cover
Contact Name
Reni Ambarwati
Contact Email
reniambarwati@unesa.ac.id
Phone
+6281231173525
Journal Mail Official
sainsmatematika@unesa.ac.id
Editorial Address
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Gedung D1 Kampus UNESA Ketintang Surabaya Kode Pos 60213 E-mail: sainsmatematika@unesa.ac.id Telp : 031-8280009
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Sains & Matematika
ISSN : 23027290     EISSN : 25461835     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Jurnal ini menerbitkan artikel asli hasil penelitian di bidang biologi, fisika, kimia, dan matematika. Redaksi hanya menerima naskah asli yang belum pernah dipublikasikan dan tidak sedang dalam proses penerbitan di jurnal lain. Naskah dapat ditulis dalam bahasa Indonesia, sesuai dengan ejaan yang baik dan benar atau bahasa Inggris yang baik dan benar.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 5 No. 2 (2017): April, Sains " : 5 Documents clear
Sintesis Lapisan Tipis PANi/PVA sebagai Bahan Elektrokromik Ria Novita; Nugrahani Primary Putri
Sains dan Matematika Vol. 5 No. 2 (2017): April, Sains & Matematika
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Polianilin (PANi) merupakan bahan polimer konduktif yang banyak diteliti dikarenakan memiliki karakteristik yang unik yaitu, konduktivitas listrik yang baik, sifat optik yang baik dan stabil terhadap lingkungan. PANi dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, salah satunya sebagai bahan elektrokromik. Bahan elektrokromik merupakan bahan yang dapat berubah warna secara reversible jika diberi beda potensial. Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis PANi/PVA dengan metode polimerisasi emulsi dan deposisi lapisan tipis dengan metode spin-coating menggunakan substrat Indium tin Oxide (ITO). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik awal lapisan tipis PANi/PVA sebagai bahan elektrokromik meliputi reversibilitas, nilai band gap dan nilai absorbansi pada pemberian potensial yang berbeda.  Metode karakterisasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah Uji FTIR, Uji Voltametri Siklik, Uji UV-Vis, dan SEM. Dari pengujian FTIR PANi/PVA terlihat bahwa pola serapan khas dari kedua polimer masih muncul yaitu pada puncak 669,32 cm-1, 1114,89 cm-1, 1265,35 cm-1, 1458,23 cm-1, dan 1654,98 cm-1yang merupakan puncak khas milik polianilin sedangkan pada puncak 1654,98 cm-1, 2929,97 cm-1, dan 3448,84 cm-1  merupakan puncak khas PVA. Dari data Voltametri Siklik lapisan tipis bersifat reversible dan ada puncak oksidasi pada potensial 0,4 V dan 0,74 V, sedangkan puncak reduksi pada potensial 0,45 V dan 0,22 V. Dari data pengujian UV-Vis didapatkan nilai absorbansi PANi/PVA tertinggi adalah 0,80 pada potensial 0,75 V dan memiliki nilai energi band gap sebesar 3,1-4,1 eV. Dari hasil pengujian SEM didapatkan bahwa persebaran PVA sudah cukup merata dan hanya sedikit terlihat retakan. Polyaniline (PANi) is a conductive polymer material that has been widely studied because it has unique characteristics namely, good electrical conductivity, and good optical properties and is stable to the environment. PANi can be used in a variety of applications, one of which is as an electrochromic material. Electrochromic material is a material that can change color reversibly if given a potential difference. In this research, PANi/PVA synthesis was carried out by emulsion polymerization method and thin layer deposition via spin-coating method using Indium tin Oxide (ITO) substrate. The purpose of this study was to determine the initial characteristics of PANi/PVA thin films as electrochromic materials including reversibility, band gap values and absorbance values at different potential applications. The characterization methods used in this study were FTIR Test, Cyclic Voltammetry Test, UV-Vis Test, and SEM. From the PANi/PVA FTIR test it is seen that the typical absorption patterns of the two polymers still appear at the peak 669.32 cm-1, 1114.89 cm-1, 1265.35 cm-1, 1458.23 cm-1, and 1654, 98 cm-1 which is the typical peak of PANi while at the peak 1654.98 cm-1, 2929.97 cm-1, and 3448.84 cm-1 is the typical peak of PVA. From the data of cyclic voltammetry the film is reversible and there is an oxidation peak at a potential of 0.4 V and 0.74 V, whereas a reduction peak at a potential of 0.45 V and 0.22 V. From the UV-Vis test data, the highest PANi/PVA absorbance value is 0.80 at a potential of 0.75 V and has a band gap energy value of 3.1-4.1 eV. From the SEM test results found that the spread of PVA is quite evenly distributed and only slightly visible cracks.
