cover
Contact Name
Muhammad Anwar
Contact Email
jaringansantri95@gmail.com
Phone
+6285814031363
Journal Mail Official
jaringansantri95@gmai.com
Editorial Address
Wisma Usaha UIN Jakarta Lt 2 Jl Ir Juanda No 95 Ciputat
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
The International Journal of Pegon Islam Nusantara Civilization
Published by Islam Nusantara Center
ISSN : 26214938     EISSN : 26214946     DOI : 10.51925
This journal specialized academic journal dealing with the theme of religious civilization and literature in Indonesia and Southeast Asia. The subject covers textual and fieldwork studies with perspectives of philosophy, philology, sociology, antropology, archeology, art, history, and many more. This journal invites scholars from Indonesia and non Indonesia to contribute and enrich the studies published in this journal. This journal published twice a year with the articles written in Pegon, Arabic and English and with the fair procedure of blind peer-review.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 01 (2019): Menggali dan Melestarikan Khazanah Keilmuan Ulama Nusantara" : 6 Documents clear
Keberhasilan Dakwah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Kudus Jawa Tengah Retna Dwi Estuningtiyas
The International Journal of Pegon : Islam Nusantara civilization Vol 2 No 01 (2019): Menggali dan Melestarikan Khazanah Keilmuan Ulama Nusantara
Publisher : INC- Islam Nusantara Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1984.556 KB) | DOI: 10.51925/inc.v2i01.12

Abstract

Dakwah tarekat Naqsyabandiyah adalah dengan mengajak kepada kehidupan sufi, dalam arti merujuk definisi Said Hawwa sebagai ‘jalan menuju Allah, di jalan yang ditentukan Allah, untuk mencapai ridha Allah’. Hasilnya adalah mencapai maqam ihsan, yaitu derajat rohani. Pada awalnya, jalan menuju Allah dalam metode sufisme adalah dengan membaca dzikir bersama-sama pada majelis dzikir yang disebut zawiyah atau ribath, yang di Indonesia banyak disebut dengan pasulukan. Merujuk pada konsep-konsep Syekh Muhammad Amin Al-Kurdi dalam kitab Tanwir al-Qulûb fi Mua’malah ‘Allam al-Ghuyûb, pokok dakwah dari tarekat Naqsyabandiyah adalah terjadinya pengubahan perilaku (tasharruf) seorang murid dari kondisi lalai atau tertidur jiwanya menjadi ingat atau terjaga jiwanya, lalu kemudian senantiasa mengingat Allah. Adapun tarekat Naqsyabandiyah Sejak masuk ke Indonesia sampai kini terus berkembang khususnya di Jawa dan Sumatera. Hal ini juga berarti tarekat ini bertahan dari gempuran modernisasi di satu pihak, dan gempuran sekularisasi Islam yang anti tareqat di lain pihak. Perguruan Arwaniyyah di Kabupaten Kudus sebagai perguruan dengan mengamalkan ajaran tarekat Naqsyabandiyah terus berkembang dan berhasil dalam melaksanakan visi misi dakwahnya.
Tiga Penyebab Mandegnya Islamisasi di Tana Toraja Johan Wahyudi
The International Journal of Pegon : Islam Nusantara civilization Vol 2 No 01 (2019): Menggali dan Melestarikan Khazanah Keilmuan Ulama Nusantara
Publisher : INC- Islam Nusantara Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2091.014 KB) | DOI: 10.51925/inc.v2i01.13

