cover
Contact Name
sajuri
Contact Email
sajuripetani@gmail.com
Phone
+6281371655508
Journal Mail Official
journal.biofarm@gmail.com
Editorial Address
Jl. Sriwijaya No.03 Pekalongan
Location
Kota pekalongan,
Jawa tengah
INDONESIA
Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian
Published by Universitas Pekalongan
ISSN : 02165430     EISSN : 23016442     DOI : 10.31941
Core Subject : Agriculture,
BIOFARM Jurnal Ilmiah Pertanian merupakan jurnal ilmiah yang berisikan hasil penelitian dan kajian teoritis mengenai masalah-masalah pertanian secara luas (agrokompleks) di Indonesia diterbitkan oleh Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 8 (2010): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN" : 10 Documents clear
ERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG BOGOR PADA BERBAGAI TINGKAT KERAPATAN TANAMDAN FREKUENSI PENYIANGAN Edhi Turmudi; Eko Suprijono
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 13, No 8 (2010): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v13i8.271

Abstract

Upaya pemehunan konsumsi kacang bogor melalui peningkatan produksi dihadapkan pada permasalahan  gangguan gulma yang dapat diatasi dengan pengaturan kerapatan tanaman dan penyiangan. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan frekuensi penyiangan pada setiap kerapatan tanaman kacang bogor yang pertumbuhan dan hasilnya tertinggi. Pelaksanaannya dengan menguji dua macam perlakuan yaitu tingkat kerapatan tanaman yang terdiri atas tiga taraf dan frekuensi penyiangan terdiri atas empat taraf disusun secara faktorial dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang  dilakukan dalam bentuk percobaan lapangan. Penyiangan dua kali secara nyata meningkatkan pertumbuhan dan hasil kacang bogor. Hasil biji kering per petak tertinggi sebesar 1559,37 g lebih dari tanpa penyiangan. Indeks luas daun, jumlah daun, biomassa tanaman, jumlah polong muda, dan jumlah polong pertanaman tertinggi pada kerapatan tanaman 150.000 per hektar.Keta kunci : Kacang bogor, penyiangan
RANCANG BANGUN ALAT PEMBUAT MIKROKAPSUL SEBAGAI PAKAN LARVA IKAN DAN UDANG Hayati Soeprapto
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 13, No 8 (2010): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v13i8.267

Abstract

Mikrokapsul adalah pakan bagi larva ikan dan udang. Pemeliharaan benih udang, selama ini masih menggunakan pakan Mikrokapsul komersial (buatan Pabrik) yang harganya cenderung mahal, padahal pakan tersebut sebenarnya dapat dibuat dari bahan baku lokal, yang mudah didapat dan murah harganya, antara lain telur bebek dan ikan layur (Trichiurus sp). Oleh karena telah dilakukan rekayasa teknologi yang dapat memanfaatkan bahan-bahan tersebut.Tekniknya adalah telur bebek dan daging ikan Layur di-mixer sampai homogen. Kedua campuran diberi air setengah bagian dan campuran telur serta air di-mixer kembali sampai homogen selama 15 menit, sambil dipanaskan hingga mencapai pada suhu 800 C dan terbentuk Emulsi. Proses pencampuran tersebut digunakan alat modifikasi, mixer dan kompor listrik. Alat tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga mixer dan kompor listrik dapat berfungsi secara bersamaan/simultan. Emulsi yang terjadi selanjutnya di Oven selama 22 jam pada suhu 50 - 55°C, kemudian dibiarkan dingin. Selanjutnya bahan dari oven yang dingin di-mixer lalu disaring/diayak, dengan menggunakan ayakan berukuran 100 - 150  μm. Maka pakan Mikrokapsul telah terbentuk   .Hasil uji terhadap bentuk fisik, kandungan nutrisi, dan uji biologi pada larva Udang Windu (P. monodon), menunjukkan bahwa Pakan mikrokapsul buatan mempunyai ukuran 80 μm - 200 μm dan kandungan proteinnya 42,73%. Sedang pakan mikrokapsul komersial berdiameter antara 80 - 150 μm, dengan kandungan protein 45%. Larva yang diberi pakan mikrokapsul buatan, menunjukkan “trend” pertumbuhan yang sama dibanding larva yang pakan mikrokapsul komersial. Kata kunci: Mikrokapsul, rancang bangun. Pakan larva
ERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG BOGOR PADA BERBAGAI TINGKAT KERAPATAN TANAMDAN FREKUENSI PENYIANGAN Edhi Turmudi; Eko Suprijono
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 13, No 8 (2010): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v13i8.272

