cover
Contact Name
Widodo Kushartomo
Contact Email
widodokushartomo@gmail.com
Phone
+628176869150
Journal Mail Official
jmts@untar.ac.id
Editorial Address
Jl. Letjen S. Parman No. 1, Jakarta 11440
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil
ISSN : -     EISSN : 2622545X     DOI : http://dx.doi.org/10.24912/jmts
Core Subject : Engineering,
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil dikelola oleh Program Studi Sarjana Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara. JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil merupakan media publikasi hasil penelitian dan studi ilmiah dalam bidang Teknik Sipil yang diterbitkan 4 kali dalam setahun, yaitu pada bulan Februari, Mei, Agustus, dan November. Jurnal ini terbit pertama kali pada 1 Agustus 2018.
Articles 656 Documents
PENENTUAN KAPASITAS JALAN ENAM LAJUR DUA ARAH TERBAGI DAN TAK TERBAGI DENGAN METODE MKJI, KONSEP PKJI, DAN SURVEI Dennis Anugrah Kurniawan; Najid Najid
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 4, November 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i4.6170

Abstract

Dalam perkembangannya Indonesia mempunyai pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi sehingga hal tersebut akan langsung berdampak kepada kinerja lalu lintas. Hal ini membuat pemerintah membuat sebuah konsep baru untuk menghitung nilai kapasitas jalan dan kecepatan arus bebas yaitu dengan konsep PKJI yang diharapkan sebagai penggan MKJI yang telah digunakan sejak tahun 1997. Jumlah penduduk jelas berpengaruh sangat besar terhadap nilai kapasitas jalan dan kecepatan arus bebas dikarenakan dengan perbedaan jumlah penduduk maka akan berbeda mulai dari perilaku pengemudi dan populasi kendaraannya. Sedangkan hambatan samping merupakan dampak terhadap kinerja lalu lintas yang berasal dari aktivitas samping segmen jalan.Hambatan samping yang pada umumnya mempengaruhi kapasitas jalan adalah pejalan kaki, kendaraan parkir dan berhenti,kendaraan keluar-masuk dan kendaraan tidak bermotor. Jalan Bungur Besar Raya, Jalan Danau Sunter Selatan, Jalan Biak Roxy , Jl Hj. Encep Nawawi dijadikan wilayah studi pada penelitian ini terkait beberapa hal, di antaranya adalah pada ruas jalan tersebut terdapat beberapa penggunaan tata guna lahan yang berbeda, dan belum adanya penelitian tentang pengaruh hambatan samping, dan ukuran kota terhadap volume dan kecepatan lalu lintas di ruas jalan tersebut.Penelitian dilakukan dengan cara survei volume lalu lintas harian. Data primer yang digunakan adalah volume lalu lintas, jumlah hambatan samping, dan kecepatan rata-rata kendaraan. Data-data tersebut diolah dengan metode Green Shield untuk mendapatkan nilai kapasitas dari survei untuk dibandingkan dengan MKJI.
PEMODELAN ZONA ANGKUR GANDA DENGAN METODE ELEMEN HINGGA DAN STRUT AND TIE MODEL Silvia Stefany; F.X. Supartono
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 1, Februari 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i1.3424

Abstract

Teknologi prategang sekarang ini sudah banyak diterapkan pada ruang lingkup teknik sipil seperti jembatan, struktur gedung, dan lain sebagainya. Faktor kunci utama dalam pembangunan struktur beton prategang terletak pada zona angkur nya. Zona angkur merupakan zona pada beton yang terjadi distribusi tegangan dari kabel prategang ke beton dimana pada zona ini gaya terpusat akibat prategang ditransfer melalui angkur ke beton lalu menyebar untuk mencapai lebih banyak distribusi tegangan linier diatas penampang dari balok pada suatu jarak dari angkur.Tegangan yang terjadi pada zona angkur dianalisis dengan menggunakan pendekatan metode elemen hingga dimana bagian-bagian struktur zona angkur dibagi menjadi elemen-elemen yang lebih kecil, sehingga didapatkan analisis yang lebih akurat. Hasil dari analisis ini menunjukkan bahwa zona angkur pada daerah tekan menimbulkan tegangan tarik pada arah lateral sehingga tegangan tarik yang terjadi perlu diatasi dengan bursting steel. Bursting steel ini kemudian didesain dengan menggunakan pendekatan metode strut and tie. Strut and tie model adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mendesain discontinuity regions (D-regions) pada struktur beton bertulang atau prategang.Dengan metode ini aliran tegangan yang terjadi dapat digambarkan seperti rangka batang dengan mengansumsikan retakan sebagai tekan dan tulangan sebagai tarik. Pada daerah tepi balok juga terdapat tegangan tarik spalling yang perlu diatasi dengan tulangan spalling.
ANALISIS HEAT TRANSFER PADA BETON MASSA MENGGUNAKAN OPC TIPE I DALAM HUBUNGAN DENGAN CARA CURING Billy Setiawan; F.X. Supartono
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 1, Nomor 1, Agustus 2018
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v1i1.2256

