cover
Contact Name
Indra Fibiona
Contact Email
indra.fibiona@kemdikbud.go.id
Phone
+6285647507523
Journal Mail Official
jantra@kemdikbud.go.id
Editorial Address
Jl. Brigjen Katamso No. 139, Yogyakarta, 55152
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jantra
ISSN : 19079605     EISSN : 27150771     DOI : -
Sejarah: Meliputi kajian sejarah yang bertema nasionalisme dan pengembangan karakter bangsa melalui bidang sosial, ekonomi, politik, budaya dengan ruang lingkup utama wilayah Indonesia, dan wilayah lain apabila ada keterkaitan dengan Indonesia, yang bisa dijadikan media diseminasi dalam menanamkan sikap kebangsaan. Budaya: Meliputi pokok kajian dalam bidang antropologi, geografi, naskah kuna, yang membahas tentang perubahan budaya, kearifan lokal, tradisi lisan, simbol, sistem pengetahuan, kerajinan, religi, keragaman budaya
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 12 No 2 (2017): Peran Tokoh Masyarakat dalam Pembangunan Karakter" : 10 Documents clear
GURU DAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER Aryni Ayu Widiyawati
Jantra. Vol 12 No 2 (2017): Peran Tokoh Masyarakat dalam Pembangunan Karakter
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8276.726 KB)

Abstract

This study aims to looks at character education which is a part of mental revolution which contains elements of education, character development, nationalism, and ethics. It also look at the teacher, who is the central figure in education and is always associated with the formation of character development. National education which is based on the Law on National Education (No. 20/ 2003) aims to develop the learners' potential and shape their character in order that they become individuals who are devotedly pious to God Almighty, healthy, proficient, knowledgeable, creative, independent, as well as to become responsible and democratic citizens. So that, eventually the learners can contribute to build a dignified civilization and nation. According to Lickona, character education is a deliberate attempt to help a person so as to understand, pay attention, and perform core ethical values, including values in national education. The data of this qualitative research were drawn from library research, observation, practice teaching, and in-depth interviews with related respondents. The results of this study indicate that the relation between teachers and character education refers to the functional structural theory of Robert K. Merton. His theory indicates that members and the body cannot be separated. Strategies to implement character education can be executed through: (I) providing a real model, (2) inculcating discipline, (3) establishing conducive atmosphere, (5) integrating and internalizing.
PERANAN DALANG WAYANG KULIT DALAM PROPAGANDA PEMBANGUNAN DI BAWAH ORDE BARU Fadhil Nugroho Adi
Jantra. Vol 12 No 2 (2017): Peran Tokoh Masyarakat dalam Pembangunan Karakter
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9546.011 KB)

Abstract

This research looks at the process of delivering propaganda by the dalangs (puppeteers) in Wayang Kulit performances in Central Java in 1986-1998. Using mass communication approach and theories, this research has revealed that the dalangs were co-opted by the government when they deliver the New Order Government's messages to their audience. The Government's strong efforts to cast its political propaganda through the dalangs were so obvious after the 30th September Movement. As a result, there were changes in the concepts of wayang kulit performance. The dalangs very often delivered the Government messages both implisitly or explicitly. These messages are delivered through janturan (narration), ginem (dialogue), gending (music), limbukan (interlude scene between a mother and her daughter), and gara-gara (clown scene). However, this condition hadencouraged the dalangs' creativity to compose new stories, modify stories, and compose songs which tell about national development.
KONTRIBUSI SYEKH AHMAD MUTAMAKKIN DALAM PROSES ISLAMISASI DI JAWA Manggara Bagus Satriya Wijaya
Jantra. Vol 12 No 2 (2017): Peran Tokoh Masyarakat dalam Pembangunan Karakter
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8938.16 KB)

Abstract

Using hermeneutical approach, this qualitative research looks at the values embedded in the exemplary characters of Sheik Akhmad Mutamakkin. The data were drawn from the Kajen text. The result shows that Sheikh Akhmad Mutamakkin has applied eclectic and conformative methods of Sufism. He has blended Islamic tradition and local tradition (Java). Therefore, he cannot be categorized as misguided ulama so that there is no need to revise any writings about him. The conclusion of this study can also be used as a negation that Sheikh Akhmad Mutamakkin is not a heretic. The reason why he is said as heretical in Serat Cebolek is caused by political factors and ideological conflict between puritan Islam and eclectic Islam that accomodates Javanese traditions.
AJINING DHIRI SAKA OBAHING DRIJI Mudjijono Mudjijono
Jantra. Vol 12 No 2 (2017): Peran Tokoh Masyarakat dalam Pembangunan Karakter
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8651.709 KB)

