cover
Contact Name
Jhon Wardie
Contact Email
jwardie@agb.upr.ac.id
Phone
+6281347216545
Journal Mail Official
jurnal-JSEA@agb.upr.ac.id
Editorial Address
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya, Indonesia Gedung L, Kampus UPR Komplek Tunjung Nyaho Jalan Yos Sudarso, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia
Location
Kota palangkaraya,
Kalimantan tengah
INDONESIA
J-SEA (Journal Socio Economic Agricultural)
ISSN : 16934784     EISSN : 27163318     DOI : -
Journal Socio Economics Agricultural (J-SEA) fokus pada naskah hasil penelitian, kajian pustaka, kajian buku, gagasan dan opini ilmiah bidang Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis dengan berbagai perkembangannya secara menyeluruh.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 17 No. 1 (2022): Journal Socio Economics Agricultural" : 7 Documents clear
PERANAN KEAMANAN PESTISIDA DI BIDANG PERTANIAN BAGI PETANI DAN LINGKUNGAN Tri Prajawahyudo; Fandi K. P. Asiaka; Ellydia Ludang
JOURNAL SOCIO ECONOMICS AGRICULTURAL Vol. 17 No. 1 (2022): Journal Socio Economics Agricultural
Publisher : Program Studi Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52850/jsea.v17i1.4227

Abstract

Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik (mikroba) dan virus yang digunakan untuk memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil pertanian. Pestisida bersifat racun dan kurang persisten di alam, oleh karenanya penggunaan yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan petani dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis berbagai literatur yang membahas mengenai peran keamanan pestisida di bidang pertanian bagi petani dan lingkungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dengan sumber data yang digunakan berupa data sekunder yang diperoleh dari database google scholar, researchgate dan sciencedirect dengan rentang waktu 10 tahun. Dari data base tersebut ditemukan 20 artikel ilmiah yang dapat dianalisis. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar petani melakukan pengendalian hama pada tanaman dengan menggunakan pestisida. Penggunaan berlebihan dan tanpa menggunakan alat pelindung diri (APD) dapat memicu terjadinya paparan pestisida pada petani dan lingkungan. Paparan pestisida menimbulkan berbagai gangguan kesehatan pada petani seperti anemia, hipertensi, gangguan pada sistem saraf, gangguan kesehatan pada wanita seperti hipotiroid dan gangguan reproduksi, gangguan kesehatan pada pria seperti gangguan kesuburan, iritasi kulit, pusing mual, batuk, sakit kepala, serta sesak napas. Selain itu, pestisida juga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan seperti menurunnya kualitas udara, berkontribusi terhadap perubahan iklim, residu dari pestisida di air, akumulasi residu beracun ini dengan pH alkali dan logam berat, mengurangi kandungan oksigen bagi kehidupan perairan, terjadinya pencucian air tanah, mengganggu tumbuhan alami tanah serta mengurangi kesuburan tanah. Dampak negatif penggunaan pestisida dapat diminimalisir dan dikurangi dengan peranan keamanan pestisida baik bagi petani maupun lingkungan.Kata kunci: Pesticides are all chemicals and other materials as well as trace bodies and viruses used to eradicate or prevent pests and diseases that damage crops, plant parts or agricultural products. Pesticides are toxic and less persistent in nature, so overuse can harm farmers' health and the environment. This research aims to review and analyze various literature that discusses the role of pesticide safety in agriculture for farmers and the environment. Method of this study is desk study with data sources form of secondary data obtained from google scholar database, researchgate, and sciencedirect with a span of 10 years. From the data base found 20 scientific articles that can be analyzed. The result indicated that most farmers perform pest control on crops used pesticides. Overuse and without of personal protective equipment can trigger exposure to pesticides for farmers and the environment. Exposure to pesticides cause various health problems in farmers such as anemia, hypertension, nervous system disorders, health problems in women such as hypothyroidism and reproductive disorders, health problems in men such as fertility disorders, skin irritation, dizziness, cough, headache, and shortness of breath. In addition, pesticides can also cause environmental pollution such as lowering air quality, contributing to climate change, residues from pesticides in water, accumulation of these toxic residues with alkaline pH and heavy metals, reducing oxygen content for aquatic life, the occurrence of groundwater washing, disrupting natural soil plants and reducing soil fertility. The negative impact of pesticide use can be minimized and reduced by the role of pesticide safety both for farmers and for the environment.
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN PULANG PISAU Agrilya Kristina; Betrixia Barbara; Tri Yuliana Eka Shinta
JOURNAL SOCIO ECONOMICS AGRICULTURAL Vol. 17 No. 1 (2022): Journal Socio Economics Agricultural
Publisher : Program Studi Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52850/jsea.v17i1.4230

