cover
Contact Name
Endah Setyaningsih
Contact Email
baktimas@untar.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
baktimas@untar.ac.id
Editorial Address
Sekretariat: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Universitas Tarumanagara (LPPM - UNTAR). Gedung M, Lt. 5, Kampus 1 Universitas Tarumanagara Jl. Letjen S Parman no 1 Jakarta 11440
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
ISSN : 26210398     EISSN : 26207710     DOI : 10.24912/jbmi
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia (P-ISSN 2620-7710 dan E-ISSN 2621-0398) merupakan jurnal yang menjadi wadah bagi penerbitan artikel-artikel ilmiah hasil penelitian dalam bidang Ilmu : 1. Psikologi 2. Komunikasi 3. Hukum 4. Budaya 5. Bahasa 6. Seni Rupa dan Design Jurnal ilmiah ini diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara. Dalam satu tahun, jurnal ini terbit dalam dua nomor, yaitu pada bulan Mei dan November. Jurnal ini terutama memuat artikel hasil-hasil penelitian ilmiah, termasuk penelitian normatif.
Articles 27 Documents
Search results for , issue "Vol. 5 No. 2 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia" : 27 Documents clear
PELATIHAN KETERAMPILAN MASTER OF CEREMONY BAGI WARGA RUSUNAWA MUARA BARU, JAKARTA Syarief Darmoyo; Sri Hapsari Wijayanti; Dara Arum Hartini
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 2 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i2.13456

Abstract

ABSTRACT Public speaking does not just belong to celebrities; it belongs to all of us. Some of us have problems speaking in public, including the Rusunawa Muara Baru, Jakarta residents. The results of our needs analysis found that Rusunawa residents faced several issues related to public speaking. That was feeling anxious, not confident, "blank," stammering, unable to master the audience, etc., and they see the need to acquire speaking skills in front of the audience. For that, we held a community service in a master of ceremony (MC) training as a type of public speaking for the Rusunawa Muara Baru, Jakarta residents. This training applies small group discussion (SGD), role play & simulation, and contextual instruction (CI). The Faculty of Economics and Business lecturers, Atma Jaya Catholic University of Indonesia, act as facilitators. The results of this community service show that after participating in the training, the skills of MC participants are much better than their MC skills before participating in the activity. This condition implies that the trainees have an adequate understanding of the basic principles of being an MC and are skilled in programming and hosting events. In addition, this community service provides great benefits for training participants, such as broadening their horizons and increasing knowledge, equipping them with useful knowledge for educating children, etc ABSTRAK: Public speaking bukan hanya milik selebriti saja, melainkan milik kita semua. Meski begitu, tidak sedikit dari kita memiliki masalah berbicara di hadapan orang banyak, tidak terkecuali Warga Rusunawa Muara Baru, Jakarta Utara. Hasil analisis kebutuhan kami menemukan sejumlah masalah yang dihadapi Warga Rusunawa terkait public speaking yaitu, merasa cemas, tidak percaya diri, “nge-blank”, terbata-bata, tidak mampu menguasai audiens, dsb., dan mereka memandang perlu memperoleh pelatihan public speaking. Untuk itu, kami mengadakan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pelatihan master of ceremony (MC) sebagai salah satu jenis public speaking bagi Warga Rusunawa Muara Baru, Jakarta Utara. Pelatihan ini mengaplikasikan metode diskusi kelompok kecil, bermain peran & simulasi, dan pembelajaran kontekstual, serta yang bertindak sebagai fasilitator adalah dosen-dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Hasil pengabdian kepada masyarakat ini menunjukkan bahwa setelah mengikuti pelatihan keterampilan MC peserta jauh lebih baik dibandingkan dengan keterampilan MC mereka sebelum mengikuti pelatihan. Hal ini mengimplikasikan bahwa peserta pelatihan sudah memiliki pemahaman yang memadai tentang prinsip dasar menjadi MC, serta sudah terampil dalam membuat susunan acara dan memandu acara. Selain itu, pengabdian kepada masyarakat ini memberikan manfaat yang besar bagi peserta pelatihan seperti memperluas wawasan dan menambah ilmu mereka, membekali mereka ilmu yang berguna untuk mendidik anak-anaknya, dsb
PELATIHAN PENGGUNAAN POSTURE RATING SCALE UNTUK PEMERIKSAAN POSTUR ATLET BULUTANGKIS REMAJA Ignatio Rika Haryono; Nawanto Agung Prastowo
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 2 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i2.18019

