cover
Contact Name
Ainul Yaqin
Contact Email
ayaqin309@gmail.com
Phone
+6287850172545
Journal Mail Official
ayaqin309@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
ISSN : 25499157     EISSN : 25793543     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Al-Iman: Jurnal Keislaman dan kemasyarakatan adalah jurnal Jurnal ini memuat kajian-kajian pemikiran keislaman dan Kemasyarakatan dalam bentuk: 1) Hasil penelitian, 2) Gagasan konseptual, 3) Kajian kepustakaan, dan pengalaman praktis. Redaksi mengundang para akademisi, dosen, maupun peneliti untuk berkontribusi memasukkan artikel ilmiahnya yang belum pernah diterbitkan oleh jurnal lain. Naskah ditulis mengikuti standar karyatulis ilmiah dengan menyertakan refrensi (footnote) diketik dengan spasi 1,5 cm pada kertas ukuran A4 dengan panjang tulisan antara 20-30 halaman, serta menyertakan Abstrak dengan dua bahasa; Indonesia dan Inggris, ruang lingkup judul harus spesifik pada satu permasalahan dan tempat. Naskah yang masuk dievaluasi oleh dewan redaksi. Redaktur dapat melakukan perubahan pada tulisan yang dimuat untuk keseragaman format, tanpa mengubah substansinya. Jurnal ini bermitra bestari yang diterbitkan dua kali setahun dalam bentuk cetak dan online oleh STID Raudlatul Iman. Pernyataan ini menjelaskan perilaku etis seluruh pihak yang terlibat dalam penerbitan artikel dalam Al-Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan termasuk penulis, dewan penyunting, mitra bestari, dan penerbit. http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/etikapublikasi
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol. 6 No. 1 (2022): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan" : 11 Documents clear
Eksistensi Ta’awun Pada Serikat Tolong Menolong (STM) di Dusun II Desa Pematang Johar Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang Suci Ramadhani; Sica Asyifa; Muhammad Iqbal Prayogi; Riski Adinda Pulungan; Rahmi Syahriza
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 6 No. 1 (2022): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ta’awun adalah kegiatan tolong menolong sesama manusia yang berdasarkan hati nurani dengan semata-mata mengharapkan ridho Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, dimana kegiatan tolong menolong tersebut dianjurkan tanpa memandang suku, ras, bangsa, dan agama. Konsep ta’awun juga terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 2, Al-Kahfi ayat 95, Al-Furqan ayat 4, Al-Ma’un ayat 7, dan surah lainnya. Eksistensi pada ta’awun pada serikat tolong menolong dipandang sangat perlu diuji karena memiliki hubungan erat dan kaitan yang berkesinambungan antara konsep ta’awun dengan serikat tolong menolong yang ada. Fokus penelitian, yaitu bagaimana eksistensi ta’awun pada serikat tolong menolong di Dusun II Desa Pematang Johar Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui eksistensi ta’awun pada serikat tolong menolong di Dusun II Desa Pematang Johar. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif analisis dengan menggali berbagai sumber yang berkaitan dengan serikat tolong menolong serta mewawancarai masyarakat di Dusun II Desa Pematang Johar. Mengenai hasil penelitian konsep ta’awun yang ada di Dusun II Desa Pematang Johar yaitu dimana sistem STM yang dijalankan itu berupa pengutipan uang kas serta uang kemalangan yang digunakan untuk kepentingan dan kebermanfaatan bersama. Bukan hanya itu, konsep ta’awun yang dijalankan oleh STM di Dusun II Desa Pematang Johar tersebut pun masih belum mendapat timbal balik yang baik dari masyarakat dan para anggota STM dikarenakan kurangnya kesadaran dari diri mereka masing-masing terkait dengan STM. Ta'awun is an activity of helping fellow human beings based on conscience with the sole expectation of the pleasure of Allah Subhanallahu Wa Ta'ala, where the activity of helping is recommended regardless of ethnicity, race, nation, and religion. The concept of ta'awun is also found in the Al-Qur'an surah Al-Maidah verse 2, Al-Kahf verse 95, Al-Furqan verse 4, Al-Ma'un verse 7, and other suras. The existence of ta'awun in the mutual help union is seen as very necessary to be tested because it has a close and continuous relationship between the concept of ta'awun and the existing mutual help union. The focus of the research, namely how the existence of ta'awun in the mutual help union in Hamlet II, Pematang Johar Village, Labuhan Deli District, Deli Serdang Regency. This research was conducted to find out how the existence of ta'awun in the mutual help union in Hamlet II, Pematang Johar Village. The method used is descriptive qualitative analysis by exploring various sources related to the help union and interviewing the community in Dusun II, Pematang Johar Village.Regarding the results of the research on the ta'awun concept in Hamlet II, Pematang Johar Village, namely where the STM system that is run is in the form of quoting cash and misfortune money that is used for mutual benefit and benefit. Not only that, the ta'awun concept implemented by STM in Hamlet II, Pematang Johar Village, has not received good feedback from the community and STM members due to the lack of awareness of each of them related to STM.
