cover
Contact Name
Intan Permata Sari
Contact Email
intanpermata@iainbengkulu.ac.id
Phone
+6285292917330
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl. Raden Fatah, Pagar Dewa Bengkulu 38212, Kota Bengkulu, Bengkulu, Sumatera
Location
Kota bengkulu,
Bengkulu
INDONESIA
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak
ISSN : 26858703     EISSN : 26863308     DOI : http://dx.doi.org/10.29300/hawapsga
Core Subject : Education, Social,
Hawa is a scientific journal within the scope of gender and child studies with various applications of approaches, namely: psychology, education, law, sociology, literature, anthropology, and Islamic studies. It is a half-yearly published, exactly every June and December by Gender and Child Studies Center, Research and Community Service Department of IAIN Bengkulu. It was firstly published in 2019. The editorial board uses OJS in accepting articles, reviewing systems, and publication.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2019): Juni" : 8 Documents clear
Pemberdayaan Perempuan Melalui Program Zakat Produktif di Desa Bukit Peninjauan I Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma Nilda Susilawati
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2019): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.121 KB) | DOI: 10.29300/hawapsga.v1i1.2230

Abstract

Program zakat produktif merupakan salah satu upaya pemberdayaan perempuan dalam upaya peningkatan ekonomi keluarga. Perempuan sebagai bagian dalam keluarga diharuskan menjadi penopang ekonomi keluarga atau penunjang ekonomi agar dapat bertahan hidup. Kemampuan perempuan untuk menjadi tulang punggung keluarga mesti ditopang oleh kemampuan baik secara finansial maupun keahlian dalam menjalan profesi. Beberapa program pemberdayaan zakat produktif  yang bisa dikembangkan di Desa Bukit Peninjauan I Kecamatan Sukaraja kabupaten Seluma yaitu pemberian bantuan modal usaha sayuran, pemberian bibit tanaman, pupuk dan peralatan pertanian, pelatihan home industri dan pelatihan kewirausahaan bagi perempuan muda.
Rekonstruksi dan Manipulasi Simbol Kecantikan Intan Permata Sari
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2019): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.591 KB) | DOI: 10.29300/hawapsga.v1i1.2221

Abstract

Setiap wanita pastinya bermimpi memiliki kecantikan yang dapat diagung-agungkan oleh kaum adam. Hanya saja saat ini makna kecantikan alami seolah terhapus oleh iklan-iklan kapitalis. Cantik itu putih, rambut lurus, bermata lebar, berhidung mancung, dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan para wanita berlomba-lomba mengubah apa yang sudah dianugerahkan oleh Tuhan. Konstruksi makna dan simbol kecantikan tidak begitu saja diterima oleh masyarakat. Harus ada proses-proses yang dilewatinya. Berger mengatakan bahwa ada tiga proses, yaitu : 1) proses eksternalisasi yang menjadi bagian dari proses penciptaan realitas dalam berbagai bentuk. 2) Proses objektivasi yang merupakan proses integrasi nilai ke dalam fakta sosial objektif yang dapat diterima oleh publik. 3)  Proses  konstruksi  terkait  dengan  proses  internalisasi  yang  merupakan  tahapan untuk menjadikan pengetahuan, nilai dan tindakan menjadi milik individu yang melahirkan komitmen sikap dan perilaku individual (Berger dan Luckmann, 1979). Konstruksi besar ini secara tidak langsung disepakati oleh industri-industri kecantikan seluruh dunia.
Perkembangan Spiritual Remaja dalam Perspektif Ahli Sugeng Sejati
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2019): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (850.551 KB) | DOI: 10.29300/hawapsga.v1i1.2231