Pemanfaatan Tumbuhan Famili Zingiberaceae oleh Masyarakat Sekitar Kawasan Wisata Pantai Rancabuaya Kecamatan Caringin Kabupaten Garut Asep Zainal Mutaqin; Mohamad Nurzaman; Tia Setiawati; Ruly Budiono; Ela Noviani
Sains dan Matematika Vol. 5 No. 2 (2017): April, Sains & Matematika
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia adalah negara yang memiliki keragaman suku bangsa dan budaya, termasuk pengetahuan tradisional di dalamnya. Salah satu pengetahuan yang ada di masyarakat adalah pengetahuan mengenai pemanfaatan tumbuhan. Penelitian ini dilakukan untuk mendokumentasikan pemanfaatan jenis-jenis tumbuhan famili Zingiberaceae oleh masyarakat desa di kawasan Wisata Pantai Rancabuaya Kecamatan Caringin Kabupaten Garut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif bersifat deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung dan wawancara semistruktur terhadap informan kunci. Penentuan informan dilakukan dengan teknik snowball sampling. Hasil wawancara menunjukan bahwa terdapat 12 jenis tumbuhan famili Zingiberaceae yang dimanfaatkan masyarakat, yaitu laja bodas (Alpinia galanga (L.) Willd.), laja beureum (Alpinia purpurata K. Schum.), kapolaga (Amomum cardamomum Maton), koneng temen (Curcuma domestica Val.), koneng gede (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), cikur (Kaempferia galanga Linn.), jahe gajah (Zingiber officinale var. Roscoe), jahe emprit (Zingiber officinale var. Amarum), jahe beureum (Zingiber officinale var. Rubrum), koneng bodas (Curcuma zedoaria (Berg.) Rosc.), lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val.), dan panglay (Zingiber cassumunar Roxb.). Berdasarkan genusnya, masyarakat memanfaatkan Alpinia, Amomum, dan Kaempferia sebagai bumbu masak dan obat; Curcuma sebagai bumbu masak, bahan jamu, dan obat; serta Zingiber sebagai obat, bumbu masak, bahan minuman, dan ritual adat. Tumbuhan-tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan liar dan hasil budidaya yang diperoleh dari pekarangan, kebun, dan sawah. Indonesia is a country that has a diversity of ethnic groups and cultures, including traditional knowledge in it. One of the existing knowledge in society is knowledge about the use of plants. This research was conducted to document the utilization of Zingiberaceae family of plant species by rural communities in the Rancabuaya Coastal area of Caringin District, Garut Regency. The method used in this research is descriptive qualitative analysis. Data collection techniques were carried out by direct observation and semistructured interviews of key informants. Determination of informants is done by snowball sampling technique. Interview results show that there are 12 species of plants of the Zingiberaceae family that are utilized by the community, namely laja bodas (Alpinia galanga (L.) Willd.), laja beureum (Alpinia purpurata K. Schum.), kapolaga (Amomum cardamomum Maton), koneng temen (Curcuma domestica Val.), koneng gede (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), cikur (Kaempferia galanga Linn.), jahe gajah (Zingiber officinale var. Roscoe), jahe emprit (Zingiber officinale var. Amarum), jahe beureum (Zingiber officinale var. Rubrum), koneng bodas (Curcuma zedoaria (Berg.) Rosc.), lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val.), dan panglay (Zingiber cassumunar Roxb.).  Based on its genus, people use Alpinia, Amomum, and Kaempferia as cooking spices and medicines; Curcuma as cooking spices, herbal ingredients, and medicine; and Zingiber as medicine, cooking spices, beverage ingredients, and traditional rituals. These plants are wild plants and cultivation results obtained from the yard, garden, and rice fields.
