cover
Contact Name
Suryono
Contact Email
-
Phone
+6281548776243
Journal Mail Official
jurnalprima1103@gmail.com
Editorial Address
Jl. Ir. Sutami 36 A Kentingan, Surakarta, Jawa Tengan 57126
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services
ISSN : -     EISSN : 25795074     DOI : https://dx.doi.org/10.20961/prima
Core Subject : Agriculture, Social,
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services (disingkat PRIMA JCES). Kata-kata PRIMA dalam PRIMA JCES merupakakan singatan dari Pemberdayaan dan Rekayasa Ipteks untuk Masyarakat Agraris. PRIMA JCES (ISSN: 2579-5074) adalah Jurnal yang diterbitkan oleh Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. PRIMA JCES mencakup semua hal terkait dengan pemberdayaan masyarakat, termasuk di dalamnya adalah di bidang pertanian. PRIMA JCES berupaya menjadi wadah publikasi kegiatan pemberdayaan dan pengabdian kepada masyarakat, khususnya di bidang pertanian. PRIMA JCES terbit secara online 2 (dua) kali setahun yaitu pada periode Januari-Juni dan Juli-Desember.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2018): June" : 5 Documents clear
IbM Industri Rumah Tangga Ayam Ungkep di Gembongan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo Siswanti Siswanti; Baskara Katri Anandito; Dian Rachmawanti Affandi
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 2, No 1 (2018): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v2i1.36113

Abstract

Household industry Ayam Ungkep “Mas Haji” is located in Gembongan Village, Kartasura Sub-District, Sukoharjo Regency. The problems faced by household industry ayam ungkep in Gembongan Village are production capacity issues are still small, the packaging is not yet appropriate, does not have nutrition fact, and the difficulty of marketing the resulting product. The solutions offered by the community devotion team are through the following activities such as: (1) The introduction of appropriate technology for the processing of ayam ungkep by chicken feathering machine and freezer; (2) the introduction of packaging technology with vacuum sealer and material variation packaging; (3) testing of nutritional composition of the product; and (4) IT-based marketing training and direct selling strategies. All the programs in this devotion activity have been done well and smoothly. Introduction of chicken feathering machine and freezer can increase production capacity in partner I and storage of ayam ungkep at partner II. Vacuum sealer and varieties of packaging of ayam ungkep can improve packaging efficiency and increase the consumer. IT-based marketing training and direct selling strategies can increase the product sales capacity until 35%.
Pemanfaatan Batang Pisang Untuk Aneka Produk Makanan Olahan Di Kecamatan Jenawi, Karanganyar Retno Rosariastuti; Sumani Sumani; Aktavia Herawati
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 2, No 1 (2018): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v2i1.36114

