cover
Contact Name
Rizaldy Purnamo Pedju
Contact Email
-
Phone
+6282346016601
Journal Mail Official
jurnal.potretpemikiran@iain-manado.ac.id
Editorial Address
Jl. Dr. SH Sarundajang, Kawasan Lingkar I, Malendeng Manado Kode Pos 95128
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Potret Pemikiran
ISSN : 16931874     EISSN : 25280376     DOI : -
Potret Pemikiran terdaftar dengan nomor ISSN 1693-1874 (Cetak), ISSN 2528-0376 (Online) adalah jurnal peer-review yang diterbitkan dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado. Potret Pemikiran mulai menerbitkan artikel-artikel versi cetak pada tahun 2000. Potert Pemikiran adalah jurnal pertama di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Manado yang sekarang bertranformasi menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado. Saat itu, Potret Pemikiran melingkupi cangkupan ilmu secara umum, yaitu ilmu politik, hukum, ekonomi, pendidikan, serta agama hingga tahun 2018. Sejak tahun 2019, Jurnal Potret Pemikiran fokus dan jangkauannya terkait Pemikiran Islam di bidang: Filsafat, Tasawuf, Politik Islam dan sosial Keagamaan, serta terjadi perubahan gaya selingkung yaitu menjadi APA 6th Edition (American Psychological Association).
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 24, No 2 (2020)" : 7 Documents clear
TRADISI NGEJOT: POSITIVE RELATIONSHIP ANTAR UMAT BERAGAMA Sepma Pulthinka Nur Hanip; Muhammad Yuslih; Laesa Diniaty
Potret Pemikiran Vol 24, No 2 (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v24i2.1317

Abstract

ABSTRACT Tradition ngejot has a very strategic role in an effort to take care of harmony between the Hindus and Islam in Lombok. Religious sentiments and cultural differences can be put together in a tradition that produce a positive relationship in the form of mutual care, tolerance, and uphold humanity as the container of happiness. This study aims to trace the history and basic principles of the tradition ngejot between the Sasak and Balinese in Lombok as an effort to knit the harmony for the happiness for the followers of the religion. In recent years, the tradition of ngejot almost never applied between the two religions. methods research using qualitative-descriptive approach of psychology and sociology. Technique of collecting data done by observation, interview, and documentation. The procedure of data analysis refers to the framework of Milles and Huberman. The results of the research about the traditions ngejot this ie. (1). Tradition ngejot have the value of a long history as a means of harmony among religions and cultures with reference to the basic principles of each religion. (2). Tradition ngejot in addition to fostering a sense of tolernasi and harmony, as well as a means to the happiness of religion.(3) filing it with the value of tradition ngejot caused by the modernization which is characterized by technology such as social media and the lack of understanding of religious and local culture. Keywords: Ngejot Tradition; Positive Relationship; Happiness; Modernization       ABSTRAKTradisi ngejot memiliki peran yang sangat strategis sebagai upaya untuk merawat harmoni antara umat Hindu dan Islam di Lombok. Sentimen agama dan perbedaan budaya dapat disatukan dalam sebuah tradisi yang menghasilkan positive relationship berupa sikap saling peduli, toleransi, dan menjunjung tinggi kemanusiaan sebagai wadah kebahagiaan.  Penelitian ini bertujuan untuk melacak sejarah dan prinsip dasar dari tradisi ngejot antara masyarakat Suku Sasak dan Bali di Lombok sebagai upaya merajut harmoni untuk kebahagiaan bagi para pemeluk agama. Dalam beberapa tahun belakangan ini, tradisi ngejot hampir tidak pernah diterapkan antara dua pemeluk agama. metode penelitian menggunakan kualitatif-deskriptif dengan pendekatan psikologi dan sosiologi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Prosedur analisis data mengacu pada kerangka Milles dan Huberman. Hasil dari penelitian tentang tradisi ngejot ini yaitu. (1). Tradisi ngejot memiliki nilai sejarah yang panjang sebagai sarana harmoni antar agama dan budaya dengan mengacu pada prinsip-prinsip dasar agama masing-masing. (2). Tradisi ngejot selain memupuk rasa tolernasi dan harmoni, sekaligus sarana untuk kebahagiaan pemeluk agama.(3) mengikisnya nilai tradisi ngejot disebabkan oleh modernisasi yang bercirikan tekhnologi seperti media sosial dan kurangnya pemahaman keagamaan dan budaya lokal. Kata kunci: Tradisi Ngejot; Positive relationship; Kebahagiaan; Modernisasi
PERILAKU RELIGIUS MAHASISWA PECANDU ALKOHOL Fahrurrazi Fahrurrazi
Potret Pemikiran Vol 24, No 2 (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v24i2.1318