Abstract

Badminton is the most popular sport in Indonesia. Many children and adolescents engage in badminton at an early age. Sports injury in badminton is quite high. One of the risk factors of injury is posture abnormality. Posture abnormality is common in children and adolescent athletes. It can disturb musculoskeletal function, children's activities, and performance in sports. Early detection of posture abnormality is important to minimize the consequences and to give appropriate treatment. Early detection can be performed by a coach or assistant, sports teacher, or even parents. This activity was to train a coach and assistant in using a posture rating scale (PRS). Four participants attended the PRS usage training. Sixty-seven children and adolescent athletes were examined for their posture. Height and weight were measured according to the standard procedure. Body mass indexes were calculated with a standard formula. Posture was assessed using PRS with a maximal score of sixty-five. All activities were performed in a badminton club in Depok, West Java. The results showed all trainees passed the PRS usage training. The mean age of athletes was 10.1 years. The mean score of PRS was 59.7. Also, posture abnormality was quite a lot among adolescent badminton players. Scoliosis (34.3%), flat foot (34.3%), and lordosis (14.9%) were the most abnormalities found. PRS is quite an easy, beneficial, and convenient tool for posture examination in adolescent athletes   ABSTRAK: Bulutangkis adalah olahraga terpopuler di Indonesia. Banyak pemain mulai berlatih bulutangkis pada usia yang sangat muda. Prevalensi cedera olahraga pada bulutangkis cukup tinggi. Salah satu faktor risiko cedera adalah postur abnormal. Abnormalitas postur cukup banyak ditemukan pada atlet anak dan remaja. Abnormalitas postur dapat menimbulkan gangguan sistem muskuloskeletal sehingga dapat mengganggu aktivitas fisik dan kinerja olahraga. Deteksi dini merupakan tindakan penting untuk meminimalisir efek yang merugikan dan untuk memberikan terapi yang adekuat. Deteksi dini dapat dilakukan oleh pelatih/asisten, guru olahraga, bahkan orangtua. Kegiatan ini ditujukan untuk memberikan pelatihan singkat penggunaan posture rating scale (PRS) dan mengevaluasi postur atlet bulutangkis anak dan remaja. Empat orang mengikuti pelatihan penggunaan PRS. Enam puluh tujuh atlet remaja diperiksa postur nya menggunakan PRS. Tinggi dan berat badan diukur menggunakan metode standar. Indeks massa tubuh dihitung menggunakan rumus baku. postur dievaluasi menggunakan PRS dengan skor maksimal 65. Kegiatan dilakukan di sebuah klub bulutangkis di Depok, Jawa Barat. Sebanyak empat peserta pelatihan dinyatakan lulus. Hasil menunjukkan rerata usia atlet adalah 10.1 tahun, dan rerata skor PRS adalah 59.7. Kelainan postur cukup banyak ditemukan pada atlet bulutangkis anak dan remaja. Kelainan postur paling banyak ditemukan adalah skoliosis (34.3%), flat foot (34.3%), dan lordosis (14.9%). PRS adalah alat pemeriksaan yang cukup mudah, bermanfaat, dan nyaman bagi anak-anak dan remaja
UPAYA PENGENDALIAN INFEKSI MELALUI PENDIDIKAN KESEHATAN PADA PASIEN DAN KELUARGA DI RUMAH SAKIT X Serri Hutahaean; Nourmayansa Vidya Anggraini
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 2 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i2.18578