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja. Penelitian in di lakukan di Kabupaten Pulang pisau. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pulang Pisau dan Dinas Pertanian. Metode analisis data yang digunakan yaitu pengganda tenaga kerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata- rata angka pengganda tenaga kerja dalam kurun waktu 2016-2020 sebesar 2,39 (239 jiwa) yang artinya bahwa selama tahun 2011-2015 setiap peningkatan kesempatan kerja di sektor pertanian sebanyak 100 jiwa dapat meningkatkan kesempatan kerja total 239 jiwa di Kabupaten Pulang Pisau.This study aims to determine the role of the agricultural sector in employment. this research was conducted in Pulang Pisau district. The data used are secondary data obtained by the Pulang Pisau Regency Central Bureau of Statistics (BPS) and the Agriculture Service. The data analysis method used is a labor multiplier. The results of this study indicate that the average number of labor multipliers in the period of 2016-2020 amounted to 2.39 (239 people), which means that during 2011-2015 every increase in employment opportunities in the agricultural sector by as many as 100 people could increase employment opportunities in total 239 soul in Pulang Pisau District.
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI TOMAT (Lycopersicum esculentum) DI KELURAHAN KALAMPANGAN KOTA PALANGKA RAYA Yolanda Br Ginting; H. A. Zaki Yamani; Revi Sunaryati
JOURNAL SOCIO ECONOMICS AGRICULTURAL Vol. 17 No. 1 (2022): Journal Socio Economics Agricultural
Publisher : Program Studi Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52850/jsea.v17i1.4323

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum usahatani tomat dan analisis pendapatan usahatani tomat serta nisbah pendapatan usahatani tomat di Kelurahan Kalampangan. Hasil analisis deskriptif gambaran umum usahatani tomat di Kelurahan Kalampangan. Petani tomat menggunakan benih serpo dan gustavi. Pengolahan lahan dilakukan dengan cara mencangkul tipis-tipis tanah hingga gembur serta menaburkan rata-rata 3 sak kapur dan 10 sak kotoran ayam. Pemupukan dilakukan rata-rata 4 kali dalam satu musim tanam. Perawatan dilakukan secara bertahap yang berupa penyiraman, penyemprotan dan menghilangkan gulma. Pemasangan tiang dan tali dilakukan secara bertahap, pemasangan tiang hanya sekali sedangkan pemasangan tali dilakukan rata-rata sebanyak 5 kali dalam satu musim tanam. Pemanenan dilakukan setiap dua hari sekali. Alokasi waktu tenaga kerja petani tomat sebesar 81 HOK. Kendala yang dihadapi petani tomat berupa harga benih dan pupuk yang terlalu mahal serta kurangnya pendampingan dari penyuluh setempat. Hasil analisis pendapatan Usahatani tomat di Kelurahan Kalampangan menunjukkan Rata-rata pendapatan petani tomat sebesar Rp 4.672.794 dengan rata-rata penerimaan (TR) sebesar Rp 6.560.000 dan rata-rata total biaya (TC) sebesar Rp 1.887.206. dengan nisbah pendapatan / Retrun Cost Ratio (R/C) sebesar 3, 43 dengan kata lain R/C > 2 yang diartikan bahwa usahatani tomat di Kelurahan Kalmpangan Kota Palangka Raya menguntungkan untuk diusahakan. This study aims to analysiss descriptiveto determine a general over view tomato farm and analysis of income tomato farming and tomato farming income ratio in Sub Kalampangan. The results of analysis descriptive of the general description of farming tomato in Kalampangan Village. Tomato growers use serpo and gustavi seeds. Land processing is carried out by hoeing the soil until it is loose and sprinkling an average of 3 sacks of lime and 10 sacks of chicken manure. Fertilization is done an average of 4 times in one growing season. Treatment is carried out in stages in the form of watering, spraying and removing weeds. The installation of poles and ropes is carried out in stages, installing the poles only once, while the installation of ropes is done an average of 5 times in one growing season. Harvesting is Yolanda Br Ginting, H. A. Zaki Yamani, Revi Sunaryati ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI TOMAT (Lycopersicum esculentum) DI KELURAHAN KALAMPANGAN KOTA PALANGKA RAYA done every two days. The allocation of labor time for tomato farmers is 81 HOK. The obstacles faced by tomato farmers include the price of seeds and fertilizers which are too expensive and the lack of assistance from local extension workers. The results of the analysis of tomato farming income in Kalampangan Village showed that the average income of tomato farmers was IDR 4,672,794 with an average income (TR) of IDR 6,560,000and an average total cost (TC) of IDR 1,887,206. with an income ratio / Retrun Cost Ratio (R / C) of 3.43 in other words, R / C> 2 which means that tomato farming in Kalampangan Village, Palangka Raya City is profitable to cultivate. Keywords: Income, Return Cost Ratio (R/C), Tomato Farming
ANALISIS TREND PRODUKSI DAN KONSUMSI JAGUNG PIPILAN DI INDONESIA Danu Saputra; Yuni Erlina; Betrixia Barbara
JOURNAL SOCIO ECONOMICS AGRICULTURAL Vol. 17 No. 1 (2022): Journal Socio Economics Agricultural
Publisher : Program Studi Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52850/jsea.v17i1.4340

