cover
Contact Name
Dr. Hj. Mujizatullah
Contact Email
jeducandum@gmail.com
Phone
+6281343755509
Journal Mail Official
jeducandum@gmail.com
Editorial Address
Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar Jl. AP. Pettarani No. 72 Makassar Sulawesi Selatan 90222
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Educandum Jurnal Ilmiah Pendidikan
ISSN : 24771619     EISSN : 26557738     DOI : https://doi.org/10.31969/educandum
Fokus kajian jurnal ini adalah berkaitan dengan penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Lingkup jurnal Lektur Keagamaan meliputi 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Keagamaan
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Educandum" : 9 Documents clear
KESIAPAN MADRASAH MENGHADAPI PEMBELAJARAN TATAP MUKA TAHUN 2021 DI MASA PANDEMI COVID-19 Amiruddin Amiruddin
EDUCANDUM Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Educandum
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini merupakan hasil penelitian mengenai Kesiapan Madrasah Menghadapi Pembelajaran tatap muka di masa Pandemi Covid-19 Tahun 2021. Penelitian ini adalah penelitian fact finding untuk menelusuri fakta lapangan terkait SKB 4 Menteri tentang pedoman pelaksanaan pembelajaran tatap muka. Masalah penelitian bagaimana kesiapan madrasah menghadapi pembelajaran tatap muka tahun 2021 di masa pandemi covid-19. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan Observasi terhadap pengelola madrasah. Temuan penelitian menunjukkan bahwa walaupun secara legal formal dalam konteks Kota Makassar belum terbit surat edaran secara resmi, namun lembaga pendidikantermasuk madrasah telah meresponi dengan melakukan berbagai persiapan. Dari tiga (3) Madrasah Aliyah Negeri sebagai Lokus penelitian ini yaitu MAN 1, 2, dan 3 Kota Makassar, semuanya telah melakukan persiapan dengan melengkapi semua sarana dan prasarana yang menjadi kewajiban protokol kesehatan mulai dari penyediaan wastafel (tempat cuci tangan) di halaman sekolah dan di setiap ruang kelas, alat pengukur suhu, hand sanitizer, disinfektan, dan masker kesehatan. Begitupun dengan kesiapan dalam proses pembelajaran tatap muka pihak madrasah juga telah melakukan inovasi dan strategi pada masing-masing madrasah. Pada umumnya madrasah untuk kepentingan protokol kesehatan dengan menjaga jarak maka setiap kelas akan di bagi menjadi dua kelas dengan jumlah siswa juga di bagi dua. Dan proses pembelajaran di bagi menjadi dua sesi. Keterlibatan komite madrasah juga ikut andil dan berkontribusi dalam penyediaan sarana yang di butuhkan oleh madrasah. Wujud kontribusi yang diberikan dengan menyediakan wastafel (tempat cucitangan). Komite madrasah juga berpartisipasi dalam membangun komunikasi dengan orang tua siswa, mendata dan memberikan pemahaman tentang rencana pembelajaran tatap muka di masa pandemi covid-19.
IMPLEMENTASI KURIKULUM DARURAT DI MADRASAH KABUPATEN BANTAENG Abd. Rahman Arsyad
EDUCANDUM Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Educandum
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini adalah Kuantitatif dengan tujuan untuk Menemukan cara madrasah menentukan materi, metode, media, sumber belajar, dan mengelola kelas; merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil belajar siswa dalam menerapkan kurikulum darurat, serta menemukan kendala madrasah dalam mengimplementasikan kurikulum darurat. Adapun permasalahannya adalah Bagaimana Implementasi Kurikulum darurat Di Madrasah (MIN, MTsN, dan MAN) Dampang Kabupaten Bantaeng.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket atau kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian adalah Guru madrasah memahami kurikulum darurat lewat media, teman, dan dari kegiatan pengembangan serta pengimplementasian pembelajaran mengacu pada kurikulum darurat. Proses belajar mengajar menggunakan tiga system pembelajaran, yaitu Daring, Luring, dan Guling, sedangkan dari empat aplikasi (E-Learning, Zoom, Google Clasroom, dan Whatsapp), tidak semuanya efektif digunakan, dikarenakan faktor jaringan dan anggaran yang terbatas. Sehingga, proses belajar mengajar lebih dominan menggunakan aplikasi Whatsapp dan Google Clasroom. Penerapan pembelajaran lewat luring mengutamakan protokol kesehatan, memodifikasi jadwal pembelajaran berdasarkan beban mengajar dan menekankan guru untuk menyusun RPP secara sederhana serta menerapkan pembelajaran seperti saat norman, yaitu: Pendahuluan, Inti, dan penutup pembelajaran. Kemudian diakhiri dengan mengevaluasi atau menilai hasil belajar dengan mempertimbangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa.