Stabilitas Termal dan Kristalinitas Komposit Polyvinylidene Fluoride) PVDF/SiO2 Pasir Vulkanik Kelud Ria Inus Sholikah; Woro Setyarsih; Istiqomah Istiqomah; Ajeng Hefdea; Entang Wulancahayani; Lydia Rohmawati
Sains dan Matematika Vol. 5 No. 2 (2017): April, Sains & Matematika
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Polyvinylidene fluoride (PVDF) merupakan material plastik yang memiliki konstanta piroelektrik dan piezoelektrik yang relatif tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai bahan dielektrik pada superkapasitor. PVDF dikompositkan dengan SiO2 untuk mendapatkan stabilitas termal dan kristalinitas yang mendukung sifat bahan dielektrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik stabilitas termal dan kristalinitas dari PVDF/SiO2. Komposit PVDF/SiO2 disintesis menggunakan metode inversi fasa dengan variasi komposisi SiO2 (1 wt%, 2 wt%, 3 wt%, 4 wt% dan 5 wt%) dan bahan dikarakterisasi menggunakan XRD dan analisis termal DSC/TGA. Hasil uji XRD menunjukkan bahwa puncak intensitas PVDF semakin menurun seiring dengan meningkatnya komposisi SiO2 dalam komposit PVDF/SiO2, ini disebabkan oleh kristalinitas PVDF yang mengalami penurunan akibat penyebaran partikel SiO2 pada komposit. Hasil uji TGA menunjukkan komposit PVDF/SiO2 dengan 2 wt% SiO2 memiliki stabilitas termal paling baik. PVDF murni memiliki persen kristalinitas terbesar dibandingkan dengan komposit PVDF/SiO2 yaitu 36.3%. Polyvinylidene fluoride (PVDF) is a plastic material that has relatively high pyroelectric and piezoelectric constants so that it can be used as a dielectric material in supercapacitors. PVDF is composed with SiO2 to obtain thermal stability and crystallinity that support the properties of dielectric material. This study aimed to determine the characteristics of thermal stability and crystallinity of PVDF/SiO2. Composite PVDF/SiO2 synthesized using phase inversion methods with composition variations of SiO2 (1 wt%, 2 wt%, 3 wt%, 4 wt% and 5 wt%) and material characterized using XRD and DSC/TGA thermal analysis. X-Ray Diffraction measurement showed that the peak intensity of PVDF decreases as the number of SiO2 composition in the composite PVDF/SiO2, this happens because the crystallinity of PVDF decline caused by the spread of SiO2 particles in composite disrupt crystal growth of PVDF. TGA measurement showed that composite PVDF/SiO2 - 2 wt% SiO2 had the best thermal stability of the others composite. Pure PVDF had the largest percent crystallinity compared to composites PVDF/SiO2 was 36.3%.
Karakteristik Transmitansi dan Absorbansi Komposit Epoksi/TiO2 sebagai Bahan Anti Ultraviolet Diah Hari Kusumawati; Dian Ayu Rachmawati
Sains dan Matematika Vol. 5 No. 2 (2017): April, Sains & Matematika
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nanopartikel TiO2 (titanium dioksida) telah banyak diteliti dan digunakan dalam aplikasi kehidupan sehari-hari, diantaranya sebagai bahan anti ultraviolet.  Karakteristik dari TiO2 selain mampu mentransmisikan Ultraviolet juga dapat mendegradasikan polutan organik menjadi air maupun karbondioksida. Namun titanium dioksida memerlukan material lain agar dapat diaplikasikan sebagai bahan anti UV, salah satunya adalah bahan perekat, dalam hal ini digunakan epoksi DGEBA.  Penelitian dilakukan dengan memvariasi titanium dioksida yang berfungsi sebagai filler pada komposit epoksi/TiO2 dan menganalisis pengaruhnya terhadap kemampuan transmitansi dan absorbansi gelombang ultraviolet.  Karakterisasi yang dilakukan adalah FTIR, UV-Vis dan pengukuran sudut kontak.  Hasil penelitian dengan variasi titanium dioksida 0,01-0,05 gram didalam epoksi diperoleh pola serapan Ti-O, Ti milik TiO2 dan O milik Epoksi DGEBA terletak pada 970,23 cm-1, transmitansi optimum sebesar 21% pada penambahan massa TiO2 sebanyak 0,03 gram. Hasil karakterisasi UV-Vis diperoleh absorbansi optimum pada 3,934, dan komposit termasuk dalam bahan hidrofilik dengan sudut kontak 30º-90º sehingga komposit epoksi/TiO2 bisa digunakan sebagai bahan anti debu (fogging) dan self cleaning.TiO2 nanoparticles (titanium dioxide) have been widely studied and used in everyday life applications, including as an anti-ultraviolet material. The characteristics of TiO2 besides being able to transmit Ultraviolet can also degrade organic pollutants into water and carbon dioxide. However, titanium dioxide requires other materials to be applied as an anti-UV material, one of which is an adhesive, in this case DGEBA epoxy is used. The study was carried out by varying titanium dioxide which functions as a filler in epoxy/TiO2 composites and analyzing its effect on the transmittance and absorbance ability of ultraviolet waves. Characterization performed was FTIR, UV-Vis and contact angle measurements. The results of research with variations of titanium dioxide 0.01-0.05 grams in the epoxy obtained the absorption pattern of Ti-O, Ti-owned TiO2 and O-owned Epoxy DGEBA located at 970.23 cm-1, the most optimum transmittance of 21% on the addition of TiO2 mass 0.03 gram. UV-Vis characterization results obtained optimum absorbance at 3,934, and composites included in hydrophilic material with a contact angle of 30º-90º so that the composite epoxy/TiO2 can be used as an anti-dust material (fogging) and self cleaning.