Abstract

Pekembangan Spiritual sesungguhnya memberikan arah dan arti bagi kehidupan remaja tentang kepercayaan mengenai adanya kekuatan non fisik yang lebih besar dari pada kekuatan dirinya. Suatu kesadaran yang menghubungkan remaja langsung dengan Tuhan, atau apapun yang kita namakan sebagai sumber keberadaan kita, Spiritual juga berati kejiwaan, rohani, batin, mental, dan moral. Artinya ketika diri remaja selalu beribadah kepadah Allah maka hadir spiritual pada identitas diri pribadi. Spiritual yang dimaksud disini adalah remaja secara pribadi mampu mengaktulisasikan nilai-nilai Illahiah sebagai manifestasi dari aktifitas dalam kehidupan seahari-hari, dimana untuk menjadi individu yang spiritual memerlukan suatu usaha untuk membangkitkan jiwa yang paling dalam yaitu dengan membangkitkan motivasi diri, kesadaran diri, menghidupkan visi dan nilai, penuh tangung jawab, mandiri, dan menjaga ukhuwah.
Womanology Perspektif Islam (Strategi Pemasaran pada Perempuan) Yosy Arisandy
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2019): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1136.329 KB) | DOI: 10.29300/hawapsga.v1i1.2226

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk  memaparkan keterkaitan antara pandangan Islam mengenai Womanology strategi marketing yang ditujukan pada wanita dengan hukum Islam, dampak yang mungkin terjadi dari strategi marketing tersebut dan bagaimana Islam mengatur dan mengarahkan pada kaidah pemasaran syariah sehingga wanita tetap berada dalam kontrol dalam melakukan pembelanjaan. Hasil penelitian menunjukkan Womanologi merupakan bekal ilmu penting dalam membidik pasar dikalangan wanita. Womanologi merupakan ilmu yang sangat mendukung dalam menentukan  strategi pemasaran pada target pasar wanita. Hal tersebut juga tergambar dengan jelas dalam Al-Quran dan Hadis yang secara khusus membahas mengenai  wanita dan kaidah-kaidah memperlakukan wanita.
Konsep Gender pada Masyarakat Adat Suku Semendo Kabupaten Muara Enim (Studi Kasus Pada Adat Tunggu Tubang) Imam Mahdi
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2019): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.399 KB) | DOI: 10.29300/hawapsga.v1i1.2232

Abstract

Persoalan Gender masih relevan untuk didiskusikan karena menyangkut beberapa aspek anatara lain aspek sosial, ekonomi, politi, budaya bahkan religi di kalangan masyarakat Indonesia. Gender adalah suatu kajian yang menarik terutama berkaitan dengan  perbedaan peran, hak, dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan yang ditentukan secara sosial dan buday bahkan sebagain orang memandang sebagaai kodrat manusia. Keberadaaan modernisasi membantu penyamarataan gender dikalangan masyarakat Indonesia yang mana tidak selalu berdampak positif, melainkan melahirkan beberapa masalah baru.Namun disegi Perundang-undangan sudah mengadopsi kesetraan gender.  Suku Semendo di Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan  salah satu masyarakat yang mempunyai kearifan lokal sangat unik yakni adanya lmbaga adat Tunggu Tubang yang bisa menjawab persoalan-persolan gender. Adat Tunggu Tubang mempunyai filosofi khusus dalam mengangkat derajat wanita sebagai pemegang hak tradisional yang sampai saat ini masih utuh. Ketinggian derajat wanita tunggu tubang diimplemntasikan dalam bentuk lembaga perkawinan dan harta warisa. Disamping itu masyarakat suku semendo mempunyai lambang-lambang yang khusus untuk memperkuat adat tunggu tubang. 
Kewajiban Orang Tua terhadap Anak dalam Perspektif Islam Iim Fahimah
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2019): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (712.258 KB) | DOI: 10.29300/hawapsga.v1i1.2228

Abstract

Manusia diciptakan oleh Allah untuk menyembah dan beribadah kepadanya baik itu ibadah mahdlah yang berhubungan langsung dengan Allah, ataupun ibadah ghairu mahdlah yang berhubungan dengan manusia tapi diniatkan sebagai ibadah sosial. Semua yang dilakukan itu adalah atas dasar kewajiban sebagai makhluk yang diberikan tanggung jawab sebagai  khalifah di muka bumi ini. Dalam rangka mengejawantahkan  tanggung jawab seorang khalifah dengan benar maka perangkat dan alat untuk melaksanakannya harus ada dan benar. Perangkat itu berupa pengetahuan dan keahlian. Selanjutnya berkaitan dengan kewajiban orang tua terhadap anaknya, maka kewajibannya adalah mempersiapkan anak untuk menjadi generasi yang kuat dan tangguh baik fisik maupun mental. Secara fisik maka orang tua wajib memberikan dan menyiapkan makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal. Sedangkan kebutuhan rohani yang mencakup identitas seperti orang tua wajib memberikan nama anak dan nasab dari orang orang tua. Selain itu, orang tua juga wajib memberikan pendidikan terhadap anak, agar anak mampu melakukan kewajibannya sebagai seorang hamba dan dan mampu melindungi dirinya dari kejahatan makhluk-Nya.
Dinamika Kesetaraan Gender dalam Kehidupan Politik Di Indonesia WERY Gusmansyah
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2019): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.264 KB) | DOI: 10.29300/hawapsga.v1i1.2233

