cover
Contact Name
Dwi Priyanto
Contact Email
balaba_banjarnegara@yahoo.com
Phone
+62286-594972
Journal Mail Official
balaba_banjarnegara@yahoo.com
Editorial Address
Sekretariat BALABA Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Jalan Selamanik No 16 A Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia 53415
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
BALABA (JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA)
ISSN : 18580882     EISSN : 23389982     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
BALABA is a journal aims to be a peer-reviewed platform and an authoritative source of information. We published research article and literature review focused on vector borne disease such as malaria, DHF, filaria, chikungunya, leptospirosis, etc.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Volume 11 Nomor 2 Desember 2015" : 8 Documents clear
Variasi Genus Keong di Daerah Fokus Keong Perantara Schistosomiasis di Dataran Tinggi Lindu, Sulawesi Tengah Anis Nurwidayati
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 11 Nomor 2 Desember 2015
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.35 KB) | DOI: 10.22435/blb.v11i2.1339

Abstract

Beberapa penyakit parasitik pada manusia yang disebabkan oleh cacing trematoda seperti schistomiasis, echinostomiasis, paragonimiasis, dan sebagai hospes perantara adalah oleh beberapa anggota famili keong air tawar. Schistosomiasis merupakan penyakit parasitik yang endemis di Indonesia, khususnya di Dataran Tinggi Napu, Lindu dan Bada, Sulawesi Tengah. Informasi mengenai genus keong yang ditemukan di daerah fokus keong perantara schistosomiasis diperlukan dalam menentukan potensi terjadinya penularan penyakit akibat cacing trematoda yang lain. Survei dilakukan di dalam kawasan Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah pada Bulan Juli 2013. Identifikasi keong dilakukan menggunakan kunci determinasi keong air tawar di Laboratorium Parasitologi, Balai Litbang P2B2 Donggala. Jenis keong yang ditemukan meliputi Oncomelania hupensis lindoensis, Melanoides sp., Helicorbis sp., Indoplanorbis sp. yang merupakan hospes perantara trematoda parasit. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa selain berpotensi dalam penularan schistosomiasis daerah tersebut juga berpotensi untuk terjadinya penularan penyakit akibat cacing trematoda lain, seperti Echinostomiasis dan Paragonimiasis.
Potensi Penularan Malaria di Desa Sigeblog, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara Nova Pramestuti; Adil Ustiawan; Ulfah Farida Trisnawati
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 11 Nomor 2 Desember 2015
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.173 KB) | DOI: 10.22435/blb.v11i2.1340

Abstract

Kecamatan Banjarmangu merupakan salah satu daerah endemis malaria dengan jumlah kasus tertinggi di Kabupaten Banjarnegara. Pada Mei 2014 terjadi peningkatan kasus malaria di Desa Sigeblog. Oleh sebab itu, segera dilakukan investigasi pada waktu tersebut untuk mengetahui potensi penularan vektor malaria dan tempat perkembangbiakannya, serta aktivitas penderita di luar rumah pada malam hari. Penangkapan nyamuk dilakukan dengan umpan manusia dan penangkapan nyamuk hinggap. Sedangkan tempat perkembangbiakan dilakukan dengan cidukan larva. Data aktivitas penderita didapat dengan wawancara terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan kepadatan rata-rata Anopheles aconitus dan An. maculatus relatif lebih tinggi di kandang dengan aktivitas menggigit pukul 18.00-19.00 WIB. Tempat perkembangbiakan Anopheles yang ditemukan adalah genangan air di kebun salak, mata air dan parit kecil. Penularan malaria terjadi di Desa Sigeblog oleh Anopheles aconitus dan An. maculatus, serta aktivitas penderita berkunjung ke rumah tetangga pada malam hari.
Analisis Faktor Lingkungan dalam Kejadian Leptospirosis di Kabupaten Tulungagung Arief Nugroho
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 11 Nomor 2 Desember 2015
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.07 KB) | DOI: 10.22435/blb.v11i2.1341

