cover
Contact Name
Adhi Surya
Contact Email
J.Kacapuri@gmail.com
Phone
+6287782738533
Journal Mail Official
J.Kacapuri@gmail.com
Editorial Address
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Universitas Islam kalimantan MAB Gd A lt 2, Jalan adhiyaksa No 2 Kayu Tangi Banjarmasin Kalsel-70123
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Jurnal Kacapuri : Jurnal Keilmuan Teknik Sipil
ISSN : 25023179     EISSN : 26566001     DOI : 10.31602
JURNAL KACAPURI terbit 2 (dua) kali setahun pada bulan Juni dan Desember. Diterbitkan oleh Program Studi (S-1) Teknik Sipil Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari. Redaksi menerima sumbangan artikel ilmiah dari para peneliti, pendidikan dan pemerhati masalah-masalah atau scope and focu
Articles 213 Documents
KAJIAN PENINGKATAN BENDUNGAN BENANGA DI KOTA SAMARINDA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR purwanto purwanto
Jurnal Kacapuri : Jurnal keilmuan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2018): DESEMBER JURNAL KACAPURI : JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (994.269 KB) | DOI: 10.31602/jk.v1i2.1776

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan dokumen perencanaan teknis yang dilengkapi gambar perencanaan/desain peningkatan bendungan Benanga.Penelitian dilaksanakan di kawasan bendungan Benanga, Kota Samarinda selama 3 bulan. Kegiatan penelitian yang dilakukan antara lain : (1) pengumpulan data sekunder, survai lapangan, pemeriksaan bendungan, analisis hidrologi,   investigasi geofisik, dan perencanaan teknis peningkatan konstruksi bendungan. Hasil penelitian/kajian menunjukkan bahwa : (1) secara fisik kondisi tubuh bendungan Benanga masih dalam kondisi relatif baik, namun pada pelimpah darurat (tambahan) didapati kerusakan konstruksi pada dinding pelimpah sebelah kanan, yaitu terjadi retakan, (2) hasil analisis perubahan tampungan berdasarkan potensi sedimentasi masuk bendungan maka dalam waktu kurang lebih 11 tahun bendungan Benanga akan terpenuhi sedimen (s/d elevasi +7,2), (3) penelusuran banjir bendungan Benanga lewat pelimpah dengan debit banjir kala ulang 100 tahunan didapat debit keluar sebesar 367,72 m3/dt dari puncak debit banjir masuk sebesar 631,90 m3/dt. Sementara untuk puncak debit ½ PMF masuk sebesar 682,32 m3/dt didapat debit keluar bendungan sebesar 400,03 m3/dt; (4) untuk membantu mengurangi beban sedimen yang mengendap di bendungan pada desain peningkatan konstruksi bendungan Benanga juga dilengkapi dengan pintu penguras pada sisi kiri pelimpah darurat sebanyak 2 buah pintu dengan lebar 1,25 m, dan (5) bendungan Benanga juga dilengkapi dengan instrumentasi dasar keamanan bendungan (Basic Dam Safety Facility/BDSF) berupa 6 buah piezometer (4 buah pada pondasi dan 2 buah di tubuh bendungan), 4 buah patok geser vertikal, 8 buah patok geser horizontal dan alat ukur debit rembesan berupa “V Notch”, sementara untuk mengetahui tinggi muka air di bendungan, pada dinding pelimpah dilengkapi dengan peilscale.Kata Kunci : Bendungan BenangaThe purpose of the study wasto obtain a technical  planning document that was completed with planning or design en hancement of the  Benanga Dam. The study was conducted in the area of Benanga Dam, Kota Samarinda for 3 months. The research activites  included : (1) secondary data collection, field surveys, dam inspection. Hydrological analysis, geophysical investigations, and technical planning to improve dam construction. The results of the study showed that : (1) physically the condition of the Benanga Dam was still in a relatively good condition, but in the emergencyspillway (additional) found construction damage to the right spillwaywall, i.e,cracks occured, (2) results of the analysis of changes in reservoirs based on the sedimentation potential of entering the Benanga Dam for approximately 11 years will be filled with sediment (up to +7.2 elevation), (3) tracing the flood of Benanga Dam throught an overflow with a flood dischargeof 100 years return periodeobtained an outflow of 367,72 m3/secfrom the peak of the incoming flood discharge is 631,90 m3/sec. While for the incoming ½ PMFpeak of 682,32 m3/sec,the discharge oit of the dam in the design of construction improvement of Benanga Dam also equipped with a drainage door on the left side of the emergency spill as much as 2 doors with a width of 1,25 m, and (5) Benanga Dam also equipped with basic instrumentaton Dam safety (Basic Dam Safety Facility) in the formof 6 piezometers (4 pieces on the foundation and 2 pieces on the body of the Dam), 4 vertica; sliding stakes, 8 horizontal sliding stakes and a “V notch” seepage discharge measuring instrument, while to find out the water level in the dam, the overflow wall is equipped withpeilscale.Keywords : Benanga Dam
PENGARUH ADANYA MATERIAL BERPORI TERHADAP KARAKTERISTIK KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG LUNAK LAHAN BASAH rusdiansyah rusdiansyah
Jurnal Kacapuri : Jurnal keilmuan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2018): DESEMBER JURNAL KACAPURI : JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.199 KB) | DOI: 10.31602/jk.v1i2.1788

