cover
Contact Name
Kuswantoro
Contact Email
kuswantoro@sci.ui.ac.id
Phone
+628159312360
Journal Mail Official
jglitrop@sci.ui.ac.id
Editorial Address
Department of Geography, FMIPA, Universitas Indonesia Building H, Kampus UI Depok
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Geografi Lingkungan Tropik (Journal of Geography of Tropical Environments)
Published by Universitas Indonesia
ISSN : -     EISSN : 25979949     DOI : http://dx.doi.org/10.7454/jglitrop
Core Subject : Science, Social,
Jurnal Geografi Lingkungan Tropik (JGLITrop) specialized to publish scientific articles that reveal a uniqueness and dynamics of tropical geographic environments, including their physical and human phenomena and interaction between those components. JGLITrop welcomes to articles about physical and human geography development, as well the combination between both and those who highlight environment dynamics from multidisciplinary approaches. Team of editorial board and peer reviewers from Department of Geography University of Indonesia and other distinguished universities and institution (e.g., BPPT, LAPAN, BIG, LIPI) guarantee the scientific quality of the paper issued in the journal.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2018): August" : 5 Documents clear
Studi pengaruh perubahan tataguna lahan terhadap karakteristik banjir Kota Bima Goyu Ismoyojati; Joko Sujono; Rachmad Jayadi
Journal of Geography of Tropical Environments Vol 2, No 2 (2018): August
Publisher : Open Journal System

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.481 KB) | DOI: 10.7454/jglitrop.v2i2.46

Abstract

Curah hujan yang tinggi pada tanggal 21 Desember 2016 menyebabkan banjir besar di Kota Bima. Banjir tersebut mengakibatkan rusaknya infrastruktur dan menimbulkan kerugian yang cukup besar. Hujan ekstrim, kondisi daerah aliran sungai (DAS) pada bagian hulu yang mengalami pengurangan luas kawasan hutan dan meningkatnya perkembangan Kota Bima diduga sebagai faktor penyebab utama terjadinya banjir besar tersebut. Perubahan penggunaan lahan yang signifikan berdampak pada perubahan respon DAS terhadap hujan yang terjadi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari perubahan penggunaan lahan terhadap karakteristik banjir yang terjadi berbasis model hidrologi alihragam hujan-aliran pada DAS Rontu di Kota Bima. Pada penelitian ini pengaruh perubahan penggunaan lahan dianalisis dengan cara menentukan nilai curve number (CN) DAS tahun 1996, 2006 dan 2016. CN dihitung menggunakan bantuan perangkat lunak HEC-GeoHMS 10.3. Selanjutnya nilai CN digunakan untuk hitungan hujan efektif sebagai masukan hitungan simulasi hidrograf banjir dengan model alihragam hujan-aliran metode hidrograf satuan sintetik Nakayasu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab banjir selain curah hujan yang sangat lebat atau ekstrim juga dipengaruhi perubahan penggunaan lahan. Pada DAS Rontu selama dua puluh tahun (1996 sampai 2016) terjadi perubahan komposisi penggunaan lahan yaitu pengurangan luas kawasan hutan 28,68%, peningkatan pemukiman 3,10%, peningkatan ladang tegalan 26,83%, peningkatan tanah terbuka 5,82%, peningkatan sawah 3,62%. Akibat perubahan ini pada kondisi basah di sub-DAS Padolo mengalami peningkatan nilai CN 4,55%, debit puncak 10,26% dan volume limpasan 9,82%; pada sub-DAS Malayu mengalami peningkatan nilai CN 6,78%, debit puncak 17,29% dan volume limpasan 18,00%. Kata kunci: genangan, kategori bahaya banjir, bendungan.DOI: http://dx.doi.org/10.7454/jglitrop.v2i2.46
Strategi pengembangan desa wisata di Kelurahan Jelekong, Kabupaten Bandung Diaz Sumantri
Journal of Geography of Tropical Environments Vol 2, No 2 (2018): August
Publisher : Open Journal System

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.614 KB) | DOI: 10.7454/jglitrop.v2i2.47