Fikih Kenotariatan: Studi Tentang Etika Profesi Notaris Miftahul Ulum
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 6 No. 1 (2022): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Law and humans have a close relationship. The existence of law is very important in life, especially in human actions/deeds towards other living creatures. This is because the law is a norm in which there are sanctions. From this definition, it is implied that the existence of law is intended to create order in social life. Laws cannot be enforced without the help of the community and some legal entities. The legal entity in question is the legal profession. The legal profession has many kinds, including: advocates, arbitrators, judges, notaries, prosecutors, police, and legal. Each legal profession has a different purpose and function. They exist to complement the shortcomings of each legal profession. A notary who is one of the legal professions is required to have a good personality. As a public official, a notary must have personal ethics, one of which is the spirit of Pancasila, obeying the laws and regulations in force in the Republic of Indonesia. So crucial and noble is the notary profession, when carrying out his position, he must remain obedient to the applicable regulations, including using an office that has been determined by law, being aware of his obligations, not using mass media, and putting up a nameplate according to the provisions. Hukum dan manusia memiliki hubungan yang erat. Keberadaan hukum sangat penting dalam kehidupan terlebih dalam tindakan/perbuatan manusia terhadap makhluk hidup lain. Hal ini disebabkan hukum merupakan suatu norma yang di dalamnya terdapat sanksi. Dari definisi tersebut sudah tersirat bahwa adanya hukum ditujukan agar terciptanya keteraturan dalam kehidupan bermasyarakat. Hukum tidak dapat ditegakkan tanpa adanya bantuan masyarakat dan beberapa badan hukum. Badan hukum yang dimaksud ialah para profesi hukum. Profesi hukum memiliki banyak macamnya, antara lain: advokat, arbiter, hakim, notaris, jaksa, polisi, dan para legal. Setiap profesi hukum memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda. Mereka ada untuk saling melengkapi kekurangan masing-masing profesi hukum.Seorang notaris yang merupakan salah satu profesi hukum dituntut untuk memiliki kepribadian yang baik. Sebagai pejabat umum, notaris wajib memiliki etika kepribadian salah satunya berjiwa Pancasila, taat kepada hukum dan undang-undang yang berlaku di NKRI. Begitu krusial dan mulianya profesi notaris maka ketika melaksanakan jabatannya maka harus tetap patuh pada peraturan yang berlaku diantaranya menggunakan kantor yang telah ditetapkan undang-undang, sadar akan kewajibannya, tidak memakai media massa, dan memasang papan nama sesuai ketentuan.