Abstract

Tana Toraja merupakan salah satu wilayah yang penduduknya jauh dari tradisi Islam Nusantara. Wilayah ini terletak di pedalaman Sulawesi Selatan, bertetangga dengan banyak peradaban tua di pulau ini seperti kerajaan Luwu, Enrekang, Mandar dan Bone. Berbeda dengan keempat daerah tetangganya, sampai awal abad 20, penduduk Tana Toraja masih menganut kepercayaan lokal yang dinamakan Aluk Todolo atau kepercayaan orang-orang di masa silam. Mereka setia menganut kepercayaan ini hingga akhirnya terjadi konversi besar-besaran penduduk Toraja ke Nasrani. Tentu merupakan suatu anomali, mengapa Islam tidak dipeluk oleh penduduk Toraja. Padahal, jika menimbang pada peta perpolitikan Sulawesi Selatan di abad 17, masa di mana kerajaan besar Goa Tallo dan Bone mencapai puncak kejayaannya, bisa saja segenap cara digunakan untuk memperkenalkan Islam ke penduduk setempat, baik dengan cara tidak langsung, seperti perdagangan atau secara paksaan, salah satunya perang. Namun sampai menyentuh abad 21, belum jua mayoritas penduduk Toraja memeluk Islam. Tulisan ini akan mengetengahkan suatu sajian sejarah sosial. Penulis mendapatkan setidaknya tiga alasan mengapa Islam bukan menjadi agama yang dominan di masyarakat Toraja. Pertama, ingatan kelam masyarakat Toraja mengenai invasi pasukan Bone di bawah pimpinan Arung Palakka pada abad 16. Kedua, kekisruhan di masyarakat akibat peristiwa Perang Kopi pada abad 19. Terakhir, kegiatan zending yang mengunngguli dakwah Islam karena disokong pula oleh pemerintah Hindia Belanda. Tulisan ini akan mengangkat perkembangan sistem kepercayaan masyarakat Toraja yang senantiasa tetap (stagnan) namun di masa tertentu mengalami perubahan pada abad 21. Tulisan ini mematahkan argumen Edward B. Tylor yang mengatakan bahwa masyarakat primitif atau masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadat, akan mengalami tiga fase perkembangan kepercayaan yakni animisme, politeisme dan monoteisme. Masyarakat Toraja sebenarnya tidak bisa dikatakan primitif, mereka mempunyai sistem kepercayaan yang sudah estabilished. Oleh sebab itulah mengapa islamisasi menemui kegagalan.
Transformasi patriotisme menuju Intelektualisme Dalam Perang Jawa 1825-1830 Mohammad Ashif Fuadi
The International Journal of Pegon : Islam Nusantara civilization Vol 2 No 01 (2019): Menggali dan Melestarikan Khazanah Keilmuan Ulama Nusantara
Publisher : INC- Islam Nusantara Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1895.19 KB) | DOI: 10.51925/inc.v2i01.14

Abstract

Gerakan perlawanan melawan penjajah manjadi tradisi masyarakat yang mendarah daging. Berangkat dari nasib dan tujuan yang sama para pejuang dengan motivasi membela agama dan bangsa rela mengorbankan nyawannya demi memperolah kemerdekaan. Sejarah perjalanan gerakan perlawanan di nusantara pun sangat bervariasi dimulai dari gerakan yang bersifat lokal seperti perlawanan di pelosok-pelosok kecil desa, namun terdapat pula model gerakan perlawanan yang bersifat massif dan skalanya pun lebih besar seperti Perang Diponegoro 1825-1830. Di setiap perjuang pergerakan, juga menghasilkan karakter gerakan dakwah yang mendasari atau melatar belakangi, sehingga sangat memberikan pengaruh terhadap konsep ideologi yang diyakini baik saat (ketika) perang, atau bahkan jauh setelahnya. Hal ini erat kitannya dengan self motivation (motivasi diri) yang yang diyakini oleh pemimpin perang maupun para pasukannyu seperti perang padri 1803-1838 di Sumatera Barat. Pada tulisan ini penulis akan berusaha menelusuri lebih jauh macam-macam model/karakter perjuangan dalam gerakan perlawanan yang menghasilkan tradisi pembentukan keilmuan khususnya di pesantren. jika ditarik jauh ke belakang hingga sekarang ini, ternyata semangat/motivasi perjuangan tersebut menghasilkn banyak varian corak ideologi dan keilmuan baik secara personel maupun institusional seperti pesantren pada era sekarang ini.
Living Fence: Ethnobotanical Study on Plant Utilization in Simeuue Island, Aceh Darussalam Mohammad Fathi Royyani
The International Journal of Pegon : Islam Nusantara civilization Vol 2 No 01 (2019): Menggali dan Melestarikan Khazanah Keilmuan Ulama Nusantara
Publisher : INC- Islam Nusantara Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1879.814 KB) | DOI: 10.51925/inc.v2i01.15

