cover
Contact Name
Reinardus Liborius Cabuy
Contact Email
reinnardcabuy@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
kehutanan.papuasia@unipa.ac.id
Editorial Address
Faculty of Forestry, Papua University. Jalan Gunung Salju Amban, Manokwari, Papua Barat 98314
Location
Kab. manokwari,
Papua barat
INDONESIA
Jurnal Kehutanan Papuasia (Journal of Papuasia Forestry)
Published by Universitas Papua
ISSN : 25416901     EISSN : 27226212     DOI : https://doi.org/10.46703/jkp.unipa
Core Subject : Agriculture, Social,
Jurnal Kehutanan Papuasia adalah peer reviewed jurnal tentang ilmu silvikultur, ekologi hutan, konservasi dan biodiversitas sumber daya hutan, teknologi hasil hutan, dan manajemen hutan. jurnal Kehutanan Papuasia (JKP) diterbitkan secara berkala oleh Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia dan Fakultas Kehutanan Univesitas Papua. satu volume dicetak dalam satu tahun dan dibagi dalam dua nomor yaitu edisi Januari-Juni dan Juli- Desember.
Articles 181 Documents
PENILAIAN POTENSI OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA TELUK MIOKA DAN ALTERNATIF PENGELOLAANNYA DI KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN Hermelina Novalin Taribaba; Matheus Beljai; Mariana H. Peday
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss2.167

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi objek dan daya tarik wisata alam guna menyusun alternatif pengelolaan potensi objek dan daya tarik wisata alam Teluk Mioka dengan menggunakan metode deskriptif dengan teknik observasi lapang dan wawancara semi struktural. Hasil penelitian menunjukan bahwa lokasi wisata Teluk Mioka memiliki potensi untuk dikembangkan dan berpeluang untuk dijadikan sebagai salah satu daerah tujuan wisata alam karena memberi penawaran yang baik. Ada alternatif pengelolaan yang dipandang penting untuk dikembangkan sebagai wisata alam Teluk Mioka yaitu alternatif pengelolaan terhadap daya tarik, alternatif pengelolaan terhadap aksesbilitas dan sarana prasarana penunjang serta alternatif pengelolaan terhadap kondisi lingkungan lokasi wisata. Hasil perhitungan dari setiap kriteria seperti nilai kriteri dari daya tarik objek wisata dengan nilai 990, aksesbilitas nilai 625, sarana dan prasarana penunjang nilai 120 dan kondisi lingkungan lokasi wisata dengan 875. Nilai total kriteria Teluk Mioka adalah 2610 dan dikategorikan baik.
KULTUR EMBRIO MERBAU (Intsia bijuga OK.) PADA MEDIA MURASHIGE & SKOOG (MS) DIPERKAYA DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH BAP, GA3 dan IBA Samuel Bram Sainawal; Julius D. Nugroho; Francina F. Kesaulija
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss2.168

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mencari konsentrasi dan kombinasi zat pengatur tumbuh (IBA, BAP dan GA3) yang cocok guna pertumbuhan embrio dari tanaman Merbau (Intsia bijuga OK.) pada media Murashige & Skoog (MS) untuk mendapatkan tanaman yang sempurna melalui teknik kultur jaringan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan teknik observasi menggunakan perhitungan statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan eksplan embrio merbau (Intsia bijuga OK.) yang terbaik adalah menggunakan media dengan zat pengatur tumbuh pada media MS + GA3 2 ppm dengan persen hidup 100% dan memiliki persen eksplan kontaminasi 0%. Pertumbuhan tunas pada perlakuan ini terjadi pada umur 86 hari dengan rata-rata pertumbuhan tunas sebesar ± 0,2 cm, persen eksplan bertunas 0%, pada pertumbuhan terbentuknya akar pada minggu ketujuh dari pengamatan.
KULTUR EMBRIO MERBAU (Intsia bijuga OK.) PADA MEDIA MURASHIGE & SKOOG (MS) DIPERKAYA DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH BAP, GA3 dan IBA Samuel Bram Sainawal; Julius D. Nugroho; Francina F. Kesaulija
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss2.168

