melalui metode demonstrasi mengeani posisi dan perlekatan terhadap kecukupan ASI ada bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Karang Pule Wilayah Kerja Puskesmas Karang Pule Tahun 2019. According to data obtained from the NTB Provincial Health Office in 2017 shows that the coverage of Exclusive Breastfeeding for infants is at an average of 77.66%, this coverage decreases if 2016 is 86.63%. Based on data from the City of Mataram Health Office in 2018 Exclusive breastfeeding coverage (AE5) is 50.66% in all Mataram City health centers and in the Karang Pule Community Health Center Working Area, the percentage of ASI coverage is 27.69%.Objectives to find out whether there is an effect of health education through demonstration methods regarding the position and attachment to the adequacy of breastfeeding in infants aged 0-6 months in Karang Pule Village, Karang Pule Health Center Working Area in 2019.The design of this study used the Quasi Experiment design. With the sampling technique that is Total sampling where all populations of infants aged 0-6 years were sampled as many as 38 people. Test the hypothesis using the Wilcoxon test and the Mann Whitney U-test.in the intervention group the minimum score of skills before being given health education for the intervention group was obtained (8-16), in the posttest the results were obtained (13-19). Whereas in the control group with the minimum-maximum value obtained the results of the pretest (8-11) and the posttest results (18-18). Test the skills analysis using the Wilcoxon test in the intervention group obtained results p value = 0,000 and the control group results p value = 0,000. The results of the Mann Whitney test for the adequacy of ASI were obtained by the value of p value = 0.039. there is a significant effect of health education through the demonstration method on the adequacy of breastfeeding in infants aged 0-6 months.There is the influence of health education through demonstration methods to treat the position and attachment to the adequacy of breast milk there are infants aged 0-6 months in Karang Pule Village Karang Pule Health Center Working Area in 2019
PERBEDAAN ANTARA KOMBINASI MASSAGE WOOLWICH DAN MASSAGE ROLLING DENGAN TEKNIK MARMET TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG PULE Juninda Nurfija; Ni Nengah Arini Murni
Jurnal Midwifery Update (MU) Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Midwifery Update (MU)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jmu.v2i2.99

Abstract

ASI eksklusif merupakan salah satu program yang cukup sulit dikembangkan karena berkaitan dengan berbagai permasalahan sosial di masyarakat. Untuk mencegah dan menangani masalah laktasi tersebut, maka dimungkinkan sebuah intervensi yaitu Kombinasi Masssage Woolwich dan Massage Rolling serta Tekhnik Marmet. Dilakukannya penelitian ini yaitu guna mengetahui adanya perbedaan Kombinasi Masssage Woolwich dan Massage Rolling dengan Tekhnik Marmet terhadap produksi ASI ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Karang Pule. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Quasi Eksperiment dengan menggunakan rancangan post test only design with control group. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Karang Pule, sampel diambil dengan consecutive sampling dengan jumlah 34 orang. Analisis data menggunakan Independent T- test untuk mengetahui adanya perbedaan produksi ASI antara dua kelompok intervensi. Produksi ASI pada kelompok intervensi kombinasi massage woolwich dan massage rolling didapatkan rata-rata yaitu 29,12 cc. Sementara produksi ASI pada kelompok dengan tehnik marmet didapatkan rata-rata yaitu 22,35 cc. Uji statistik yang digunakan adalah Independent T-test didapatkan hasil nilai t sebesar 2,617 dan signifikansi (p) 0,013 < 0,05. Ada Perbedaan antara kombinasi massage woolwich dan massage rolling dengan tekhnik  marmet terhadap produksi ASI ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Karang Pule Tahun 2019. Exclusive breastfeeding is one program that is quite difficult to develop because it is related to various social problems in the community. To prevent and deal with the problem of lactation, an intervention is possible, namely a combination of wolwich massage, Rolling Massage and Marmet Technique. This research is conducted to find the different of woolwich massage combination and rolling massage with marmet technique to milk production of postpartum mother in the working area of Karang Pule Public Health Center in 2019. This study used a Quasi Experiment design using a post test only design with control group. The population was all postpartum mothers at working area of Karang Pule Public Health Center, samples were taken with consecutive sampling with a total of 34 people. Data analysis used the Independent T-test to determine the differences in ASI production between the two intervention groups. Breast milk production in the intervention group combined of woolwich massage and rolling massage obtained an average of 29.12 cc. While breast milk production in the group with the marmet technique was obtained an average of 22.35 cc. The statistical test used is the Independent T-test, the results of the t value are 2.617 and the significance (p) is 0.013 <0.05. There is a difference between the combination of massage woolwich and rolling massage with marmet techniques on the production of breast milk for postpartum mothers in the work area of the Karang Pule Health Center in 2019.
PENGARUH METODE PENYEGARAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KADER DALAM PROGRAM KELUARGA BALITA PADA BAYI UMUR 12 BULAN DI POSYANDU DASAN AGUNG LAMA WILAYAH KERJA PUSKESMAS DASAN AGUNG TAHUN 2018 Hasniatun Iza; Ati Sulianty
Jurnal Midwifery Update (MU) Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Midwifery Update (MU)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jmu.v2i1.78