Abstract

Infections caused by health services are called Healthcare-Associated Infections (HAIs). HAIs are infections in patients that occur during hospitalization. They can also occur in other health care facilities when they are not in the incubation period, and there is no infection. It also includes infections in the hospital, but this appears when the patient returns home. This infection also occurs in hospital staff because it relates to their work and the health service process. In the ward at RS X, it was found that infections were still often found. In addition, there is still a lack of effort in controlling infection, especially in terms of wearing masks in the hospital. It is still often found that patients and their families do not wear masks or do not wear masks correctly. The purpose of this activity is to make efforts to control and prevent infection in patients and families so that the process of transmitting disease can be prevented. In addition, there is also education regarding the correct and proper use of removing and disposing of masks. The results after the intervention showed an increase in the presentation of the positive patient. The family knowledge about the use of masks is from 54% to 100%, then an increase in the presentation of positive actions using masks from 54% to 90.1%. It is recommended for nurses to be more assertive in reprimanding patients and families who do not use masks. In addition, it is also necessary to paste posters in every room. This can raise awareness of the importance of using masks in infection control. ABSTRAK: Infeksi yang disebabkan oleh pelayanan kesehatan disebut Healthcare-Associated Infections (HAIs). HAIs adalah infeksi pada pasien yang terjadi selama rawat inap. Mereka juga dapat terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan lain ketika mereka tidak dalam masa inkubasi, dan tidak ada infeksi. Ini juga termasuk infeksi di rumah sakit, tetapi ini muncul ketika pasien kembali ke rumah. Infeksi ini juga terjadi pada staf rumah sakit karena berkaitan dengan pekerjaannya dan proses pelayanan kesehatan. Di bangsal RS X ditemukan masih sering ditemukan infeksi. Selain itu, masih kurangnya upaya pengendalian infeksi terutama dalam hal pemakaian masker di rumah sakit. Masih sering ditemukan pasien dan keluarganya tidak memakai masker atau tidak memakai masker dengan benar. Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan upaya pengendalian dan pencegahan infeksi pada pasien dan keluarga sehingga proses penularan penyakit dapat dicegah. Selain itu, ada juga edukasi tentang cara melepas dan membuang masker yang benar dan benar. Hasil setelah intervensi menunjukkan peningkatan presentasi pasien positif. Pengetahuan keluarga tentang penggunaan masker dari 54% menjadi 100%, kemudian terjadi peningkatan penyajian tindakan positif menggunakan masker dari 54% menjadi 90,1%. Disarankan kepada perawat agar lebih tegas dalam menegur pasien dan keluarga yang tidak menggunakan masker. Selain itu, perlu juga menempelkan poster di setiap ruangan. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya penggunaan masker dalam pengendalian infeksi.
PERSYARATAN DALAM PENENTUAN HAK ASUH Ida Kurnia; Alexander Sutomo; Cliff Geraldio
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 2 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i2.18609

Abstract

Marriage is an important event in human life. The purpose of marriage is to have children and live happily. However, it is not uncommon for marriages to end in divorce. Divorce that occurs in the household will eventually win custody of the child. In determining custody, the judge gives a verdict on who is more worthy to take care of the child, namely who is considered more entitled and more capable. In the court's decision with custody cases with various conditions in the family, the court's decision prioritizes child custody to the mother, noting that the child is still under 12 years old and the mother does not experience psychological disorders. The child custody decision can also fall to the father if the mother has shortcomings such as mental disabilities or other things related to psychological. Custody of the child can be separated from both parents if the parent is not able to take care of, educate, and care for the child. Bad habits of the child's parents can eliminate custody of the child from him. Law No. 35 of 2014 on child protection regulates all matters related to children with the main purpose of maintaining the rights of the child. The rights of a child have arisen from the time he is in the womb until he is an adult and is considered not a child anymore if he has entered into the marriage in accordance with the Civil Code and marriage law. Children should be taken care of, educated, well cared for, and given knowledge to be able to support their future better because children are the next generation of the nation ABSTRAK; Perkawinan merupakan peristiwa penting dalam hidup manusia. Tujuan dari perkawinan salah satunya memiliki anak dan hidup bahagia. Namun tidak jarang perkawinan dapat berakhir dengan perceraian. Perceraian yang terjadi dalam rumah tangga pada akhirnya akan merebutkan hak asuh atas anak. Dalam penentuan hak asuh hakim memberikan putusan siapa yang lebih layak untuk mengurus anak, yaitu siapa yang dianggap lebih berhak dan lebih mampu. Dalam putusan pengadilan dengan perkara hak asuh dengan berbagai macam kondisi dalam keluarga, putusan pengadilan lebih mengutamakan hak asuh anak jatuh kepada ibunya, dengan catatan apabila anak tersebut masih dibawah 12 tahun dan sang ibu tidak menggalami gangguan dalam psikologis. Putusan hak asuh anak juga dapat jatuh kepada sang ayah apabila sang ibu memiliki kekurangan seperti cacat mental atau hal-hal lain yang berkaitan dengan psikologis. Hak asuh anak dapat lepas dari kedua orang tuanya apabila orang tua tersebut tidak mampu mengurus, mendidik, serta mengasuh anaknya. Kebiasaan buruk dari orang tua sang anak dapat menghilangkan hak asuh atas anak dari dirinya. Undang-undang  No. 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak mengatur segala hal yang berkaitan dengan anak dengan tujuan utama menjaga hak dari sang anak. Hak seorang anak sudah timbul sejak ada di dalam kandungan sampai ia dewasa dan di anggap bukan anak-anak lagi apabila ia telah mengsungkan perkawinan hal ini sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Perdata dan Undang-undang Perkawinan. Anak semestinya dijaga, dididik , dirawat dengan baik, serta diberi pengetahuan agar mampu menunjang masa depannya lebih baik karena anak merupakan generasi penerus bangsa
PSIKOEDUKASI PENDIDIKAN SEKSUAL SEBAGAI BAGIAN DARI MENGENALI SEKSUALITAS SECARA SEHAT BAGI REMAJA Debora Basaria; Maria Theresia Kelly; Priska Maharani Setiawati
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 2 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i2.18763