Abstract

Salah satu cara untuk mempercepat aliran air maupun laju konsolidasi tanah lempung lunak lahan basah yaitu dengan menambahkan material porous didalam tanah maupun menggunakan drainasi vertical. Selama ini telah berkembang teknologi percepatan konsolidasi dengan vertical drain berbahan geosintetis. Selain berbahan geosintetis, bahan lainnya untuk material vertical drain masih terus dikembangkan untuk mencari keandalan yang ekonomis.Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana derajat konsolidasi yang dihasilkan dari hasil pengujian konsolidasi tanah lempung lunak lahan basah yang ditambahkan adanya material berpori (berbahan pasir, sekam padi, dan arang kayu). Selain itu juga bagaimana pengaruh drainase (material berpori) radial, n (perbandingan diameter benda uji dan diameter drainase (material berpori)dari masing-masing material berpori.Dalam penelitian ini dilakukan uji konsolidasi dengan benda uji menggunakan tanah lempung lunak lahan basah. Pada bagian tengah benda uji diberi lubang berdiameter 0,75cm, 1cm, dan 1,5cm, kemudian  ditambahkan material berpori berbahan pengisi berupa pasir, sekam padi, dan arang. Dari ketiga material berpori tersebut, selanjutnya akan dibandingkan sesamanya terkait kinerja material berpori sebagai sistem drainase (material berpori) didalam tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa material sekam padi, pasir, dan arang dapat digunakan sebagai bahan drainase (material berpori) untuk tanah yang berkonsolidasi karena mampu meningkatkan nilai derajat konsolidasi (U%).Apabila ditinjau pada satu satuan waktu maka untuk jenis material drainase (material berpori)) berbahan sekam dapat menghasilkan derajat konsolidasi yang lebih besar dibandingkan material drainase (material berpori) berbahan pasir maupun arang.Material drainase (material berpori) berbahan sekam dapat menghasilkan nilai koefisien konsolidasi (Cv), nilai koefisien permeabilitas (k), dan nilai koefisien perubahan volume (mv) yang lebih besar dibandingkan dengan material drainase (material berpori) berbahan pasir dan arang.Nilai koefisien konsolidasi (Cv) semakin meningkat seiring dengan peningkatan nilai rasio diameter (n) hingga mencapai rasio diameter yang optimum (nopt), selanjutnya sesudah nilai rasio diameter optimum tercapai maka koefisien konsolidasi akan  mengalami penurunan. Rasio diameter optimum pada tanah lempung lunak yang berkonsolidasi didapat pada nilai 6(enam).Kata kunci : Konsolidasi tanah, drainase (material berpori) vertical,derajat konsolidasi,koefisien permeabilitas, koefisien konsolidasi dan tanah lempung lunak lahan basah.One way to accelerate water flow and the rate of consolidation of wetland soft clay soil is by adding porous material in the soil and using vertical drainage. So far there has been a development of consolidation acceleration technology with a vertical drain made from geosynthetics. Apart from geosynthetics, other materials for vertical drain material are still being developed to find economical reliability. The problem in this research is how the degree of consolidation resulting from the consolidation test of wetland soft clay soil is added by the presence of porous material (made from sand, rice husk, and wood charcoal). In addition, also the effect of radial drainage (porous material), n (comparison of the diameter of the specimen and drainage diameter (porous material) of each porous material. In this study a consolidation test was carried out with specimens using soft soil wetlands. the center of the specimen was given a hole with a diameter of 0.75cm, 1cm, and 1.5cm, then added porous material made from fillers in the form of sand, rice husk, and charcoal. porous material) in the soil The results showed that rice husk, sand and charcoal material can be used as drainage material (porous material) for the soil that consolidates because it can increase the value of the consolidation degree (U%). for the type of drainage material (porous material) made from chaff can produce console degrees idasi which is bigger than drainage material (porous material) made from sand or charcoal. Drainage material (porous material) made from chaff can produce consolidated coefficient values (Cv), permeability coefficient value (k), and volume change coefficient value (mv) which is greater than the drainage material (porous material) made from sand and charcoal. The value of the consolidation coefficient (Cv) increases along with the increase in the diameter ratio (n) until it reaches the optimum diameter ratio (nopt), then after the optimum diameter ratio value is reached, the coefficient of consolidation will decrease. The optimum diameter ratio in soft clay that consolidates is obtained at a value of 6 (six). Keywords: Soil consolidation, vertical drainage (porous material), degree of consolidation, permeability coefficient, consolidation coefficient, and wetland soft clay soil. 
ANALISIS PENGARUH MODIFIKASI STRUKTUR BETON BERTULANG BANGUNAN ATAS TERHADAP DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI TIANG PANCANG PADA GEDUNG FISIPOL ULM BANJARMASIN Hari Nukta Ramadani
Jurnal Kacapuri : Jurnal keilmuan Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2019): DESEMBER JURNAL KACAPURI : JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1011.753 KB) | DOI: 10.31602/jk.v2i2.2673

