cover
Contact Name
Dwi Priyanto
Contact Email
balaba_banjarnegara@yahoo.com
Phone
+62286-594972
Journal Mail Official
balaba_banjarnegara@yahoo.com
Editorial Address
Sekretariat BALABA Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Jalan Selamanik No 16 A Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia 53415
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
BALABA (JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA)
ISSN : 18580882     EISSN : 23389982     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
BALABA is a journal aims to be a peer-reviewed platform and an authoritative source of information. We published research article and literature review focused on vector borne disease such as malaria, DHF, filaria, chikungunya, leptospirosis, etc.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Edisi 002 Nomor 01/Tahun II Juni 2006" : 7 Documents clear
SURVEI PENGETAHUAN,SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG MALARIA DI DESA ENDEMIS MALARIA DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2000 Tri Ramadhani
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Edisi 002 Nomor 01/Tahun II Juni 2006
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (976.996 KB)

Abstract

Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Jawa Tengah, karena selain banyak menyerang usia produktif yang akan berakibat pada menurunnya produktifitas kerja, ditemukan adanya kematian karena malaria pada bayi dan anak balita akan berdampak pada Angka Kematian lbu (AKI) dan Angka KemaMalaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Jawa Tengah, karena selain banyak menyerang usia produktif yang akan berakibat pada menurunnya produktifitas kerja, ditemukan adanya kematian karena malaria pada bayi dan anak balita akan berdampak pada Angka Kematian lbu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Upaya pemberantasan malaria di suatu daerah tidak akan berhasil dengan baik tanpa melibatkan masyarakat setempat. Untuk dapat melibatkan masyarakat dalam upaya pemberantasan malaria, perlu lebih dahulu diketahui sejauh mana pengetahuan dan persepsi masyarakat mengenai malaria. Hingga saat ini belum ada informasi yang dapat menggambarkan tentang hal tersebut, yang dapat digunakan sebagai acuan bagi petugas kesehatan, untuk melibatkan masyarakat dalam upaya pemberantasan malaria. Untuk itu perlu dilaksanakan survei tentang pengetahuan , sikap dan perilaku (PSP) masyarakat yang berhubungan dengan malaria, yang selanjutnya dapat digunakan dalam merencanakan program pemberantasan malaria di suatu daerah dengan berdasar sesuatu yang ada dan berkembang di dalam masyarakat.tian Bayi (AKB). Upaya pemberantasan malaria di suatu daerah tidak akan berhasil dengan baik tanpa melibatkan masyarakat setempat. Untuk dapat melibatkan masyarakat dalam upaya pemberantasan malaria, perlu lebih dahulu diketahui sejauh mana pengetahuan dan persepsi masyarakat mengenai malaria. Hingga saat ini belum ada informasi yang dapat menggambarkan tentang hal tersebut, yang dapat digunakan sebagai acuan bagi petugas kesehatan, untuk melibatkan masyarakat dalam upaya pemberantasan malaria. Untuk itu perlu dilaksanakan survei tentang pengetahuan , sikap dan perilaku (PSP) masyarakat yang berhubungan dengan malaria, yang selanjutnya dapat digunakan dalam merencanakan program pemberantasan malaria di suatu daerah dengan berdasar sesuatu yang ada dan berkembang di dalam masyarakat.
DINAMIKA PENULARAN MALARIA DI KABUPATEN BIAK NUMFOR PROVINSI PAPUA Sunaryo Sunaryo
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Edisi 002 Nomor 01/Tahun II Juni 2006
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.463 KB)

Abstract

Kabupaten Biak Numfor merupakan salah satu Kabupaten di kawasan Timur Indonesia yang mendapat bantuan Proyek lntensifikasi Pemberantasan Penyakit Menular - 4 Global Fund (IPM-4 GF). Bantuan proyek diarahkan untuk memberdayakan daerah dalam pengendalian malaria sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian di wilayah tersebut. Diharapkan pada tahun 2005 kasus malaria menurun lebih dari 25% dibandingkan pada tahun 2002. Masalah malaria di Kabupaten Biak selama kurun waktu 3 tahun terahir menunjukkan angka cukup tinggi, dilihat dari angka malaria klinis pada tahun 2001 (17.334 kasus), 2002 (13.423 kasus), dan 2003 (10.016kasus). Upaya untuk mengatasi malaria di wilayah Biak Numfor sudah banyak dilakukan, baik dengan penemuan penderita melalui kader Pos Malaria Desa maupun upaya pemberantasan vektor dengan penyemprotan rumah dan kelambunisasi. Namun demikian malaria masih menjadi masalah serius di wilayah tersebut. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah malaria perlu dilakukan survei secara komphrehensif guna menentukan pemilihan kegiatan intervensi pemberantasan vektor yang tepat guna, berhasil guna dan berdaya guna. Sehingga pepatah orang Papua yang mengatakan "Bukan orangPapua kalau tidak terkena malaria" akan dapat dihilangkan dari konsep tersebut. Pola penularan malaria ditiap satuan epidemiologi/ekologi berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan lingkungan, jenis dan perilaku nyamuk penular (vektor), perilaku penduduk dan mutu pelayanan kesehatan setempat. Secara umum wilayah epidemiologi/ ekologi kabupaten Biak Numfor terbagi menjadi wilayah pantai dan sebagian kecil merupakan perbukitan. Oleh karena itu penentuan/pemilihan kegiatan intervensi pemberantasan vektor harus dibedakan sesuai kondisi epidemiologi/ekologi wilayah tersebut. Disamping itu perlu dikaji pola penularan malaria di setiap satuan epidemiologi/ekologi melalui Survei Dinamika Penularan. Dinamika Penularan Malaria adalah pola penularan malaria di satuan wilayah epidemiologi/ekologi yang dipengaruhi oleh adanya penderita sebagai sumber penular dan faktor resiko penularan seperti vektor, perilaku penduduk lingkungan dan pelayanan kesehatan. Sedangkan Survei Dinamika Penularan adalah kegiatan yang dilaksanakan secara terpadu meliputi investigasi penderita malaria P.falciparum dan asal penularannya, survei penderita dan penduduk, survei vektor dan lingkungan pelayanan kesehatan serta faktor resiko lainnya, guna menentukan metode pemberantasan yang tepat.
KEANEKARAGAMAN JENIS NYAMUK Anopheles DI DAERAH DENGAN ATAU TANPA KEBUN SALAK DI KABUPATEN BANJARNEGARA Dyah Widiastuti; Bambang Yunianto; Bina Ikawati
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Edisi 002 Nomor 01/Tahun II Juni 2006
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327 KB)