Abstract

Gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak di indonesia mencapai 35,7% dan tergolong dalam masalah kesehatan masyarakat yang tinggi menurut acuan WHO karena masih di atas 30%. Oleh sebab itu penanggulangan dapat dicegah lebih awal yang menjadi tanggung jawab semua pihak baik pembuat kebijakan maupun petugas kesehatan dan masyarakat sekitar. Kader kesehatan berperan sebagai ujung tombak dari pemantauan pertumbuhan balita di wilayah tempat  tinggal, karena terjun langsung ditengah masyarakat  sehingga tingkat pengetahuan dan sikap kader menjadi hal yang sangat penting. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari pemberian penyegaran pengetahuan dan keterampilan kader terhadap program bina keluarga balita di posyandu wilayah kerja puskesmas Dasan Agung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimental dimana kader akan mendapatkan penyegaran pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan pemantauan tumbuh kembang balita. Untuk mengetahui pengaruh dari penyegaran tersebut akan dilakukan pretest dan posttest kemudian hasil kedua test akan dibandingkan untuk mengetahui pengaruh penyegaran tersebut. dan Hasilnya adalah penyegaran tersebut telah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader Posyandu sebanyak 64,55% untuk peningkatan pengetahuannya dan 24,26% untuk peningkatan keterampilannya. Sehingga artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian metode penyegaran terhadap pengetahuan dan keterampilam kader dalam program Bina Keluarga Balita. Impaired growth and development in children in Indonesia reaches 35.7% and is classified as a high public health problem according to WHO references because it is still above 30%. Therefore, prevention can be prevented early which is the responsibility of all parties, both policy makers and health workers and the surrounding community. Health cadres play a role as the spearhead of monitoring the growth of children under five in the area where they live, because they are directly involved in the community so that the level of knowledge and attitudes of cadres is very important.The purpose of this study was to find out whether there was an influence from giving a refreshment of cadre knowledge and skills to the toddler family development program at the posyandu in the working area of the Dasan Agung health center. The method used in this study is an experimental quasi method where cadres will get a refresh of knowledge and skills in monitoring toddler growth and development. To know the effect of the refresher will be done pretest and posttest then result of second test will be compared to know influence of refresher. and the result is that refresher has increased the knowledge and skills of Posyandu cadres by 64.55% to increase their knowledge and 24.26% to increase their skills. So that means that there is a significant influence from the provision of refreshment methods on cadre knowledge and skills in the Toddler Family Development program
KONSUMSI SUSU FORMULA TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK PRASEKOLAH DI PGTKIT ALHAMDULILLAH BANTUL YOGYAKARTA Imroatul Azizah; Dwi Yulinda
Jurnal Midwifery Update (MU) Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Midwifery Update (MU)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jmu.v2i1.69