Abstract

Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis. Pada tahun 2012 ditetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan ditemukannya dua kasus leptospirosis di dua kecamatan dengan satu kasus meninggal. Penetapan ini dengan pertimbangan selama 20 tahun terakhir tidak pernah ditemukan leptospirosis. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan faktor lingkungan terhadap kejadian leptospirosis di Kabupaten Tulungagung. Rancangan penelitian yaitu cross sectional dilakukan melalui observasi lokasi, pengukuran lingkungan abiotik dan observasi kondisi rumah penduduk. Lokasi penelitian di Dusun Banjar, Desa Picisan RT 3 RW 1 Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung. Besar sampel sebanyak 50 rumah. Analisis data berupa analisis deskriptif dan statistik dengan uji Chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya sampah terbuka di depan atau belakang rumah berhubungan dengan kejadian leptospirosis dan mempunyai resiko 16,3 kali lebih besar dalam penyebaran leptospirosis. pH, salinitas dan kelembaban udara menunjang pertumbuhan bakteri Leptospira sp. pada badan air alami.
Kontaminasi Leptospira Patogenik pada Air Konsumsi di Pemukiman Kabupaten Demak Dyah Widiastuti; Rr Anggun Paramita Djati
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 11 Nomor 2 Desember 2015
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.02 KB) | DOI: 10.22435/blb.v11i2.1343

Abstract

Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis penting di dunia termasuk Indonesia. Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui kontak dengan air yang terkontaminasi bakteri Leptospira patogen. Tujuan penelitian ini untuk mendeteksi Leptospira patogen pada air konsumsi di pemukiman Kabupaten Demak. Penelitian observasional ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014. Sebanyak 15 sampel air konsumsi dikumpulkan dari area pemukiman di sekitar kasus leptospirosis terbaru di Kabupaten Demak. Sampel diperiksa menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mendeteksi kontaminasi Leptospira patogenik dengan gen target LipL32. Tujuh sampel (46,7%) menunjukkan kontaminasi positif dari spesies patogenik dari Leptospira berdasarkan PCR. Leptospira patogenik dapat dideteksi dalam lingkungan Demak dan ini berpotensi menyebabkan terjadinya penularan leptospirosis.
Perilaku Masyarakat Kelurahan Ledok, Kota Salatiga dalam Menguras Penampungan Air untuk Pengendalian Vektor DBD Aryani Pujiyanti; Anggi Septia Irawan
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 11 Nomor 2 Desember 2015
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.229 KB) | DOI: 10.22435/blb.v11i2.1344

Abstract

Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M plus (menguras, mengubur, menutup kontainer air) adalah salah satu upaya pengendalian vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) yang efektif dan ramah lingkungan. Masyarakat Kelurahan Ledok, Kota Salatiga lebih memilih tindakan menguras untuk pengendalian vektor DBD dibandingkan tindakan larvasidasi atau pemberian ikan pemakan jentik di lingkungan mereka. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan faktor demografi (jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan), sikap, dan alasan melakukan tindakan menguras tempat penampungan air terhadap perilaku menguras penampungan air. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Sebanyak 50 orang sebagai sampel penelitian diambil secara kluster yaitu seluruh rumah di wilayah Rukun Tetangga (RT)1/Rukun Warga (RW)5 dan RT 1/RW 8 Kelurahan Ledok. Pengumpulan data dilakukan Oktober 2013. Ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan perilaku menguras penampungan air. dan alasan melakukan perilaku menguras dengan tindakan menguras penampungan air. Faktor kebersihan menjadi indikator utama responden untuk melakukan tindakan menguras tempat air.
Keanekaragaman Spesies Nyamuk di Wilayah Endemis Filariasis di Kabupaten Banyuasin dan Endemis Malaria di Oku Selatan Hotnida Sitorus; Santoso Santoso; Anif Budiyanto; Lasbudi P Ambarita; Nungki Hapsari; Yulian Taviv
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 11 Nomor 2 Desember 2015
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.236 KB) | DOI: 10.22435/blb.v11i2.1345