Abstract

Anopheles has been known as vectors of malaria and filaria. A research which was aimed to evaluate the diversity of Anopheles mosquitoes at Salak and Non Salak Areas was conducted. This Research located in Banjarnegara Regency which lay in a mountainous in the middle of Central Java (7'12"- 7'31 N and 109'20"-109'45"W). The location was divided into two groups i.e. (1) Kendaga Village (Banjarmangu Subdistrict) representing of Salak area, (2) Badakarya Village (Punggelan Subdistrict) representing Non Salak area. Mosquitoes were collected by landing and resting collection methods. All mosquitoes were anaesthetized with chloroform and identified under microscope. Shanon-Weaver Index and Eveness Index were measured to evaluate the diversity of Anopheles mosquitoes. The results showed there were 6 species of Anopheles from both areas i.e. A. aconitus. A. balabacensis. A. barbirostris. A. kochi. A. vagus and A. maculatus. Result of examination by Independent Sample T-Test indicated that the diversity index value between two areas were not significantly different.
POTENSI Anopheles balabacensis, DAHULU DAN SEKARANG Bina Ikawati
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Edisi 002 Nomor 01/Tahun II Juni 2006
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.284 KB)

Abstract

-
MENGENAL PARASIT FILARIA Tri Ramadhani
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Edisi 002 Nomor 01/Tahun II Juni 2006
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.603 KB)

Abstract

Filariasis atau kaki gajah adalah penyakit menular yang disebabkan karena infeksi cacing filaria yang hidup disaluran dan kelenjar getah bening (limfe) serta menyebabkan gejala akut, kronis. Filariasis mulai dikenal di Indonesia tahun 1889 sejak Haga dan Van Eecke menemukan kasus pembesaran scrotum di Jakarta. Penyakit tersebut dapat menular kepada orang lain dengan perantara gigitan nyamuk. Seluruh wilayah Indonesia berpotensi untuk terjangkitnya penyakit tersebut, hal ini mengingat cacing sebagai penyebabnya dan nyamuk penularnya tersebar luas. Keadaan ini didukung oleh kerusakan lingkungan, seperti banjir, penebangan hutan dan lainnya yang memperluas tempat berkembangbiaknya nyamuk. Meskipun filariasis tidak mematikan secara langsung, dengan adanya demam dan bisul-bisul (abses) yang hilang timbul, dan gejala menahun berupa pembesaran/elefantiasis yang merupakan cacat menetap akan sangat mengganggu. Secara ekonomis keadaan tersebut sangat merugikan, karena mengurangi produktivitas masyarakat, serta diperlukan biaya pengobatan dan perawatan yang tidak mudah dan tidak murah. Di Indonesia filariasis limfatik di sebabkan oleh tiga spesies cacing filaria yaitu Brugia malayi,B.timori dan Wuchereria bancrofti, yang terbagi lagi menjadi 6 tipe secara epidemiologi. Tiap parasit mempunyai siklus hidup yang kompleks dan infeksi pada manusia tidak akan berhasil kecuali jika terjadi pemaparan larva infektif untuk waktu yang lama. Setelah terjadi pemaparan, dibutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum timbulnya perubahan patologis yang nyata pada manusia. Periodisitas dalam sirkulasi setiap mikrofilaria akan berbeda, tergantung dari spesiesnya.
LINGKUNGAN FISIK YANG MENDUKUNG PERKEMBANGBIAKAN Anopheles maculatus SEBAGAI VEKTOR MALARIA Adil Ustiawan
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Edisi 002 Nomor 01/Tahun II Juni 2006
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.879 KB)

Abstract

-
MENINGKATKAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG KERACUNAN KEHAMILAN Vivi Setiawaty
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Edisi 002 Nomor 01/Tahun II Juni 2006
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.674 KB)

Abstract

Prenatal Mortality Rates and Maternal Mortality Rates in Indonesia still high because of many factors and pre-eclamsia/eclamsi is one of that. However the uncomplete knowledge of the community about pre-eclamsia have lead to the indication malpractice done by doctors or midwifes. Pre-eclamsia actually is a common complication of pregnancy. It is mild in many cases but in some cases it becomes severe, and can cause serious complications. The condition goes when the baby is born . Medication may be advised to help prevent complications

Page 1 of 1 | Total Record : 7