Abstract

Desain struktur pondasi bawah pada proyek gedung kuliah baru Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin dinilai terlalu boros dari segi kapasitas daya dukungnya karena hanya digunakan untuk menahan beban bangunan atas setinggi 4 lantai saja. Hal tersebut memunculkan keingintahuan terkait kemampuan struktur bawah bangunan tersebut. Maka dari itu, penulis bermaksud untuk merencanakan ulang dengan modifikasi penambahan 1 lantai struktur bangunan atas, kemudian menganalisis pengaruh modifikasi tersebut terhadap kemampuan struktur bangunan bawah eksisting yang ditinjau dari kapasitas daya dukung dan penurunan pondasi tiang. Analisis struktur bangunan atas menggunakan program aplikasi komputer yaitu STAAD Pro V8i, untuk analisis kapasitas daya dukung pondasi tiang pancang dilakukan berdasarkan data N-SPT menurut Meyerhoff dan analisis penurunan tiang menggunakan Metode Poulos-Davis. Dari hasil analisis diperoleh nilai pembebanan arah vertikal (PuMaksimum) bangunan eksisting sebesar 321,829 Tonf, sedangkan bangunan modifikasi sebesar 408,506 Tonf. Hasil analisis kapasitas daya dukung pondasi tiang pancang diperoleh nilai Daya Dukung Tiang Kelompok (QuKelompok) sebesar 1558,874 Ton. Hasil analisis penurunan tiang untuk bangunan eksisting penurunan tiang kelompok (Sg) sebesar 28,2 mm, sedangkan untuk bangunan modifikasi diperoleh penurunan tiang kelompok (Sg) sebesar 35,8 mm, meskipun relatif terjadi pertambahan nilai, penurunan tiang tersebut masih lebih kecil dari 40 mm (Sizin) yang berarti aman. Sedangkan untuk Faktor Keamanan (FK), yang awalnya pada bangunan eksisting memiliki nilai FK sebesar 4,84, kemudian pada bangunan modifikasi nilai FK berkurang menjadi 3,81, tetapi meskipun terjadi pengurangan, nilai FK bangunan modifikasi tersebut masih lebih besar dari 3 (FK yang disarankan) sehingga dapat dikatakan struktur bangunan bawah eksisting masih mampu menahan beban struktur bangunan atas meskipun dengan adanya tambahan 1 lantai menjadi 5 lantai.
STUDI KEBUTUHAN AIR BAKU PDAM BANDARMASIH DI KECAMATAN BANJARMASIN BARAT KOTA BANJARMASIN Nasrullah Nasrullah; Adhi Surya; Fathurrahman Fathurrahman
Jurnal Kacapuri : Jurnal keilmuan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2018): JUNI JURNAL KACAPURI : JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.43 KB) | DOI: 10.31602/jk.v1i1.1434