Abstract

AbstrakPemberian susu formula  dianggap sebagai pengganti air susu ibu yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Kandungan yang ada dalam susu formula sering diabaikan terutama kadnungan sukrosa atau gula pada masing-masing merk. Tingginya kadar gula akan menurunkan pH plak dengan cepat sampai pada level yang dapat menyebabkan demineralisasi email sehingga terjadi kerusakan pada gigi. Selain itu defisiensi beberapa vitamin dan mineral juga mendorong terjadinya karies pada gigi seperti defisiensi vitamin A, B, C, dan D, kalsium, fosfor fluor dan zinc. Anak-anak di bawah 12 tahun merupakan kelompok rentan terjadinya masalah pada gigi berupa gigi berlubang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi susu formula dengan kejadian karies gigi pada anak prasekolah. Metode yang digunakan pada penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan teknik pengambilan sampel secara acak. Analisa data mengunakan Chi-Square. Hasil yang diperoleh sebagian besar responden dengan jenis kelamin laki-laki 53,3%, usia 3-5 tahun 54,4%, 70,2% mengalami karies gigi, dengan jumlah konsumsi susu formula ≤3 kali/hari 50,9%. Chi-Square menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,005 nilai p-value yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa ada hubungan antara konsumsi susu formula dengan kejadian karies gigi di PG-TKIT. Di hari pemberian minuman seperti susu formula yang hampir semua merk mengandung sukrosa dan oral-higiene yang salah merupakan penyebab terjadinya karies gigi. Hal ini dikarenakan sukrosa merupakan gula yang paling kariogenik (menyebabkan gigi berlubang), ditambah waktu kebiasaan gosok gigi yang salah. Di perlukan penyuluhan kesehatan tentang konsumsi susu formula serta kebiasaan menggosok gigi kepada orang tua sehingga mengindari terjadinya karies gigi pada anak.  AbstractIntroduction: Provision of formula milk as a substitute for breast milk is needed to meet the nutritional needs for growth and development of children. The content in formula milk is often overlooked in terms of sucrose or sugar in each brand. High levels of sugar will reduce pH quickly to a level that can cause enamel demineralization resulting in tooth decay. Besides deficiencies of some vitamins and minerals are also supported by dental caries such as deficiencies of vitamins A, B, C and D, calcium, fluorine phosphorus and zinc. Children under 12 years are a group vulnerable to problems with teeth consisting of cavities. Objective: This research is to study the relationship between consumption of formula milk and the incidence of dental caries in preschool childrenMethod: This is a quantitative descriptive study with cross sectional research and random sampling techniques. Data analysis using Chi-Square Results: Most respondents were male 53.3%, 3-5 years old 54.4%, 70.2% used dental caries, with the consumption of formula milk kali3 times / day 50.9%. Chi-Square produced a significance value of 0.005 p-value less than 0.05 between the consumption of formula milk and the incidence of dental caries in PG-TKIT Alhamdulilah. The provision of drinks such as formula milk that most contain sucrose and oral-hygiene which is the cause of the use of dental caries. This is because sucrose is the most cariogenic sugar (causing cavities), plus the time of the wrong tooth brushing habit. In need of health education about the consumption of formula milk and the habit of brushing teeth to parents so as to avoid dental caries in children.  
PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO DEPRESI POST PARTUM DI KOTA DENPASAR TAHUN 2019 I Komang Lindayani; Gusti Ayu Marhaeni
Jurnal Midwifery Update (MU) Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Midwifery Update (MU)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jmu.v2i2.94