Abstract

ABSTRACTThis paper departs from the unique phenomenon that is experienced by students as alcoholics. The rise of the consumer of alcohol among the students damage the image of the campus it self. Alcohol consumption is deviant behavior. Not only that, alcohol can also eliminate the religiosity of a person. But not for the students, as people who are educated and understand the dangers of alokohol. Pleased with this, it is important to study related to forms of religious conduct student alcohol addict as well as the factors that cause the students still consume alcohol although active in the religious practices and social. This research uses qualitative approaches are phenomenology, where the source of the research consists of five people who have the status as students at several campuses in Yogyakarta. Interview and observation as methods of data collection, while data analysis was done in three stages, namely data reduction, data presentation and data verification. The results showed that students with addictions alcoholics have the attitude of a good religious relationship with God and fellow human beings, such as praying, fasting, helping people in need and participate in community social activities. As for the reasons of students as individuals who are alcoholics, but still internalize religious values and the social in everyday life is because of views and his intentions in taking the alcohol it self. If consuming alcohol because it has become a custom or as a step to calm your self and forget about the problem then it will never bring up the of negative or evil actions.Keywords: The behavior of the religious; Alcohol; Students ABSTRAKTulisan ini berangkat dari fenomena unik yang dialami oleh mahasiswa yakni sebagai pecandu alkohol. Maraknya konsumen alkohol di kalangan mahasiswa merusak citra kampus itu sendiri. Mengonsumsi alkohol merupakan perilaku menyimpang. Tidak hanya itu, alkohol juga dapat menghilangkan religiusitas seseorang. Namun tidak untuk mahasiswa, sebagai orang yang berpendidikan dan paham akan bahaya alokohol. Berkenan dengan hal tersebut, maka penting untuk dikaji terkait dengan bentuk-bentuk perilaku religius mahasiswa pecandu alkohol serta faktor-faktor penyebab mahasiswa tetap mengonsumsi alkohol meskipun aktif dalam praktek-praktek keagamaan dan sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bersifat fenomenologi, dimana sumber penelitian terdiri dari lima orang yang berstatus sebagai mahasiswa di beberapa kampus di Yogyakarta. Wawancara dan observasi sebagai metode pengumpulan data, sedangkan analisis data dilakukan dengan tiga tahap, yakni reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa dengan adiksi pecandu alkohol memiliki sikap religius baik hubungannya dengan Tuhan maupun sesama manusia, seperti shalat, puasa, membantu orang yang membutuhkan dan ikut serta dalam kegiatan sosial masyarakat. Adapun alasan mahasiswa sebagai individu yang pecandu alkohol, namun tetap menginternalisasikan nilai-nilai religius dan sosial dalam kehidupan sehari-hari adalah karena pandangan dan niatnya dalam mengonsumsi alkohol itu sendiri. Jika mengonsumsi alkohol karena sudah menjadi adat atau sebagai langkah untuk menenangkan diri dan melupakan masalah maka tidak akan pernah memunculkan perilak negatif atau tindakan kejahatan.Kata kunci: Perilaku religius; Alkohol; Mahasiswa
LIVING QUR’AN DALAM KONTEKS MASYARAKAT PEDESAAN (STUDI PADA MAGISITAS AL-QUR’AN DI DESA MUJUR LOR, CILACAP) Akhmad Roja Badrus Zaman
Potret Pemikiran Vol 24, No 2 (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v24i2.1320