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan trend produksi dan konsumsi jagung pipilan di Indonesia dari tahun 1993-2018 serta mengetahui estimasi trend produksi dan konsumsi jagung pipilan di Indonesia dari tahun 2019-2023. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang diperoleh dari BPS Indonesia dan Pusat Data Informasi Pertanian. Hasil analisis trend produksi dan konsumsi menunjukkan produksi jagung pipilan di Indonesia dari tahun 1993-2018 diketahui produksi mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,82%, konsumsi juga mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,68%. Analisis estimasi produksi dan konsumsi jagung pipilan di Indonesia tahun 2019-2023 berdasarkan program Minitab 18 didapatkan model trend yang tepat untuk estimasi produksi adalah model trend S-Curve dengan persentase penyimpangan atau MAPE 7,59% dan estimasi konsumsi adalah model trend Kuadratik dengan persentase penyimpangan atau MAPE 6,66%, dua model trend produksi dan konsumsi tersebut diambil karena persentase penyimpangan lebih kecil dibanding masing-masing model lainnya. Hasil estimasi produksi akan mengalami kenaikan rata-rata sebesar 9,29% pertahun dan konsumsi mengalami kenaikan rata-rata sebesar 4,38% per tahun. This study aims to determine the development of shelled corn production and consumption trends in Indonesia from 1993-2018 and to determine the estimated production and consumption trends of shelled maize in Indonesia from 2019-2023. The data used in this research is secondary data obtained from the Indonesian Central Bureau of Statistics and the Center for Agricultural Information Data. The results of the analysis of production and consumption trends show that the production of shelled maize in Indonesia from 1993-2018 shows that production has increased with an average growth of 6.82%, consumption also has an increase with an average growth of 5.68%. Analysis of estimated Danu Saputra, Yuni Erlina, Betrixia BarbaraANALISIS TREND PRODUKSI DAN KONSUMSI JAGUNG PIPILAN DI INDONESIA31production and consumption of shelled maize in Indonesia in 2019-2023 based on the Minitab 18 program, obtained the right trend model for production estimation is the S-Curve trend model with a percentage deviation or MAPE 7.59% and consumption estimation is a quadratic trend model with a percentage deviation or MAPE 6.66%, the two models of production and consumption trends are taken because the percentage of deviations is smaller than each of the other models. The results of the estimated production will increase by an average of 9.29% per year and consumption will increase by an average of 4.38% per year
EVALUASI PROGRAM KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DI KOTA PALANGKA RAYA Melianti Melianti; H. Ahmad Zaki Yamani; Berkat Berkat
JOURNAL SOCIO ECONOMICS AGRICULTURAL Vol. 17 No. 1 (2022): Journal Socio Economics Agricultural
Publisher : Program Studi Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52850/jsea.v17i1.4341