Moral Politik Elit Dalam Kontestasi Pilgub Jatim 2018 (Studi Kasus Komunikasi Elit Kiyai Melalui Pesan Hate Speech Dalam Mengubah Preferensi Politik Pemilih) Moh. Zuhdi
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 6 No. 1 (2022): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The development of democracy in Indonesia gives some opportunities for political practitioners to do campaign openly. In some cases sometimes elite politicians ignore the ethical aspect of the process of political communication, which tends to be excessive and without control. In 2017 the Police recorded there were as many as 5,061 cases of cybercrime or cybercrimes that handled by the Police. That number rose 3% compare with 2016, which amounted to 4,931 cases. Polri has also handled 3,325 cases of hate speech crime or hate speech. The figure rose 44.99% from a year earlier, which totaled 1,829 cases (https://news.detik.com). The East Java Pilgub 2018 was related to the issue of a political-sounding fatwa by a group of scholars aimed at bringing mass opinion into the governing of the 2018 election (https://pilkada.tempo.co). This research method using descriptive qualitative, so it can reveal the real reality. This research reveals the unethical behavior of politicians, on a certain side and then coupled with cooperation with the elite kiai. In a sociological context it is seen as an elite group that has a major influence on the formation of public opinion. Therefore, the presence of kyai elite in the political constellation of East Java pilgub can provide a broad public space of legimization through its cultural messages and lead to voters' political preferences on people who still regard the kyai elite as the dominant figure in decision making. Perkembangan demokrasi di Indonesia semakin membuka peluang praktisi politik untuk melakukan kampanye secara terbuka. Dalam beberapa kasus terkadang para elit politisi mengabaikan aspek etika dalam melakukan proses komunikasi politik, sehingga cenderung kebablasan dan tanpa kontrol. Pada tahun 2017 Polri mencatat ada sebanyak 5.061 kasus cybercrime atau kejahatan siber yang ditangani Polri. Angka itu naik 3% dibanding pada 2016, yang berjumlah 4.931 kasus. Polri juga telah menangani 3.325 kasus kejahatan hate speech atau ujaran kebencian. Angka tersebut naik 44,99% dari tahun sebelumnya, yang berjumlah 1.829 kasus (https://news.detik.com). Pada pilgub Jawa Timur 2018 terkait dengan dikeluarkannya fatwa berbau politik oleh sekelompok ulama yang bertujuan untuk menggiring opini massa dalam penyelenggaraan pilgub 2018 (https://pilkada.tempo.co). Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, sehingga dapat mengungkap realitas yang sebenarnya. Penelitian ini mengungkapkan adanya perilaku tidak etis yang dilakukan para politisi, pada sisi tertentu kemudian ditambah dengan melakukan kerjasama dengan pihak elit kiyai. Dalam konteks sosiologis dipandang sebagai kelompok elit yang memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan opini masyarakat. Karena itu kehadiran elit kiyai dalam konstelasi politik pilgub Jawa Timur bisa memberikan ruang legimitasi public yang luas melalui pesan-pesan kulturalnya dan menggiring preferensi politik pemilih pada masyarakat yang masih menganggap elit kiyai sebagai figur dominan dalam pengambilan keputusan.