Abstract

ABSTRACTThe Qur'an is truly a holy book that contains moral teachings and is a guide for humans to the path that God accepts.  It's just that, when the Qur'an is present and consumed by the community, it experiences various responses that are implemented in various receptions-positioning, the Qur'an in their lives.  The variety of receptions seems to be a concrete indicator of expressions that are often labeled with him, sa> lih {li kulli zama>n wa maka>n or having relevance to various situations and conditions.  This article examines the Qur'an receptions in the community of Mujur Lor Village, Kec.  Kroya, Kab.  Cilacap.  The method used in this research is descriptive-qualitative and included in the type of field research.  In obtaining the data, the researchers use an instrument that is in-depth interviews, observation, and study of the relevant documents. The analysis used by researchers is, as submitted by Mohd. Soehadha, ie the reduction of data, display of data, and conclusion. In clarifying the validity of the data, researchers conducted the extension of participation, and triangulation of sources and methods. From the research carried out, it can be known, among others: 1) Al-Qur'an is positioned by some people of Mujur Lor Village as an object that has magical power; 2) Implications of that view are implemented in their various receptions on the Qur'an, among  others: as a medium of treatment, as a medium of protection from spirits, reject reinforcements, as a medium to facilitate life's problems-such as ease in the death cycle, ease in the delivery process, and requests for the birth of an ideal baby, who inherit the traits of figures in Al-  Qur'an, like Prophet Yunus, Prophet Muhammad, Mary, and so on. Keywords: Reception; Al-Qur’an; Community of Mujur Lor Village ABSTRAKAl-Qur’an pada dasarnya adalah kitab suci yang berisi pelbagai ajaran teologis dan sosial yang menjadi petunjuk bagi manusia menuju ke jalan yang diridhai Tuhan. Hanya saja, ketika Al-Qur’an hadir dan dikonsumsi oleh masyarakat, ia mengalami pelbagai respon yang terimplementasi dalam banyaknya praktik living quran-memposisikan Al-Qur’an di luar kapasitasnya sebagai sebuah teks dalam kehidupan mereka. Fenomena-fenomena tersebut nampaknya dapat menjadi indicator konkret atas ungkapan yang sering dilabelkan kepada Al-Qur’an bahwa ia adalah kitab yang sa>lih{ li kulli zama>n wa maka>n atau memiliki relevansi dengan berbagai situasi dan kondisi. Artikel ini mengkaji praktik living Al-Qur’an di masyarakat Desa Mujur Lor, Kec. Kroya, Kab. Cilacap. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif dan termasuk dalam jenis penelitian lapangan. Dalam menggali sumber data, peneliti menggunakan berbagai instrument, seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi atau studi atas dokumen terkait. Analisis yang peneliti gunakan adalah sebagaimana yang disampaikan Mohd. Soehadha, yaitu dengan reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Di dalam mengklarifikasi keabsahan data, peneliti melakukan perpanjangan keikutsertaan, serta triangulasi sumber maupun metode. Dari penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa: 1) Al-Qur’an diposisikan oleh sebagian Masyarakat Desa Mujur Lor sebagai benda yang memiliki kekuatan magis; 2) Implikasi dari pandangan tersebut terimplementasi dalam berbagai resepsi mereka terhadap Al-Qur’an, antara lain: sebagai media pengobatan, sebagai media perlindungan dari makhluk halus, tolak bala, sebagai media untuk mempermudah persoalan hidup-seperti kemudahan dalam sakaratul maut, kemudahan dalam proses persalinan, dan permohonan lahirnya bayi yang ideal, yang mewarisi sifat-sifat figur dalam Al-Qur’an, seperti Nabi Yunus, Nabi Muhammad, Maryam, dan lain sebagainya.Kata Kunci: Resepsi; Al-Qur’an; Masyarakat Desa Mujur Lor
EFEK HOAX COVID-19 BAGI IGENERATION DI KABUPATEN BURU A. Yusdianti Tenriawali; Suryani Suryani; Ibnu Hajar; M Chairul Basrun Umanailo
Potret Pemikiran Vol 24, No 2 (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v24i2.1201

Abstract

ABSTRACTIndonesia is prone to being affected by hoaxes because the number of internet accesses reaches more than 50 percent of Indonesia's population. The impact of the distribution of hoax content is relatively diverse. Starting from causing anxiety and fear in some community groups to becoming national attention through mass media coverage. This study aims to determine how the Covid-19 hoax effect for iGeneration in Buru Regency. This research is a field research. The population in this study were students of Universitas Iqra Buru, Buru Regency, Maluku. Data collection techniques in this study using observation, interviews, and documentation. The data that has been collected is analyzed based on the effect theory and mass communication function to determine the effects of hoax news. The results showed that the hoax issues that most circulated on social media during the Covid-19 pandemic were SARA hoaxes, health hoaxes, and politics hoaxes. Based on the research results, it can be seen that there is a tendency for SARA hoaxes and political hoaxes to have an affective effect on the community, especially for iGeneration in Buru Regency. Health hoaxes tend to have a conative effect on the community. Keywords: Social media; Hoaks Covid-19; iGenerationABSTRAKIndonesia rentan terpengaruh hoaks karena jumlah pengakses internet mencapai lebih dari 50 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Dampak yang ditimbulkan dari sebaran konten hoaks itu relatif beragam. Mulai dari menimbulkan keresahan dan ketakutan di sebagian kelompok masyarakat hingga menjadi perhatian nasional melalui pemberitaan media massa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah efek hoaks covid-19 bagi iGeneration di Kabupaten Buru. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Iqra Buru, Kabupaten Buru, Maluku. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis berdasarkan teori efek dan fungsi komunikasi massa untuk mengetahui efek berita hoaks. Hasil penelitian menunjukkan isu hoaks yang paling banyak beredar di media sosial selama pandemi Covid-19 adalah hoaks SARA, kesehatan, dan politik. Berdasarkan hasil penelitian terlihat adanya kecenderungan hoaks SARA dan hoaks politik memberi efek afektif kepada masyarakat, khususnya bagi iGeneration di Kabupaten Buru. Adapun hoaks kesehatan cenderung memberi efek konatif kepada masyarakatKata kunci: Media sosial; Hoaks Covid-19; iGeneration
MAGISME ISLAM SASAK: FUNGSIONALISASI MANTRA QUR’ANISEBAGAI SOLUSI PROBLEMATIKA KEHIDUPAN MASYARAKAT PEDESAAN DI LOMBOK Lestari Lestari; Ervina Titi Jayanti
Potret Pemikiran Vol 24, No 2 (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v24i2.1322