Pemanfaatan Asam Fulvat Sebagai Optimalizer dalam Pupuk Lepas Lambat Kitosan-Zeolit Raisza Tarida Savana; Dina Kartika Maharani
Sains dan Matematika Vol. 5 No. 2 (2017): April, Sains & Matematika
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pupuk lepas lambat (SRF) adalah pupuk termodifikasi dengan tujuan untuk mengoptimalisasi penyerapan unsur-unsur yang terdapat di pupuk oleh tanaman dengan mengatur pelepasannyaa secara lambat. Metode yang dipergunakan dalam membuat pupuk SRF pada penelitian ini adalah dengan mencampurnya dengan bahan lain yang sukar larut, dan menyelimuti pupuk tersebut dengan bahan tertentu. Dengan demikian, pelepasan pupuk di dalam tanah menjadi lambat. Bahan yang dapat dipergunakan sebagai bahan pembuat SRF adalah zeolit dan kitosan. Zeolit merupakan mineral silikat yang memiliki kapasitas tukar kation (KTK) yang sangat tinggi. Kitosan merupakan turunan terdeasetilasi dari kitin dan salah satu polimer biodegrable yang ketersediaanya melimpah di alam. Pupuk urea mempunyai sifat mudah hilang karena sangat mudah larut dalam air oleh karena itu perlu dilakukan pelapisan mengunakan kitosan-zeolit. Penambahan asam fulvat mampu mengoptimalisasi pupuk lepas lambat dengan memperlambat laju pelepasannya dan juga mampu meningkatkan penyerapan ion-ion logam dalam tanah yang diperlukan oleh tanaman. Kadar yang paling tepat dari asam fulvat yang akan ditambahkan dalam pupuk slow release urea terlapis kitosan zeolite agar optimal adalah asam fulvat dengan kadar 5%. Hal ini dikarenakan dalam pupuk slow release yang telah ditambahkan asam fulvat 5% dalam uji disolusinya terlihat bahwa pupuk urea yang terlarut dalam air konsentrasinya sedikit, selain itu dari uji AAS juga penambahan asam fulvat dengan kadar 5% mampu mengikat logam sebanyak 0,9218 ppm.Slow release fertilizers (SRF) are modified fertilizers with the aim of optimizing the absorption of the elements present in fertilizers by plants by regulating their release slowly. The method used in making SRF fertilizer in this study is to mix it with other substances that are difficult to dissolve, and cover the fertilizer with certain materials so that the release of fertilizer in the soil becomes slow. Materials that can be used as SRF material are zeolite and chitosan. Zeolite is a silicate mineral that has a very high cation exchange capacity (CEC). Chitosan is a deacetylated derivative of chitin and a biodegrable polymer that is abundant in nature. Urea fertilizer has the property of being easily lost because it is very soluble in water, therefore it is necessary to do the coating using chitosan-zeolite. Addition of fulvic acid can optimize the release of fertilizer slowly by slowing down the rate of release and also being able to increase the absorption of metal ions in the soil needed by plants. The most appropriate level of fulvic acid to be added in slow release urea coated with chitosan zeolite to be optimal is fulvic acid with 5% content. This is because in the slow release fertilizer that has been added 5% fulvic acid in the test of dissolution it is seen that the urea fertilizer which is dissolved in water is slightly concentrated, besides that from the AAS test also the addition of fulvic acid with 5% content is able to bind metal as much as 0.9218 ppm.

Page 1 of 1 | Total Record : 5