Abstract

Depresi post partum dapat dialami oleh ibu nifas sejak 2 minggu sampai dengan 1 tahun setelah melahirkan. Kondisi ini jika dideteksi sejak awal dan dapat penanganan yang tepat, akan dapat mencegah masalah lebih lanjut. Identifikasi gejala depresi dan faktor risiko terjadinya depresi post partum penting dilakukan. Kuesioner Edinburgh Postpartum Depression Scale (EPDS)sudah sangat umum digunakan di seluruh dunia untuk mendeteksi adanya depresi post partum dengan tingkat sensitivitas sebesar 80% dan spesifitas 84,4%. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung prevalensi kejadian depresi post partum di Kota Denpasar Tahun 2019, mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian depresi post partu dan menganalisis hubungan antara faktor risiko yang ditemukan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan desain cross sectional. Penelitian dilaksanakan di 3 (tiga) puskesmas rawat inap yaitu Puskesmas I Denpasar Timur, IV Denpasar Selatan dan II Denpasar Barat. Responden berjumlah 67 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner EPDS,  kuesioner faktor yang terkait dengan kehamilan, persalinan dan nifas, dan kuesioner faktor sosial. Analisis univariat dengan menghitung proporsi, analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi Square dan analisis multivariate dengan menggunakan regresi logistic. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kejadian depresi post partum sebesar 25,4%. Faktor risiko yang berhubungan secara bermakna dengan kejadian depresi post partum antara lain : jenis keluarga, nutrisi untuk bayi dan dukungan keluarga. Sedangkan faktor risiko usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga, paritas, status kehamilan, komplikasi persalinan dan jenis kelamin bayi tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Hasil regresi logistik menunjukkan nutrisi untuk bayi memiliki hubungan yang paling kuat dengan kejadian depresi post partum. Post partum depression can be experienced by postpartum mothers from 2 weeks to 1 year after giving birth. This condition, if detected early and can be handled properly, will be able to prevent further problems. Identification of depressive symptoms and risk factors for post partum depression is important. The Edinburgh Postpartum Depression Scale (EPDS) questionnaire has been very commonly used worldwide to detect post partum depression with a sensitivity level of 80% and a specificity of 84.4%. This study aims to calculate the prevalence of post partum depression events in Denpasar City in 2019, determine the risk factors associated with the incidence of post partum depression and analyze the relationship between risk factors found. This research is an observational research with cross sectional design. The study was conducted in 3 (three) inpatient puskesmas, namely Puskesmas I Denpasar Timur, IV Denpasar Selatan and II Denpasar Barat. Respondents numbered 67 people. The instruments used were EPDS questionnaire, factor questionnaire related to pregnancy, childbirth and puerperium, and social  factor questionnaire. Univariate analysis by calculating proportions, bivariate analysis using the Chi Square test and multivariate analysis using logistic regression.The results showed the prevalence of post partum depression was 25.4%. Risk factors significantly related to the incidence of post partum depression include: type of family, nutrition for infants and family support. While risk factors for age, education, occupation, family income, parity, pregnancy status, complications of childbirth and sex of the baby did not show a significant relationship. Logistic regression results show that nutrition for infants has the strongest association with the incidence of post partum depression. 
ANALISIS UMUR DAN PEKERJAAN PASANGAN USIA SUBUR PADA PEMANFAATAN PELAYANAN KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KARANG INTAN 2 KABUPATEN BANJAR Januarsih Januarsih
Jurnal Midwifery Update (MU) Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Midwifery Update (MU)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jmu.v2i1.74

