cover
Contact Name
Indra Fibiona
Contact Email
indra.fibiona@kemdikbud.go.id
Phone
+6285647507523
Journal Mail Official
jantra@kemdikbud.go.id
Editorial Address
Jl. Brigjen Katamso No. 139, Yogyakarta, 55152
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jantra
ISSN : 19079605     EISSN : 27150771     DOI : -
Sejarah: Meliputi kajian sejarah yang bertema nasionalisme dan pengembangan karakter bangsa melalui bidang sosial, ekonomi, politik, budaya dengan ruang lingkup utama wilayah Indonesia, dan wilayah lain apabila ada keterkaitan dengan Indonesia, yang bisa dijadikan media diseminasi dalam menanamkan sikap kebangsaan. Budaya: Meliputi pokok kajian dalam bidang antropologi, geografi, naskah kuna, yang membahas tentang perubahan budaya, kearifan lokal, tradisi lisan, simbol, sistem pengetahuan, kerajinan, religi, keragaman budaya
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 12 No 1 (2017): Peran Media Sosial dalam Pelestarian Budaya Daerah" : 8 Documents clear
TRANSFORMASI TRADISI TULIS MENUJU TRADISI DIGITAL KERATON YOGYAKARTA (TAHUN 2016) Fajar Wijanarko
Jantra. Vol 12 No 1 (2017): Peran Media Sosial dalam Pelestarian Budaya Daerah
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9342.844 KB)

Abstract

Sejarah dan tradisi tulis serupa dengan dua sisi mata uang, keduanya tidak terpisahkan. Hanya saja, kendala aksara dan bahasa justru menjadi pengganjal. Permasalahan mendasar lagi adalah kecenderungan informasi yang tertutup justru menjadi dinding pembatas yang mengotakkan masyarakat dengan segala informasi di dalam keraton. Berbagai terobosan dilakukan hingga di era keterbukaan informasi, Keraton Yogyakarta mencoba mendekatkan informasi budaya (Keraton Yogyakarta) melalui media digital facebook. Selanjutnya, pada tulisan ini akan disajikan data hasil studi pustaka online terkait tanggapan masyarakat digital terhadap Facebook Keraton Yogyakarta tahun 2016. Melalui kajian ini pula masyarakat dapat memperoleh pelbagai informasi digital tentang keraton secara digital dengan mudah dapat diakses, kapanpun dan di manapun.
WAYANG KULIT PURWA DALAM BALUTAN MEDIA SOSIAL Ferdi Arifin
Jantra. Vol 12 No 1 (2017): Peran Media Sosial dalam Pelestarian Budaya Daerah
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8710.576 KB)

Abstract

Media sosial merupakan suatu bentuk nyata dari peradaban baru saat ini. Dampak dari media sosial sendiri sangatlah memberikan pengaruh besar dalam upaya pelestarian kebudayaan lokal, khususnya pelestarian wayang kulit. Generasi Millenials yang saat ini paling dekat dengan dunia teknologi internet memanfaatkan media sosial sebagai upaya pelestarian wayang kulit. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah partisipasi aktif untuk melihat fenomena millenials memanfaatkan media sosial sebagai bentuk pelestarian wayang kulit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media sosial sangat efektif untuk menarik masyarakat, khususnya anak muda untuk membantu melestarikan kebudayaan dengan cara yang kekinian dan gaul. Dengan hal itu, pelestarian kebudayaan gaya generasi millenials ini mendapat respon positif dari masyarakat luas. Penelitian ini menunjukkan bahwa millenials mampu aktif melestarikan kebudayaan dengan cara yang modern, yaitu menggunakan social media sebagai media popular untuk melestarikan kebudayaan.
WAYANG KAMPUNG SEBELAH, MEDIA SOSIAL, DAN MASYARAKAT YANG TERBELAH Widodo Aribowo; Andrik Purwasito; Titis Srimuda Pitana
Jantra. Vol 12 No 1 (2017): Peran Media Sosial dalam Pelestarian Budaya Daerah
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8495.528 KB)

Abstract

Perubahan sosial pada masyarakat Jawa telah mengubah wajah pertunjukan wayang kulit. Masyarakat tradisional pelan-pelan ikut berubah menuju masyarakat kapitalis, dan selera masyarakat ikut terbelah. Di satu pihak masyarakat lama masih mempertahankan selera tinggi karena wayang bagian dari laku spiritual. Di pihak lain generasi baru mengusung budaya pop. Degradasi seni tinggi menuju seni pop menggelisahkan kalangan seniman, hingga muncullah Wayang Kampung Sebelah sebagai counter culture yang memperkaya pertunjukan wayang itu sendiri. Metode etnografi diharapkan dapat menguraikan hal-hal epistemologis budaya pop sebagai peristiwa budaya berupa produksi makna dan apresiasinya oleh masyarakat menurut selera mereka sendiri. Temuan dalam penelitian: terjadi diskursus dan pemanfaatan media sosial dalam menyampaikan ideologi demokrasi berupa penolakan dikotomi budaya tinggi-rendah.
GELORA MUDA LARE OSING Wiwin Indiarti
Jantra. Vol 12 No 1 (2017): Peran Media Sosial dalam Pelestarian Budaya Daerah
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8226.468 KB)