Abstract

Seiring perkembangan zaman, kebutuhan akan air bersih semakin meningkat. Hal ini disebabkan bertambahnya populasi masyarakat yang menghuni suatu kawasan. Kota Banjarmasin.memiliki luas wilayah 98,46 Km² yang terdiri dari 5 wilayah kecamatan dengan52 Kelurahan. Adapun Tujuan dari Penelitian ini adalah mengetahui Kebutuhan air Kecamatan Banjarmasin Barat selama 20 Tahun. Kemudian membandingkan Kapasitas intake dengan Kebutuhan air bersih tahun 2037. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Banjarmasin Barat ini dapat dihitung setelah Pengumpulan data Jumlah Penduduk, Fasilitas umum, Cakupan Layanan, Kapasitas instalasi pengolahan air, kehilangan air dan jumlah penduduk terlayani. Adapun metode yang digunakan adalah metode aritmatik, geometrik, regresi linier, eksponensial dan Logaritmik. Berdasarkan dari perhitungan masing – masing metode proyeksi penduduk. Maka dipilih metode Logaritmik sebagai metode yang akan digunakan untuk proyeksi penduduk Kecamatan Banjarmasin Barat selama 20 Tahun dengan nilai korelasi sebesar 0,9964.
ANALISA PENERAPAN MANAJEMEN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN LINGKUNGAN (Studi Kasus : Perumahan Komplek Teratai Putih Kalimantan Selatan) benny mochtar
Jurnal Kacapuri : Jurnal keilmuan Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2019): JUNI JURNAL KACAPURI : JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.235 KB) | DOI: 10.31602/jk.v2i1.2063