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mencari konsentrasi dan kombinasi zat pengatur tumbuh (IBA, BAP dan GA3) yang cocok guna pertumbuhan embrio dari tanaman Merbau (Intsia bijuga OK.) pada media Murashige & Skoog (MS) untuk mendapatkan tanaman yang sempurna melalui teknik kultur jaringan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan teknik observasi menggunakan perhitungan statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan eksplan embrio merbau (Intsia bijuga OK.) yang terbaik adalah menggunakan media dengan zat pengatur tumbuh pada media MS + GA3 2 ppm dengan persen hidup 100% dan memiliki persen eksplan kontaminasi 0%. Pertumbuhan tunas pada perlakuan ini terjadi pada umur 86 hari dengan rata-rata pertumbuhan tunas sebesar ± 0,2 cm, persen eksplan bertunas 0%, pada pertumbuhan terbentuknya akar pada minggu ketujuh dari pengamatan.
JENIS-JENIS INANG SEBAGAI INDIKATOR KEHADIRAN ANGGREK MACAN IRIAN (Gramatophyllum scriptum Blume.) PADA KAWASAN HUTAN DATARAN RENDAH TAMAN WISATA ALAM GUNUNG MEJA Melky Benyamin Panie; Antoni Ungirwalu; Jimmy F Wanma
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss2.169

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui asosiasi anggrek macan irian (Gramatophyllum scriptum) dengan pohon inangnya serta untuk mengetahui habitat dari anggrek ini pada hutan dataran rendah Taman Wisata Alam Gunung Meja menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei dan sensus dengan cara menjelajah plot monitoring Biodiversitas TWA Gunung Meja. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 148 jenis pohon dan hanya 2 jenis pohon yang berasosiasi dengan anggrek Grammatophyllum scriptum yaitu Pometia coreacea sebanyak 8 pohon dan Octomeles sumatrana sebanyak 1 pohon dengan diameter rata-rata pohon inang adalah 63,78 cm dan tinggi rata-rata 38,11 m. Tingkat asosiasi anggrek Grammatophyllum scriptum dengan pohon inang Pometia coreacea adalah sangat erat dan tingkat asosiasi anggrek Grammatophyllum scriptum dengan pohon inang Octomeles sumatrana adalah tidak erat. Matoa (Pometia coreacea) dapat digunakan sebagai bioindikator kehadiran anggrek Grammatophyllum scriptum di hutan alam.
JENIS-JENIS INANG SEBAGAI INDIKATOR KEHADIRAN ANGGREK MACAN IRIAN (Gramatophyllum scriptum Blume.) PADA KAWASAN HUTAN DATARAN RENDAH TAMAN WISATA ALAM GUNUNG MEJA Melky Benyamin Panie; Antoni Ungirwalu; Jimmy F Wanma
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol3.Iss2.169

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui asosiasi anggrek macan irian (Gramatophyllum scriptum) dengan pohon inangnya serta untuk mengetahui habitat dari anggrek ini pada hutan dataran rendah Taman Wisata Alam Gunung Meja menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei dan sensus dengan cara menjelajah plot monitoring Biodiversitas TWA Gunung Meja. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 148 jenis pohon dan hanya 2 jenis pohon yang berasosiasi dengan anggrek Grammatophyllum scriptum yaitu Pometia coreacea sebanyak 8 pohon dan Octomeles sumatrana sebanyak 1 pohon dengan diameter rata-rata pohon inang adalah 63,78 cm dan tinggi rata-rata 38,11 m. Tingkat asosiasi anggrek Grammatophyllum scriptum dengan pohon inang Pometia coreacea adalah sangat erat dan tingkat asosiasi anggrek Grammatophyllum scriptum dengan pohon inang Octomeles sumatrana adalah tidak erat. Matoa (Pometia coreacea) dapat digunakan sebagai bioindikator kehadiran anggrek Grammatophyllum scriptum di hutan alam.
IDENTIFIKASI BAKTERI KOLIFORM PADA AIR SUMUR PEMUKIMAN DI WILAYAH ARSO IX DISTRIK SKONTO Lusia F. Pewo; Inggrid N. Kailola
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol4.Iss2.173

Abstract

Keberadaan bakteri koliform dalam air minum dapat menyebabkan penyakit seperti diare, demam, dan banyak penyakit lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kontaminasi bakteri koliform sebagai indikator pencemaran pada air sumur di Kampung Intaimelyan Arso IX Kabupaten Keerom. Tahap pengujian yaitu uji penduga, uji penetap dan uji pelengkap. Selanjutnya dilakukan pewarnaan Gram, uji gula-gula dan uji biokimia. Hasil pengujian terhadap kelima sampel (SA, SB, SC, SD dan SE) menunjukkan indeks MPN koliform yang diperoleh dari kelima sampel (SA, SB, SC, SD dan SE) tidak memenuhi standar mutu Kementrian Kesehatan yaitu > 0 koloni per ml. Bakteri koliform yang mengkontaminasi air sumur terdiri dari: Shigella sp (SA), Klebsiella sp (SB), Enterobacter sp (SC), Proteus sp (SD), dan Escherichia coli (SE).
IDENTIFIKASI BAKTERI KOLIFORM PADA AIR SUMUR PEMUKIMAN DI WILAYAH ARSO IX DISTRIK SKONTO Lusia F. Pewo; Inggrid N. Kailola
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol4.Iss2.173

