cover
Contact Name
Hamid Mukhlis
Contact Email
me@hamidmukhlis.id
Phone
+6281325790254
Journal Mail Official
me@hamidmukhlis.id
Editorial Address
Jalan A. Yani 1A Tambahrejo Gadingrejo Kab. Pringsewu Kode Pos: 35372, Phone: 0729 7081587
Location
Kab. pringsewu,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan
ISSN : 25024825     EISSN : 25029495     DOI : 10.30604/jika
Core Subject : Health,
Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan (JIKA), with registered number ISSN 2502-4825 (Print) and ISSN 2502-9495 (Online), is an international peer-reviewed journal published two times a year (June and December) by Universitas Aisyah Pringsewu (UAP) Lampung. JIKA is intended to be the journal for publishing articles reporting the results of research on Health Science field especially Nursing and Midwifery, as well as with their development through interdisciplinary and multidisciplinary approach. The submission process of the manuscript is open throughout the year. All submitted manuscripts will go through the blind peer review and editorial review before being granted with acceptance for publication.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2017): June" : 10 Documents clear
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Infeksi Menular Seksual pada Wanita Pekerja Seksual Puspita, Linda
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2017): June
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.004 KB) | DOI: 10.30604/jika.v2i1.30

Abstract

Abstrak: Infeksi menular seksual (IMS) ditularkan melalui koitus, anal dan oral dan digolongkan pada 5 kategori penyakit dewasa yang memiliki dampak besar pada kesehatan seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis faktor yang berhubungan dengan kejadian IMS pada Wanita Pekerja Seksual. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan Desain Analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah WPS di klinik VCT mobile Puskesmas Sukaraja Kota Bandar Lampung sebanyak 83 sampel dengan menggunakan teknik simpel random sampling. Analisis data yang digunakan analisis univariat, bivariat chi square dan multivariate (regresi logistic). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur (p=0,012; or=3.6), status pernikahan (p=0,035; OR=3.1), penggunaan kondom (p=0.001; OR=5.5). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa penggunaan kondom merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan IMS pada WPS di klinik VCT mobile Puskesmas Sukaraja dengan p value (p=0,002 dan OR=7.7). Petugas kesehatan disarankan dapat meningkatan intensitas VCT Mobile, meningkatkan penyuluhan kesehatan pencegahan IMS, meningkatkan sosialisasi kondom, dan menyediakan tempat dan waktu untuk penyuluhan kesehatan bagi WPS.  Abstract: Sexually transmitted infections (STIs) are transmitted through coitus, anal and oral and are classified into 5 categories of adult diseases that have a major impact on sexual health. This study aims to determine the factor analysis associated with the incidence of STIs in women sex workers. The type of this research is quantitative research using Analytic Design with cross sectional approach. Population in this research is WPS at VCT mobile clinic of Puskesmas Sukaraja Bandar Lampung City as many as 83 samples by using simple random sampling technique. Data analysis used univariate analysis, bivariate chi square and multivariate (logistic regression). The results showed that there was a significant relationship between age (p = 0.012; or = 3.6), marital status (p = 0,035, OR = 3.1), condom use (p = 0.001; OR = 5.5). The result of multivariate analysis showed that condom use was the most dominant variable related with STI in WPS at VCT mobile clinic of Puskesmas Sukaraja with p value (p = 0,002 and OR = 7.7). Healthcare workers are advised to increase the intensity of VCT Mobile, improve health education prevention of STIs, improve condom socialization, and provide premises and time for health education for WPS.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Ikterus pada Neonatus Rohani, Siti; Wahyuni, Rini
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2017): June
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.934 KB) | DOI: 10.30604/jika.v2i1.35