Abstract

Manajemen waktu adalah bagian esensi dari setiap aktivitas proyek. Potensi pemborosan dan kegagalan proyek akan semakin besar tanpa manajemen waktu yang optimal. Waktu menjadi salah satu sumber daya unjuk kerja. Sumber daya yang mesti dikelola secara efektif dan efisien. Penelitian ini secara khusus membahas bagaimana pelaksanaan manajemen waktu proyek konstruksi jalan lingkungan oleh kontraktor Perumahan Komplek Teratai Putih Kalimantan Selatan. Analisa pada penelitian ini sesuai dengan aspek-aspek manajemen waktu, yaitu mengenai schedule, monitoring, analisis, corrective action, update schedule. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa manajemen waktu yang dilakukan oleh perusahaan kontraktor Perumahan Komplek Teratai Putih Kalimantan Selatan sudah melaksanakan dengan baik hanya belum mampu dilaksanakan dengan optimal dikarenakan adanya hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan aspek manajemen waktu. Hambatan yang sering ditemui terjadi pada pengendalian proyek. Selama proses pengendalian proyek, schedule mengikuti perkembangan proyek dengan berbagai permasalahannya. Selain itu proses monitoring selalu dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang paling realistis agar alokasi sumber daya dan penetapan durasinya sesuai dengan sasaran dan tujuan proyek. Hal ini sangat penting untuk dilaksanakan karena analisis hasil pekerjaan dapat dilaksanakan dari hasil monitoring yang teratur.Time management is an essential part of every project activity. The potential for waste and project failure will be even greater without optimal time management. Time is one of the resources for performance. Resources that must be managed effectively and efficiently. This study specifically discusses how the implementation of time management of environmental road construction projects by the White Lotus Complex Housing contractor in South Kalimantan. The analysis in this study is in accordance with aspects of time management, namely regarding schedule, monitoring, analysis, corrective action, update schedule. From the results of the analysis it was concluded that the time management carried out by the Housing Project of the White Lotus Complex in South Kalimantan had been implemented properly only had not been able to be implemented optimally due to obstacles encountered in the implementation of time management aspects. Barriers that are often encountered occur in project control. During the process of controlling the project, the schedule follows the development of the project with various problems. In addition, the monitoring process is always carried out to get the most realistic scheduling so that the allocation of resources and determination of duration is in accordance with the project goals and objectives. This is very important to implement because analysis of work results can be carried out from regular monitoring results.
ANALISIS KAPASITAS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG DENGAN PEMBEBANAN VERTIKAL MENGGUNAKAN PROGRAM STAAD Pro V8i PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT KELAS D KECAMATAN KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT yuli wahyudi; akhmad gajali; fathurrahman fathurrahman
Jurnal Kacapuri : Jurnal keilmuan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2018): DESEMBER JURNAL KACAPURI : JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.541 KB) | DOI: 10.31602/jk.v1i2.1777

Abstract

Daya dukungpondasi merupakan salah satu faktor yang penting untuk diperhitungkan dalam perencanaan dan pelaksanaan konstruksi. Daya dukung pondasi diharapkan mampu melebihi pembebanan vertikal bangunan, guna untuk menjaga kestabilan berdirinya suatu bangunan.Dalam analisis daya dukung pondasi tiang pancang pada pembangunan Rumah Sakit Kelas D Kecamatan Kintap Kabupaten Tanah Laut menggunakan metode Meyerhof dan data penyelidikan tanah diperoleh dari hasil uji lapangan Cone PenetrationTest (Sondir). Sedangkan dalam analisis pembebanan vertikal menggunakan bantuan program STAAD Pro V8i (metode finite element).Berdasarkan hasil perhitungan analisis daya dukung pondasi tiang pancang pada pembangunan Rumah Sakit Kelas D Kecamatan Kintap Kabupaten Tanah Laut diperoleh nilai kapasitas daya dukung ultimit pondasi sebesar 211,520 ton. Sedangkan hasil analisis pembebanan vertikal menggunakan program STAAD Pro V8i diperoleh nilai gaya vertikal maksimum sebesar 81,965 ton. Dari hasil kedua analisis tersebut dapat diperoleh nilai faktor keamanan pondasi sebesar 2,581 dan pondasi tersebut dapat disimpulkan aman dalam menahanpembebanan vertikal.Kata Kunci:Kapasitas Daya Dukung, Pondasi Tiang Pancang,Pembebanan Vertikal, STAAD Pro V8i. Foundation carrying capacity is one of the important factors to be taken into account in planning and carrying out construction. Bearing capacity is expected to be able to exceed the vertical loading of buildings, in order to maintain the stability of the establishment of a building.In the analysis of carrying capacity of pile foundations in the construction of Class D Hospital in Kintap District Tanah Laut Regency using the Meyerhof method and ground investigation data obtained from the results of the Cone Penetration Test field test (Sondir). Whereas in the vertical loading analysis using the help of the STAAD Pro V8i program (finite element method).Based on the results of the calculation of the analysis of carrying capacity of the pile foundation in the construction of Class D Hospital in Kintap District Tanah Laut Regency, the value of ultimate bearing capacity of the foundation is 211,520 tons. While the results of vertical loading analysis using the STAAD Pro V8i program obtained a maximum vertical force value of 81.965 tons. From the results of the two analyzes can be obtained the value of the foundation safety factor of 2.581 and the foundation can be concluded to be safe inIholding vertical loading.Keywords: CarryingICapacity, pile foundation, VerticalILoading, STAAD Pro V8i.
ANALISIS KINERJA OJEK ONLINE DI KOTA BANJARBARU fiqri rivaldy perdana; utami sylvia lestari
Jurnal Kacapuri : Jurnal keilmuan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2018): DESEMBER JURNAL KACAPURI : JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.704 KB) | DOI: 10.31602/jk.v1i2.1778