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pencapaian program KUBE di Kota Palangka Raya, mengetahui manfaat program KUBE, metode penentuan responden dipilih secara representatif sehingga responden penelitian ada 32 kelompok yang diwakili oleh ketua kelompok KUBE. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif yang diuraikan dalam bentuk kalimat sesuai dengan hasil pengamatan yang terjadi dilapangan. KUBE di Kota Palangka Raya terdiri dari 4 kategori yaitu gagal, tumbuh, berkembang dan maju. KUBE di Kota Palangka Raya tidak ada yang mencapai kategori maju, KUBE yang ada di Kota Palangka Raya masih pada tahap tumbuh, berkembang dan gagal, dari 32 kelompokyang diteliti terdapat 10 kelompok kategori gagal, 10 kelompok kategori tumbuh dan 12 kelompok kategori berkembang, dimana pencapaian Program KUBE di Kota Palangka Raya yaitu 37,50% yang mencapai tahap KUBE berkembang. KUBE di Kota Palangka Raya dikelompokkan menjadi 5 jenis yaitu perikanan, peternakan, perkebunan, penyewaan tenda dan berdagang. Program KUBE telah memberikan manfaat kepada masyarakat maupun anggota KUBE baik dalam pengetahuan, keterampilan, sosial maupun ekonomi. Setiap kelompok KUBE sudah memiliki modal usaha, dimana modal usaha tersebut dikelola untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, dari segi aspek ekonomi dapat dilihat dengan adanya peningkatan pendapatan anggota walaupun belum banyak namun sudah membantu ekonomi anggota, selain itu dari aspek sosial adanya program bantuan KUBE menjadikan masyarakat menjalin rasa kekeluargaan yang erat dalam mempertanggungjawabkan UEP agar berkelanjutan.Kata kunci: Kelompok Usaha Bersama, Evaluasi, UEPThis research was conducted to evaluate the achievement of the KUBE program in Palangka Raya City, to find out the benefits of the KUBE program, the method of determining respondents to be selected in a representative manner so that there were 32 groups of respondents represented by the head of the KUBE group. This research is a qualitative Melianti, H. Ahmad Zaki Yamani, Berkat EVALUASI PROGRAM KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DI KOTA PALANGKA RAYA48and quantitative study that is described in the form of a sentence in accordance with the results of observations that occur in the field. KUBE in Palangka Raya City consists of 4 categories, namely failure, growth, development and progress. KUBE in Palangka Raya City did not reach the advanced category, KUBE in Palangka Raya City was still at the stage of growing, developing and failing, of the 32 groups studied there were 10 groups of failure categories, 10 groups of growing categories and 12 groups of developing categories, where The achievement of the KUBE Program in Palangka Raya City is 37.50% who have reached the developing KUBE stage. KUBE in Palangka Raya City is grouped into 5 types, namely fisheries, livestock, plantations, tent rental and trading. The KUBE program has provided benefits to the community and KUBE members in terms of knowledge, skills, social and economy. Each KUBE group already has business capital, where the venture capital is managed to develop the knowledge and skills possessed, from an economic aspect it can be seen by an increase in member income although not much has helped the member economy, apart from the social aspect of the KUBE assistance program make the community build a strong sense of kinship in holding the UEP accountable for sustainability.
ANALISIS PEMASARAN PISANG KEPOK DI KECAMATAN SERUYAN HILIR TIMUR KABUPATEN SERUYAN Retno Makomalasari; Pordamantra Pordamantra; Masliani Masliani
JOURNAL SOCIO ECONOMICS AGRICULTURAL Vol. 17 No. 1 (2022): Journal Socio Economics Agricultural
Publisher : Program Studi Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52850/jsea.v17i1.4347