Komunikasi Interpersonal Mahasiswa di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Fenomenologi Terhadap Mahasiswa Reguler Komunikasi Dan Penyiaran Islam (KPI) IDIA Al-Amien Prenduan Sumenep) Mohammad Syifa
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 6 No. 1 (2022): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

I In this digital era, social media is becoming a new alternative for students to face pandemics, in conducting interpersonal relationships with each other. This study aims to explain the state of student interpersonal communication in detail during the Covid-19 pandemic, as well as to know the patterns of interpersonal communication of students in carrying out their daily lives. The formulation of this research problem is how the state of interpersonal communication of IDIA regular students in the pandemic, and how the interpersonal communication patterns of IDIA regular students face the pandemic. This study uses qualitative method with phenomenological study approach, data collection using interview, observation and documentation method. The checking of the validity of data using triangulation and addition of participation. The subject of this study was aimed at students of Regular Islamic Communication and Broadcasting (KPI) IDIA Al-Amien Sumenep, while data analysis there are three, namely: data reduction, data presentation, and verification/withdrawal of conclusions. The results of this study describe the interpersonal communication of students during the pandemic that is less effective with fellow student friends, lecturers and their families. And regular KPI student communication patterns can be categorized into 4 how: 1) primary communication patterns. 2) secondary communication patterns. 3) linear communication patterns. 4) particular communication patterns. Di era digital ini media sosial menjadi alternatif baru bagi para mahasiswa untuk menghadapi pandemic, dalam melakukan hubungan interpersonal satu sama lain. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan keadaan komunikasi interpersonal mahasiswa secara detail selama pandemi Covid-19, serta mengetahui pola-pola komunikasi interpersonal mahasiswa dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana keadaan komunikasi interpersonal mahasiswa reguler Komunikasi Dan Penyiaran Islam (KPI) IDIA di masa pandemi, dan bagaimana pola-pola komunikasi interpersonal mahasiswa reguler Komunikasi Dan Penyiaran Islam (KPI) IDIA menghadapi pandemi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi, pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi dan penambahan keikutsertaan. Subjek penelitian ini ditujukan pada mahasiswa Reguler Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) IDIA Al-Amien Sumenep, sedangkan analisis data ada tiga, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan verifikasi/penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menggambarkan komunikasi interpersonal mahasiswa selama pandemi yang kurang efektif dengan sesama teman mahasiswa, dosen dan keluarganya. Dan pola komunikasi mahasiswa Reguler KPI dapat dikatagorikan menjadi 4 bagaian: 1) pola komunikasi primer. 2) pola komunikasi sekunder. 3) pola komunikasi linier. 4) pola komunikasi partikular.
Penerapan Metode Blended Learning pada Pembelajaran IPS ditengah Pandemi Covid-19 Jenjang di SMP Suhantoro
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 6 No. 1 (2022): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Social studies learning at the junior secondary education (SMP) level during the pandemic must continue to be carried out with various limitations but must not reduce the quality of teaching and learning activities such as face-to-face activities (KTM). Then the policy taken by the education office and implemented by the teacher through distance education (PJJ). There are many choices of how teachers conduct learning activities through distance learning methods, based on the results of the research that the authors carried out, the implementation of the learning turned out to be experiencing many obstacles in learning outcomes. Weaknesses that occur in learning either through google forms, WAG, zoom and social media methods via android are not optimal, due to common obstacles including; signal problems, limited android capacity, limited application mastery and most importantly not all students have android phones. So the most appropriate blended learning model is a combination of offline and online between those who have Android and cannot be balanced in participating in teaching and learning activities. Pembelajaran IPS ditingkat pendidikan menengah pertama (SMP) di masa pandemic harus tetap dilaksanakan dengan berbagai keterbatasan namun tidak boleh mengurangikualitas kegiatan belajar mengajar seperti kegiatan tatap muka (KTM). Maka kebijakan yang diambil oleh dinas pendidikan dan dilaksanakan oleh guru melaui pendidikan jarak jauh (PJJ). Banyak pilihan bagaiman guru mengadakan kegiatan belajar melalui metode pembelajaran jarak jauh, berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan, terhadap pelaksanaan pembelajran tersebut ternyata banyak mengalami kendala dalam hasil pembelajaran. Kelemahan yang terjadi pada pembelajaran baik melalui google form, WAG, zoom dan metode medsos melalui anderoid ternyata tidak maksimal, dikarenakan kendala umum diantaranya; masalah sinyal,kapsitas anderoid yang terbatas, keterbatasan pengusaan aplikasi dan yang paling utama ialah tidak semua siswa memiliki handphone anderoid. Maka pembelajaran model blanded yang paling tepat ialah perpaduan luring dan daring antara yang mempunyai anderoid dan tidan bisa seimbang dalamengikuti kegiatan belajar mengajar