Abstract

Upaya pemehunan konsumsi kacang bogor melalui peningkatan produksi dihadapkan pada permasalahan  gangguan gulma yang dapat diatasi dengan pengaturan kerapatan tanaman dan penyiangan. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan frekuensi penyiangan pada setiap kerapatan tanaman kacang bogor yang pertumbuhan dan hasilnya tertinggi. Pelaksanaannya dengan menguji dua macam perlakuan yaitu tingkat kerapatan tanaman yang terdiri atas tiga taraf dan frekuensi penyiangan terdiri atas empat taraf disusun secara faktorial dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang  dilakukan dalam bentuk percobaan lapangan. Penyiangan dua kali secara nyata meningkatkan pertumbuhan dan hasil kacang bogor. Hasil biji kering per petak tertinggi sebesar 1559,37 g lebih dari tanpa penyiangan. Indeks luas daun, jumlah daun, biomassa tanaman, jumlah polong muda, dan jumlah polong pertanaman tertinggi pada kerapatan tanaman 150.000 per hektar.Keta kunci : Kacang bogor, penyiangan
KERAGAMAN GENETIK DAN HERITABILITAS KARAKTER UBI BENGKUANG (Pachyrhizus erosus (L.) Urban) Budi Martono
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 13, No 8 (2010): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v13i8.263

Abstract

Genetic Variability and Heritability of Tuber Characters of Yam Bean (Pachyrhizus erosus (L.) Urban) The research objectives to know genetic variabilities and heritabilities of character tubers of yam bean. Fiveteen accessions germplasm of yam bean were evaluated in Cikeumeuh Experimental Garden, Indonesian Center Agricultural Biotechnology and Genetic Resources Research and Development (ICABIOGRAD), Bogor from August 2003 until March 2004, using a randomized complete block design with three replications. Result of the experiments indicated that diameter and weight of tubers had a wide range genetic variability. Meanwhile the tubers length and diameter of base tubers were narrow genetic variabilities. The characters of tubers diameter, diameter of base tubers, and tubers weight showed moderate heritability values;  heritability in tubers length were low. Key words: genetic variability, heritability, tuber characters, Pachyrhizuserosus (L.) Urban
UJI DAYA HASIL DAN PERTUMBUHAN BEBERAPA GENOTIPE MELON ( Cucumis melo L.) HIBRIDA DI KABUPATEN PEKALONGAN Ubad Badrudin; Bambang Suryotomo; Wahidin .
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 13, No 8 (2010): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v13i8.268

Abstract

Melon merupakan salah satu tanaman buah-buahan yang disukai masyarakat luas. Cita rasabuahnya manis, khas dan beraroma harum, sehingga melon sering dipakai sebagai menu pesta.  Disampingitu kandungan gizinya tinggi seperti vitamin dan mineral sangat diperlukan oleh manusia.  Produksi buah melon dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.  Namun demikian masih dijumpai permasalahandalam budidaya melon, salah satunya adalah masalah benih.  Biaya pembelian benih mencapai 20% daritotal biaya produksi buah melon. Tindakan yang dapat dilakukan untuk memperoleh benih unggul adalahmenciptakan varietas baru melalui proses pemuliaan tanaman.  Saat ini masih dilakukan uji multilokasidari beberapa genotipe melon di kabupaten Pekalongan.  Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui pertumbuhan dan produksi beberapa genotipe tanaman melon. Penelitian dilaksanakan diDesa Pekiringan Alit, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, mulai bulan Maret sampai dengan bulanJuni 2009. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL)faktor tunggal dengan tiga ulangan.  Faktor yang dicoba adalah beberapa genotipe melon yaitu IPB-MH7(V1), IPB-MH307 (V2), IPB-MH302 (V3), Apollo (V4), dan Golden Langkawi (V5).  Variabel yangdiamati meliputi diameter batang, umur berbunga, ketebalan daging buah, kadar gula, panjang buah, bobotbuah, dan diameter buah. Hasil penelitian menunjukan bahwa genotipe tanaman melon yang diujimempunyai pengaruh berbeda nyata terhadap diameter batang, umur berbunga dan panjang buah. Genotipe IPB-MH 307 (V2) mempunyai diameter batang paling besar, umur berbunga paling singkat, danpanjang buah paling panjang dibanding genotipe yang lain.Kata kunci : Genotipe melon, Uji daya hasil, Benih
VARIASI JUMLAH KLOROPLAS DAN KROMOSOM TANAMAN JERUK SIAM PONTIANAK HASIL PERLAKUAN COLCHICIN Chaireni Martasari
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 13, No 8 (2010): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v13i8.264