Abstract

Skripsi ini membahas tentang heat transfer dan tegangan yang terjadi pada pilecap bermassa besar di Jembatan Pulau Balang, Kalimantan Timur. Pada pekerjaan konstruksi beton massa, sering kali dihadapkan dengan masalah-masalah tertentu yang biasanya diakibatkan oleh kelalaian dalam pembuatan beton massa tersebut. Salah satunya adalah timbulnya crack pada permukaan beton massa. Crack ini biasa diakibatkan oleh proses curing yang kurang tepat, ataupun pemakaian semen yang berlebih. Dimensinya yang besar juga dapat mengakibatkan bagian dalam beton sulit untuk melepaskan panas. Adanya perbedaan temperatur yang besar antara permukaan dan inti beton dapat menimbulkan tegangan yang mana dikhawatirkan akan melampaui kuat tarik beton, sehingga menimbulkan retak pada permukaan beton. Dalam penelitian ini, metode curing dan initial temperature akan menjadi variabel bebas, yang mana akan mempengaruhi temperatur yang terjadi. Menurut literatur, temperatur maksimum yang diijinkan adalah 70oC, sedangkan perbedaan temperatur harus lebih kecil dari 20oC. Dalam penelitian ini, dibuat opsi curing dengan cara isolasi dan temperatur awal yang rendah (perbedaan temperatur yang terjadi 11,7oC). Sedangkan untuk opsi tanpa isolasi sudah tidak memenuhi persyaratan (perbedaan temperatur yang terjadi 33oC) dan terjadi thermal crack pada permukaan beton. Pemasangan lapisan isolator dengan metode buka tutup dapat menjadi cara alternatif, namun berisiko terjadi thermal shock dan harus dilakukan trial and error untuk menghindari hal tersebut.
STUDI N-SPT MENGENAI DAYA DUKUNG TIANG PANCANG PADA KONSTRUKSI PILE SLAB PROYEK JALAN TOL JAKARTA-KUNCIRAN-CENGKARENG Steven Prima; Iwan B Santoso; Josephine Aristiti Setyarini
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 4, November 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i4.6175

Abstract

Konstruksi pile slab dengan fondasi tiang pancang pada proyek jalan Tol Jakarta–Kunciran–Cengkareng STA 37+826.7-STA 38.016.7 dengan ukuran diameter 0.6 m menggunakan 5 data borlog yang terbagi di 5 zona. Borlog tersebut menghasilkan data berupa N-SPT yang dapat digunakan untuk analisa perhitungan daya dukung tiang. Fondasi tiang pancang pada proyek ini berada pada kedalaman tanah keras berupa clay dengan rata-rata kedalaman 13 m dan rata-rata N-SPT 25. Metode koreksi N-SPT yang digunakan dalam tulisan ini yaitu metode Tokimastu dan Yoshimi; Liao dan Whitman; Skempton; Peck, Hansen, dan Thornburn;  Bazaraa; dan Skempton (Efisiensi). Sedangkan analisis daya dukung tiang yang digunakan dalam tulisan ini yaitu metode Schmertmann, Brown, dan Meyerhoff. Kajian secara teknis konstruksi pile slab dengan fondasi tiang pancang pada STA 37+826.7-STA 38.016.7 jalan Tol Jakarta-Kunciran-Cengkareng sehingga fondasi tiang tersebut dapat dikatakan efisien dan aman dilihat dari kedalaman tiang dan kapasitas daya dukung tiang.
AUDIT KESELAMATAN JALAN TOL CIPALI Felix Marco Surya; Ni Luh Shinta Putu Eka Setyarini
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 2, Mei 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i2.4290