Abstract

The onset of puberty marks the adolescent period. During this period, adolescents will experience hormonal changes related to the maturity of their reproductive organs. The rapid development of technology makes it easy for adolescents to learn about sex. However, there is a challenge behind convenience in this digital era. Many individuals often misuse the internet as a place to commit crimes, one of which is the crime of illegal content, including pornography. Adolescents have the potential to get inaccurate information and endanger their development by accessing the internet without their parent's assistance. Discussion about sex is taboo, so it is rarely discussed in family or school. Not all adolescents live with their parents; many live in orphanages due to many factors. One of the orphanages, Al-Fatih, located in Palembang, stated that they had difficulties properly understanding the sex of children entering their teens to avoid negative behavior. The provision of psychoeducation on sexual education for adolescents at the Al-Fatih Orphanage was carried out on November 6, 2021, involving 12 teenagers aged 11-17. Psychoeducation is carried out as seminars by providing material about sexuality in adolescents, film discussions, and coping strategies. The post-test results show that adolescents have a better understanding of their sexuality at this time of puberty and understand maintaining and protecting their bodies ABSTRAK: Periode remaja ditandai oleh munculnya pubertas. Pada periode tersebut, remaja akan mengalami perubahan hormon yang berkaitan dengan kematangan organ reproduksi mereka. Perkembangan teknologi yang pesat memberikan kemudahan bagi remaja untuk mencari tahu segala hal tentang seks. Remaja berpotensi mendapatkan informasi yang tidak tepat dan membahayakan perkembangan mereka mengakses internet jika tanpa adanya pendampingan dari orang tua. Namun, dibalik kemudahan di era digital ini terdapat sebuah tantangan tersendiri, di mana banyaknya oknum yang sering kali menyalahgunakan media internet sebagai tempat untuk melakukan tindak kriminalitas, salah satu nya seperti kriminalitas konten ilegal yang meliputi pornografi. Pembahasan mengenai seks masih tabu sehingga jarang dibahas dalam keluarga maupun sekolah. Tidak semua remaja tinggal bersama orangtua, cukup banyak remaja yang tinggal di panti asuhan. Salah satu panti asuhan, Al-Fatih di Palembang, memiliki kendala dalam memberikan pemahaman mengenai seks secara tepat pada anak yang memasuki usia remaja agar terhindar dari perilaku negatif. Solusi berupa pemberian psikoedukasi pendidikan seksual pada remaja di Panti Asuhan Al-Fatih dilaksanakan tanggal 6 November 2021. Peserta terdiri dari 12 remaja berusia 11-17 tahun. Psikoedukasi mengambil bentuk berupa pemberian seminar, diskusi film, serta cara strategi coping. Berdasarkan hasil dari post-test menunjukkan remaja memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai seksualitas mereka dan memiliki pemahaman dalam menjaga dan melindungi tubuh dan diri mereka
RUANG PUBLIK DARAT DI KAMPUNG APUNG, JAKARTA BARAT Petra Yonathan; Gerald Alexander; Damicia Tangyong; Fermanto Lianto
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 2 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i2.19246