Implementasi Dakwah Terhadap Masyarakat Melalui Biro Dakwah di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Shodiq
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 6 No. 1 (2022): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The implementation of da'wah is an activity or activity that is planned to improve one's skills and facilitate the adjustment of activities carried out using various methods by individuals, groups of communities and communities. Da'wah at the Al-Amien Prenduan Islamic Boarding School has a major role in building Islamic character in the surrounding community. In order to facilitate preaching, it is usually carried out through a boarding school. The presence of the Al-Amien Prenduan Islamic boarding school has become a “tafaqquhfiddin” institution, namely a place to study Islam, and at the same time an educational institution for the surrounding community. The formulation of the problem of this research is how the implementation of da'wah to the community through the Da'wah Bureau at the Al-Amien Prenduan Islamic Boarding School. and what are the supporting and inhibiting factors in preaching to the public through the Da'wah Bureau at the Al-Amien Prenduan Islamic Boarding School. And the author also uses descriptive qualitative research methods. The data collected comes from the results of interviews, observations, and documentation. After the data is collected, the next step is to analyze the data with a dakwah management approach, with the analysis stages, namely data editing, data presentation (data display) and drawing conclusions. The data validity checking technique used in the study was to do trimulation. The results of this study indicate that: The implementation of da'wah to the community through the Da'wah Bureau at the Al-Amien Prenduan Islamic Boarding School includes: running a ta'lim assembly, social activities, cultivating Muslim clothing. The supporting factors for da'wah to the community through the Da'wah Bureau at the Al-Amien Prenduan Islamic Boarding School are among the administrators and the Da'wah Bureau at the Al-Amien Prenduan Islamic boarding school who are struggling to improve in planning and holding da'wah activities and teaching Islamic teachings to students and the local community. in order to achieve the desired goal, while the inhibiting factor for proselytizing to the community through the Da'wah Bureau at the Al-Amien Prenduan Islamic Boarding School is the lack of awareness and economy both inside and outside the Boarding School. Implementasi dakwah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang terencana untuk meningkatkan ketrampilan seseorang dan memudahkan penyesuaian kegiatan yang dilaksanakan dengan menggunakan metode yang bermacam-macam oleh perorangan, sekelompok komunitas maupun masyarakat. Dakwah di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan memiliki peran besar dalam membangun karakter Islam di masyarakat sekitar. Untuk mempermudah dakwah biasanya dilakukan melalui sebuah pondok pesantren. Kehadiran Pondok pesantren Al-Amien Prenduan telah menjadi lembaga tafaqquhfiddin yaitu tempat mendalami agama Islam, dan sekaligus menjadi lembaga pendidikan masyarakat sekitar. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana implementasi dakwahterhadap masyarakat melalui Biro Dakwah di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan. Dan bagaimana faktor pendukung dan penghambat dalam dakwah terhadap masyarakat melalui Biro Dakwah di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan.Dan penulis juga menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Data yang dikumpulkan berasal dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut dengan pendekatan manajemen dakwah, dengan tahapan analisis yaitu redaksi data, penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan. Adapun tehnik pengecekan keabsahan data yang dipakai dalam penelitian adalah melakukan trimulasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: Implementasi dakwah terhadap masyarakat melalui Biro Dakwah di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan meliputi: menjalankan majelis ta’lim, kegiatan sosial, membudayakan busana muslim. Adapun faktor pendukungdakwah terhadap masyarakat melalui Biro dakwah di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan adalah diantara pengurus dan Biro dakwah di pondok pesantren Al-Amien Prenduan sangat memperjuang tinggikan dalam merencanakan dan mengadakan kegiatan-kegiatan dakwah dan mengajarkan ajaran Islam terhadap para santri dan masyarakat setempat agar mencapai tujuan yang di kehendaki, sedangkan faktor penghambat dakwah terhadap masyarakat melalui Biro dakwah di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan adalah kurangnya kesadaran dan perekonomian baik di dalam Pondok maupun di luar Pondok.