Abstract

Kota Banjarbaru adalah salah satu kota besar di provinsi Kalimantan Selatan, dengan kepadatan penduduk terbesar kedua setelah kota Banjarmasin, hal ini membuat pergerakan dan aktivitas warga semakin meningkat, dan membuat masyarakat menggunakan moda transportasi umum, salah satunya adalah ojek. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi, moda transportasi, angkutan umum online menjadi tren di kota Banjarbaru dan sekitarnya, bahkan mulai menggeser angkutan umum konvensional seperti angkot dan ojek konvensional. Objek yang akan  diteliti adalah pengguna ojek online di kota Banjarbaru, responden terdiri dari bermacam-macam usia, pekerjaan, dan pendidikan terakhir. Jumlah total sampel pada penelitian ini adalah atau sebanyak 360 responden, yang diperoleh dengan rumus slovin. Untuk mengambil sampel tingkat kinerja. dilakukan survei dengan wawancara dan penyebaran kuesioner kepada pengguna ojek online di Kota Banjarbaru. Sedangkan untuk mengambil sampel tingkat kepentingan, dilakukan survei dengan wawancara dan penyebaran kuesioner kepada stakeholder yang terkait dengan ojek online di Kota Banjarbaru, yakni  Samsat Kota Banjarbaru, Kepolisian Lalu Lintas Kota Banjarbaru, dan Dinas Perhubungan Kota Banjarbaru. Kuesioner yang diberikan kepada penguna adalah kuesioner kinerja (performance), sedangkan kuesioner untuk stakeholder adalah kuesioner kepentingan (importance), dengan skala 1 (Sangat tidak baik), 2 (Tidak Baik), 3 (Cukup Baik), 4 (Baik) dan 5 (Sangat Baik). Berdasarkan hasil penelitian dengan metode Importance Performance Analysis, dapat diketahui nilai rata rata tingkat kinerja sebesar 4,20 dan nilai rata rata tingkat kepentingan sebesar 4,59. Sebanyak 3 indikator masuk kuadran 1, sebanyak 6 indikator masuk kuadran II, sebanyak 3 indikator masuk kuadran III, dan sebanyak 2 indikator masuk kuadran IV.Kata Kunci: Ojek Online, Rumus Slovin, Importance Performance Analysis            Banjarbaru is the big cities in the South Kalimantan Province, with the second largest population density after Banjarmasin city, make the movement and activity of citizens more increasing, and make people use public transportation modes, one of them is ojek, Along with the times, technology, and modes of transportation, online public transportation has become a trend Banjarbaru, even starting to replace conventional public transport such as public transportation and conventional ojek. The object to be studied are online ojek users in the city of Banjarbaru, respondents consisting of various ages, occupations, and recent education. Total number of samples in this study is 360 respondents, obtained by Slovin formula. To examine the level of performance. survey conducted by interviewing and distributing questionnaires to online ojek users in Banjarbaru. Whereas to take a sample of importance, a survey was conducted by interviewing and distributing questionnaires to stakeholders related to online ojek in Banjarbaru, namely Banjarbaru City Samsat, Banjarbaru Traffic Police, and Banjarbaru City Transportation Agency. The questionnaire which given to users is a performance questionnaire, while the questionnaire for stakeholders is an importance questionnaire, with a scale of 1 (Very bad), 2 (Not Good), 3 (Good enough), 4 (Good) and 5 (Very good). Based on the results of research, it can be seen that the average value of the performance level is 4.20 and the average value of importance is 4.59. Three indicators entered quadrant 1, six indicators entered quadrant II, three indicators entered quadrant III, and two indicators entered quadrant IV.Keywords: Online ojek,  Slovin formula, Importance Performance Analysis 
KAJIAN KINERJA JALAN TRANS KALIMANTAN HANDIL BAKTI KABUPATEN BARITO KUALA (STUDI KASUS RUAS JALAN TRANS KALIMANTAN HANDIL BAKTI DARI KM. 1 + 000 S.D. KM. 2 + 900) Muhammad Zaid; Adhi Surya; Hendra Cahyadi
Jurnal Kacapuri : Jurnal keilmuan Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2019): DESEMBER JURNAL KACAPURI : JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.617 KB) | DOI: 10.31602/jk.v2i2.2674