Abstract

From the past until now, urban kampong is often ignored and neglected from the landscape of a city. When viewed physically, the urban kampong is generally known as a settlement that grows in an urban area without any infrastructure planning and urban economic network. Even so, the urban kampong is a residential area in urban areas. The identity of the urban kampong is determined mainly by the activities carried out by its residents. Similar conditions were found in Kampung Apung, Jakarta. A long history, from the construction of warehousing and industry to the elevation of the road as high as 2m, has resulted in the surface of Kampung Apung being lower than Jalan Kapuk Raya. This is supported by the record of land subsidence in Kapuk Village which can reach 3m in 2025. This condition causes the floating village to be inundated with dirty water as high as 1.5 m – 2 m throughout the year. Forcing residents to live in high density, but on the one hand, it is difficult to meet their daily needs to the lack of facilities and public spaces for the community. The Public Space is an example of how the water space, which is the passive space of Kampung Apung can be used for children's play and study space. The Public Space explores the science of simple construction on water through a combination of architectural design and local craftsmanship. Built-in a collaborative and participatory way with many parties so they can learn together and foster a sense of ownership of the results being fought for. Through Participatory Action Research methods, it is hoped that the results of a Public Space Development project can impact the people of Kampung Apung, especially as a place for children to play now and in the future. ABSTRAK: Dari dulu hingga kini, kampung kota sering kali tidak dianggap dan terabaikan dari lanskap sebuah kota. Jika dilihat secara fisik, kampung kota secara umum diketahui sebagai suatu permukiman yang tumbuh di kawasan urban tanpa adanya perencanaan infrastruktur dan jaringan ekonomi kota. Meskipun begitu, Kampung kota yang merupakan kawasan permukiman di perkotaan, identitas yang dimiliki kampung kota sangat ditentukan oleh aktivitas yang dilakukan penghuninya. Kondisi serupa ditemukan di Kampung Apung Jakarta. Sejarah yang panjang mulai dari pembangunan pergudangan dan industri sampai dengan peninggian jalan setinggi 2m, mengakibatkan permukaan Kampung Apung menjadi lebih rendah daripada Jalan Kapuk Raya. Hal ini didukung dengan rekor penurunan muka tanah di Kelurahan Kapuk yang dapat mencapai 3m pada tahun 2025. Kondisi tersebut mengakibatkan Kampung Apung tergenang air kotor setinggi 1,5 m – 2 m sepanjang tahunnya. Memaksa warga untuk tinggal dengan kepadatan tinggi namun di satu sisi kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari–hari, hingga minimnya fasilitas dan ruang ruang publik masyarakatnya. Ruang Publik Darat menjadi contoh bagaimana ruang air yang menjadi ruang pasif Kampung Apung dapat dimanfaatkan untuk ruang bermain dan belajar anak-anak. Ruang Publik Darat mengeksplorasi ilmu konstruksi sederhana di atas air melalui gabungan desain arsitektur dan ketukangan lokal warga setempat. Dibangun dengan cara yang kolaboratif dan partisipatif dengan banyak pihak sehingga dapat secara bersama-sama belajar serta menumbukan rasa kepemilikan akan hasil yang diperjuangkan. Melalui metode Participatory Action Research diharapkan hasil dari sebuah proyek Pembangunan Ruang Publik Darat dapat memberikan dampak bagi masyarakat Kampung Apung, terutama sebagai tempat bermain anak-anak di masa sekarang dan yang akan datang.
PELATIHAN PERSIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA BAGI INDIVIDU BERKEBUTUHAN KHUSUS Purnomolugi Ursila Nilamsari; Sri Hapsari Wijayanti2; Immanuel Yosua; Sharen Angel
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 2 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i2.19376