Pembelajaran Kooperatif Stad IPS Terpadu di Kelas VIII SMP Negeri Lenteng Sumenep Tahun Pelajaran 2021/2022 Sri Mastuti
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 6 No. 1 (2022): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Based on the results of interviews most students interviewed about IPS lessons stated that it is difficult to understand the subject matter if students study individually, resulting in less active student activity results. To overcome these problems, it is necessary to research the application of learning that can increase student learning activities, namely by the application of cooperative learning STAD (Student Teams Achievement Divisions). The purpose of this study is to know the IPS learning activities of class VIII students at SMPN 1 Lenteng Sumenep. The subject of this study was a class VIII Sumenep student who numbered 38 students, consisting of 27 male students and 11 female students. The results of this study are that students' learning activities are measured based on an average increase in the percentage of student learning activities each cycle and the level of success of actions. The research instruments used in this study are tests, observation sheets of student and teacher activities, and field records. The results of the study are known that the application of cooperative learning STAD can increase the learning activities of students of class VIII SMPN 1 Lenteng Sumenep. The increase in student learning activity was shown by an average increase in the percentage of student learning activity and the degree of success of actions from 39.52% (less) in cycle I to 63.97% (sufficient) in cycle II, and increased to 79.96% (good) in cycle III. Berdasarkan hasil wawancara sebagian besar siswa yang diwawancarai tentang pelajaran IPS menyatakan bahwa merasa kesulitan untuk memahami materi pelajaran jika siswa belajar secara individu, sehingga hasil aktivitas siswa kurang aktif. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang penerapan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, yaitu dengan penerapan pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams Achievement Divisions). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui aktivitas belajar IPS siswa kelas VIII di SMPN 1 LentengSumenep. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas VIII Sumenep yang berjumlah 38 siswa, terdiri 27 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Hasil penelitian ini adalahaktivitas belajar siswa diukur berdasarkan peningkatan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa setiap siklus dan taraf keberhasilan tindakan. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu soal tes, lembar observasi aktivitas siswa dan guru, dan catatan lapangan. Hasil penelitian diketahui bahwa penerapan pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas VIIISMPN 1 LentengSumenep. Peningkatan aktivitas belajar siswa ditunjukkan dengan peningkatan rerata persentase aktivitas belajar siswa dan taraf keberhasilan tindakan dari 39,52% (kurang) pada siklus I menjadi 63,97% (cukup) pada siklus II, dan meningkat menjadi 79,96% (baik) pada siklus III.
Normatif dan Deskriptif dalam Studi Al-Qur’an Modern: Pertarungan Kepentingan Epistimologi Barat dan Islam dalam Perspektif Charles J. Adams Mahbub Ghozali
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 6 No. 1 (2022): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to find an objective framework in understanding the Qur’an using by the concept of Charles J. Adams. Adams divides religious studies approach into two main parts, namely normative and descriptive. This approach is then applied to a variety of modern studies of the Qur’an that have developed in such a way, whether studied by Westerners or Islamic scholars. To achieve this goal, this study uses a descriptive method with the type study of literature research. To deepen the data analysis, this study uses the Charles J. Adams’s religious studies approach. This study found that the types of research in the study of the Koran can be mapped according to the mapping conducted by Adams. From this mapping, it is found that the majority of the Qur'anic studies conducted by the West fall into the normative category with their respective religious tendencies. The same thing conducted by Islamic scholars who study to Islam with an apologistic approach as part of normative studies. Meanwhile, the efforts made to reconstruct the knowledge of the Qur’an fall into the descriptive category. Basically, its concepts can be used to understand the Qur’an meaning in a comprehensive manner. On the one hand it uses the meaning of the sacred text, and on the other hand, it uses the profane context. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kerangka objektif dalam memahami al-Qur’an dengan menggunakan konsep teori Charles J. Adams. Adams membagi pendekatan dalam studi agama menjadi dua bagian utama, yakni normatif dan deskriptif. Pendekatan ini kemudian diaplikasikan pada ragam studi al-Qur’an modern yang telah berkembang sedemikian rupa, baik yang dilakukan oleh kalangan Barat ataupun sarjana Islam. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan jenis penelitian studi pustaka. Untuk memperdalam analisa data, penelitian ini menggunakan pendekatan studi Agama Charles J. Adams. Penelitian ini menemukan bahwa ragam penelitian dalam studi al-Qur’an dapat dipetakan sesuai dengan pemetaan yang dilakukan oleh Adams. Dari pemetaan ini ditemukan bahwa mayoritas studi al-Qur’an yang dilakukan Barat masuk dalam kategori normatif dengan tendensi keagamaan masing-masing. Hal yang sama juga dilakukan oleh sarjana Islam yang melakukan studi terhadap Islam dengan pendekatan apologistik sebagai bagian dari kajian normatif. Sedangkan upaya yang dilakukan untuk merekonstruksi pengetahuan al-Qur’an masuk dalam kategori deskriptif. Kedua konsep ini pada dasarnya dapat digunakan untuk memahami al-Qur’an secara konprehensif. Pada satu sisi menggunakan makna teksnya yang sakral, dan di sisi yang lain pada konteksnya yang profan.
Urgensi Kafaah dalam Pernikahan dan Implikasinya Terhadap Keutuhan Rumah Tangga Pakondang Rubaru Sumenep Ummi Kulsum
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 6 No. 1 (2022): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper to describe the problems in finding a good partner or commonly called kafaah, se kufu’ 'between the bride and groom. One of the problems to find a good partner is the issue of kafaah or so called kufu' between the bride and groom. Kafaah can also be called a match or equal, similar, balanced or harmonious. That is, the harmony between the prospective husband and the prospective wife so that interested parties do not object to the continuity of the marriage. For example, men are equal to their future wives, equal in position, equal in social status, ethics and wealth. While the focus of this research, namely 1) about the urgency of kafaah in marriage and 2) the implications of kafaah on the integrity of the household. The type of research in this study is a qualitative research with a descriptive approach. The next process is transcribing, labeling the information obtained in observations and interviews. Then classify the data that has been coded according to their respective cognate themes. Furthermore, in qualitative data analysis is drawing conclusions and verification. While the results of this study, namely: 1) The Urgency of Kafaah in Marriage, including; Kafaah is the right for prospective wives and guardians, a factor that can encourage the creation of happiness in the household, guarantee the safety of women from failure or household shocks, and a balance in terms of education and the economy. 2) Implications of Kafaah on the Integrity of the Household, namely; Aspects of mutual understanding, Aspects of affection, Aspects of cooperation, and Aspects of communication. Penelitian ini untuk mendeskripsikan permasalahan dalam mencari pasangan yang baik atau biasa disebut kafaah, se kufu'' antara kedua mempelai. Salah satu masalah mencari pasangan yang baik adalah masalah kafaah atau disebut kufu' antara kedua mempelai. Kafaah juga bisa disebut serasi atau sederajat, serupa, seimbang atau serasi. Artinya, keharmonisan antara calon suami dan calon istri agar pihak yang berkepentingan tidak keberatan dengan kelangsungan pernikahan. Misalnya, laki-laki sederajat dengan calon istrinya, sederajat kedudukan, sederajat dalam status sosial, sederajat, dan sederajat. Sedangkan fokus penelitian ini yaitu 1) tentang urgensi kafaah dalam pernikahan dan 2) implikasi kafaah terhadap keutuhan rumah tangga. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Proses selanjutnya adalah menyalin, memberi label pada informasi yang diperoleh dalam observasi dan wawancara. Kemudian mengklasifikasikan data yang telah diberi kode sesuai tema serumpunnya masing-masing. Selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Sedangkan hasil penelitian ini yaitu: 1) Urgensi Kafaah dalam Nikah, meliputi; Kafaah adalah hak bagi calon istri dan wali, faktor yang dapat mendorong terciptanya kebahagiaan dalam rumah tangga, jaminan keselamatan perempuan dari kegagalan atau goncangan rumah tangga, dan keseimbangan dalam hal pendidikan dan ekonomi. 2) Implikasi Kafaah terhadap Keutuhan Rumah Tangga, yaitu; Aspek saling pengertian, Aspek kasih sayang, Aspek kerjasama, dan Aspek komunikasi.