Abstract

Di Indonesia, isu kesetaraan gender akhir-akhir ini menjadi isu yang tidak ada habisnya dan masih berusaha terus diperjuangkan baik di tingkat eksekutif maupun legislatif. Permasalahan tentang kesetaraan gender ini mencakup substantif pemahaman tentang kebijakan perspektif gender itu sendiri. Oleh karenanya, gerakan gender kemudian menjadi arus utama di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Dalam proses demokratisasi, persoalan partisipasi politik perempuan yang lebih besar, reperesentasi dan persoalan akuntabilitas menjadi persyaratan mutlak bagi terwujudnya demokrasi yang lebih bermakna di Indonesia. Demokrasi yang bermakna adalah demokrasi yang memperhatikan dan memperjuangkan kepentingan mayoritas penduduk Indonesia yang terdiri dari perempuan. Ide bahwa politik bukan wilayah bagi perempuan adalah ide yang selalu didengungkan selama berabad-abad, dan ternyata memang sangat efektif untuk membatasi perempuan untuk tidak memasuki wilayah ini. Terminologi publik dan privat yang erat kaitannya dengan konsep gender, peran gender, dan stereotype, telah menciptakan ketidaksetaraan dan ketidakadilan di antara perempuan dan laki-laki. Akibat yang paling jelas dari situasi politik seperti itu adalah marjinalisasi dan pengucilan perempuan dari kehidupan politik formal. Untuk itu, diperlukan berbagai upaya untuk memperjuangkan kesetaraan gender dalam kehidupan politik, yang nantinya diharapkan akan memberikan perubahan pandangan tentang budaya patriakhi bagi masyarakat, sehingga kemungkinan terpilihnya peminpin politik perempuan akan sama dengan kemungkinan terpilihnya peminpin politik laki-laki. Sehingga kesetaraan gender dalam dunia perpolitikan akan semakin maju dan efek sampingnya untuk kemajuan usaha pemberantasan korupsi bisa segera dirasakan. 
Kewenangan Istri dalam Rumah Tangga Sistem Semendo Ambil Anak dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif Zurifah Nurdin
Jurnal Hawa : Studi Pengarus Utamaan Gender dan Anak Vol 1, No 1 (2019): Juni
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1150.325 KB) | DOI: 10.29300/hawapsga.v1i1.2229

Abstract

Perkawinan Sistem semendo adalah perkawinan dengan menjadikan seorang laki-laki sebagai menantu dan ahli waris baginya dan laki-laki ini tidak memberikan jujur kepada pihak mempelai perempuan bahkan dia adalah penerima jujur. Anak keturunan dari sistem semnedo ini masuk kekerabatan istri dan sibapak tidak mempunyai kekuasaan apaun baik dalam harta maupun terhadap anak-anaknya. Posisi isteri lebih tinggi dari suami sehingga isteri mempunyai kuasa atas segalanya. Suami yang telah menjalankan kewajiban nafkah bagi keluarganya dan dijadikan hanya sebagai tameng dan simbol kepemimpinan dalam rumah tangganya tidak sejalan dengan maqᾶshid as-syarῐ’ah dan mengabaikan al-’urf al-shῐhah. Dalam teori hak dan kewajiban suami dijelaskan bahwa apa yang menjadi kewajiban suami merupakan hak istri dan apa yang menjadi kewajiban istri merupakan hak suami. Memberikan nafkah pada keluarga adalah kewajiban suami dan mendapatkan nafkah dari suami merupakan hak isteri. jika seorang suami telah memenuhi kewajiban nafkah bagi keluarganya, maka suami berhak menjadi pemimpin yang mempunyai otoritas.

Page 1 of 1 | Total Record : 8