Abstract

Pariwisata merupakan salah satu prioritas Pembangunan Nasional dalam bidang ekonomi, bentuk pengembangan pariwisata diantaranya adalah desa wisata. Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bandung Nomor 556.42/Kop.71-Dispopar/2011, Kelurahan Jelekong merupakan salah satu yang ditetapkan sebagai desa wisata, karena dinilai memiliki karakteristik pola kehidupan sosial budaya yang unik berupa masyarakat pedalangan dan pengrajin seni lukis serta wayang. Untuk mengembangkan daerah tersebut menjadi desa wisata, diperlukan suatu strategi yang tepat berdasarkan potensi sumberdaya yang dimiliki. Pendekatan yang penulis gunakan yaitu penelitian deskriptif, melalui metode survei dengan variabel penelitian tunggal yaitu potensi pengembangan desa wisata, dimana aspek yang menjadi indikatornya yaitu aspek fisik, sosial, tata ruang, bangunan, budaya, kerajinan dan upacara, serta indikator penunjang pariwisata lain seperti aksesibilitas, akomodasi, masyarakat, wisatawan dan pengelola pariwisata. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi Kelurahan Jelekong berdasarkan kriteria perwujudan desa wisata, tergolong kedalam kelas II yaitu cukup potensial untuk dikembangkan. Sikap dan partisipasi masyarakat menunjukan nilai positif dalam mendukung pengembangannya. Berdasarkan hasil analisis SWOT, strategi yang dapat digunakan dalam pengembangan desa wisata Jelekong yaitu mengembangkan dan menata potensi objek wisata; pelestarian adat istiadat; melakukan perbaikan aksesibilitas; mengembangkan berbagai sarana prasarana penunjang pariwisata; menjalin kerjasama dengan stakeholder terkait dan investor; meningkatkan promosi; melibatkan masyarakat dalam setiap tahap pengembangan desa wisata.Kata kunci: Potensi, Partisipasi, Strategi Pengembangan Desa Wisata.DOI: http://dx.doi.org/10.7454/jglitrop.v2i2.47
Karakteristik dan pola persebaran dolina di Kecamatan Ponjong dan Semanu, Kabupaten Gunungkidul Astrid Damayanti; Diah Fitri Novita Sari
Journal of Geography of Tropical Environments Vol 2, No 2 (2018): August
Publisher : Open Journal System

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (933.612 KB) | DOI: 10.7454/jglitrop.v2i2.50

Abstract

Kecamatan Ponjong dan Semanu merupakan dua kecamatan di Kabupaten Gunungkidul yang memiliki morfologi karst beragam dan terdapat dalam gugusan mega sistem Karst Gunung Sewu. Terbentuknya morfologi di kawasan karst, seperti dolina dapat berdampak negatif karena adanya karstifikasi yang dapat menyebabkan amblesan tanah. Oleh karena itu, penelitian ini dibuat dengan melihat karakteristik dan pola persebaran dari dolina. Karakteristik dolina yang ditelitiadalah bentuk medan, kerapatan vegetasi, dan suhu permukaan. Untuk identifikasi karakteristik tersebut menggunakan SRTM dan Citra Landsat-8. Selanjutnya, digunakan analisis morfometri dan indeks Neighbor Nearest Analysis (NNA) untuk melihat karakteristik pola persebaran dolina. Pola persebaran dolina di wilayah penelitian membentuk sebaran mengelompok (indeks NNA 0,843). Di Kecamatan Semanu membentuk pola mengelompok, mengindikasikan perkembangan karstifikasi dolina lebih lanjut jika dibandingkan dengan di Kecamatan Ponjong yang masih cenderung acak. Karakteristik dolina mengelompok terdapat pada bentuk medan dataran rendah dengan kerapatan vegetasi sedang dan suhu permukaan tinggi, sedangkan yang acak memiliki bentuk medan dataran bergelombang dengan kerapatan vegetasi rapat dan suhu permukaan rendah.Kata kunci: Dolina, Landsat-8, Morfometri, Metode NNA, SRTMDOI: http://dx.doi.org/10.7454/jglitrop.v2i2.50
Pengaruh embung dan kombinasinya dengan teknik konservasi tanah dan air lainnya terhadap koefisien regim aliran dan koefisien aliran tahunan Latief M Rahman; Evi Nursari; Dwi Putro Tejo Baskoro
Journal of Geography of Tropical Environments Vol 2, No 2 (2018): August
Publisher : Open Journal System