Abstract

This is an ethnobotanical article that explains the use of plants by the people of Simeulue Island, Aceh to protect open agricultural fields (ladang) and rice fields (sawah) from free roaming-grazing livestock, particularly water buffalo, cows, and goats. In Simeulue, the livestock are released roaming free for food. In order to protect the open agricultural and rice fields, the people of Simeulue Island various species of plants are planted as living fences. The species selected are based on the local knowledge of plant morphology. The result of the current study indicates that 23 species of plants are implemented, in which the seeds and seedlings are found in the forests near the villages. In 2007, one foreign species known locally as ‘gamel’ (Gliricidia sepium; Fabaceae, the South American original) has been introduced for their easy planted, fast growing nature, and have been widely planted since. Kajian ini hendak melihat pemanfaatan tumbuhan sebagai pagar hidup yang melindungi lahan pertanian dan perkebunan dari hewan ternak yang dilepas-liarkan sehingga masuk ke lahan perkebunan masyarakat dan memakan tanaman. Untuk mengantisipasinya, masyarakat membuat pagar hidup yang berupa jenis-jenis pohon yang ditanam mengelilingi lahan. Melalui penelitian etnobotani diketahui bahwa masyarakat memilih jenis-jenis pohon yang dijadikan pagar hidup berdasarkan pengetahuan lokal terkait dengan tumbuhan. Jenis-jenis yang dipilih adalah jenis-jenis yang mudah tumbuh dan bisa bertahan dalam kerapatan. Dari hasil penelitian diketahui terdapat 23 jenis tumbuhan yang digunakan untuk pagar hidup. Dari jumlah tersebut sebagian besar tumbuh di hutan sekitar pemukiman mereka. Sejak tahun 2007 satu jenis baru, ‘gamel’ (Gliricidia sepium; Fabaceae, jenis asli Amerika Selatan) didatangkan dan ditanam menggantikan jenis lama. Tanaman baru ini lebih mudah ditanam, cepat tumbuh, dan kini sudah ditanam secara luas.
Understanding Distortion of Islam Nusantara on Public Opinion in Indonesia on Political Ambience of 2019 Presidential Election Kiki Esa Perdana
The International Journal of Pegon : Islam Nusantara civilization Vol 2 No 01 (2019): Menggali dan Melestarikan Khazanah Keilmuan Ulama Nusantara
Publisher : INC- Islam Nusantara Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1676.819 KB) | DOI: 10.51925/inc.v2i01.16

Abstract

One of the most important roles in communication in life is that the information that is received is not distorted; moreover it can be received by the communicator completely. With a good plot of communication, all the process of information flows and good will from Islam Nusantara will be considered smooth and succeed. Communication effect or feedback is very important for all the information flows without exception so that the final result that is gained is really appropriate. In the end, all those people who have role to convey the communication activity of Islam Nusantara must pass through the process diligently; because it is definitely that the communication process of Islam Nusantara will be distorted, with so many unsubstantial disagreements emerge.
ما هي نهضة العلماء؟ Imaduddin Usman al Bantani
The International Journal of Pegon : Islam Nusantara civilization Vol 2 No 01 (2019): Menggali dan Melestarikan Khazanah Keilmuan Ulama Nusantara
Publisher : INC- Islam Nusantara Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1732.723 KB) | DOI: 10.51925/inc.v2i01.17

Abstract

نهضة العلماء هي روح لجسد اهل السنة والجماعة فى اندونيسيا وهي نور مقتبس من انوار الحكم العالية، والطرائق المستقيمة، و البصائر اللائحة، والمفاهيم الدقيقة، و الاسرار الغالية، ورثها الاولياء التسعة، وغيرهم من الدعاة الجهبذة، ذوي العلوم الظاهرة والباطنة، ذو لا ينظرون ظواهر الاشياء الا مع الانصاف ببواطنها، و لا يخاطبونهم الجهلاء الا قالوا سلاما. وهي جنة لتخلط دين الملحدين المقصرين، و لامة لشبهات فتنة الحاسدين المتطرفين. جعل الله نهضة العلماء فى اندونيسيا وسطا بين سائر الافهام، كما جعل امة الاسلام وسطا بين سائر الامم.

Page 1 of 1 | Total Record : 6