Abstract

ABSTRACTThe Sasak ethnic group in Lombok, West Nusa Tenggara, are fanatical adherents of Islam, especially rural communities. They believe in, understand and practice Islam based on the ideology of the Sufism which is synonymous with strong belief in mystical problems and spells in solving life problems faced. The Qur'an for rural Muslims, the Sasak ethnic group, is believed to be a magical tool in the form of a spell which if it can function as a solution to the problems of life. This study aims to reveal the factors that cause the birth of the practice of using Qur'anic spells and the forms of practice of using Qur'anic spells. This research is a field research related to socio-cultural problems. The approach used is religious anthropology and historical approaches. Methods of data collection are done by means of observation, interviews and documentation studies. The results showed that rural Muslims of the Sasak ethnic group adhere to the ideology of the sufism which is identical with a high belief in the benefits of the Qur’anic spell as a solution to life problems experienced, such as functioning as a treatment for diseases that are medical and non-medical in nature, to protect themselves or as a means of supernatural powers. As a way for the sake of getting a mate, used to get offspring, and as a means of house keeping.Keywords: Magism; Qur’anic spell, Sasak ethnicABSTRAKEtnis Sasak di Lombok Nusa Tengga Barat tergolong penganut agama Islam yang fanatik, terutama masyarakat pedesaan. Mereka meyakini, memahamai dan mengamalkan Islam berdasarkan faham tarekat yang identik dengan keyakinan yang kuat pada masalah mistik dan mantra dalam menyelesaikan problematika kehidupan yang dihadapi. Al-Qur’an bagi Muslim pedesaan etnis Sasak diyakini sebagai alat magis dalam bentuk mantra yang jika bisa berfungsi sebagai solusi bagi problematika kehidupan.Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap faktor-faktor penyebab lahirnya praktik penggunaan mantra Alquran dan bentuk-bentuk praktik penggunaan mantra Alquran. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang berkaitan dengan masalah sosial budaya. Pendekatan yang digunakan adalah antropologi Agama dan pendekatan sejarah. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa muslim pedesaan etnis Sasak menganut faham tarekat yang identik dengan kepercayaan yang tinggi pada manpaat mantra Quranisebagai solusi bagi problematika kehidupan yang dialami, seperti berfungsi sebagai pengobatan penyakit yang bersifat medis dan non medis, untuk melindungi diri atau alat kesaktian, untuk dijadikan sebagai pelet demi mendapatkan jodoh, dipergunakan untuk mendapatkan keturunan, dan sebagai alat penjaga rumah.Kata Kunci: Magisme; MantraQur’ani; EtnisSasak
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM TRADISI KATOBA PADA MASYARAKAT ETNIS MUNA Ardianto Ardianto; Rukmina Gonibala; Hadirman Hadirman; Adri Lundeto
Potret Pemikiran Vol 24, No 2 (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v24i2.1288