Abstract

Individuals with special needs (IBK) are defined as people or children who have limitations in cognitive, physical, and emotional functions that hinder the individual's ability to develop, either classified as learning difficulties, ADHD, mental retardation, physical-sensory disorders, speech and language disorders, autism and emotional and behavioral disorders. This condition requires IBK to get a special intervention when looking for work. Although many IBK already has various skills, they do not yet fully have a job. Based on the preliminary studies, IBK has various skills in photography, graphic design, content writing, administration, and food, which are studied both formally and informally. The objectives of this community service activity are to (a) provide knowledge about work preparation to individuals with special needs; (b) map the potential and skills of individuals with special needs; (c) provide an overview of the readiness of participants to work formally and informally. This service program is implemented in the form of webinars and action plans using CV and psychological tests as supporting data. From the activity, which was attended by 21 participants, a mapping of four areas of the participants’ work was obtained, namely culinary with technique, writing with the teacher, graphic design, and photography with dedication. In addition, 81% of participants indicated their readiness to work. For further activities, it is recommended to invite participants to carry out real work activities and provide assistance ship, especially to the 19% less active participants.   ABSTRAK: Individu berkebutuhan khusus (IBK) adalah seseorang atau anak yang memiliki keterbatasan dalam fungsi kognitif, fisik maupun emosi yang menghalangi kemampuan individu untuk berkembang baik yang terklasifikasi dalam kesulitan belajar, ADHD, retardasi mental, gangguan fisik, sensoris, gangguan bicara dan bahasa, autisme maupun gangguan emosi dan perilaku. Kondisi IBK menyebabkan perlunya perlakuan khusus dalam mencari pekerjaan meskipun banyak IBK sudah memiliki berbagai keterampilan, tetapi belum sepenuhnya memiliki pekerjaan. Apabila ditinjau lebih lanjut IBK memiliki keterampilan di bidang fotografi, desain grafis,, content writer, administrasi, serta boga yang dipelajari baik secara formal maupun nonformal. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk (a) memberikan pengetahuan mengenai persiapan bekerja kepada sejumlah individu berkebutuhan khusus; (b) melaksanakan mapping potensi dan keterampilan yang dimiliki individu berkebutuhan khusus; (c) memberikan gambaran kesiapan peserta untuk bekerja secara formal dan nonformal. Program pengabdian ini berbentuk pelatihan dan action plan dengan menggunakan optimalisasi CV serta data psikotes peserta. Dari kegiatan yang diikuti 21 peserta ini, diperoleh mapping empat bidang pekerjaan peserta, yaitu bidang pekerjaan boga dengan teknik, penulisan dengan guru,m design grafis, photography dengan service. Selain itu, 81% peserta memiliki kesiapan dalam bekerja. Pada pengabdian selanjutnya dapat mengajak peserta melakukan aktivitas bidang pekerjaan secara konkret dan memberikan pendampingan terutama kepada 19% peserta yang kurang aktif.
PROFIL SUHU DAN TEKANAN DARAH PENERIMA VAKSIN BOOSTER COVID-19 DI SENTRA VAKSIN UNTAR Chrismerry Song; Octavia Dwi Wahyuni; Twidy Tarcisia
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 2 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i2.19464

Abstract

The SARS-CoV-2 virus has experienced thousands of mutations and has led to the emergence of new, relatively more dangerous variants. Analysis results of several patients who were hospitalized in the period January - February 2022 showed that most of the patients who died had not been fully vaccinated. Results of the study showed a decrease in antibodies 6 months after the complete primary dose of COVID-19 vaccination, so booster dose was needed to increase individual protection. The implementation of education at Universitas Tarumanagara (UNTAR), especially medical faculty, requires face-to-face hands-on learning activities so that all components involved in these activities need to get booster vaccinations for protection. UNTAR in collaboration with health institution held community service activities in the form of giving booster vaccinations to support government programs, as well as launching academic activities. Blood pressure (< 180/110 mmHg) and temperature (<37,5oC) screening are important requirements that must be considered before receiving a booster vaccine. Measurement of blood pressure and body temperature using a sphygmomanometer and digital thermometer which is calibrated before the day of implementation. The screening is carried out to prevent the occurrence of follow-up events after immunization, worsening of the recipient's health condition, and reduction of vaccine effectiveness. A total of 666 participants attended and all of them had normal temperatures with a range between 36oC to 37.1oC. A total of 148 (22.22%) participants had normal blood pressure (blood pressure <120/80 mmHg), 250 (37.54%) participants were classified as pre-hypertension (blood pressure 120/80 and <140/90 mmHg), and 268 (40.2%) participants had hypertension. The high prevalence of hypertension is hoped can be reduced by performing “PATUH“ and “CERDIK” behavior. Education was carried out by the medical team of UNTAR when the blood pressure examination was found to be ≥ 120/80 mmHg. ABSTRAK: Virus SARS-CoV-2 hingga saat ini mengalami ribuan mutasi dan menyebabkan munculnya varian baru yang relatif lebih berbahaya. Sejumlah pasien rawat inap RS pada periode Januari - Februari 2022 menunjukkan sebagian besar pasien yang meninggal belum divaksinasi lengkap. Hasil studi menunjukkan penurunan antibodi pada 6 bulan pasca vaksinasi COVID-19 dosis primer lengkap, sehingga dibutuhkan pemberian dosis lanjutan (booster) untuk meningkatkan proteksi individu. Penyelenggaraan pendidikan di Universitas Tarumanagara (UNTAR) terutama Fakultas Kedokteran memerlukan kegiatan praktik hands-on learning secara tatap muka sehingga seluruh komponen yang terlibat perlu mendapatkan vaksinasi booster untuk perlindungan. UNTAR bekerja sama dengan instansi kesehatan menyelenggarakan kegiatan PKM berupa pemberian vaksin booster sebagai upaya mendukung program pemerintah, juga melancarkan kegiatan akademik. Penapisan berupa pemeriksaan tekanan darah (< 180/110 mmHg) dan suhu tubuh (<37,5oC) merupakan syarat penting yang harus diperhatikan sebelum menerima vaksin booster. Pengukuran tekanan darah dan suhu tubuh menggunakan tensimeter dan termometer digital yang diterima sebelum hari pelaksanaan. Penapisan dilakukan untuk mencegah terjadinya kejadian ikutan pasca imunisasi, perburukan kondisi kesehatan penerima serta pengurangan efektivitas vaksin.  Total sebanyak 666 peserta yang hadir dan semuanya memiliki suhu normal dengan rentang suhu antara 36oC hingga 37,1oC. Sebanyak 148 (22,22%) peserta memiliki tekanan darah normal (tekanan darah <120/80 mmHg), 250 (37,54%) peserta tergolong pre-hipertensi (tekanan darah ≥120/80 dan <140/90 mmHg), dan 268 (40,2%) peserta memiliki tekanan darah tinggi/hipertensi. Tingginya angka prevalensi hipertensi diharapkan dapat diturunkan dengan melakukan perilaku “PATUH” dan “CERDIK”. Edukasi dilaksanakan oleh tim medis UNTAR saat pemeriksaan tekanan darah didapatkan ≥120/80 mmHg
PENGEMBANGAN WISATA BERBASIS ESD (EDUCATION FOR SUSTAINABLE DEVELOPMENT) DI DESA MANGLI Galih Istiningsih; Dwitya Sobat Adi Dharma; Sri Hartatik
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 2 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i2.19497