Abstract

Sekarang ini jalan tol merupakan salah satu jalan bebas hambatan yang keberadaannya saat ini sangat dibutuhkan untuk mempercepat memperpendek waktu tempuh, hal ini akibat  jalan arteri yang sudah ada semakin macet terutama pada saat jam – jam sibuk dan akhir pekan. Dengan semakin padatnya pengguna jalan  tol membuat angka risiko kecelakaan mobil di jalan tol juga semakin meningkat. Salah satu penyebab kecelakaan kendaraan yang terjadi dijalan tol diakibatkan oleh kurangnya bangunan pelengkap dan perkerasan yang kurang baik.. Penelitian ini akan membahas persepsi perngemudi terhadap bangunan pelengkap seperti rambu serta marka dan juga dari segi perkerasan di jalan tol dengan menggunakan metode quisioner dengan wawancara langsung. Pengolahan data quisioner ini menggunakan metode analysis of variance (ANOVA) dibantu dengan program SPSS dan dibandingkan dengan hasil data kecelakaan dari kepolosian atau PU yang dapat membantu kita untuk mengetahui bagaimana persepsi pengemudi di jalan tol dalam keselamatan pengemudi dari segi bangunan pelengkap dan perkerasan di jalan tol. Hasil oberservasi secara langsung, kondisi eksisting geometrik, bangunan pelengkap, dan perkerasaan sudah cukup baik. Namun terdapat kekurangan rambu dan jalan yang tidak halus dalam perkerasaan di beberapa ruas jalan tol Cipali, akan tetapi tidak mempengaruhi kenyamanan pengemudi untuk pengguna jalan tol Cipali menurut wawancara pada saat penyebaran kusioner berlangsung.
ANALISIS FAKTOR DISTRIBUSI BEBAN HIDUP MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA PADA JEMBATAN SKEW Kenny Colin Tengsejing; F.X. Supartono
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 4, November 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i4.6309

Abstract

Skew adalah keadaan di mana abutmen jembatan terpasang tidak tepat tegak lurus terhadap arah lalu lintas sehingga gelagar disusun tidak dalam satu baris yang rata, melainkan ujung arah memanjang setiap gelagar disusun dengan jarak tertentu dari ujung gelagar lainnya dalam arah memanjang dan menyebabkan semua gelagar terpasang dengan bentuk susunan jajar genjang dan bukan susunan persegi. Keadaan demikian dapat terjadi karena faktor geografi di mana jembatan tersebut akan dibangun. Sifat dari jembatan yang tersusun dengan skew akan memiliki ditribusi beban hidup kendaraan yang berbeda bila dibandingkan dengan jembatan tanpa skew, dan AASHTO LRFD 2014 telah memberikan fungsi terhadap nilai koreksi faktor distribusi beban hidup tersebut. Akan tetapi, nilai faktor distribusi beban hidup yang dihasilkan oleh persamaan dari AASHTO LRFD 2014 belum bisa menghasilkan nilai dari faktor distribusi beban hidup yang cukup akurat, sehingga digunakan metode elemen hingga untuk memperoleh nilai dari faktor distribusi beban hidup sesungguhnya untuk jembatan dengan spesifikasi ini dengan beban lajur untuk dibandingkan dengan nilai dari faktor distribusi beban hidup AASHTO LRFD 2014. Didapat dari hasil analisa metode elemen hingga untuk jembatan dengan I-girder, bahwa faktor distribusi beban hidup untuk momen dan geser dari AASHTO LRFD 2014 lebih kecil dari metode elemen hingga untuk gelagar eksterior dan momen dan geser dari AASHTO LRFD 2014 lebih besar dari gelagar interior.
ANALISIS PERBADINGAN PERKUATAN JEMBATAN RANGKA BAJA DENGAN METODE PRATEGANG EKSTERNAL DITINJAU DARI BENTUK TRASE KABEL PRATEGANG Nicholas Hadi; Edison Leo
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 1, Nomor 1, Agustus 2018
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v1i1.2261