PELAYANAN PENDIDIKAN AGAMA BAGI ANAK DIFABEL PADA MADRASAH DAN SEKOLAH DI KABUPATEN TAKALAR Mujizatullah Mujizatullah
EDUCANDUM Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Educandum
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelayanan pendidikan agama pada anak difabel di Madrasah dan Sekolah yang meliputi penyelenggaraan Kesiswaan, Kurikulum, Tenaga Pendidik, Sarana dan Prasarana, Layanan Keuangan, Lingkungan, kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, Muatan Lokal. Faktor pendukung dan penghambat pelayanan pendidikan agama pada anak difabel dan penyelenggaraan pendidikan inklusif di Kabupaten Takalar. Metode Kwalitatif, Hasil penelitian : Penerimaan Siswa difabel belum berdasarkan S.K. Kementerian Agama, belum dilaksanakan Asesmen jenis dan level ketunaan ,pelayanan pendidikan agama menggunakan Kurikulum 2013 , belum ada kurikulum khusus (RPP dan Silabus) ,.Hal ini terlihat pada kegiatan proses belajar mengajar mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup bahkan sampai pada kegiatan evaluasi. metode dan strategi pembelajaran disesuaikan dengan jenis ketunaan siswa. Pada kegiatan muatan lokal keagamaan Guru menggunakan strategi remedial . Bentuk layanan pembelajaran agama dengan strategi pendekatan personal dengan mengunjungi rumah dan melibatkan orang tua siswa, layanan khusus ini dilakukan oleh guru agama bekerja sama dengan guru bimbingan konseling dengan kemampuan yang sangat terbatas karena belum pernah mengikuti pelatihan atau pendidikan khusus. Faktor pendukung, Didukung oleh regulasi Kementerian Agama dan Kemendiknas, siswa regular melihat siswa difabel bagian dari komunitasnya untuk belajar menerima perbedaan psychis. Pada level kalangan siswa dibentuk agen perubahan anti bullying. Faktor penghambat, Penerimaan siswa difabel belum dilakukan asesesmen, belum ada sarana dan prasarana dan Guru pendamping khusus. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 kurang disosialisasikan sehingga masih terdapat madrasah yang tidak menerima siswa difabel.
PENGARUH KECANDUAN MEDIA SOSIAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA UIN ALAUDDIN MAKASSAR M.Ichsan Nawawi; Nurwahidah Nurwahidah; Dea Dwi Anggarini; Asriani Nur; Ryaas Rasyid Febrianto; Sulfiyah Sulfiyah; Fita Fita; Syahrul Alam Syah
EDUCANDUM Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Educandum
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan narasi kebangsaan dalam bingkai kebhinekaan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) peserta didik di MAN 1 Mamuju. Penelitian menggunakan metode kualitatif, pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian menemukan bahwa narasi kebangsaan dalam bingkai kebhinekaan peserta didik bersumber dari pengetahuan dan pengalaman mereka baik dalam pembelajaran di kelas maupun melalui kegiatan ekstrakurikuler dan media sosial. Dari sinilah potensi terciptanya perilaku saling menghormati dan menghargai keberagaman serta dapat berkembang dengan baik. Di lain sisi, di antara mereka terjadi kontra narasi kebangsaan, masih ada problem kecil soal relasi dengan teman berbeda agama di antara peserta didik, seperti soal pengucapan selamat natal. Hal ini dipengaruhi sumber rujukan dari kajian keagamaan yang mereka ikuti.