Abstract

Terdapat dua saluran pemasaran Pisang Kepok di Kecamatan Seruyan Hilir Timur, Kabupaten Seruyan. Saluran I dari petani langsung ke pedagang pengecer, dan saluran II dari petani ke pedagang pengumpul ke pedagang pengecer. Lembga pemasaran yang terlibat adalah pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Fungsi pemasaran yang dilakukan petani adalah fungsi pertukaran yaitu penjualan, fungsi fisik yaitu pengangkutan, dan pada saluran I petani melakukan fungsi fasilitas yaitu pembiayaan, dan informasi pasar. Fungsi pemasaran yang dilakukan pedagang pengumpul yaitu fungsi fasilitas yaitu pembiayaan, standarisasi dan grading, fungsi pertukaran yaitu penjualan dan pembelian, serta fungsi informasi pasar. Fungsi pemasaran yang dilakukan pedagang pengecer adalah fungsi pertukaran yaitu pembelian, fungsi fasilitas yaitu permodalan, standarisasi dan grading dan fungsi fisik yaitu informasi harga. Margin pemasaran saluran pemasaran I yaitu saluran pemasaran Ib sebesar Rp 1.500/kg, saluran pemasaran Ip sebesar Rp 2.000/kg. Pada saluran II yaitu IIb sebesar Rp 3.120/kg, dan IIp sebesar Rp 2.620/kg. Biaya pemasaran saluran I yaitu Ib sebesar Rp l000/kg, dan Ip sebesar Rp l0/kg. Biaya pemasaran saluran II yaitu IIb sebesar Rp 1.100/kg, dan IIp sebesar Rp 600/kg. Keuntungan yang diperoleh yaitu intensif diperoleh petani saluran Ib sebesar Rp 6.000/kg, Ip sebesar Rp 5.000/kg, IIb dan IIp sebesar Rp 4.380/kg. Keuntungan pedagang pengumpul IIb sebesar Rp 520/kg dan IIp sebesar Rp 520/kg. Keuntungan pedagang pengecer saluran Ib sebesar Rp 1.400/kg, Ip sebesar Rp 1.400/kg, IIb sebesar Rp 1.400/kg dan IIp sebesar Rp 1.400/kg. Efisiensi pemasaran saluran Ib sebesar 20,00%, Ip sebesar 28,57%, IIb sebesar 41,6%, dan IIp sebesar 37,43%. Farmer’s share tertinggi pada saluran I yaitu Ib sebesar 80% dan Ip sebesar 71,4%.There are two marketing channels for Kepok Bananas in East Seruyan Hilir District, Seruyan Regency. Channel I from farmers directly to retailers, and channel II from farmers to collectors to retailers. The marketing agencies involved are collectors and retailers. The marketing function carried out by farmers is the exchange function, namely sales, the physical function is transportation, and in channel I, the farmers perform the facility function, namely financing, and market information. The marketing function performed by the collecting traders is the facility function, namely financing, standardization and grading, the exchange function, namely selling and purchasing, Retno Makomalasari, Pordamantra, MaslianiANALISIS PEMASARAN PISANG KEPOKDI KECAMATAN SERUYAN HILIR TIMURKABUPATEN SERUYAN62and the market information function. The marketing function performed by retailers is the exchange function, namely purchasing, the facility function, namely capital, standardization and grading, and the physical function, namely price information. The marketing margin for marketing channel I is Ib's marketing channel of IDR 1,500/Kg, Ip's marketing channel of IDR 2,000/kg. In channel II, namely IIb of Rp. 3,120/kg, and IIp of Rp. 2,620/kg. The marketing costs of channel I are Ib of Rp. 1000/kg, and Ip of Rp.l0/kg. While the marketing costs for channel II are IIb of Rp. 1,100/kg, and IIp of Rp. 600/kg. The profits obtained are the intensifs obtained by the Ib channel farmers of Rp. 6,000/kg, Ip of Rp. 5,000/kg, IIb and IIp of Rp. 4,380/kg. The profit of IIb collectors is Rp 520/kg and IIp is Rp. 520/kg. The profit of retailer channel Ib is Rp. 1,400/kg, Ip is Rp. 1,400/kg, IIb is Rp. 1,400/kg and IIp is Rp. 1,400/kg. The marketing efficiency of channel I is Ib 20.00%, and IIp is 37.43%. The highest Farmer’s share is on chennel I, namely Ib of 80% and Ip of 71,4%.
PERSEPSI MASYARAKAT NELAYAN PASCA REHABILITASI EKOSISTEM MANGROVE MASA PANDEMI COVID-19 DI DESA KIAPAK KECAMATAN KAHAYAN KUALA Abdul Mukti
JOURNAL SOCIO ECONOMICS AGRICULTURAL Vol. 17 No. 1 (2022): Journal Socio Economics Agricultural
Publisher : Program Studi Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52850/jsea.v17i1.4352

Abstract

Rehabilitasi ekosistem mangrove di masa Pandemi Covid-19 telah diselenggarakan di Desa pesisir Kiapak yang hanya dapat diakses lewat sungai galian (terusan) atau pesisir laut. Peranan mangrove secara ekologi sangat strategis, dan secara ekonomi sangat berpotensi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Kunjungan lapangan dilakukan yang meliputi areal-areal lahan yang sudah dilakukan rehabilitasi, dan juga areal yang potensial untuk dilakukan rehabilitasi lanjutan. Wawancara terfokus bersama beberapa tokoh masyarakat mengenai rehabilitasi mangrove yang sudah diselenggarakan dan menggali persepsi serta harapan-harapan masyarakat setempat. Penyelenggaraan rehabilitasi mangrove dinilai berhasil dan bermanfaat oleh masyarakat nelayan setempat, dan menyarankan untuk berbagai kegiatan lanjutan untuk meningkatkan kemanfaatannya.Rehabilitation of the mangrove ecosystem during the Covid-19 pandemic has been carried out in the coastal village of Kiapak which can only be accessed via the dugout river (canal) or the sea coast. The ecological role of mangroves is very strategic, and economically it has the potential to increase the income of local communities. Field visits were carried out covering areas of land that had already been rehabilitated, as well as areas with potential for further rehabilitation. Focused interviews with several community leaders regarding the mangrove rehabilitation that has been carried out and to explore the perceptions and expectations of the local community. The implementation of mangrove rehabilitation was considered successful and beneficial by the local fishing community, and suggested various follow-up activities to increase its benefits.

Page 1 of 1 | Total Record : 7