Abstract

Referring to the social conditions seen via social media today, this study has two research questions: 1) Are control and supervision needed for school age children using mobile phones?; and 2) Who are the right persons who would control them and provide the supervision? Using Malinowsky's functional approach, this research draw the data from observation and interviews from two schools in Yogyakarta. The results of the study indicate that school age children should be controlled in using mobile phones and this would be the responsibility of parents, elder member in the family, and teachers.
PANJHAK SEBAGAI AGEN PENGEMBANG KARAKTER BUDAYA DALAM MASYARAKAT MADURA DI SITUBONDO Panakajaya Hidayatullah
Jantra. Vol 12 No 2 (2017): Peran Tokoh Masyarakat dalam Pembangunan Karakter
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8550.387 KB)

Abstract

Tulisan ini merupakan hasil penelitian etnografi dengan menggunakan perspektif historis antropologis. Secara komprehensif artikel ini menelaah tentang; 1) Makna panjhak bagi masyarakat Madura di Situbondo; 2). Peran panjhak sebagai agen pengembang karakter budaya di Situbondo, serta 3) Relasi antara panjhak dengan masyarakat Madura di Situbondo. Hasil kajian menunjukkan bahwa dalam konteks masyarakat Madura di Situbondo, panjhak dimaknai sebagai figur yang mewakili tokoh 'ghuru'. Ia mampu mengartikulasikan nilai religiusitas dan sosial kepada masyarakat. Panjhak dan masyarakat merupakan suatu jalinan relasi dialektik yang mampu membangun dan mengembangkan karakter budaya di Situbondo. Panjhak menjalankan peran pentingnya sebagai agen pengembang karakter budaya melalui refleksi dan konstruksi identitas kultural dalam karya seni pertunjukan yang bersifat estetik dan simbolik.
KONSEP RUSYANFIKR DAN IMPLIKASINYA BAGI PESANTREN GUNA MENCIPTAKAN KARAKTER REVOLUSIONER Muhammad Nur Alam Tejo
Jantra. Vol 12 No 2 (2017): Peran Tokoh Masyarakat dalam Pembangunan Karakter
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9951.256 KB)

Abstract

This article aims to explain Ali Shari'ati's concept about rusyanfikr. It is an idea that through pesantren a Kiai should be able to produce revolutionary Muslim intellectuals and he is supposed to be on the side of the oppressed ummah. This is possible because there is a patronage relation between a Kiai and his santris in which a Kiai has hegemony over the mindset of his santris. With strong patronage it is expected that a Kiai can encourage santris to become rusyanfikrs, that is, those who can find the truth in their community. Using the concept of rusyanfikr, it is expected that there is a new paradigm of how an intellectual should truly behave. As a central figure in the society, a Kiai has the same characteristics with a rusyanfikr, that is, someone who is born and grow in his'society’ so that a Kiai can no longer ignore the problems of his ummah.
KETELADANAN ABDUL MULKU ZAHARI Rahmawati Rahmawati
Jantra. Vol 12 No 2 (2017): Peran Tokoh Masyarakat dalam Pembangunan Karakter
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6771.192 KB)

