cover
Contact Name
Zulfakriza
Contact Email
zulfakriza@gmail.com
Phone
+6281360729183
Journal Mail Official
secretariat@hagi.or.id
Editorial Address
Patra Jasa Tower, 18th Floor (Suite 1820), Jl. Gatot Subroto Kav. 32-34, Kuningan Jakarta Selatan
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Geofisika
ISSN : 0854352     EISSN : 24776084     DOI : https://doi.org/10.36435/jgf
Core Subject : Science,
Jurnal Geofisika [e-ISSN : 2477-6084] is a scientific journal published by Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI). This journal is referenced, each paper was assessed and evaluated by editors and reviewers who are experts in the relevant fields and come from education institutions and industry, both from within and outside the country. The published article covers all science and technology including Geophysics, Meteorology, Oceanography, Geology and Geodesy.
Articles 75 Documents
Implementation of Two-point Quadrature Gauss-Legendre Method on 2D Gravity Anomaly Modeling in Basins with Density Distribution Varied Polynomially as a Function of Depth Wahyu Srigutomo; Sesri Santurima; Cahyo Aji Hapsoro; Hairil Anwar; I Gede Putu Fadjar Soerya Djaja
Jurnal Geofisika Vol 16 No 2 (2018): Jurnal Geofisika
Publisher : Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (934.541 KB) | DOI: 10.36435/jgf.v16i2.51

Abstract

Study of basin geometry basin is important in geosciences and geophysical exploration. Gravity method can be used to address this issue by measuring gravity anomalies on the surface caused by density contrast between the bedrock and the sediment that fills the basin, geometry of the basin and surface topography. Numerically, gravity anomaly modeling can be conducted using two-point rule Gauss-Legendre Quadrature method, for a case where density contrast varies with depth exponentially. Within the scope of this study, gravity anomalies on the surface are significantly affected by the geometry of the curvature of the bedrock as well as the topographic elevation of the surface and the selected density contrast, and are not significantly affected by the undulation of the bedrock curvature.
Perbandingan Inversi Reflektifitas Menggunakan Basis Pursuit Inversion dan Orthogonal Matching Pursuit pada Lapisan Tipis Ahmad Fatahillah; Ignatius Sonny Winardhi
Jurnal Geofisika Vol 15 No 2 (2017): Jurnal Geofisika
Publisher : Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36435/jgf.v15i2.401

Abstract

Meningkatnya kebutuhan energi membuat diperlukannya eksplorasi migas untuk reservoar-reservoar tipis. Metode seismik memiliki peran penting dalam eksplorasi minyak dan gas bumi namun keterbatasan bandwith frekuensi menjadi salah satu permasalahan penampang seismik dalam meresolusi lapisan tipis. Terdapat beberapa metode yang dapat meresolusi lapisan tipis salah satunya basis pursuit inversion (BPI) namun proses BPI memerlukan waktu yang relatif lama. Terdapat metode orthogonal matching pursuit (OMP) yang juga dapat meresolusi lapisan tipis dengan waktu yang lebih singkat dari BPI. Penelitian ini mencoba menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam metode BPI dan OMP yaitu, regularization parameter (lambda), noise, ekstraksi wavelet, dan panjang matriks dictionary. Uji coba pada data sintetik membuktikan bahwa ekstraksi wavelet berpengaruh pada metode BPI dan diperoleh batasan kesalahan fasa dari −14◦ sampai 14◦ pada model odd dan −16◦ sampai 16◦ pada model even, batasan kesalahan frekuensi dari -3 Hz sampai 3 Hz untuk model odd dan batasan keberadaan konvolusional noise sebesar 40% pada model even.Hasil uji coba data sintetik pada metode OMP menunjukkan bahwa OMP tidak memiliki ketahanan terhadap perubahan faktor ekstraksi wavelet dikarenakan tidak memiliki faktor denoising sehingga metode OMP kurang optimal untuk diterapkan pada data riil. Validasi metode BPI pada data riil dilakukan dengan membandingkan korelasi antara hasil BPI dengan data sumur. Hasil validasi menunjukkan metode BPI mampu meresolusi lapisan tipis dengan baik.
Application of Double Difference Tomography Method to Determine The 3D Seismic Wave Velocity Structure of GoLF Geothermal Field Kana N. Naamin; David P. Sahara; Andri D. Nugraha; Irvan Ramadhan
Jurnal Geofisika Vol 16 No 1 (2018): Jurnal Geofisika
Publisher : Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2359.072 KB) | DOI: 10.36435/jgf.v16i1.62