Abstract

The purpose of this service is to develop tourism potential by activating tourism awareness groups by managing waste into hydroponics and eco prints that increase sustainable economic resilience in the Mangli Tourism Village. The problem faced is that waste is increasingly piling up around the location and does not yet have a tourism development organizational structure and the limitations of residents in managing tourism. In addition, there are target problems: 1) The number of residents of Dusun Mangli, the majority of whom do not work as much as 15.9%, 2) 75% of visitors do not throw garbage in its place, and 3) the Lack of waste management. The target number is around 15 members of the Mangli Pokdarwis. Community Service is carried out in three stages, namely: a) socialization of the concept of ESD, b) the practice of assisting waste processing with eco print and hydroponics into business opportunities, c) formation of pokdarwis, and evaluation of tourism development. Assistance to tourism administrators provides education and social and economic benefits. The results of the service are taking care of licensing for pioneering tourism work programs, counseling from and teams, catfish hydroponic training, eco print batik training, focus group discussions, and the establishment of program sustainability through ecoliteracy pokdarwis in Mangli. The service outputs are 1) the concept of ESD in Mangli Tourism, 2) waste products and their marketing, and 3) the community/organizational structure of Pokdarwis for program sustainability. The conclusion of this service is the creation of the ESD-Based Mangli Village Pilot program in the form of Catfish Hydroponics and Batik Ecoprint, namely through the learning-by-doing method to improve the economy and develop community creativity in processing plastic waste and leaves and flowers in Mangli Hamlet, Kaliangkrik. ABSTRAK: Tujuan  pengabdian ini untuk pengembangan potensi wisata dengan mengaktifkan  kelompok sadar wisata dengan mengelola sampah menjadi hidroponik dan ecoprint yang meningkatkan ketahanan ekonomi berkelanjutan di Desa Wisata Mangli. Permasalahan yang dihadapi adalah sampah yang semakin menumpuk di sekitar lokasi dan belum memiliki struktur organisasi pengembangan wisata serta keterbatasan warga dalam mengelola wisata. Selain itu terdapat permasalahan sasaran 1) Jumlah warga Dusun Mangli yang mayoritas tidak bekerja sebanyak 15,9% , 2) 75% pengunjung tidak membuang sampah pada tempatnya, dan 3) Kurangnya dalam pengelolaan sampah tersebut.jumlah sasaran sekitar 15 anggota pokdarwis Mangli. Pegabdian dilaksanakan dengan tiga tahap yaitiu: a) sosialisasi konsep ESD, b)  praktik pendampingan  pengolahan sampah dengan ecoprint dan hidroponik menjadi peluang usaha, c) pembentukan pokdarwis dan evaluasi pengembangan wisata. Pendampingan  kepada pengurus wisata memberikan da,pak Pendidikan, sosial dan ekonomi.  Hasil pengabdian adalah mengurus perijinan program kerja perintisan  wisata, penyuluhan dari  dan tim, pelatihan hidroponik lele, pelatihan batik  ecoprint, focus grup discussion, terbentuknya keberlanjutan program melalui pokdarwis tali ekoliterasi di mangli. Luaran pengabdian berupa: 1) konsep ESD di Wisata Mangli, 2) produk limbah sampah dan pemasarannya, 3) komunitas/ struktur organisasi pokdarwis untuk keberlanjutan program. Kesimpulan dalam pengabdian ini adalah terciptanya program Rintisan Kampung Mangli Berbasis ESD yang berbentuk Hidroponik Lele dan Batik Ecoprint yaitu melalui metode learning by doing dengan tujuan meningkatkan perekonomian dan mengembangkan kreativitas masyarakat dalam mengolah limbah plastik dan dedaunan serta bunga-bunga di Dusun Mangli, Kaliangkrik.
SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI CANVA KEPADA KELOMPOK SADAR WISATA DI KAMPUNG JAWI SURABAYA Deffiani Aktaviani Putri; Agam Syahreza Putra; Raden Johnny Hadi Raharjo; Nanik Hariyana
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 2 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i2.20233