Abstract

Jembatan merupakan suatu struktur penting dalam infrastruktur jalan raya yang berfungsi untuk menghubungkan suatu ruas jalan yang terputus karena suatu rintangan. Rintangan tersebut biasa berupa sungai, jurang, lembah, atau danau. Di zaman modern ini, sedang dilaksanakan pembangunan di berbagai sektor, seperti ekonomi, sosial, dan industri. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan beban pada jembatan yang ada di Indonesia. Dengan kata lain, banyak jembatan di Indonesia yang mengalami perubahan kelas jalan. Kondisi ini mengakibatkan dibutuhkannya evaluasi pada desain jembatan yang sudah ada. Jika jembatan dinilai sudah tidak layak untuk digunakan, pembongkaran dan pembangunan kembali jembatan bukanlah suatu opsi yang efektif, karena selain mahal, juga menganggu arus lalu lintas. Oleh karena itu, perkuatan jembatan menjadi opsi yang paling efektif. Perkuatan jembatan dengan metode prategang eksternal merupakan salah satu metode perkuatan yang efektif untuk mengatasi fenomena ini. Perkuatan jenis ini menggunakan kabel diluar rangka baja jembatan yang berguna untuk memperkuat struktur rangka jembatan. Dalam teori prategang eksternal, ada beberapa jenis bentuk trase kabel prategang. Pada penelitian ini, penulis memodelkan jembatan yang diperkuat menggunakan prategang eksternal dengan 5 bentuk trase kabel prategang yang berbeda-beda. Selanjutnya, Kelima model ini dibandingkan dengan model jembatan yang belum diperkuat dengan prategang eksternal. Analisis struktur pada peneltian ini menggunakan program SAP 2000. Variabel yang dilihat dari struktur jembatan setelah diperkuat adalah pengurangan tegangan yang terjadi pada setiap rangka batang jembatan. Pada akhir penelitian ini, dipilih 1 bentuk trase kabel prategang yang memberikan pengaruh terbesar dalam mengurangi tegangan yang terjadi pada rangka batang jembatan.
ANALISIS MITIGASI BENCANA TANAH LONGSOR DAN METODE PENGENDALIANNYA (STUDI KASUS PROYEK JALAN DI JAMBI) Edric Suryajaya; Andryan Suhendra
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 4, November 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i4.6189

Abstract

Provinsi Jambi merupakan salah satu wilayah di Indonesia merupakan yang rawan bencana tanah longsor. Tanah longsor dapat dipicu oleh berbagai faktor, yaitu gempa, vegetasi dan iklim. Kenaikan muka air tanah menyebabkan tanah menjadi jenuh, sehingga kuat geser tanah berkurang. Analisis kestabilan lereng dibutuhkan untuk mengetahui faktor keamanan dari bidang longsor yang potensial. Analisis kestabilan menggunakan metode elemen hingga, sehingga pemodelan dapat dilakukan lebih kompleks mulai dari tahapan konstruksi hingga kenaikan muka air tanah. Pada saat melakukan analisis kestabilan lereng, kondisi lereng sebelum dan sesudah diberi perkuatan akan dikombinasikan dengan muka air tanah yang bervariasi, muka air tanah dinaikan sebesar 1 m dan 2 m dari kondisi awal. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fluktuasi muka air tanah terhadap kestabilan. Dari hasil analisis yang dilakukan pada lereng alami di proyek jalan kerinci sangaran agung, Provinsi Jambi, didapatkan nilai faktor keamanan 0,8779, hal ini menunjukkan lereng tersebut tidak stabil sehingga membutuhkan perkuatan. Kemudian dilakukan perkuatan lereng menggunakan terasering, bronjong, dan soil nailing. Dari hasil analisis faktor keamanan pada lereng yang sudah diberi perkuatan, bronjong dipilih sebagai metode pengendalian tanah longsor yang sesuai. Bronjong dipilih karena lebih stabil terhadap fluktuasi muka air tanah, hal ini dapat dilihat dari nilai faktor keamanan tetap diatas 1,5. Kemudian pada permukaan yang tidak diberi perkuatan, ditanami rumput vetiver untuk membantu pencegahan erosi pada tanah.
KORELASI NILAI CBR TERHADAP TEGANGAN VERTIKAL DAN TEGANGAN HORIZONTAL PADA TANAH LEMPUNG DI DAERAH SENTUL Edwin Wongkar; Alfred Jonathan Susilo
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 2, Mei 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i2.4295