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.695 KB) | DOI: 10.7454/jglitrop.v2i2.45

Abstract

Pemerintah berencana membangun embung sebanyak 30.000 pada tahun 2017. Embung merupakan salah satu metode konservasi tanah dan air untuk menurunkan aliran permukaan, meningkatkan retensi air permukaan dan meningkatkan air yang masuk ke dalam tanah (infiltrasi), yang berakibat langsung terhadap nilai Koefisien Regim Aliran (KRA) atau Koefisien Aliran Tahunan (KAT) suatu DAS. Penelitian tentang pengaruh embung dan kombinasinya dengan teknik konservasi tanah dan air lainnya (strip cropping dan agroforestri) terhadap KRA dan KAT pada DAS Cilemer dengan menggunakan metode SWAT ini dilakukan tahun 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Skenario 1 (teknik KTA embung) mampu menurunkan KRA dan KAT masing-masing sebesar 25.45% (dari 119.70 menjadi 94.25) dan 32% (dari 0.25 menjadi 0.17). Skenario 2 (teknik KTA gabungan antara embung dan strip cropping) mampu menurunkan KRA dan KAT masing-masing sebesar 40.92% (dari 119.70 menjadi 78.78) dan 32% (dari 0.25 menjadi 0.17). Sementara Skenario 3 (gabungan teknik KTA embung dan agroforestry) mampu menurunkan KRA dan KAT masing-masing sebesar 41.38% (dari 119.70 menjadi 78.31) dan 36% (dari 0.25 menjadi 0.16). Penerapan embung beserta kombinasinya dengan teknik KTA lainnya mampu menurunkan KRA dan KAT secara cukup berarti.Kata kunci: Agroforestri, embung, koefisien aliran tahunan, koefisien rejim aliran, strip croppingDOI: http://dx.doi.org/10.7454/jglitrop.v2i2.45
Mitigasi bencana berbasis kearifan lokal di Desa Tieng, Kabupaten Wonosobo Anisa Eka Puspitasari; Dion Prabu Septa Bima; Titis Puspita Dewi
Journal of Geography of Tropical Environments Vol 2, No 2 (2018): August
Publisher : Open Journal System

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.086 KB) | DOI: 10.7454/jglitrop.v2i2.51

Abstract

Bencana merupakan hal yang lazim dialami oleh masyarakat di Indonesia dan menjadi problematika tersendiri.Masyarakat yang terbiasa menghadapi bencana akan memiliki pengetahuan lokal dalam melakukan mitigasi bencana. Pengetahuan lokal atau kearifan lokal tersebut merupakan hasil dari adaptasi serta pengalaman dari kejadian yang pernah terjadi di daerah tersebut. Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Desa Tieng merupakan wilayah yang rawan longsor dan pernah dilanda banjir bandang pada tanggal 18 Desember 2011. Bencana banjir bandang tersebut menimbulkan korban jiwa serta kerugian harta benda yang tidak sedikit. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan struktural fungsional terkait kesadaran kolektif masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa upaya mitigasiberbasis kearifan lokal yang dilakukan masyarakat di Desa Tieng, Kabupaten Wonosobo. Hasil dari penelitian ini adalah masyarakat memiliki kesadaran bersama untuk melakukan mitigasi yang ditunjukan dengan kebiasaan untuk keluar rumah dan menuju tempat yang lebih aman dengan membawa surat berharga ketika terjadi hujan deras dengan intensitas tinggi lebih dari dua jam, sebulan sekali kerja bakti membersihkan sungai dan menanam pohon, sering diadakan sosialisasi tentang banjir dan longsor khususnya ketika musim hujan, serta masyarakat memiliki pemahaman bahwa mereka harus bersikap arif kepada alam. Kata kunci: mitigasi bencana, kearifan lokal, kesadaran kolektifDOI: http://dx.doi.org/10.7454/jglitrop.v2i2.51

Page 1 of 1 | Total Record : 5