IMPLEMENTASI KURIKULUM DARURAT PADA MADRASAH DI KABUPATEN BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN AM Saifullah Aldeia; Khaerun Nisa
EDUCANDUM Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Educandum
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kementerian Agama dalam merespon kondisi covid-19 yang mengharuskan guru melakukan adaptasi kurikulum pembelajaran, menerbitkan Keputusan Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2791 Tahun 2020 Tentang Panduan Kurikulum Darurat Pada Madrasah. Balai Litbang Agama Makassar sebagai unit pelaksana teknis Kementerian Agama RI yang memiliki tusi memberikan input kebijakan berbasis penelitian, melakukan penelitian terkait implementasi kurikulum darurat pada Madrasah di Sulawesi Selatan, khususnya dalam artikel ini di Kab. Bulukumba. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur implementasi kurikulum darurat pada madrasah di Kab. Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2791 Tahun 2020 Tentang Panduan Kurikulum Darurat Pada Madrasah. Penelitian ini merupakan penelitian deksriprif dengan pendekatan mixed methods dengan strategi embedded Konkruen. Pengumpulan data lapangan menggunakan kuesioner tertutup dan wawancara mendalam (indepth interview). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum implementasi kurikulum darurat pada Madrasah di Kab. Bulukumba terkategori sangat tinggi, yaitu 81%. Pada jenjang MIN ditemukan guru melakukan home visit dengan sistem door to door dan sistem cluster. Pada MTsN dan MAN melakukan pembelajaran luring di madrasah dengan menerapkan sistem shift. Persentase media yang paling banyak digunakan guru pada pembelajaran daring adalah whatsapp 51%, sedangkan e-learning Madrasah hanya 8%. Adapun rekomendasi dari penelitian ini adalah 1) penggodokan e-learning yang user friendly sehingga dapat menjadi aplikasi utama yang digunakan oleh para guru di Madrasah, 2) subsidi kuota internet dari Kemenag pada peserta didik di madrasah yang memiliki jaringan internet yang memadai, dan 3) Pelatihan teknis kepada para guru mengenai metode dan strategi pembelajaran dengan sistem blended learning
MANAJEMEN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI MAN 3 SLEMAN Muhammad Dirman Rasyid; Muh. Mukhtar S.; M.Taufiq Hidayat Pabbajah
EDUCANDUM Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Educandum
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami manajemen pengembangan kurikulum PAI dalam perspektif multikultural di MAN 3 Sleman, dan mengetahui problematika yang dihadapi dalam implementasi nilai-nilai multikultural dalam manajemen pengembangan kurikulum PAI di MAN 3 Sleman. Adapun teorinya berdasar dari teori yang dikemukakan Oemar Hamalik, yaitu mengacu pada kerangka pikir manajemen, berupa perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, implementasi, dan pengontrolan atau evaluasi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan filosofis, pendekatan agama, pendekatan pendidikan, dan pendekatan psikologi pendidikan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, sumber datanya melalui dokumentasi dan narasumber, teknik pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dan uji keabsahan data melalui uji kredibilitas data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pengembangan kurikulum PAI di MAN 3 Sleman, yaitu dari aspek perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, dan pengimplementasiannya mengacu pada keragaman dan kebutuhan peserta didik dan melibatkan beberapa pihak dalam pengambilan keputusan, dan dari aspek evaluasinya meliputi aspek konteks, proses, dan produk dan dilakukan melalui tes maupun non-tes serta dilakukan secara berkesinambungan. Problematika dalam manajemen pengembangan kurikulum di MAN 3 Sleman, yaitu faktor penyediaan dan kesiapan personel dalam menjalankan konsep dari kurikulum, sering kali guru tidak memahami ide yang terkandung dalam kurikulum, adanya perbedaan persepsi visi dan misi yang hendak dicapai, serta ketidakloyalan sebagian pihak dalam merealisasikan konsep atau isi kurikulum.