Abstract

Jalan Trans Kalimantan adalah jalan poros yang menghubungkan Kota Banjarmasin dan Kabupaten Barito Kuala. Jalan Trans Kalimantan merupakan Jalan Nasional yang satu-satunya akses jalan yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Saat ini merupakan jalan satu-satunya yang digunakan oleh masyarakat Handil Bakti yang sering melakukan perjalanan menuju ke Kota Banjarmasin. Kawasan Handil Bakti merupakan kawasan pemukiman masyarakat yang berada di wilayah perbatasan Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Barito Kuala. Memiliki pergerakan lalu lintas yang tinggi pada saat jam sibuk yaitu pagi dan sore hari. Oleh karena itu perlu diadakan analisis kinerja ruas jalan Trans Kalimantan dengan melakukan pengamatan pergerakan lalu lintas di pos 1 di depan toko buah dan pos 2 di depan SPBU Handil Bakti berjarak sekitar 2,9 km (KM. 1 + 000 s.d. KM. 2 + 900) diantara pos 1 dan pos 2 selama 4 hari yaitu Sabtu, Minggu, Senin dan Selasa. Survei Traffic Counting (TC) dimulai dari pukul 08.00 sd 18.00 WITA untuk mendapatkan arus lalu lintas MC, LV dan HV. Selanjutnya melakukan perhitungan manual kapasitas jalan (C). Adapun analisis kapasitas jalan (C) ruas Trans Kalimantan dilakukan berdasarkan empat tahapan yaitu kapasitas dasar (Co), faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas (Fcw), faktor penyesuaian akibat pemisah arah (FCsp), dan faktor penyesuaian akibat hambatan samping (FCsf). Langkah terakhir mendapatkan Volume/Capacity Rasio (V/C Rasio) atau Level of Service (LoS) atau Indeks Tingkat Pelayanan (ITP) menggunakan Tabel LoS dari Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) Tahun 1997.
ANALISA KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN KOTA DI PUSAT TERMINAL ANTASARI KOTA BANJARMASIN Bimo Aryo Prayetno Putra; hudan rahmani; Muhammad Gunawan Perdana
Jurnal Kacapuri : Jurnal keilmuan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2018): JUNI JURNAL KACAPURI : JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.03 KB) | DOI: 10.31602/jk.v1i1.1435