Islamisasi Nusantara (Studi tentang Asal Muasal, Aktor Pendakwah, dan Media/ Sarana Dakwah Islamisasi Nusantara) Fathorrahman .
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 6 No. 1 (2022): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Islam Nusantara is something that remains relevant to be discussed, apart from its uniqueness as well as the process of entering and developing Islam itself into the Nusantara through a unique and different process from the spread of Islam in other parts of the world which is often colored by confrontation and disintegration. If summarized, the development of Islam in the Nusantara can be seen from three kinds of discussion points of view. First, a discussion of the theories on the origin of the entry of Islam into the Nusantara, secondly about the actors of preaching or carriers of Islam to the Nusantara, and third about the means or media/channels of da'wah used by the actors who spread Islam to the Nusantara. There are various theories that look at the origins of Islam that spread in the Nusantara, such as Gujarat theory, Bengali theory, Persian theory, and others, as well as discussing the Islamization of the Nusantara theory in a local historiographical perspective which may have often escaped serious discussion and study. . Discussing about the actors of Islamic preachers itself certainly cannot be separated from the vital role of the ulama in the Nusantara, especially the Wali Songo as early pioneers who at the same time played many roles, as traders, pioneers of educational institutions, and even an accomplished diplomat and negotiator. The success of their da'wah also cannot be separated from their skill in choosing means of da'wah that can be accepted by all levels of the population in the Nusantara, which at that time already had a solid religion, belief and local culture. Islam Nusantara merupakan sesuatu yang tetap relevan untuk diperbincangkan, selain karena keunikannya juga karena proses masuk dan perkembangan Islam itu sendiri ke bumi Nusantara melalui proses yang unik serta berbeda dengan penyebaran Islam di belahan bumi lain yang kerap kali diwarnai konfrontasi dan disintegrasi. Jika diringkaskan, perkembangan Islam di Nusantara dapat ditilik dari tiga macam sudut pandang pembahasan. Pertama, pembahasan tentang teori- teori asal muasal masuknya Islam ke wilayah Nusantara, kedua tentang aktor pendakwah atau pembawa Islam ke wilayah Nusantara, dan ketiga tentang sarana atau media/ kanal dakwah yang dipergunakan para aktor penyebar Islam tersebut ke bumi Nusantara. Ada berbagai teori yang menilik tentang asal- muasal Islam yang menyebar di Nusantara, seperti teori Gujarat, teori Bengali, teori Persia, lainnya, serta sebagai pembanding dibahas teori Islamisasi Nusantara dalam persepektif historiografi lokal yang mungkin selama ini seringkali luput dari bahasan dan pengkajian yang serius. Membahas tentang aktor- aktor pendakwah Islam itu sendiri tentunya tidak dapat dilepaskan dari peran vital para ulama di Nusantara, utamanya para Wali Songo sebagai perintis awal yang sekaligus memainkan banyak peran, sebagai pedagang, perintis lembaga pendidikan, dan bahkan seorang diplomat dan negosiator yang ulung. Keberhasilan dakwah mereka juga tak dapat dilepaskan dari kelihainnya dalam memilih sarana dakwah yang dapat diterima seluruh lapisan penduduk di Nusantara yang kala itu telah mempunyai agama, kepercayaan dan kebudayaan lokal yang kokoh.

Page 1 of 2 | Total Record : 11