Abstract

Penyakit menular khususnya penyakit tular nyamuk (mosquito-borne disease) di Indonesia masih menjadi beban kesehatan masyarakat seperti malaria dan filariasis. Propinsi Sumatera Selatan memiliki daerah endemis penyakit tular vektor seperti Kabupaten Banyuasin (endemis filariasis) dan Kabupaten OKU Selatan (endemis malaria). Penelitian ini bertujuan mengetahui keanekaragaman nyamuk di daerah endemis filariasis dan malaria. Sampel nyamuk menggunakan metode umpan orang dan menggunakan perangkap lampu (light trap) selama 12 jam penangkapan (18.00 – 06.00 WIB). Lokasi penangkapan nyamuk dilakukan di tiga rumah penduduk yang masing-masing dilakukan oleh 2 orang penangkap. Hasil penangkapan nyamuk dengan metode umpan orang di Desa Karang Anyar (endemis filariasis) diperoleh tiga genus yaitu Mansonia (empat spesies), Culex (delapan spesies) dan Aedes (dua spesies) sedangkan genus yang tertangkap dengan perangkap lampu terdiri dari genus Mansonia (dua spesies) dan Culex (satu spesies). Di wilayah ini spesies yang dominan tertangkap adalah Mansonia dives/bonneae (37,4%). Hasil penangkapan nyamuk metode umpan orang di Desa Kota Padang (endemis malaria) diperoleh empat genus yaitu Anopheles (dua spesies), Armigeres (satu spesies), Aedes (satu spesies) dan Culex. Hasil penangkapan dengan perangkap lampu diperoleh genus Anopheles dan Culex.
Faktor Risiko Host pada Kejadian Leptospirosis di Kabupaten Demak Jarohman Raharjo; Suharyo Hadisaputro; Winarto Winarto
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 11 Nomor 2 Desember 2015
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.362 KB) | DOI: 10.22435/blb.v11i2.1346

Abstract

Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri yang termasuk genus Leptospira. Berbagai penelitian menunjukkan beberapa faktor risiko leptospirosis pada host. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi faktor risiko leptospirosis pada host di Kabupaten Demak. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol, didukung dengan pendekatan kualitatif. Jumlah responden sebanyak 80 responden, terdiri dari 40 kasus dan 40 kontrol, dan dipilih dengan consecutive sampling. Instrumen yang dipakai adalah kuesioner terstruktur. Variabel yang terbukti secara bermakna merupakan faktor risiko leptospirosis adalah kontak dengan tikus (OR = 7,019; 95% CI = 1,665-29,590; p = 0,008), pekerjaan berisiko (OR = 6,317; 95% CI = 1,587-25,151; p = 0,009) dan keberadaan selokan yang buruk (OR = 5,762; 95% CI = 1,546-21,480; p = 0,009). Variabel yang tidak terbukti sebagai faktor risiko leptospirosis adalah keberadaan luka, kurangnya pengetahuan dan sikap tentang leptospirosis, keberadaan kotoran tikus, dan tempat penyimpanan bahan makanan matang yang tidak aman. Ketiga faktor risiko tersebut memberikan kontribusi terhadap kejadian leptospirosis di Kabupaten Demak sebesar 92,85%.
Pengendalian Nyamuk Vektor Menggunakan Teknik Serangga Mandul (TSM) Lasbudi Pertama Ambarita
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 11 Nomor 2 Desember 2015
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.881 KB) | DOI: 10.22435/blb.v11i2.1347

Abstract

Penyakit tular vektor seperti malaria dan demam berdarah dengue masih menjadi masalah kesehatan di dunia dan Indonesia khususnya. Upaya pengendalian vektor telah lama dilakukan untuk memutuskan rantai penularan. Saat ini upaya pengendalian vektor sangat tergantung pada penggunaan insektisida kimia dan berdampak terjadinya resistensi pada nyamuk. Berbagai rintangan tersebut memicu pengembangan metode atau strategi tertentu. Teknologi nyamuk yang dimodifikasi secara genetik (GMM) telah berkembang selama lebih dari 50 tahun. Teknik Serangga Mandul (TSM) adalah salah satu metode dalam GMM. Tulisan ini menyajikan konsep tentang TSM, hasil dari beberapa penelitian sebelumnya dan isu etik. TSM menawarkan keuntungan-keuntungan bila dibandingkan metode yang sekarang tengah digunakan. Kendala dalam pelaksanannya antara lain kondisi fisik serangga yang diaplikasikan dan sumber daya manusia. Secara umum, konsep TSM adalah pelepasan nyamuk jantan yang sebelumnya telah disterilisasi di laboratorium ke dalam populasi. Metode TSM telah memberikan dampak positif terhadap pengendalian serangga hama pertanian.

Page 1 of 1 | Total Record : 8