Abstract

ABSTRACT This study aims to describe the value of national character education in Katoba tradition of Muna ethnic community in Southeast Sulawesi. The research approach is descriptive qualitative. The data was carried out by observation, in-depth interviews, and documentation. The research informants were the leader of Katoba ritual (imamu), traditional leaders and cultural practitioners, and expert informants (academics and Muna culture researchers). The data were analyzed by using the reception, comparison, and description technique. The results showed that the values of character education represented in Katoba tradition that can be transformed into national character education are (1) religious, (2) honesty and trustworthiness, (3) self-esteem, (4) courtesy, (5) love and brotherhood, (6) respect for achievement, (7) enthusiastic and fight (8) discipline, (9) self-control, (10) social care and peace-loving, and (11) independence.Keywords: National character education; Tradition; Katoba; Muna etnicABSTRAKPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan nilai pendidikan karakter bangsa dalam tradisi katoba pada masyarakat etnis Muna di Sulawesi Tenggara. Pendekatan penelitian yang digunakan ialah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Informan penelitian, yaitu pelaku tradisi katoba (imamu), tokoh adat dan pelaku budaya, dan informan ahli (akademisi dan peneliti budaya Muna). Data dianalisis dengan teknik resepsi, komparasi, dan deskripsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai-nilai pendidikan karakter yang terepresentasi dalam tradisi katoba yang dapat ditransformasi sebagai pendidikan karakter bangsa ialah nilai (1) religius, (2) jujur dan amanah, (3) harga diri, (4) sopan santun, (5) cinta kasih dan persaudaraan, (6) menghargai prestasi, (7) semangat dan tidak pantang menyerah, (8) disiplin, (9) pengendalian diri, (10) peduli sosial dan cinta damai, dan (11) kemandirian. Kata Kunci: Pendidikan karekter nasional; Tradisi; Katoba; Etnis Muna
PERKEMBANGAN PESANTREN DI TENGAH DINAMIKA KONFLIK DAN MARAKNYA RADIKALISME PADA KABUPATEN POSO Ubaidillah Canu; Zainab Canu
Potret Pemikiran Vol 24, No 2 (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v24i2.1325

Abstract

ABSTRACTThis study aims to describe, analyze and interpret the phenomenon of the development of Islamic boarding schools that grow and develop in the midst of the dynamics of conflict that is still happening today, where on the other hand the development of Islamic boarding schools is also marked by the rise of radicalism movements marked by the emergence of armed civilian groups. which was later called the East Indonesia Mujahidin (MIT), this study also aims to explain the alleged relationship between pesantren and radicalism, pesantren with MIT and the allegation of pesantren as a fabrication of radicalism. The method in this study uses a qualitative approach to the type of case study (case study) which emphasizes the ability of the researcher as a key research instrument. The research findings at least explain several things, namely; 1) the development of the pesantren that occurred in Poso began after the conflict of faith where one of the incidents in the conflict was the massacre that occurred at the Walisongo Islamic boarding school in Kilo Sembilan, 2) the radicalism that developed in Poso did not coincide with the motivation for the development of the pesantren, 3) the developing pesantren Poso has no relationship with the MIT group, 4) MIT is purely a combatant group that grows from social ties outside Islamic boarding school education, 5) MIT combatant actors in the investigations conducted by researchers do not come from the pesantren educational environment in Poso, moreover pesantren in Poso is a typology of traditional pesantren which is still said to be very young and not yet established and does not yet have a broad network of regeneration, so it is impossible to become a fabricator of Poso combatants.Keywords: Islamic boarding schools; conflict; radicalism ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis dan menginterpretasikan fenomena perkembangan pesantren yang tumbuh dan berkembang di tengah dinamika konflik yang masih terus terjadi hingga saat ini, di mana pada sisi yang lain perkembangan pesantren juga turut diwarnai dengan maraknya gerakan radikalisme yang ditandai dengan munculnya kelompok sipil bersenjata yang belakangan disebut Mujahidin Indonesia Timur (MIT), penelitian ini juga bertujuan untuk menjelaskan dugaan hubungan pesantren dengan radikalisme, pesantren dengan MIT dan dugaan pesantren sebagai pabrikasi radikalisme. Adapun metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus (case study) yang menekankan pada kemampuan peneliti sebagai instrumen kunci penelitian. Temuan penelitian setidaknya  menjelaskan beberapa hal yaitu; 1) perkembangan pesantren yang terjadi di Poso dimulai paska konflik iman di mana salah satu insiden dalam konflik tersebut adalah pembantaian yang terjadi di pesantren Walisongo di Kilo Sembilan, 2) radikalisme yang berkembang di Poso tidak beriringan dengan motivasi perkembangan pesantren, 3) pesantren yang berkembang di Poso tidak memiliki hubungan dengan kelompok MIT, 4) MIT murni merupakan kelompok kombatan yang tumbuh dari ikatan sosial di luar pendidikan Islam pesantren, 5) aktor-aktor kombatan MIT dalam investigasi yang peneliti lakukan tidak berasal dari lingkungan pendidikan pesantren di Poso, lagipula pesantren di Poso merupakan tipologi pesantren tradisional yang masih dikatakan sangat belia dan belum mapan serta belum memiliki jaringan kaderisasi yang luas, sehingga sangat mustahil untuk dapat menjadi pabrikasi kombatan Poso.Kata Kunci: Pesantren; Konflik; Radikalisme

Page 1 of 1 | Total Record : 7