Abstract

Berdasarkan data SDKI tahun 2012 Kejadian ikterus  pada bayi baru lahir berkisar 50% pada bayi cukup bulan dan 75% pada bayi kurang bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Ikterus pada Neonatus. Jenis penelitian kuantitatif melalui rancangan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini seluruh neonatus lahir hidup 0-28 hari sebanyak 1041 neonatus, besar sampel 196 neonatus. Teknik sampel systematic random sampling. Analisa data menggunakan univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil uji chi square di dapat hasil ada hubungan berat badan lahir (p-value 0,001), OR= 3,084, ada hubungan masa gestasi (p-value 0,000), OR= 4,721, ada hubungan infeksi (p-value 0,005), OR= 2,444, ada hubungan asfiksia(p-value 0,015), OR= 2,181 tidak ada hubungan jenis persalinan (p-value 0,607), OR= 0,821 dengan kejadian ikterus. Hasil uji regresi logistik berganda didapat variabel masa gestasi yang paling dominan berhubungan dengan kejadian ikterus pada neonatus (p-value 0,001), OR= 4,698. PUS diharapkan dapat memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali kunjungan, kepada ibu hamil dapat menjaga kebersihan personal hygiene terutama vulva hygiene untuk mencegah terjadinya infeksi.Kata kunci: Asfiksia, Berat badan lahir, ikterus, infeksi, masa gestasi Based on the data of SDKI in 2012 The incidence of jaundice in newborns ranges from 50% in term infants and 75% in underweight infants. This study aims to determine the factors associated with the incidence of Ikterus in Neonates. This type of quantitative research through the design of analytical research with cross sectional approach. Population of this study all neonates born 0-28 days life as 1041 neonates, large sample 196 neonatus, sample technique used systematic random sampling. Data analysis using univariate, bivariate, and multivariate. The result of chi square test showed a correlation between neonatal jaundice with birth weight (p-value 0,001), OR = 3.084, gestation period (p-value 0,001), OR = 4,721, infection (p-value 0.005), OR = 2.444, asphyxia (p-value 0.015), OR = 2.181 there is no relation type of labor (p-value 0.607), OR = 0.821 with the occurrence of jaundice. the results of multiple logistic regression test obtained variable gestation most dominant related to the incidence of jaundice in neonates (p-value 0.001), OR = 4.698, PUS is expected to checkups at least 4 visits, to pregnant women can maintain her personal hygiene especially vulva hygiene to prevent the occurrence of infection.
Hubungan Personal Hygiene dan Status Sosial Ekonomi dengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Afriani, Berta
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2017): June
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.589 KB) | DOI: 10.30604/jika.v2i1.25

Abstract

Abstrak: Skabies saat ini telah menjadi penyakit yang menyerang manusia dengan semua tingkat sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara personal hygiene dan status sosial ekonomi dengan kejadian Skabies pada santri di Pondok Pesantren. Metode penelitian yang digunakan survei analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini yaitu seluruh santri jenjang Diniyah Awaliyah dan Diniyah Wusto yang berjumlah 51 responden. Analisa Univariat dan analisa Bivariat digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang signifikan antara praktik mandi dengan kejadian Skabies dengan p value 0,006 (kurang dari 0,05). Praktik menjaga kebersihan tangan dan kuku dengan kejadian Skabies diperoleh p value 0,010 (kurang dari 0,05). Praktik menjaga kebersihan pakaian dan handuk dengan kejadian Skabies diperoleh p value 0,012 (kurang dari 0,05). Praktik tukar menukar handuk dan pakaian dengan kejadian Skabies diperoleh  p value 0,004 (kurang dari 0,05). Praktik menjaga kebersihan tempat tidur dengan kejadian Skabies diperoleh p value 0,039 (kurang dari 0,05). Dan hubungan Status sosial ekonomi dengan kejadian Skabies diperoleh nilai p value 0,021 (kurang dari 0,05). Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang bermakna antara personal hygiene dan status sosial ekonomi dengan kejadian Skabies pada santri di Pondok Pesantren Al-Falah IV Kecamatan Banding Agung Kabupaten OKU Selatan.Abstract: Scabies has now become a disease that attacks people with all social levels. This study aims to determine the relationship between personal hygiene and socioeconomic status with the incidence of Skabies at santri in Pondok Pesantren. The research method used analytical survey using cross sectional approach. The population of this research is all the students of Diniyah Awaliyah and Diniyah Wusto level which is 51 respondents. Univariate analysis and Bivariate analysis were used in this study. The results showed there was a significant relationship between the practice of bath with the incidence of Scabies with a value of p value 0.006 (less than 0.05). Practice to keep hand and nail hygiene with incident Scabies obtained p value 0,010 (less than 0,05). Practice to keep clean clothes and towel with incident Scabies obtained p value 0,012 (less than 0,05). The practice of exchange of towels and clothes with the occurrence of Scabies obtained p value 0,004 (less than 0,05). The practice of maintaining the cleanliness of the bed with the incident Scabies obtained p value of 0.039 (less than 0.05). And the relation of socioeconomic status with the occurrence of Scabies obtained p value 0,021 (less than 0,05). The results showed a meaningful relationship between personal hygiene and socioeconomic status with the incidence of Skabies at students in Pondok Pesantren Al-Falah IV District of Banding Agung of OKU Selatan Regency.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Pre-Eklampsia pada Perempuan Bersalin Mareza Yolanda Umar; Psiari Kusuma Wardani
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2017): June
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.943 KB) | DOI: 10.30604/jika.v2i1.31