Abstract

Perbaikan kualitas jeruk siam perlu dilakukan sebagai upaya peningkatan kualitas buah sebagai buah komsumsi domestik dan peningkatan ekspor. Perbaikan kualitas dapat dilakukan melalui pemuliaan tanaman sehingga produk yang diperoleh dapat stabil dan mewaris. Pemuliaan tanaman jeruk di Balitjestro telah melakukan penelitian penggandaaan kromosom dengan aplikasi colchisin pada fase kalus varietas jeruk siam pontianak untuk mendapatkan karakter tanaman vigor dan kualitas buah lebih baik. Colchisin merupakan salah satu senyawa yang dapat menyebabkan terjadinya poliploidi dimana organisme memiliki tiga atau lebih set kromosom dalam sel-selnya. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui variasi jumlah kloroplas dan kromosom jeruk siam pontianak setelah perlakuan colchisin dengan beberapa dosis konsentrasi dan lama perendaman. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan perlakuan colchisin dan seleksi awal terhadap populasi tanaman colchiploid. Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah 16 tanaman jeruk siam pontianak hasil perlakuan colchisin dengan dosis (0,01%, 0,10% dan 0,15%) dan kontrol. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah kloroplas dan jumlah kromosom tanaman colchiploid. Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat variasi jumlah kloroplas (14 – 21) dan kromosom (8 – 25) tanaman colchiploid yang diamati. Kata kunci: Siam Pontianak (Citrus nobilis), colchicin, kloroplas, kromosom
KAJIAN FREKUENSI PEMBERIAN AIR DAN MACAM PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUMIS KUCING Samanhudi .; Endang Setia Muliawati; Esty Setyorani
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 13, No 8 (2010): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v13i8.269

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji interaksi antara frekuensi pemberian air dan macam pupuk organik serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil  tanaman kumis kucing. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2008 bertempat di Rumah Kaca dan Laboratorium Ekologi dan Manajemen Produksi Tanaman Fakultas Pertanian UNS. Penelitian disusun secara faktorial dan diacak dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAKL) yang dikelompokkan berdasarkan perbedaan jumlah ruas pada bibit tanaman, dengan 2 faktor perlakuan yaitu frekuensi pemberian air dan macam pupuk organik. Frekuensi pemberian air (air diberikan hingga mencapai 100% kapasitas lapang) terdiri atas 3 taraf yaitu 1 hari sekali, 2 hari sekali, 3 hari sekali. Macam pupuk organik terdiri atas 3 macam yaitu pupuk kotoran kambing, pupuk kompos (fine compost), pupuk kascing. Setiap kombinasi perlakuan diulang 3 kali. Variabel pengamatan meliputi : tinggi tanaman, jumlah daun, kandungan klorofil, luas daun, berat kering total, berat simplisia. Data pengamatan dianalisis dengan Uji F taraf 1% dan 5%, dan jika terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s (DMRT) taraf 5%. Selain itu, dilakukan uji korelasi untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara frekuensi pemberian air dan macam pupuk organik pada variabel luas daun dan berat kering total. Frekuensi pemberian air berpengaruh nyata terhadap kandungan klorofil. Macam pupuk organik berpengaruh nyata terhadap variabel luas daun dan berat kering total. Frekuensi pemberian air maupun macam pupuk organik tidak berpengaruh nyata terhadap berat simplisia. Jumlah daun dan luas daun berkorelasi positif terhadap berat kering total tanaman.Kata Kunci :  kumis kucing, frekuensi pemberian air, pupuk organik
BUDI DAYA JAGUNG DAN UPAYA SOSIALISASI TEKNOLOGI Pudjiati Syarif
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 13, No 8 (2010): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v13i8.265

Abstract

Selain sebagai sumber karbohidrat dan bahan baku industri pakan dan pangan, Jagung mempunyai peluang eksport yang sangat besar.  Karena Negara penghasil jagung mulai membatasi eksportnya berkait masalah energi minyak yang makin langka di Dunia. Saat ini rata-rata produktivitas jagung Nasional baru mencapai sekitar 3,4 ton/ha padahal hasil penelitian ada yang mencapai 10,0 ton/ha, Ini disebabkan masih tingginya kesenjangan aplikasi teknologi bercocok tanam jagung petani dengan hasil-hasil Penelitian. Pemerintah dan semua fihak terkait harus mengetahuinya dan sekaligus mengupayakan dapat terdeseminasi/teradopsinya paket-paket teknologi kepada para petani sehingga produktivitas Nasional dapat ditingkatkan yang sekaligus mampu meningkatkan pendapatan petani. Saat ini paket-paket teknologi seperti : Waktu dan Pola tanam, Penyiapan lahan, Varietas komposit dan hibrida terbaru, Populasi dan Cara Tanam, Pemupukan (Waktu dan Cara pemberian pupuk), Sistem pengairan yang baik, Pengendalian gulma, Pengendalian Hama dan Penyakit serta Cara panen yang tepat telah banyak dirumuskan dari hasil-hasil Penelitian di beberapa Daerah. Kenyataan di lapangan para petani masih banyak menemui kendala dalam mengaplikannya, baik berkait terbatasnya modal, kelangsungan/ketersediaan bibit, mahalnya harga pupuk, Iklim yang tidak menentu dan yang lain. Untuk itu tindakan yang harus dilakukan adalah melakukan upaya promosi, sosialisasi dan penyuluhan/bimbingan Paket-paket teknologi yang tepat, baik mencakup aspek teknis, aspek Sosial budaya, aspek ekonomi, aspek lingkungan, aspek ergonomik, aspek moral, aspek Keselamatan, agar terjadi keserasian antara penerapan teknologi petani di Pedesaan yang biasa dilakukan dengan paket-paket teknologi baru dari hasil-hasil Penelitian. Oleh kerena itu perlu penyempurnaan Kelembagaan petani di Pedesaan demi mencapai upaya kemitraan yang lebih serasi/kompatibel dengan  Lembaga-lembaga Ekonomi/ Bisnis yang diciptakan Pemerintah atau Swasta.Kata Kunci : teknologi, jagung, adopsi.
PENGARUH SISTEM TANAM LEGOWO DAN KONSENTRASI PUPUK PELENGKAP CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI Eko Adi Supriyanto; Syakiroh Jazilah; Wisnu Anggoro
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 13, No 8 (2010): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v13i8.270