Abstract

GoLF geothermal eld is located in South Solok Regency, 150 km SE of Padang city, West Sumatra.Geology, geochemistry and geophysical surveys had been conducted since 2008. Geophysical survey which had been performed including microseismic and magnetotelluric surveys. Seismic velocity structure modelling need to be conducted in order to characterize geothermal reservoir.This study uses microseismic data recorded from 36 seismometers which installed in two time recording time ranges; from September 2010 to April 2011 and from September 2012 to December 2013, with microseismic events recorded respectively 135 and 2692 events. To maximize the result of picking waveform, the data is processed using the Master Event Cross Correlation method to update the catalog data and get more accurate arrival time. Furthermore, the author used TomoDD software to produce hypocenter relocation and the 3D velocity structure under GoLF's geothermal reservoir. The results of the 3D velocity model can be used to determine the structure and phase of the fluid under GoLF geothermal field.
Pemodelan Fisika Batuan untuk Analisis Hubungan Porositas Kritis dan Faktor Konsolidasi terhadap Kualitas Reservoir Batupasir, Formasi Cibulakan Bawah, Cekungan Jawa Barat Utara Bella Marcelina; Ignatius Sonny Winardhi
Jurnal Geofisika Vol 15 No 1 (2017): Jurnal Geofisika
Publisher : Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36435/jgf.v15i1.402

Abstract

Tahap eksploitasi dilakukan untuk memproduksi minyak bumi dan gas secara optimal. Tahapeksploitasi memerlukan perhitungan yang matang dimana target eksploitasi harus memiliki kualitasreservoir yang baik. Kualitas reservoir dicerminkan oleh besarnya rasio antara porositas danpermeabilitas. Batuan reservoir dengan kualitas yang baik memiliki rasio permeabilitas yang besar danporositas yang besar pula. Selain rasio permeabilitas dan porositas, parameter lain yang dapatmemengaruhi kualitas reservoir adalah kandungan mineral lempung di dalam suatu batuan. Nilaikandungan mineral lempung ini diperoleh dari data X-Ray Diffraction (XRD). Namun ketersediaandata permeabilitas dan data XRD terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini akan memberikan cerminanparameter elastis yang dapat menjadi indikator kualitas reservoir. Penelitian ini dilakukan denganmenggunakan data set batupasir Formasi Cibulakan Bawah, Cekungan Jawa Barat Utara denganmetode pemodelan fisika batuan, yaitu model Nur dan model Pride. Untuk dapat melakukanpemodelan ini, diperlukan nilai modulus elastis mineral (Kmin dan μmin) yang diperoleh dari pendekatanHashin-Shtrikman rata-rata, Dvorkin dan Krief. Hasil penelitian menunjukkan nilai Kmin = 16,5 GPadan μmin = 23,5 GPa. Parameter elastis hasil pemodelan Nur, yaitu Ø/(1-(μdry/μmin)) berkorelasi baikdengan permeabilitas, sedangkan pada model Pride menunjukkan hasil yang kurang baik. Kandunganmineral lempung sangat berpengaruh terhadap kualitas reservoir dimana semakin besar kandunganmineral lempung maka kualitas reservoir semakin buruk. Karena keterbatasan data fraksi mineral,maka dalam penelitian dicari parameter yang sebanding dengan fraksi mineral lempung, yaitu .Parameter Ø/(1-(μdry/μmin)) dan berbanding terbalik sehingga kedua parameter tersebut dapatdikombinasikan menjadi satu parameter yang mengindikasikan kualitas reservoir, yaitu [].
Stress Drop Variation di Sumatra Rahmat Setyo Yuliatmoko; Afnimar Afnimar; Indra Gunawan
Jurnal Geofisika Vol 15 No 3 (2017): Jurnal Geofisika
Publisher : Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1512.952 KB) | DOI: 10.36435/jgf.v15i1.14

Abstract

Sumatera merupakan daerah dengan kondisi tektonik yang rumit dimana terjadi konvergensi lempeng India terhadap lempeng Eurasia dan terdapat beberapa sesar aktif. Untuk melihat keaktifan daerah Sumatera penulis menghitung stress drop di Sumatera dan membahas bagaimana kaitanya dengan tektonik secara regional. Stress drop diperoleh dengan menganalisis spektrum displacement observasi menggunakan metode inversi nonlinier Nelder Mead Simplex. Dari penelitian ini didapatkan bahwa stress drop pada daerah crustal segment Siulak menghasilkan nilai terbesar yaitu 39.26 Mpa dikarenakan daerah tersebut memiliki slip rate yang kecil jika dibandingkan dengan segment lainnya di Sumatera. Zona Ninety East Ridge menghasilkan nilai stress drop yang kecil 2.6 - 4.3 Mpa dikarenakan daerah ini merupakan daerah rekahan serta patahan. Daerah accretional wedge menghasilkan nilai stress drop tinggi 20.65 Mpa, merupakan lapisan sedimen tebal sehingga mampu menahan stress. Zona Forearc basin menghasilkan nilai stress drop kecil 0.49 Mpa karena merupakan lapisan sedimen yang mudah mengalami deformasi. Stress drop di Sumatera dipengaruhi oleh tipe tektonik, material batuan, serta slip rate masing-masing region di Sumatera.
Comparison of 3-D Raytracing and Finite Frequency Tomography Sandy K Suhardja; Yosua Hotmaruli Lumban Gaol; Agus Abdullah; Andri Dian Nugraha; Z. Zulfakriza
Jurnal Geofisika Vol 17 No 1 (2019): Jurnal Geofisika
Publisher : Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5587.934 KB) | DOI: 10.36435/jgf.v17i1.393