Abstract

Abstrak: Pre-eklampsia/eklampsia merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu di dunia khususnya di negara berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pre-eklampsia. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan case control dengan menggunakan data perempuan yang sedang bersalin. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dengan perbandingan 1:1 dimana jumlah sampel kasus 98, sampel kontrol 98. Analisis bivariat menggunakan uji chi square sedangkan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kejadian pre-eklampsia adalah usia p=0,004 (OR=2,391), paritas p=0,000 (OR=3,100), riwayat hipertensi p=0,000 (OR=4,593), riwayat pre-eklampsia p=0,000 (OR=6,290). Analisis mutivariat menunjukkan bahwa ibu hamil dengan riwayat pre-eklampsia memiliki peluang sebesar 8,258 kali lebih besar untuk mengalami pre-eklampsia dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki riwayat pre-eklampsia. Saran dalam penelitian ini adalah dapat segera mendiagnosis dini penyakit pre-eklampsia dan memperkecil resiko terjadinya pre-eklampsia berat. Ibu hamil hendaknya melakukan memeriksakan kehamilan secara rutin harus dilakukan agar pre-eklampsia dapat terdeteksi cepat untuk meminimalisir kemungkinan komplikasi yang lebih fatal.  Abstract: Pre-eclampsia / eclampsia is a major cause of maternal mortality in the world, especially in developing countries. The purpose of this research was to determine the factors associated with the pre-eclampsia events. The design of this research uses case control study which is using data from women in labor. Sampling technique by purposive sampling with a ratio of 1: 1 where the number of sample cases 98, control sample 98. Bivariate analysis using chi square while multivariate analysis using multiple logistic regression. The results showed the variables related with pre-eclampsia events are age p = 0.004 (OR = 2.391), parity p = 0.000 (OR = 3.100), history of hypertension p = 0.000 (OR = 4.593), history of pre-eclampsia p = 0.000 (OR = 6.290). Multivariate analysis showed pregnant women with history of pre-eclampsia have the opportunity of 8,258 times greater to experience pre-eclampsia compared with women who did not have a history of pre-eclampsia. Suggestions in this research is able to immediately diagnose the disease early pre-eclampsia and minimize the risk of pre-eclampsia. Pregnant mothers  should conduct routine antenatal so that pre-eclampsia can be detected quickly to minimize the possibility of fatal complications.
Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dengan Perilaku Sadari Utama Ladunni Lubis
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2017): June
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.065 KB) | DOI: 10.30604/jika.v2i1.36

Abstract

Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian dan jenis kanker yang lebih banyak terjadi pada wanita adalah kanker payudara. Perlu dilakukan upaya untuk pencegahan kanker payudara melalui deteksi dini yang dikenal dengan metode SADARI (pemeriksaan payudara sendiri). Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas XI MA Al-Fatah Natar, sampel diambil sebanyak 70 responden dengan menggunakan teknik simple random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square. Analisis univariat menunjukkan terdapat 36 responden (51, 4%) pengetahuan cukup dan 56 responden (80%) siswi kelas XI belum pernah melakukan SADARI. Uji statistik chi square menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan perilaku SADARI p value 0,016. Tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi khususnya deteksi dini kanker payudara secara kontinyu.  Abstract: Cancer is one of the leading causes of death and the most common type of cancer in women is breast cancer. Efforts should be made to prevent breast cancer through early detection known as the SADARI method. This research is an analytic survey research with cross sectional design. The population in this study were all students of class XI MA Al-Fatah Natar, the sample was taken as much as 70 respondents by using simple random sampling technique. Data analysis technique used is univariate and bivariate with chi square test. Univariate analysis showed 36 respondents (51, 4%) have sufficient knowledge and 56 respondents (80%) of grade XI students had never done SADARI. Chi square statistic test showed that there was a significant correlation between knowledge of Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) with behavioral SADARI p value 0,016. Health workers are expected to provide counseling about reproductive health, especially early detection of breast cancer continuously.Keywords: Knowledge; Behavior; SADARI
Tepung Labu Kuning (Cucurbita Moschata) Menurunkan Kadar Glukosa Darah Tikus Model Sindroma Metabolik Wahyuni, Diah
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2017): June
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.483 KB) | DOI: 10.30604/jika.v2i1.26