Abstract

 Pemberian pelayanan  alat  kontrasepsi adalah  upaya  yang dilakukan  untuk meningkatkan kualitas keluarga. Selama kurun waktu dua dasawarsa, pelayanan kontrasepsi dalam pembangunan KB di Indonesia telah memperoleh hasil yang cukup menggembirakan. Pada SDKI tahun 2003 ada sebesar 57,4% wanita menikah yang memakai alat kontrasepsi. SDKI 2007 didapatkan data sebesar 61,4% wanita menikah yang memakai alat kontrasepsi SDKI 2008.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan umur dan pekerjaan pasangan usia subur dengan pemanfaatan pelayanan kontrasepsi di Puskesmas Karang Intan 2 Kabupaten BanjarMetode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study yang dimaksudkan untuk mengetahui dinamika hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.Hubungan antara umur dengan pemanfaatan pelayanan alat kontrasepsi pada PUS di Puskesmas Karang Intan 2 Kabupaten Banjar Tahun 2019  (p= 0,010). Hubungan antara pekerjaan dengan pemanfaatan pelayanan alat kontrasepsi KB pada PUS di Puskesmas Karang Intan II Kabupaten Banjar Tahun 2019  (p= 0,004).  The provision of contraceptive services is an effort made to improve the quality of the family. Over the past two decades, contraceptive services in the development of family planning in Indonesia have received quite encouraging results. In the 2003 IDHS, 57.4% of married women were using contraception. The 2007 IDHS data showed 61.4% of married women who used the 2008 IDHS contraception.The purpose of this study was to determine the factors associated with the use of contraceptive services in infertile couples in Karang Intan 2 Health Center, Banjar District Quantitative research methods with a cross sectional study approach that is intended to determine the dynamics of the relationship between independent variables with the dependent variable.The relationship between age and the use of family planning contraception services at PUS in Karang Intan 2 Health Center in Banjar Regency in 2019 (p = 0.010). The relationship between work and the use of family planning contraception services at PUS at Karang Intan II Health Center in Banjar Regency in 2019 (p = 0.004). 
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PERKEMBANGAN PADA BAYI USIA 3 SAMPAI 6 BULAN DI KELURAHAN MANDALIKA WILAYAH KERJA PUSKESMAS CAKRANEGARA TAHUN 2019 Junita Mariana; Rita Sopiatun
Jurnal Midwifery Update (MU) Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Midwifery Update (MU)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jmu.v2i2.100

Abstract

Masalah pertumbuhan dan perkembangan masih menjadi permasalahan kesehatan anak pada saat ini. Menurut WHO tahun 2013 mencatat bahwa setiap tahun lebih dari 200 juta anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.Data nasional Menurut Kemenkes RI bahwa pada tahun 2010, sebesar 11,5 % anak balita di Indonesia mengalami kelainan pertumbuhan dan perkembangan sedangkan dari data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan total indeks perkembangan anak di Indonesia mencakup  88,3 % . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap Perkembangan pada bayi usia 3 sampai 6 bulan di Kelurahan Mandalika wilayah kerja Puskesmas Cakranegara Adapun metode penelitian yang digunakan dalam proposal ini adalah quasi eksperimen dengan rancangan non equivalent control group dan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah bayi yang berusia 3-6 bulan yang memiliki perkembangan meragukan atau menyimpang, dengan jumlah sampel 30 bayi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan april 2019.Hasil Penelitian menunjukkan  bahwa setelah dilakukan uji mann whitney didapatkan hasil analisis pengaruh pijat bayi terhadap perkembangan pada kelompok eksperimen dan kelompok control yaotu  p value = 0,000 < α (0,05) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terhadap perkembangan bayi. Ada pengaruh pijat bayi terhadap perkembangan bayi pada usia 3-6 bulan.The problem of growth and development is still a child health problem at this time. According to the 2013 WHO noted that every year more than 200 million children experience growth and development disorders. National data According to the Indonesian Ministry of Health that in 2010, 11.5% of children under five in Indonesia experienced abnormalities in growth and development while from the Riskesdas in 2018 showed the total child development index in Indonesia includes 88.3%. the purpose of this study is to know the Influence of Baby Message for Baby Development at the ages 3 – 6 months on Working Region of Cakranegara Health Center in 2019. The research method used in this proposal was quasi-experimental with a non equivalent control group design and the sampling technique was purposive sampling. The population in this study were babies aged 3-6 months who had dubious or deviant development, with a sample of 30 babies. This research was conducted in April 2019. The result of this study is after the Mann Whitney test, the results of the analysis of the effect of infant massage on the development in the experimental group and the control group p value = 0.000 <α (0.05) showed that there were differences between the experimental group and the control group on baby development, so there is an effect of baby massage on the development of babies at the age of 3-6 months.
INTENSITAS NYERI PINGGANG DAN PINGGUL PADA IBU HAMIL YANG MELAKSANAKAN YOGA PRENATAL DI KOTA DENPASAR Ni Made Dwi Purnamayanti; Gusti Ayu Eka Utarini
Jurnal Midwifery Update (MU) Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Midwifery Update (MU)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jmu.v2i2.90