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem tanam legowo dan konsentrasi pupuk pelengkap cair terhadap pertumbuhan dan produksi  padi ini telah dilaksanakan di desa Pejangkaran kelurahan Karangasem kecamatan Batang Kabupatan Batang, mulai dari bulan Desember 2007 sampai bulan April 2008.   Rancangan percobaan yang digunakan adalah Split Plot Design dengan rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok Lengkap. Sistem tanam legowo ditempatkan sebagai petak utama terdiri atas 4 taraf, yaitu : L1 (25x25 cm), L2 (25x12,5x40 cm), L3 (25x12,5x50 cm), dan L4 (25x12,5x60 cm), sedangkan konsentrasi pupuk pelengkap cair ditempatkan sebagai anak petak, terdiri atas 4 taraf, yaitu P0 (tanpa pupuk pelengkap cair), P1 (2 ml per liter air), P2 (4 ml per liter air), P3 (6 ml per liter air). Kombinasi perlakuan ada 16 dengan 3 kali ulangan.Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan total per rumpun, umur berbunga, jumlah malai per rumpun, jumlah gabah isi per rumpun, bobot gabah kering per petak, bobot 1000 butir gabah, panjang malai, jumlah gabah hampa per malai, bobot gabah kering per rumpun.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem tanam legowo berpengaruh nyata terhadap jumlah malai per rumpun, bobot gabah kering per petak dan berpengaruh sangat nyata terhadap panjang malai. Konsentrasi pupuk pelengkap cair berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah malai per rumpun, jumlah gabah isi per malai, bobot gabah kering per petak, bobot 1000 butir gabah, panjang malai, jumlah gabah hampa per rumpun,  bobot gabah kering per rumpun. Interaksi antara sistem tanam legowo dengan konsentrasi pupuk pelengkap cair terjadi pada variabel jumlah malai per rumpun Kata Kunci : Padi, Sistem Tanam Legowo dan Pupuk Pelengkap Cair
APLIKASI PUPUK KALIUM DAN N- BALANSER PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI LAHAN PASIR PANTAI Nur Faizah R; Sumarwoto .
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 13, No 8 (2010): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v13i8.266

Abstract

The experiment of giving potassium fertilizer into several dosesses and concentration of N-Balanser aims to collect doses of potassium KNO3 fertilizer and concentration of N-Balanser liquid organic fertilizer in approppiate amount. It is done to give best plant growth and result of bulb Shallot Plantation (Allium ascalonicum L.). This experiment was conducted on July until September 2009 at Sandy Coastal with inceptisol soil type which located at Tegalrejo, Srigading, Sanden, Bantul, Yogyakarta on 5 m above sea level.  The experiment uses Complettely Randomized Block Design Factorial with two treatments factor and three replications. The first treatment factor is potassium fertilizer doses (consists of three levels: K1 =350 kg ha-1, K2 = 400 kg ha-1,and K3 = 450 kg ha-1)  and second treatment factor that is concentration of  N-Balanser (consists of four levels: N-b1 = 0 ‰, N-b2= 2 ‰, N-b3 = 4 ‰, and N-b4 = 6 ‰).The result of experiment shows that there is unsignificant interaction on all observed parameters between doses of potassium and concentration of N-Balanser fertilizer. The potasium KNO3 fertilizer with doses of 450 kg ha-1 gives vegetatif growth (plant height and leaf amount) and the best result of bulb yield among others. Moreover, the N-Balanser organic fertilizer with concentration of 2‰  already give better result in improving bulb yield and quality. Keywords: Shallot (Allium ascalonicum L.), potassium, N-balanser, sandy coastal

Page 1 of 1 | Total Record : 10