Abstract

Kecamatan Jenawi, merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Karanganyar. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta telah menjadikan kecamatan ini sebagai lokasi pilot project penanaman tanaman pisang hasil kultur jaringan, produksi dosen Fakultas Pertanian UNS. Oleh sebab itu di Jenawi dijumpai banyak tanaman pisang yang tumbuh dengan baik dengan produksi buah yang melimpah. Program IbM yang dilaksanakan ini merupakan program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di Kelompok Wanita Tani Rejeki Mandiri dan Mukti Rahayu di Kecamatan Jenawi. Salah satu bagian tanaman yang pemanfaatannya masih sangat terbatas adalah batang pisang, khususnya bagian dalam yang berwarna putih, yang biasa disebut hati batang pisang. Permasalahan yang dijumpai adalah bahwa masyarakat di kecamatan Jenawi belum mengenal teknologi/cara pembuatan kerupuk dan dendeng berbahan dasar hati batang pisang. Melalui pembuatan kerupuk dan dendeng hati batang pisang, masyarakat dapat meningkatkan kemanfaatan tanaman pisang, dan dapat digunakan sebagai alternatif mata pencaharian baru. Hasil yang telah dicapai dalam kegiatan ini yaitu Pelatihan Tahap I berupa pembuatan kerupuk dan dendeng dari hati pisang yang telah dilaksanakan pada tanggal 9 Agustus 2017 pada 2 Kelompok Wanita Tani (KWT).Antusiasme tampak terlihat dari peserta yang mayoritas merupakan ibu rumah tangga. Kegiatan ini dihadiri sekitar 50 orang peserta, pamong desa dan penyuluh pertanian. Dalam kegiatan ini juga diberikan bantuan kepada kedua KWT berupa oven gas, blender, wajan, baskom serta bahan-bahan keperluan pembuatan kerupuk dan dendeng. Pelatihan Tahap II dilaksanakan pada tanggal 8 September 2017 dengan agenda menguji kualitas baik dari segi rasa, bentuk dan gizi dari hasil olahan kerupuk dan dendeng tersebut. Kerupuk hati batang pisang hasil olahan ke dua KWT peserta pelatihan, telah memenuhi standar kerupuk pada umumnya yaitu renyah, dan gurih. Sedangkan produk olahan dendeng juga sudah menyerupai dendeng yang berbahan dasar daging sapi, hanya saja dari segi warna kurang mengkilap karena serat hati batang pisang tidak mengandung lemak. Oleh sebab itu ke dua jenis makanan hasil olahan hati batang pisang, utamanya kerupuk, dengan kemasan yang menarik siap diproduksi masal untuk dipasarkan secara luas. Kerupuk hati batang pisang dapat menjadi alternatif makanan camilan, dengan menambah perasa makanan seperti keju, bumbu barbeque, lada hitam, dan lain-lain.
Grand Watudodol Underwater Coastal Cleanup Sulistiono Sulistiono; Diah Etika Maharatih Setiarina; Nadya Adharani; Megandhi Gusti Wardhana
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 2, No 1 (2018): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v2i1.35162

Abstract

Pantai Grand Watudodol Banyuwangi memiliki potensi alami yaitu terumbu karang dan biota-biota asosiasnya yang masih cukup bagus. Keindahan pemandangan taman bawah laut tersebut harus dijaga dari berbagai jenis sampah. Sampah-sampah yang ada di terumbu karang Grand Watudodol berasal dari sampah-sampah yang hanyut dari sungai terbawa ke muara sampai ke pantai. Untuk menjaga kebersihan terumbu karang maka masyarakat sekitar pantai harus menjaga kebersihan pantai Grand Watudodol secara rutin agar dapat  memuaskan wisatawan. Tahapan-tahapan Grand Watudodol underwater coasatal cleanup yaitu dengan membagi tiga area yaitu area yang terendam air, area yang berbatasan dengan air dan area yang sama sekali tidak terendah air. Hasi bersih pantai didapatkan sampah organik dan sampah anorganik yang sebagian besar adalah kiriman dari luar bukan dari wisatawan pantai tersebut.
Rekayasa Mesin Pembuat Pakan Ikan Lele (Pellet) Achmad Nurhidayat; Silvia Yulita Ratih Setyo Raha
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 2, No 1 (2018): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v2i1.35163