NON-CIVIL SERVANT TEACHERS: RECRUITMENT PROBLEMS IN MADRASAH Badruzzaman Badruzzaman
EDUCANDUM Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Educandum
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap proses perekrutan guru non-PNS di madrasah melalui tahapan manajemen, yaitu Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, dan Pengendalian. Dengan menggunakan metode kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara terhadap 15 informan, terdiri dari pejabat dari Kementerian Agama, pemimpin madrasah, dan guru non-PNS. Kelima belas informan tersebut berasal dari tiga kabupaten berbeda yang memiliki guru non-PNS terbanyak di Kalimantan Timur. Penelitian menemukan bahwa madrasah belum menerapkan tahap manajerial dari proses rekrutmen guru non-PNS, terutama dalam tahap perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian. Pimpinan madrasah segera menerapkan "tahap pelaksanaan" merekrut guru-guru Non PNS. Proses perekrutan tersebut berimplikasi pada kualitas guru non PNS, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kualitas pendidikan di madrasah. Penelitian merekomendasikan kepada pemerintah (Kementerian Agama Republik Indonesia) untuk merumuskan sistem rekrutmen guru non-PNS di madrasah melalui studi pengembangan.
PENGEMBANGAN EKSTRAKURIKULER SENI MARAWIS SEBAGAI MEDIA DAKWAH MAN 1 MAMUJU Suardi Suardi; Israpil Israpil
EDUCANDUM Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Educandum
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dakwah tidak hanya disampaikan dari mimbar ke mimbar oleh muballigh atau alim ulama, tetapi dakwah bisa disampaikan dengan bentuk lain, salah satunya adalah melalui syair-syair atau lagu-lagu. Seni Marawis adalah salah satu media untuk menyampaikan dakwah lewat syair-syair atau lagu-lagu. Tujuan utama seni Marawis adalah untuk meningkatkan ketakwaan, keimanan kepada Allah Swt. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan datanya melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, seni Marawis MAN 1 Mamuju mendapat perhatian dan diminati masyarakat Mamuju sebagai hiburan alternatif dalam banyak kegiatan atau hajatan baik formal maupun informal.. Lagu-lagu yang ditampilkan memikat hati masyarakat Mamuju karena mampu mengembangkan dan memadukan alat musik modern dengan alat musik tradisional dan mampu memadukan lagu Marawis dengan lagu daerah Kabupaten Mamuju. Selain itu, lagu-lagu dalam seni Marawis sarat dengan pesan-pesan untuk berbuat kebaikan dan mengajak masyarakat untuk menggaungkan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw.
PELAYANAN PENDIDIKAN AGAMA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI KOTA PAREPARE Asnandar Abubakar; Syamsiana Badril
EDUCANDUM Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Educandum
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelayanan pendidikan agama pada anak berkebutuhan khusus adalah penyediaan sarana dan prasarana baik dalam belajar atau beribadah, media belajar atau alat peraga, serta memberikan pembelajaran agama dalam rangka mengembangkan pengetahuan dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama dengan menerapkan pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran khusus yang tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran atau silabus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelayanan pendidikan agama di sekolah umum dan madrasah. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif. Obyek penelitian adalah anak berkebutuhan khusus pada MI Al Mustaqim Parepare dan SMAN 2 Parepare. Hasil penelitian menggambarkan bahwa pelayanan pendidikan agama di madrasah dan sekolah umum sudah berjalan sesuai kurikulum, meskipun beberapa standar penyelenggaraan sekolah inklusi belum dipenuhi (seperti guru pendamping, sarana dan prasarana). Kemampuan guru kelas dan guru agama sangat diharapkan dalam pelayanan pendidikan agama terutama dalam mengelola kelas. Guru memiliki tanggungjawab menciptakan suasana kondusif dalam pembelajaran. Guru harus mampu memberikan pembelajaran secara interaktif meskipun terjadi polarisasi dalam metode, strategi, dan pembelajaran. Peran orang tua juga sangat dibutuhkan dalam memberikan pelayanan pendidikan agama. Orang tua harus mampu memberikan pengayaaan pembelajaran dirumah, dan mampu melakukan apersepsi pembelajaran kepada ABK agar penerimaan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

Page 1 of 1 | Total Record : 9