Abstract

Abstrak: Diet tinggi lemak dan fruktosa dapat menginisiasi terjadinya sindroma metabolik, diantaranya dislipidemia, hiperglikemia, dan resistensi insulin. Labu kuning dengan varietas Cucurbita Moschata diketahui memiliki kadar karotenoid yang tinggi, terutama alpha dan beta-karoten, beta-criptoxanthina, lutein, dan zeaxanthin. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan rancangan post test only group design menggunakan tikus Sprague Dawley kedalam 5 kelompok (Kelompok kontrol normal: tikus sehat; Kelompok kontrol hiperglikemia: diet tinggi lemak dan fruktosa (DTLF) ; Kelompok tepung labu kuning 0,16g/200g BB: DTLF ditambah tepung labu kuning 0,16g/200g BB ; Kelompok tepung labu kuning 0,32g/200g BB: DTLF ditambah tepung labu kuning 0,32g/200g BB; Kelompok tepung labu kuning 0,64g/200g BB: DTLF ditambah tepung labu kuning 0,64g/200g BB). Pemberian diet tinggi lemak dan fruktosa (DTLF) dilakukan selama 25 hari berturut-turut, selanjutnya dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah. Dilanjutkan pemberian tepung labu kuning dilakukan selama 4 minggu. Data dianalisis dengan uji parametrik yaitu one-way ANOVA dan uji t berpasangan dengan nilai probabilitas p kurang dari 0,05. Hasil uji oneway ANOVA terhadap delta kadar GDP menunjukkan perbedaan yang bermakna antar kelompok, dan hasil uji post hoc didapatkan bahwa delta kadar GDP K3, K4, K5, dan K2 berbeda secara bermakna p kurang dari 0,05. Hasil uji T berpasangan menunjukkan bahwa kadar GDP K2, K3, K4, dan K5 menunjukkan perbedaan yang bermakna setelah induksi DTLF dan setelah intervensi tepung labu kuning, sehingga dapat disimpulkan bahwa intervensi tepung labu kuning dapat menurunkan kadar GDPAbstract: High-fat and fructose diet which lasts longer be considered as a factor in the initiation of metabolic syndrome, likes dyslipidemia, hyperglycemia, and insulin resistance. Pumpkins with varieties Cucurbita Moschata is known have high levels of carotenoids, especially alpha and beta-carotene, beta-criptoxanthina, lutein, and zeaxanthin. This study used quasi experimental with post test only control group design. Twenty five male Sprague Dawley rats were induced by induced high fat and fructose diet. Rats were randomly divided into five groups: (1) normal control rats group, (2) hyperglicemia control rats groups, (3) HFFD rats receive powder pumpkin 0,16g/200g weight, (4) HFFD rats receive powder pumpkin 0,32g/200g weight, and (5) HFFD rats receive powder pumpkin 0,64g/200g weight. HFFD was given for 25 days and continued pumpkin powder was given for 28 days. Blood glucose levels were analyzed using glucose oxidase p-aminophenazone (GOD-PAP) method. Expression of IRS-1 genes were estimated using real time polymerase chain reaction (RT-PCR). Data analysis was performed with One way ANOVA/Post Hoc test and dependent t-test with significance level of 0.05. The oneway ANOVA test results on the delta of GDP levels showed significant differences between groups (p less than 0.05), and post hoc test results showed that the delta of K3, K4, K5 and K2 GDP differed significantly by p less than 0.05. Paired T-test results showed that the GDP of K2, K3, K4, and K5 showed significant differences after DTLF induction and after intervention of the pumpkin powder, so it can be concluded that the intervention of the pumpkin powder may decrease the GDP level.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Perdarahan Pasca Persalinan Wardani, Psiari Kusuma
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2017): June
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.13 KB) | DOI: 10.30604/jika.v2i1.32