Abstract

Nyeri pinggang dan panggul merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh wanita hamil terutama pada akhir kehamilan. Olah raga termasuk yoga prenatal merupakan strategi yang efektif dan disarankan untuk mengatasi nyeri pinggang dan panggul. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran intensitas nyeri pinggang dan panggul pada ibu hamil trimester III yang melaksanakan yoga prenatal di Kota Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional terhadap 96 ibu hamil trimester III yang melaksanakan yoga prenatal di kota Denpasar. Didapatkan hasil rerata intensitas nyeri pinggang dan panggul yang dirasakan adalah 1.88 (SD ±2.202). Sebagian besar responden (41.7%) merasakan nyeri pada area tulang belakang disekitar lumbal hingga diatas sacrum.Intensitas nyeri pinggang dan pelvis pada ibu hamil trimester III di Kota Denpasar yang melaksanakan yoga prenatal tergolong nyeri intensitas ringan.Lumbopelvic pain are common complaints felt by pregnant women. Exercise, including prenatal yoga, is an effective strategy and is recommended for treating pregnancy-related lumbopelvic pain. The purpose of the syudi is to know the intensity of pregnancy-related lumbopelvic painamong woman who performe prenatal yoga in Denpasar. This study was an observational descriptive study with a cross sectional approach. The subjeck study was 96 third trimester pregnant women who performed prenatal yoga in Denpasar. The mean pain intensity was 1.88 (SD ± 2.202). Most respondents (41.7%) felt pain in the spinal area around the lumbar to above the sacrum. The intensity of pregnancy-related lumbopelvic pain among third trimester pregnant women in Denpasar who performe prenatal yoga is mild pain.
PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR DI PUSKESMAS KARANG INTAN 2 KABUPATEN BANJAR Rita Kirana; Wardah Tilah Yuliani
Jurnal Midwifery Update (MU) Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Midwifery Update (MU)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jmu.v2i1.70

Abstract

AbstrakPemberian pelayanan  alat  kontrasepsi adalah  upaya  yang dilakukan  untuk meningkatkan kualitas keluarga. Selama kurun waktu dua dasawarsa, pelayanan kontrasepsi dalam pembangunan KB di Indonesia telah memperoleh hasil yang cukup menggembirakan. Pada SDKI tahun 2003 ada sebesar 57,4% wanita menikah yang memakai alat kontrasepsi. SDKI 2007 didapatkan data sebesar 61,4% wanita menikah yang memakai alat kontrasepsi SDKI 2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendidikan dan pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan kontrasepsi pada pasangan usia subur di Puskesmas Karang Intan 2 Kabupaten Banjar. Metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study yang dimaksudkan untuk mengetahui dinamika hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini tidak ada hubungan antara pendidikan dengan pemanfaatan pelayanan alat kontrasepsi KB (p= 0,209) dan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan alat kontrasepsi KB pada PUS  (p= 0,016). Disarankan bagi petugas kesehatan memberikan informasi tentang pemanfaatan pelayanan alat kontrasepsi KB pada pasangan usia subur untuk meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan alat kontrasepsi. AbstractThe provision of contraceptive services is an effort made to improve the quality of the family. Over the past two decades, contraceptive services in the development of family planning in Indonesia have received quite encouraging results. In the 2003 IDHS, 57.4% of married women were using contraception. The 2007 IDHS data showed 61.4% of married women who used the 2008 IDHS contraception The purpose of this study was to determine the factors associated with the use of contraceptive services in infertile couples in Karang Intan 2 Health Center, Banjar District. Quantitative research methods with a cross sectional study approach that is intended to education and knowledge the dynamics of the relationship between independent variables with the dependent variable. There was no relationship between education and the use of family planning contraception services at PUS 2019 (p = 0.209) and there is a relationship between knowledge and the use of family planning contraception services at PUS (p = 0.016). It is recommended for health workers to provide information about the use of contraceptive services in fertile age couples to increase knowledge about the use of contraceptives. 
EFEKTIFITAS KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENOREA DENGAN SKALA BOURBANIS PADA REMAJA PUTRI DI SMPN 1 KARTOHARJO MAGETAN Astin Nur Hanifah; Syahda Febby Kuswantri
Jurnal Midwifery Update (MU) Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Midwifery Update (MU)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jmu.v2i2.95