Abstract

Abdul Mulku Zahari dikenal sebagai dokumentator manuskrip Buton. Sejumlah manuskrip Buton yang dikoleksi keluarga Mulku Zahari menjadi sumber belajar dan sumber penelitian oleh berbagai kalangan. Tulisan ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan peran Abdul Mulku Zahari dalam melestarikan manuskrip Buton. (2) mendeskripsikan karakter Abdul Mulku Zahari sebagai bagian dalam pembentukan karakter (3) mendeskripsikan keteladanan sosok Abdul Mulku Zahari. Data penelitian berupa informasi mengenai sepak terjang Abdul Mulku Zahari menjaga dan mengoleksi manuskrip Buton diperoleh melalui studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosok Abdul Mulku Zahari merupakan sosok yang sangat berjasa dalam menghimpun manuskrip Buton sehingga manuskrip tersebut tetap terjaga. Sepak terjangnya dalam menyelamatkan manuskrip Buton patutditeladani. Tanggungjawab, keikhlasan, mencintai dan menghargai budaya daerah merupakan bagian dari karakter Abdul Mulku Zahari yang patut diteladani. Secara tidak langsung pula, nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam manuskrip Buton yang dihimpun, diterjemahkan, dan dialih aksarakan oleh Mulku Zahari dapat dimanfaatkan untuk pembentukan karakter bangsa.
K. H. IMAM ZARKASYI Saifuddin Alif Nurdianto
Jantra. Vol 12 No 2 (2017): Peran Tokoh Masyarakat dalam Pembangunan Karakter
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6521.747 KB)

Abstract

K. H. Imam Zarkasyi adalah salah seorang pelopor modernisasi pendidikan pesantren di Indonesia. K.H. Imam Zarkasyi mengenalkan sistem Kulliyyatul Mu'allimin Al-Islamiyyah (KMI) yang merupakan adopsi dari pemikiran-pemikiran tokoh Islam semisal Mahmud Yunus dan K. H. Ahmad Dahlan, dan integrasi sistem-sistem pendidikan yang dilaksanakan di berbagai macam perguruan tinggi tingkat aunia seperti Al-Azhar, Syanggit, Aligarh, dan Santiniketan. Modernisasi pesantren ala K.H. Imam Zarkasyi ini merupakan bantahan dari persepsi masyarakat bahwa pesantren identik dengan tempat yang kumuh dan kolot, sekaligus upaya untuk mendidik karakter masyarakat agar berpikir jauh ke depan. Penelitian historis dengan pendekatan psikologi agama dan hermeneutik digunakan untuk mengkaji modernisasi pesantren yang dilakukan K.H. Imam Zarkasyi di Pondok Modern Darussalam Gontor, di tengah kondisi pesantren yang dipandang terbelakang pada masa tersebut.
RADEN NGABEHI RANGGAWARSITA Titi Mumfangati
Jantra. Vol 12 No 2 (2017): Peran Tokoh Masyarakat dalam Pembangunan Karakter
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6840.847 KB)

Abstract

Raden Ngabehi Ranggawarsita adalah seorang pujangga besar pada masanya. Karya-karyanya sangat terkenal dan sampai sekarang masih dibicarakan oleh masyarakat. Tulisan ini akan mengupas apa sumbangsihnya terhadap pembangunan karakter bangsa. Dalam menyusun tulisan ini menggunakan metode kepustakaan, yaitu melalui pembacaan karya-karya dan tulisan-tulisan yang terkait dengan hasil karya Raden Ngabehi Ranggawarsita. Hasil dari pembahasan adalah Raden Ngabehi Ranggawarsita sebagai pujangga yang sangat produktif dan berpengetahuan luas. Beliau pantas menjadi tokoh teladan dalam hal pembentukan karakter masyarakat. Karya-karya sastranya memberikan kupasan tentang nilai-nilai budi pekerti yang pantas untuk dijadikan pedoman dalam kehidupansehari-hari
Ki HADISUKATNO Yustina Hastrini Nurwanti
Jantra. Vol 12 No 2 (2017): Peran Tokoh Masyarakat dalam Pembangunan Karakter
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7608.858 KB)

Abstract

Ki Hadisukatno adalah salah satu tokoh yang menggunakan kesenian sebagai alat pendidikan karakter. Hal ini sejalan dengan konsep Taman Siswa yaitu pendidikan berbasis budaya. Pendidikan karakter harus dimulai sejak usia dini (anak-anak). Permasalahan yang dibahas dalam artikel ini adalah peran dan ketokohan Ki Hadisukatno dalam ikut mengembahgkan karakter generasi muda, khususnya anak-anak melalui budaya Jawa. Artikel ini merupakan hasu kajian pustaka dari beberapa sumber tulisan dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Ki Hadisukatno berperan sebagai guru sekaligus pamong dalam mendidik siswa melalui tembang dolanan anak dan langen carita.

Page 1 of 1 | Total Record : 10