Abstract

The local government of Pacar Keling Village, Tambaksari District, Surabaya City said that in the Pacar Keling Village area there is an area that has potential and is being developed into a tourist area, namely Kampung Jawi. Kampung Jawi is a village located in the RT 2 area, Pacar Keling Village, Tambaksari District, Surabaya City. To achieve this potential, the people of Kampung Jawi have formed a management group that is part of the Tourism Awareness Group (Pokdarwis). Based on the results of the author's observation, it was found that the members of the Pokdarwis Kampung Jawi did not have sufficient ability to promote and create content for social media. Therefore, the authors chose socialization and training as a means of delivering material that aims to improve the human resource capabilities of Pokdarwis Kampung Jawi members in promoting through content creation for social media. Socialization and training to support the ability of Pokdarwis Kampung Jawi members in promoting through content creation for social media is by using the Canva application. The reason why author's chose the Canva application is because it is a free application and has features that are easier to use for beginners. The material presented during the socialization and training was how to choose the right target market, how to create promotional messages, and how to make creative and innovative promotions. The learning method used is project based learning. The results achieved from the socialization and training were Pokdarwis Kampung Jawi members were able to understand promotional materials on social media and use the Canva application to create promotional content on social media. ABSTRAK: Pemerintah Daerah Kelurahan Pacar Keling, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya menyampaikan di wilayah Kelurahan Pacar Keling terdapat daerah yang memiliki potensi dan sedang diusahakan menjadi daerah wisata yaitu bernama Kampung Jawi. Kampung Jawi merupakan sebuah kampung yang berada di wilayah RT 2, Kelurahan Pacar Keling, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya. Untuk meraih potensi tersebut, masyarakat Kampung Jawi sudah membentuk manajemen pengelola yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Berdasarkan hasil pantauan penulis ditemukan kendala pada anggota Pokdarwis Kampung Jawi, yaitu belum memiliki kemampuan yang cukup dalam melakukan promosi dan membuat konten untuk sosial media. Oleh karena itu, penulis memilih sosialisasi dan pelatihan menjadi sarana penyampaian materi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dari anggota Pokdarwis Kampung Jawi dalam melakukan promosi melalui pembuatan konten untuk sosial media. Sosialisasi dan pelatihan untuk menunjang kemampuan anggota Pokdarwis Kampung Jawi dalam melakukan promosi melalui pembuatan konten untuk sosial media adalah dengan menggunakan aplikasi Canva. Alasan kenapa penulis memilih aplikasi Canva karena merupakan aplikasi gratis dan memiliki fitur yang lebih mudah digunakan bagi pemula. Materi yang akan disampaikan pada saat sosialisasi dan pelatihan adalah cara memilih target pasar yang tepat, cara membuat pesan promosi, dan cara membuat promosi yang kreatif serta inovatif. Metode pembelajaran yang digunakan adalah project based learning. Hasil yang dicapai dari sosialisasi dan pelatihan adalah anggota Pokdarwis Kampung Jawi mampu memahami materi promosi di sosial media dan penggunaan aplikasi Canva untuk membuat konten promosi di sosial media

Page 1 of 3 | Total Record : 27