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian perdarahan pasca persalinan. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan case control. Populasi penelitian adalah ibu yang melahirkan selama tahun 2014 yaitu 1.511. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling dengan jumlah sampel kasus 71 dan sampel kontrol 71. Analisis bivariat menggunakan chi square sedangkan analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kejadian perdarahan postpartum adalah partus lama (OR=9,598), paritas (OR=4,264), usia (OR=3,589), jarak persalinan (OR=3,972), riwayat perdarahan postpartum (OR=6,569), anemia (OR=17,654). Sedangkan variabel riwayat seksio sesaria dan makrosomia ternyata tidak berhubungan. Selanjutnya dilakukan analisis mutivariat didapatkan ibu hamil dengan anemia memiliki peluang sebesar 16,972 kali lebih besar untuk mengalami perdarahan postpartum dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia. Saran dalam penelitian ini adalah memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil mengenai pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali selama hamil, memberikan motivasi kepada ibu bersalin untuk mengikuti program keluarga berencana, melakukan penanganan anemia dengan baik sesuai standar pengelolaan anemia serta menerapkan penatalaksanaan manajemen aktif kala tiga untuk mengurangi perdarahan pasca persalinan.  Abstract: Type of study is analytical survey with case control approach. The population is the mothers who birthing within a period during 2014 as many as 1.511. In the taking the number of samples is using purposive sampling. the number of sample 71 cases and 71 control. Bivariate analysis using chi square while multivariate analysis using multiple logistic regression. The results showed the variables related with the incidence of hemorrhage postpartum is prolonged labor (OR=9,598), parity (OR=4,264, age (OR = 3.589), distance of childbirth ( OR = 3.972), a history of postpartum haemorrage (OR = 6.569), anemia (OR = 17.654). While variable a history of section cesarean was not related with p = 0.121 and macrosomia with p = 0.185. Furthermore, multivariate analysis found pregnant women with anemia have the opportunity of 16,972 times greater to experience hemorrhage postpartum compared to women who are not anemia.Suggestions in this research is to provide health education to pregnant women about antenatal care (ANC) at least four times during pregnancy, to provide motivation to maternal for follow the birth control program, handling anemia with standardized management of anemia and applying the active management of third stage to accelerating the the release of the placenta, and reduce hemorrhage postpartum.Keywords: Postpartum Hemorrhage, Pregnancy, Women
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan Preterm Wahyuni, Rini; Rohani, Siti
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2017): June
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.444 KB) | DOI: 10.30604/jika.v2i1.33

Abstract

Abstrak: Di Indonesia kematian bayi sekitar 56 persen terjadi pada periode sangat dini yaitu di masa neonatal atau bayi baru lahir. Sebagian besar kematian neonatal terjadi pada usia 0-6 hari (78,5 persen) dan prematuritas merupakan penyebab utama kematian neonatal. Tujuan penelitian adalah untuk untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan preterm. Berdasarkan hasil rekam medis di Rumah Sakit Umun Daerah (RSUD) Dr. H. Abdul Moeloek pada tahun 2016 menunjukkan adanya 77 persalinan preterm dari 391 persalinan. Penelitian menggunakan metode Case Control. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara persalinan preterm dengan usia ibu (p-value = 0,017) dan paritas (p-value = 0,049). Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa usia ibu menjadi faktor yang paling dominan terhadap terjadinya persalinan preterm. Penyuluhan dan konseling oleh tenaga kesehatan kepada ibu hamil dengan melakukan kunjungan antenatal care sesuai program pemerintah agar kelainan ataupun komplikasi dalam kehamilan dapat terdeteksi lebih awal.Abstract: In Indonesia, 56 percent of infant deaths occur in very early periods, ie in the neonatal or newborn period. Most neonatal deaths occur at 0-6 days (78.5 percent) and prematurity is the leading cause of neonatal death. The aim of this research is to know the factors that influence preterm labor. Based on the results of medical records at the Dr. H. Abdul Moeloek General Hospital (RSUD) in 2016 showed 77 preterm labor from 391 deliveries. The method of this study was case control. The result of bivariate analysis showed that there was a significant correlation between preterm labor and maternal age (p-value = 0,017) and parity (p-value = 0,049). The results of the research analysis indicated that maternal age was the most dominant factor in the occurrence of preterm labor. Socialization and counseling by health practitioners is important for women with risky age, primipara parity or multipara grande, preterm history, pregnant complication, and low education background. Antenatal care must be taught to them in order to have early detection of preterm risk.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi di Puskesmas Makrayu Kecamatan Ilir Barat II Palembang Azhari, M Hasan
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2017): June
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.07 KB) | DOI: 10.30604/jika.v2i1.29