Abstract

Keberadaan bakteri koliform dalam air minum dapat menyebabkan penyakit seperti diare, demam, dan banyak penyakit lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kontaminasi bakteri koliform sebagai indikator pencemaran pada air sumur di Kampung Intaimelyan Arso IX Kabupaten Keerom. Tahap pengujian yaitu uji penduga, uji penetap dan uji pelengkap. Selanjutnya dilakukan pewarnaan Gram, uji gula-gula dan uji biokimia. Hasil pengujian terhadap kelima sampel (SA, SB, SC, SD dan SE) menunjukkan indeks MPN koliform yang diperoleh dari kelima sampel (SA, SB, SC, SD dan SE) tidak memenuhi standar mutu Kementrian Kesehatan yaitu > 0 koloni per ml. Bakteri koliform yang mengkontaminasi air sumur terdiri dari: Shigella sp (SA), Klebsiella sp (SB), Enterobacter sp (SC), Proteus sp (SD), dan Escherichia coli (SE).
PERBANDINGAN ALGORITMA PADA METODE KLASIFIKASI SUPERVISED BERBASIS CITRA ALOS AVNIR-2 UNTUK PEMETAAN MANGROVE CHRISTIAN S. IMBURI
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol6.Iss1.177

Abstract

The goal of this research was to provide an appropriate algorithm for mapping the mangrove area in Anday. Supervised classification method applied that consisted of several algorithmic alternatives such as parallel piped, minimum distance algorithm, mahalanobis distance, maximum likelihood, and spectral angle mapper. In addition, this study was conducted by applying the image process of a near-infrared band of ALOS AVNIR-2 and then analysis was carried out to leverage the accuracy of the range of spectral values through field survey and to test the accuracy of mangrove zonation maps which was based the supervised classification method. The results revealed that the overall accuracy of parallelepiped was 29%, and 41.18% for minimum distance algorithm, mahalanobis distance was 58.82%, the maximum likelihood was 50%, and spectral angle mapper was 58.82%.
PERBANDINGAN ALGORITMA PADA METODE KLASIFIKASI SUPERVISED BERBASIS CITRA ALOS AVNIR-2 UNTUK PEMETAAN MANGROVE CHRISTIAN S. IMBURI
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol6.Iss1.177

Abstract

The goal of this research was to provide an appropriate algorithm for mapping the mangrove area in Anday. Supervised classification method applied that consisted of several algorithmic alternatives such as parallel piped, minimum distance algorithm, mahalanobis distance, maximum likelihood, and spectral angle mapper. In addition, this study was conducted by applying the image process of a near-infrared band of ALOS AVNIR-2 and then analysis was carried out to leverage the accuracy of the range of spectral values through field survey and to test the accuracy of mangrove zonation maps which was based the supervised classification method. The results revealed that the overall accuracy of parallelepiped was 29%, and 41.18% for minimum distance algorithm, mahalanobis distance was 58.82%, the maximum likelihood was 50%, and spectral angle mapper was 58.82%.
EKSTRAKSI BAKTERI ASAL EKTOMIKORIZA SEBAGAI AGEN ANTAGONIS PENYAKIT TANAMAN FUSARIUM IG. SEPTRIALDY SALEDA MALIN; NUNANG LAMEK MAY; MUTAKIM
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol6.Iss1.178

Abstract

Unbalanced interaction between plant and biotic or abiotic components is one of the sources to accelerate the presence of disease. The purpose of this study was to obtain a number of bacteria from Scleroderma citrinum extraction which was describing bacteria morphology, and the observed response of the potential bacteria S. citrinum as antagonists against the disease of Fusarium sp. The results obtained 7 species bacteria from S. citrinum ectomycorrhiza which had the ability to inhibition of different Fusarium sp., diseases. In addition, the 7 types of bacteria S. citrinum had different morphology. Bacterial morphology can be described based on their shapes, edges, colors, and surfaces. The result of the antagonistic test of bacterial isolate Scl 7 was suspected and had the potential to inhibit Fusarium sp., pathogen, in which it can be seen from the highest percentage from the percentage of inhibition of 41.11%. From the study, it has been observed that no visible exploitation by bacteria S. citrinum as the antagonist against Fusarium sp. Therefore, bacteria S. citrinum was suspected to contain antibiosis and competition (nutrient competitor) characteristics.

Page 8 of 19 | Total Record : 181