Abstract

We performed 3-D seismic tomography using teleseismic arrival time at Southwest Mexico. The Mexican subduction zone results from successive fragmentation events that affected the ancient Farallon plate as various segments of the East Pacific rise approached the paleo-trench off western North America. The complexity in this region is related to two subducting oceanic plates, the Rivera and Cocos plates, that have different ages, compositions, convergence velocities and subduction dip angles. In this study, we compared the 3-D raytracing tomography model with finite frequency tomography model. Final models show the differences in amplitude and pattern between the raytracing and finite frequency. 3D raytracing models produced sharper images of fast velocity structures in the mantle. The deeper slabs are more coherent and show less broadening with depth than using 1D finite frequency kernels. However, although the finite frequency and 3-D ray tracing models show some differences in amplitude and pattern, the overall agreement of the models supports the interpretation of Yang et al. (2009) that slab rollback is occurring in South Western Mexico. One possible different interpretation between the raytracing and finite frequency theory results concerns the deep structure of the Rivera slab. The finite frequency models show that the Rivera slab is clearly observable at a depth of about 300km but fades away at greater depths. However, the 3-D ray tracing model shows a clear fast velocity band down to a depth of 400 km and thus our model does not support a slab tear of the Rivera plate above 400 km depth
Fast Marching Method Aplication for Forward Modelling of Seismic Wave Propagation Wahyu Srigutomo; Ghany Hanifan Muslim
Jurnal Geofisika Vol 16 No 3 (2018): Jurnal Geofisika
Publisher : Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6769.582 KB) | DOI: 10.36435/jgf.v16i3.107

Abstract

One of the classical problem in seismology is to determine time travel and ray path of seismic wave betweentwo points at a given heterogeneous media. This problem is expressed by eikonal equation and can be seen as a propagation of a wavefront and interface evolution. One of methods to solve this problem is Fast Marching Method abbreviated as FMM. This method is used to produce entropy-satisfying viscosity solution of eikonal equation. FMM combines viscosity solution of Hamilton-Jacobi equation and Huygen's Principle that centered on min-heap data structure to determine the minimum value at every loop. In this study, FMM is applied to determine time travel and raypath of seismic wave. FMM also is used to determine the location of wavesource using simple algorithm. From our forward modeling schemes, it is found that FMM is an accurate, robust, and effcient method to simulate seismic wave propagation. For further study, FMM also can be used to be a part of passive seismic inverse scheme to locate hypocenter location.
PEMODELAN METODE DEEP SOUNDING TEM UNTUK MONITORING INJEKSI KARBON DIOKSIDA (CO2) PADA RESERVOIR Gatot Nugroho; Warsa Warsa
Jurnal Geofisika Vol 15 No 2 (2017): Jurnal Geofisika
Publisher : Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36435/jgf.v15i2.406