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi. Metode penelitian yang di gunakan deskriptif analitik dengan pendekatan study Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah 2816 pasien yang terdiagnosa Hipertensi di Puskesmas Makrayu dari bulan Januari - Desember 2010 dengan sampel penelitian sebanyak 112 responden. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara umur (p value = 0,010), jenis kelamin p value = 0,026), keturunan (p value = 0,002), pekerjaan (p value = 0,006), olahraga (p value = 0,019) dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Makrayu Kecamatan Ilir Barat II Palembang. Petugas kesehatan di Puskesmas Makrayu diharapkan dapat lebih meningkatkan promosi kesehatan atau penyuluhan kesehatan khususnya pada penderita hipertensi yang datang berobat.Kata kunci : Hipertensi, Faktor Resiko Abstract: This study aims to determine the factors associated with the incidence of hypertension. This research method used descriptive analytic with Cross Sectional study approach. The population of this study were 2816 patients diagnosed with hypertension at Makrayu Community Health Center from January to December 2010 with a sample of 112 respondents. The result showed that there was a relationship between age (p value = 0,010), gender (p value = 0,026), heredity (p value = 0,002), occupation (p value = 0,006), physical exercise (p value = 0,019) with hypertension At the Makrayu Community Health Center, District Ilir Barat II Palembang. Medical team are expected to increase health promotion or health counseling especially in hypertension patients who come for treatment at Makrayu Community Health Center.Keywords: Hipertension, Risk Factor
Kualitas Hidup Pasien Kanker Ginekologi yang Menjalani Terapi Putri, Riska Hediya
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2017): June
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.509 KB) | DOI: 10.30604/jika.v2i1.34

Abstract

Abstrak: Meningkatkan kualitas hidup pasien kanker selama terapi akan meningkatkan kepatuhan mereka akan perawatan dan pengobatan serta memberikan mereka kekuatan untuk mengatasi berbagai keluhan yang dialami pasien kanker.Penelitian cross-sectional ini bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas hidup pasien kanker ginekologi yang menjalani terapi. Teknik consecutive sampling dilakukan untuk memilih 153 pasien kanker ginekologi. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar pasien kanker ginekologi mempunyai kualitas hidup domain kesehatan global dan domain fungsional tergolong tinggi tetapi untuk domain gejala masih tergolong rendah. Hasil analsis data diketahui bahwa nilai rerata kualitas hidup global domain kesehatan umum adalah 67,55. Pada domian fungsional ditemukan bahwa fungsi emosional memilki nilai rata-rata tertinggi yaitu 83,60. Pada domain gejala menunjukkan bahwa gejala insomnia memilki nilai rerata tertinggi yaitu 46,62. Penilaian kualitas hidup membuktikan bahwa tidak hanya penting untuk mengatasi gejala kanker secara optimal akan tetapi dapat juga sebagai informasi tambahan dalam mengevaluasi hasil dari pengobatan. Abstract: Improved quality of life of cancer patients during the therapy may increase their treatment and empower them adherence to overcome any complains experienced by cancer patients. This cross-sectional research objective to identify the quality of life of the gynecology cancer patients who undergoing therapy. Consecutive sampling technique was performed to select 153 gynecology cancer patients. The results of the research indicated that most of the gynecology cancer patients required high level of quality of life on global health and functional domains.However, the quality of life on the symptom domain was quite low.The result showed that the mean value the quality of life in global health domain is 67,55. The quality of life in functional domain reported that the emotional function had the highest mean value 83,60. The quality of life in symptoms domain reported that insomnia had the highest mean value 46,62. The quality of life reported that is important to treat cancer symptoms optimally, it alsa can be additional information to evaluate the outcome of the treatment.

Page 1 of 1 | Total Record : 10