Abstract

Perkembangan teknologi yang semakin canggih memberikan perubahan besar dalam cara berkomunikasi di era digital, salah satunya mewujud dalam penggunaan media sosial yang semakin marak. Kekuatan media sosial tidak dimiliki media konvensional memberikan peluang dalam cara baru pewarisan budaya. Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media sosial berkonten budaya dan fungsi media sosial dalam pewarisan budaya bagi kaum muda Banyuwangi (Lare Osing). Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial berbasis konten budaya yang dikelola oleh kaum muda (digital native) mampu menarik minat khalayak, khususnya kaum muda, dan memiliki kedudukan penting sebagai sarana pewarisan budaya lokal dalam hal: peneguh identitas kultural, pemerkuat nilai sosial dan kearifan lokal, pemerkaya khasanah kehidupan masyarakat lokal, dan pemberi makna budaya.
PERAN MEDIA SOSIAL DALAM PELESTARIAN BUDAYA DAERAH Noor Sulistyabudi
Jantra. Vol 12 No 1 (2017): Peran Media Sosial dalam Pelestarian Budaya Daerah
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7711.56 KB)

Abstract

Kemajuan teknologi media sosial telah merambah ke segala bidang kehidupan mulai dari bidang ekonomi, bisnis, hiburan, pendidikan, dan budaya. Hal ini membuktikan bahwa kebutuhan manusia terhadap media informasi seperti internet semakin maju dan berkembang. Sehingga perannya pun semakin meluas dalam berbagai aspek kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran media sosial dalam pelestarian budaya daerah dengan menggali cara Disbudpar Kabupaten Bantul dalam memfasilitasi proses pendistribusian informasi mengenai seni dan budaya serta isi kekayaan alam yang ada di Kabupaten Bantul. Penulisan menggunakan pendekatan studi literatur dan studi data dari jaringan elektronik yang dijadikan sumber informasi utama dari penelitian ini. Selain itu, penulis juga mengembangkan data-data dan informasi yang ada dari sumber tersebut dengan menambahkan informasi lanjut yang berdasarkan pada pengamatan dan pengembangan ide dari materi yang sudah ada. Hasil penelitian ini menunjukkan media sosial berperan penting dalam pelestarian budaya daerah di Kabupaten Bantul. Media sosial website digunakan sebagai laman oleh Disbudpar Kabupaten Bantul untuk menginformasikan kegiatannya dalam melestarikan budaya daerah yang ada seperti seni, budaya dan alam wilayah seisinya. Informasi yang disampaikan Disbudpar lewat media sosial antara lain jadwal kegiatan, hasil kegiatan baik bentuk foto maupun vidio. Dengan kemajuan di bidang teknologi media sosial ini diharapkan sebagai alternatif upaya promosi dan melestarikan budaya daerah dan dimanfaatkan pula untuk hal yang positif.
RUBRIK ’SINAR IBOE’DI MAJALAH TJAJA TIMOER Dana Listiana
Jantra. Vol 12 No 1 (2017): Peran Media Sosial dalam Pelestarian Budaya Daerah
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8603.808 KB)

Abstract

Tulisan ini membahas tentang sebuah rubrik perempuan, bernama Sinar Iboe, dalam sebuah pers lokal di Kalimantan Barat yang terbit pada tahun 1928.Pembahasan difokuskan pada gagasan yang mengemuka dalam rubrik dan fungsi rubrik tersebut dalam periode pergerakan nasional. Untuk mengungkapnya, digunakan metode penelitian seiarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gagasan yang mengemuka dalam 'Sinar Iboe'berbeda aengan rubrik perempuan lain yang muncul selama periode pergerakan nasional di Kalimantan Barat. Pada rubrik 'Sinar Iboe', perempuan lebih dibicarakan dalam peranannya di ranah publik, seperti dalam organisasi sosial, pendidikan, dan kesehatan.
MEMAHAMI NEGOSIASI PELESTARIAN BUDAYA DAERAH DI INTERNET Michael H.B. Raditya
Jantra. Vol 12 No 1 (2017): Peran Media Sosial dalam Pelestarian Budaya Daerah
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9380.674 KB)

Abstract

In globalization era, regional culture that related to the tradition through a difficult phase. The reason that made this thing happen is the explosion of internet media. Internet— either social media or social networking— would be central position to internalizing an influence on society. Not only the society was silenced, various agencies or group from local culture was using internet as their preservation ways. Starting with internet and blogs, to use social networks, such as: facebook, instagram, etc, to promote the preservation that they did. According from displacement of preservation medium, I saw that this thing isn't about change, but there is a negotiation that was created by the group— which they are from tradition culture— with signs on globalization. So, in this article, I would like to discuss about negotiations. Because the internet nearly with media studies, so I try to understand about that negotiation with mediatization theory. I used two methods to answer the question, literate study ana explore media in internet. The results were interesting, negotiations are conducted in shaping patterns of us is different from before. As a result that I got, I hope this article can help the reader to understand the changes and can be maintained the essence of tradition preservation.
MEDIA SOSIAL DAN KETOPRAK Mudjijono Mudjijono
Jantra. Vol 12 No 1 (2017): Peran Media Sosial dalam Pelestarian Budaya Daerah
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9540.311 KB)

Abstract

Social media has been rapidly developing. It can be used in various fields, such as government, education, and traditional performing art. This study looks at how social media is utilized to support ketoprak a traditional play that is still living in the society. The data were collected from library research and from interviews with resource persons who know about the past history of ketoprak. The analysis was based on the concept of tradition by Shil and collective conscience by Durkheim.

Page 1 of 1 | Total Record : 8