Abstract

Perubahan harga bahan pokok konsumsi sehari-hari yang cenderung meningkat dipasaran berdampak terhadap kelompok peternak lele dimana harga pakan buatan (pelet) pabrikan/toko juga semakin mahal. Disisi lain harga jual lele yang cukup murah sehingga keuntungan yang didapat dari usaha para peternak tersebut sangat minim. Biaya pembelian pakan merupakan salah satu penyebab rendahnya pendapatan, padahal merupakan aspek polivalen sebagian dari mereka sebagai mata pencaharian. Karena itu dipandang perlu adanya pendampingan program intensifikasi produksi lele melalui mekanisasi pakan mandiri/buatan sendiri, agar produksi yang dihasilkan mempunyai nilai lebih secara kualitas serta ekonomis yang memadai dan swasembada. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah merancang dan menciptakan IPTEK bagi Masyarakat yang dibutuhkan oleh pengusaha kecil dalam hal ini pengusaha lele, untuk meminimalkan ketergantungan pakan buatan toko, tetap menjaga kualitas dan kuantitas produksi lele, meningkatkan kerjasama antar pemberdaya masyarakat khususnya pengusaha lele kecil dan menengah dan pemberdayaan peran perguruan Tinggi dalam membantu kegiatan ekonomi masyarakat. Bahan pembuatan pelet (pakan lele) berbahan dasar limbah yaitu tepung roti kadaluwarsa, ikan asin kadaluwarsa (busuk/duri ikan sisa warung/tulang sisa), kotoran puyuh, sampah bulu ayam potong, minyak ikan (diambil dari rebusan ikan asin/duri ikan). Mesin pembuat pelet merupakan alat yang berfungsi untuk menghancurkan bahan, mencampur dan mencetak pelet dengan kapasitas produksi mencapai hingga 200 kg/jam. Mesin cetak pelet sangat efektif untuk menghasilkan pakan ternak dengan bentuk hasil pakan yang mudah dimakan lele. Strategi dalam penyampaian materi dilakukan dengan pelatihan serta praktek langsung pembuatan pakan dan budidaya lele yang ekonomis. Hasil dari program pengabdian masyarakat ini peternak lele telah dibekali edukasi teknologi pembuatan pakan lele (pellet) dari macam bahan baku, komposisi, mesin/alat pembuat pellet, proses produksi hingga pengeringan serta penyimpanan pakan yang aman. Mitra juga dibekali tentang pemilihan bibit lele kualitas, pembesaran/perawatan pertumbuhan lele yang normal, kolam ideal, masa panen, strategi penjualan ikan lele secara mandiri atau kelompok. Mitra telah mandiri dan swasembada memproduksi pakan lele (pellet) bahkan sebagian produk dari jumlah hasil produk dibeli oleh ternak lele lain yang membutuhkan. Harga pellet dari mitra dapat ditekan menjadi Rp 5.500/kg-7.000/kg jauh lebih murah (tergantung jauh/dekat pengadaan bahan baku) sehingga dibawah harga pakan toko/pabrik yang mencapai Rp. 9.500/kg untuk kualitas nomer 1.
Peternak Lele Yang “Move On” Wahjoe Mawardiningsih; Kun Ismawati
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 2, No 1 (2018): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v2i1.35164

Abstract

Kelompok UKM peternak lele ‘Suryono’ dan ‘Sarana Indah’ yang berada di Dusun Gunungsari, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten, Karanganyar menghadapi masalah dimana harga jual lele segar atau basah relatif rendah dan kurang sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Terlebih saat panen raya (saat pengeringan kolam) harga lele perkg cenderung dibawah harga standar (di bawah harga pasar) sehingga mereka cenderung mendapat keuntungan kecil. Peningkatan produksi lele akan berisiko kerugian lebih besar apabila tidak disertai dengan inovasi teknologi hasil pengolahannya. Ini disebabkan karena penjualan lele masih dalam bentuk segar. Tujuan kegiatan pengabdian ini untuk memberi motivasi kelompok peternak lele untuk berwirausaha memproduksi berbagai olahan lele, kurangnya kreativitas dan inovasi kelompok peternak lele untuk mengolah pasca panen dan memproduksi olahan yang memiliki daya tarik tinggi pada konsumen, belum mempunyai relasi pemasaran produk dan pangsa pasar (komunikasi pemasaran yang tepat), dan minimnya pengetahuan manajemen pengelolaan usaha lele, termasuk manajemen keuangan usaha. Metode kegiatan yang digunakan adalah memberi bimbingan dan praktek berwirausaha (manajemen), kreativitas dan inovasi mengolah pasca panen, menggandeng relasi pemasaran produkdan memberikan bimbingan pengelolaan usaha lele dan manajemen keuangan usaha. Hasil pengabdian masyarakat, mitra mampu memproduksi 3 jenis olahan lele (abon lele, krupuk lele, nugget lele), kemasan olahan dengan bahan plastik, terjalinnya kerjasama dengan beberapa toko oleh-oleh atau konsumen di Karanganyar dan sekitarnya, terbentuknya jiwa wirausaha bagi anggota kelompok peternak lele dan meningkatnya ketrampilan, kemampuan dan inovasi kreativitas anggota kelompok peternak lele dalam hal manajemen usaha olahan. Produk olahan kering dibuat oleh mitra sesuai dengan kesediaan bahan (lele segar). Selain itu telah dibuatnya pemasaran secara online dan branding agar mempercantik kemasan olahan kering, seperti abon, kerupuk dan nugget.

Page 1 of 1 | Total Record : 5