Abstract

Tanah merupakan material yang sangat berpengaruh dalam pekerjaan konstruksi, karena kondisi tanah di suatu tempat tidak akan sama dengan kondisi tanah tempat lain. Oleh sebab itu, kondisi tanah dan sifat fisiknya harus diketahui terlebih dahulu. Sebagian besar wilayah Indonesia terutama di Jakarta merupakan tanah yang bersifat lempung. Beberapa masalah utama pada tanah lempung adalah settlement yang besar dan daya dukung yang kecil. Daya tahanan tanah dapat ditentukan dengan cara California Bearing Ratio (CBR) yang dilakukan di laboratorium. Penelitian CBR ini dilakukan korelasi antara nilai CBR terhadap tegangan vertikal dan tegangan horizontal sampel tanah. Sampel tanah yang diuji pada penelitian ini berasal dari Jl. Babakan-sirkuit, Tangkil, Citeureup, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Sampel tanah untuk pengujian CBR laboratorium dibuat dengan pemadatan 2.5%, 5.0%, 7.5%, dan 10%. Hasil penelitian menunjukan persentase kenaikan nilai Su pada kepadatan 2.5% ke 5.0% adalah sebesar 22.51% untuk posisi vertikal, dan 45.58% untuk posisi horizontal. Pada kepadatan 5.0% ke 7.5% terjadi peningkatan nilai Su sebesar 17.14% pada posisi vertikal, dan 15.67% untuk posisi horizontal. Selanjutnya pada kepadatan 7.5% ke 10% terjadi peningkatan nilai Su sebesar 32.70% pada posisi vertikal dan 22.32% pada posisi horizontal
ANALISIS GAYA DAN MOMEN YANG TERJADI DI SEKITAR ELEMEN CHORD DAN BALOK KOLEKTOR AKIBAT GAYA GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI Egan Egan; Edison Leo
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 1, Nomor 1, Agustus 2018
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v1i1.2266

Abstract

Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar melaksanakan pembangunan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia juga terletak diantara 3 lempeng tektonik, yaitu lempeng Indo-Australian, lempeng Eurasia dan lempeng Pasific sehingga mengakibatkan Indonesia rawan terkena bencana gempa bumi. Dalam menghadapi goncangan seismik, bangunan harus di desain untuk bertindak sebagai satu kesatuan untuk menahan goncangan seismik. Sistem penahan gaya seismik terdiri dari elemen vertikal, elemen horizontal, dan pondasi. Elemen Horizontal umumnya terdiri dari diafragma, elemen chords, elemen kolektor. Diafragma memiliki fungsi sebagai penahan gaya gravitasi dan menyediakan tahanan lateral untuk elemen-elemen vertikal. Penelitian ini meneliti hasil analisis gaya dan momen yang terjadi di daerah  elemen chords / balok kolektor akibat gaya gempa dengan menggunakan metode SNI 1726 : 2012 dan bantuan program ETABS 2016. Model yang digunakan adalah bangunan beraturan 8 lantai dengan sistem rangka bangunan dinding geser beton bertulang khusus yang terletak di Bekasi. Hasil analisis diperoleh, untuk elemen chords, pada daerah tarik diperlukan tulangan sedangkan daerah tekan tidak diperlukan tulangan. Untuk elemen kolektor balok b57, b59, b2 pada lantai 8, 7, dan 6 serta balok b27 pada lantai 8 diperlukan tulangan lentur. Untuk desain terhadap geser, diafragma tidak memerlukan tulangan geser.

Page 2 of 66 | Total Record : 656