Abstract

Pemantauan distribusi CO2 merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam keberlanjutan CCS. Sampai saat ini pemantauan geofisika yang sering digunakan adalah metode seismik. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan metode deep TEM untuk melakukan pemantauan pada CCSmelalui pemodelan metode deep TEM untuk simulasi pemantauan injeksi CO2. Data TEM sebelum dan sesudah dilakukan injeksi CO2 dibandingkan untuk mengetahui pengaruh keberadaan CO2. Data TEM sebelum injeksi diperoleh dari pengukuran di lapangan pada tahun 2013. Data TEM setelah injeksi diperoleh dari hasil pemodelan ke depan dengan parameter model yang diperoleh dari hasil inversi data TEM lapangan. Pemodelan inversi dilakukan dengan menggunakan metode inversi SVD damped least square. Proses inversi SVD digunakan untuk mengidentifikasi reservoir dan memetakan distribusi CO2pada reservoir. Hasil pemodelan inversi satu dimensi diolah menjadi model dua dimensi dengan menggunakan perangkat lunak Rockworks16. Hasil pemodelan inversi data TEM lapangan menunjukkan bahwa reservoir mempunyai resistivitas rendah yaitu 2 Ωm sampai 4 Ωm. Reservoir ini berada pada kedalaman 900 m sampai 1200 m di bawah permukaan. Perbandingan data TEM sebelum injeksi CO2 dan setelah injeksi CO2 menunjukkan adanya pengaruh CO2 terhadap kurva data TEM sebelum dan setelah injeksi CO2 secara jelas. Pola kurva data TEM setelah injeksi menenjadi lebih curam pada bagian tengah dari pada kondisi sebelum ada injeksi CO2. Perubahan kurva TEM yang menjadi lebih curam tersebut disebabkan oleh keberadaan CO2 pada reservoir meningkatkan resistivitas reservoir. Lapisan reservoir setelah injeksi mempunyai resistivitas yang lebih tinggi membuat waktu peluruhan medan elektromagnetik pada lapisan tersebut menjadi lebih cepat, sehingga kurvanya menjadi lebih curam. Hasil pemodelan inversi setelah dilakukan injeksi CO2 mempunyai kesalahan perhitungan yang cukup kecil yaitu kurang dari 5%. Meskipun mempunyai kesalahan yang kecil hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Hasil yang tidak sesuai tersebut dikarenakan solusi metode SVD damped least square bukan merupakan solusi yang unik. Selain itu, pendekatan lokal yang digunakanpada metode inversi tersebut membuat nilai minimum yang diperoleh saat proses inversi merupakan nilai minimum lokal. Sehingga hasil yang diperoleh tidak bisa menunjukkan pengaruh data secara keseluruhan meskipun dengan nilai kesalahan perhitungan yang kecil. Secara umum hasil yang diperoleh dari prosesinversi tidak bisa diterima, akan tetapi dari masing-masing titik data dapat teramati adanya peningkatan resistitas reservoir dari 1 Ωm sampai 3 Ωm.
Thermomagnetic Analysis of the Lake Matano Sediments and the Surrounding Lateritic Soils, South Sulawesi, Indonesia Silvia Jannatul Fajar; Gerald Tamuntuan; Satria Bijaksana; James Russell
Jurnal Geofisika Vol 16 No 2 (2018): Jurnal Geofisika
Publisher : Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1872.654 KB) | DOI: 10.36435/jgf.v16i2.384

Abstract

Thermomagnetic is one of the most commonly used measurements for determining the dominant type of magnetic mineral of samples. The measurement is separated into two distinct processes, heating and cooling. The sample susceptibility is measured for each temperature change, i.e., from room temperature to 700oC and vice-versa. Based on the thermomagnetic measurement results, magnetite is found to be the predominant magnetic minerals in Lake Matano sediments. The present study applied a correlation analysis technique on the results of thermomagnetic measurement of Lake Matano sediments and compared the result to that of lateritic soils to indicate whether a diagenetic process has occurred on the lake sediments.
APLIKASI METODE BAYESIAN DALAM PREDIKSI LITOLOGI MENGGUNAKAN PARAMETER ELASTIK DARI INVERSI SEISMIK Ayu Wahyudya; Ignatius Sonny Winardhi
Jurnal Geofisika Vol 15 No 1 (2017): Jurnal Geofisika
Publisher : Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36435/jgf.v15i1.403

Abstract

Dalam eksplorasi minyak dan gas, interpretasi litologi diperlukan untuk mengkarakterisasi reservoir. Padaumumnya data sumur dan data seismik diintegrasikan menggunakan metode inversi menggunakanparameter elastik yang paling sensitif untuk membedakan litologi. Untuk melakukan prediksi litologiberdasarkan parameter elastik ini, digunakan metode Bayesian dalam menghitung probabilitas litologiberdasarkan data sumur. Prinsip dari metode Bayesian adalah nilai probabilitas dapat diperbaiki denganpenambahan parameter yang digunakan. Namun penambahan parameter ini mengakibatkan adanyaperhitungan kompleks Bayesian sehingga perlu dilakukan Linear Discriminant Analysis untuk mereduksidimensi parameter yang digunakan. Untuk optimalisasi hasil, penambahan parameter juga dapatdisimplifikasi dengan menggunakan pendekatan Caers. Hasil dari metode ini dapat diaplikasikan ke hasilinversi seismik, namun terdapat perbedaan frekuensi antara data log sumur dengan data seimik. Sehinggakeefektifan metode Bayesian akan dihitung berdasarkan penurunan filter frekuensi pada data log sumursebagai simulasi data inversi seismik. Pada penelitian ini, LDA menghasilkan sumbu diskriminan litologiyaitu sumbu hasil rotasi parameter Vp/Vs dan meningkatkan prediksi litologi sebesar 2.64%. Denganpendekatan Caers, didapatkan hasil interpretasi litologi yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaanmetode Bayesian satu parameter, dimana rata-rata nilai penebakan yang benar dari prediksi litologi naiksebesar 1.13%. Aplikasi metode Bayesian pada simulasi data inversi seismik menunjukkan bahwa frekuensiterendah seismik yang masih dapat menghasilkan interpretasi yang baik adalah low pass filter 60-70 darisimulasi data inversi seismik menggunakan data log.