Abstract

Dismenorea terbagi menjadi dismenorea primer yaitu nyeri karena kontraksi miometrium akibat produksi prostaglandin tanpa kelainan pada pelvis, dismenorea sekunder dimana nyeri disertai kelainan pada pelvis. Prevalensi dismenorea di Indonesia sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenorea primer dan 9,36% dismenorea sekunder. Dilaporkan 30-60% remaja wanita yang mengalami dismenorea, sebanyak 7-15% tidak pergi ke sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dan studi pendahuluan yang dilakukan oleh siswi di SMPN 1 Kartoharjo Magetan Tahun 2020 dan diambil secara acak, didapatkan hasil bahwa dari 104 siswi didapatkan 58 siswi mengalami dismenorea dan tidak mengikuti pelajaran dikelas.Penelitian ini merupakan yang bersifat eksperimen semu (Quasi Experiment).Rancangan penelitian ini adalah Penelitian ini menggunakan one group pretest-posttest. Besar sampel berdasarkan total populasi sejumlah 58 responden. .Variabel bebas adalah Kompres Hangat. Variabel Terikat adalah Nyeri Dismenorea. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan Uji Paired Sample T-Test. Pengukuran tingkat nyeri menggunakan skala Bourbanis. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswi sebelum diberikan kompres hangat didapatkan tingkat nyeri 4 dan  5 yang merupakan nyeri sedang setelah dilakukan intervensi mengalami penurunan menjadi 2 dan 3 (Nyeri ringan). Siswi dapat berperan aktif dalam membantu menanggulangi masalah nyeri haid utamanya pada remaja dengan melakukan kompres hangat, siswi bisa mengatasi pada saat nyeri haid dengan melakukan Kompres Hangat secara teratur pada saat Dismenorea. Dysmenorrhoea is divided into primary dysmenorrhoea, namely pain due to myometrial contraction due to prostaglandin production without abnormalities in the pelvis, secondary dysmenorrhoea where pain is accompanied by abnormalities in the pelvis. The prevalence of dysmenorrhoea in Indonesia is 64.25% consisting of 54.89% primary dysmenorrhea and 9.36% secondary dysmenorrhoea. It is reported that 30-60% of young women who experience dysmenorrhoea, as much as 7-15% do not go to school. Based on the results of interviews and preliminary studies conducted by students at SMPN 1 Kartoharjo Magetan in 2020 and taken randomly, it was found that out of 104 students, 58 students had dysmenorrhoea and did not attend class lessons. This research is a quasi-experimental (Quasi Experiment). The design of this study was a pre and postest design. The sample size is based on a total population of 58 respondents. The independent variable is the Relaxation Technique. The dependent variable is Dysmenorrhoea Pain. Data collection using a questionnaire. Data analysis used Paired Sample T-Test. The results showed that before being given the relaxation technique, the students had pain levels of  4 and 5 which were moderate pain after the intervention decreased to 2 and 3 (mild pain). Students can play an active role in helping to overcome the problem of menstrual pain, especially in adolescents by doing the Relaxation Technique, students can overcome menstrual pain by doing warm compresses regularly during dysmenorrhoea.