Abstract

Kebutuhan akan sarana transportasi dari waktu ke waktu terus mrngalami peningkatan akibat semakin banyaknya kegiatan-kegiatan yang membutuhkan jasa transportasi sehingga bertambah pula intensitas pergerakan lalu lintas perkotaan. Contohnya saja perjalanan penduduk dari suatu tempat ke tempat lainnya di kota Banjarmasin yang jumlahnya terus mengalami peningkatan. Analisa   ini dilakukan dengan menggunakan metode survey dan wawancara kepada pengguna sarana transportasi tersebut, dimana pengambilan data dilakukan berdasar data primer (lapangan) dan data skunder (dari instansi terkait).Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kinerja angkutan kota belum cukup efisien karena headway rata-rata belum memenuhi kenyamanan pengguna dalam beroprasi. Sedangkan angkutan kota yang ditinjau dari tingkat waktu tunggu penumpang tidak memenuhi syarat yang ditentukan standard word bank dan Departemen perhubungan, kecepatan rata-rata mempunyai kinerja baik dan memenuhi syarat  yang  ditentukan  standard  word  bank  dan  Departemen perhubungan,  faktormuatan dan sarana pendukung kurang memadai dalam standar kenyamanan penumpang angkot.
TEKNOLOGI TRADISIONAL PEMBUATAN BATU BATA SUNGAI TABUK KALIMANTAN SELATAN adhi surya; Dewi Ariefah Noor
Jurnal Kacapuri : Jurnal keilmuan Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2019): JUNI JURNAL KACAPURI : JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (976.019 KB) | DOI: 10.31602/jk.v2i1.2064

Abstract

Teknologi tradisional pembuataan batu bata Sungai Tabuk terletak di kawasan bahari yang mempunyai nilai historis, ekonomis dan tradisional sebagaimana layaknya suatu kampung tradisional yang masih memegang nilai-nilai luhur. Sungai tabuk termasuk kedalam wilayah pemerintahan Kabupaten Banjar, Kecamatan Sungai Tabuk, memiliki luas 147,30 km2. Pada tahun 1890, kampung Sungai Tabuk termasuk ke dalam distrik Banjarmasin [1]. Yang menarik dari wilayah sungai tabuk adalah masyarakatnya adalah pekerja pembuatan batu-bata secara tradisional [2]. Material batu bata Sungai tabuk berasal dari tanah lempung (liat) pehumaan (pertanian). Sehingga tidak memerlukan pasir dan semen dalam campurannya hanya langsung dicetak, dikeringkan dan dibakar. Dalam satu hari bisa dikerjakan manusia 800-1000 batu-bata cetak tergantung dari daya tahan seseorang (sistem cetakan tradisional). Setelah dicetak maka dikeringkan dengan dijemur dengan panas sinar matahari selama 7 hari. Sistem tungku pembakaran secara tradisional yaitu dengan cara dibakar diatas tungku tumpukan batu bata dengan menggunakan kayu sibitan atau kulit-kulit kayu sampai batu-bata benar-benar masak berwarna merah ketika kering berwarna orange. Kenapa penulisan tentang teknologi tradisional pembuatan batu bata Sungai Tabuk ditulis? Agar ilmu pengetahuan dan teknologi tradisional ini tidak lengkang oleh waktu sehingga bisa diwariskan ke anak cucu akang datang. Bagi dunia keilmuan teknik sipil merupakan warisan keilmuan bahan bangunan sipil Kalimantan Selatan yang sifatnya khas atau unik dan kebudayaan yang harus dilestarikan.The traditional technology of the Sungai Tabuk brick building is located in the maritime region which has historical, economic and traditional values as befits a traditional village that still holds noble values. Tabuk River is included in the government area of Banjar Regency, Sungai Tabuk District, has an area of 147.30 km2. In 1890, the village of Sungai Tabuk was included in the district of Banjarmasin. What is interesting from the Tabuk river area is that the people are traditional brick-making workers. Tabuk River brick material comes from clay soil (clay) pehumaan (agriculture). So that it does not need sand and cement in the mixture, it is only printed, dried and burned. In one day, humans can do 800-1000 printed bricks depending on one's resistance (traditional mold system). After printing it is dried by drying in the sun for 7 days. Traditional combustion stoves are burnt on brick stoves using sibitan wood or bark until really cooked bricks are red when dry orange. Why is writing about the traditional technology of Sungai Tabuk brick making written? So that traditional science and technology is not curved by time so that it can be passed on to the children and grandchildren who will come. For the scientific world, civil engineering is a scientific legacy of South Kalimantan's civilian building materials that are unique or unique in nature and culture that must be preserved. 

Page 1 of 22 | Total Record : 213