cover
Contact Name
Ernawati
Contact Email
ikonik@umaha.ac.id
Phone
+62317884034
Journal Mail Official
ikonik@umaha.ac.id
Editorial Address
Universitas Maarif Hasyim Latif Jl. Ngelom Megare, Taman, Sidoarjo 61257 031-7884034, Fax. 031-7884034
Location
Kab. sidoarjo,
Jawa timur
INDONESIA
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain
ISSN : 26852780     EISSN : 26854260     DOI : -
Core Subject : Art,
Jurnal IKONIK memuat semua tulisan yang berobyek materi di bidang Seni Pertunjukan, Seni Rupa dan Desain, yang meliputi topik berikut: Musik, Tari, Teater, Sejarah Desain, Sejarah Seni, Budaya Visual, Metodologi Desain, Proses Desain, Wacana Desain, Desain dan Budaya, Sosiologi Desain, Manajemen seni, Kritik Seni, Antropologi Seni, Desain Artefak, Desain Industri, Desain Komunikasi Visual, Fotografi, Desain Interior, Kerajinan, Arsitektur, Film, Multimedia, Industri Kreatif, Kebijakan Desain, budaya, psikologi seni, pendidikan seni dan penelitian konseptual lainnya dalam seni pertunjukan, seni visual dan desain.
Articles 91 Documents
JIMAT DALAM PENCIPTAAN SENI RUPA Akbar Warisqianto
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 3, No 2 (2021): JULI 2021
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v3i2.812

Abstract

Tradisi kejawen yang sering dijumpai bahkan dalam era modern saat ini merupakan fenomena sosial yang menarik. Dalam berbagai kasus, fenomena kejawen mampu masuk dalam berbagai aspek kehidupan sehingga membuatnya tidak mudah hilang. Budaya yang sering juga disebut sebagai budaya mistik ini memiliki banyak fokus bahasan dari segi perilaku dan artefaknya. Fokus bahasan dalam tulisan ini pada artefak kebudayaan mistik magis yaitu jimat. Jimat yang merupakan hasil dari kebudayaan mistik memiliki berbgai bentuk serta fungsi yang berbeda. Dalam penciptaan ini penulis berfokus pada keterkaitan jimat dalam berbagai aspek seperti aspek kehidupan ekonomi, asmara, spiritual, sosial, dan keluarga. Metode yang digunakan dalam penciptaan ini merujuk pada proses kreatif David Campbell yaitu : 1. Persiapan, 2. Konsentrasi, 3. Inkubasi, 4. Iluminasi, 5. Variasi. 
PERANCANGAN BUKU ESSAY FOTOGRAFI CANDI PARI SIDOARJO Merlyn Novarindiawati
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 3, No 1 (2021): JANUARI 2021
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v3i1.870

Abstract

Perancangan ini dibuat untuk menyampaikan keindahan wisata budaya di kabupaten Sidoarjo, khususnya Candi Pari yang terletak di Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Media Fotografi dipilih sebagai sarana mengiklankan karena simpel, dan lebih nyata serta mudah dipahami hingga menarik pengelihatan bahkan menyentuh hati. Keunggulan dari media ini pun dirasa lebih menggugah emosi pembaca untuk berperan langsung serta melihat rinci isi yang ada di media tersebut. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Berawal dari pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentas dengan menggunakan teknik analisis data view. Hasil dari pengumpulan data tersebut diperoleh informasi tentang kurangnya kepedulian pemerintah dan badan pengelola wisata yang mengakibatkan minimnya akses jalan dan petunjuk arah ke lokasi, banyak masyarakat yang kurang mengetahui lokasi wisata candi pari sebagai cagar budaya bangsa. Setelah itu, menentukan konsep desain dan ide perancangan, adapun konsep yang digunakan dalam perancangan ini adalah konsep “Delight” pada warna yang digunakan pada dalam buku. Hasil akhir dari perancangan ini adalah Buku Essay Fotografi yang didukung dengan media pendukung seperti kaos, mug, tempat pensil dan lain lain. Melalui perancangan ini diharap dapat menambah wawasan masyarakat akan adanya destinasi Wisata Cagar Budaya Candi Pari.This design was made to convey the beauty of cultural tourism in the Sidoarjo district, especially the Pari Temple located in Porong, Sidoarjo Regency, East Java. Media Photography was chosen as a means of advertising because it is simple, and more real and easy to understand to attract vision and even touch the heart. The advantages of this media are also felt to be more arousing to the reader’s emotions to play a direct role and see detailed contents in the media. The method used is a qualitative method. Starting with data collection by observation, interview, and documentation follow by using view analysis. The results of the data collection obtained information about the lack of compensation of the government and the tourism management agency that resulted in the lack of access to the nationalities, many people were not aware of the tourism locations. After that, to determine the design concept and design idea, while the concept used in this design is the concept of “Delight” on the colors used in the book. The final result of this design is a Photography Essay Book which is supported by supporting media such as t-shirts, mugs, pencil cases, others. Through this design it is hoped that can broaden the public insight into the existence of the Pari Temple Cultural Heritage Tourism destination.
FAKTOR - FAKTOR MOTIVASI BERNYANYI KERONCONG PADA PENYANYI KERONCONG MUDA Carinda Nabila Huda
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 3, No 1 (2021): JANUARI 2021
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v3i1.860

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang memengaruhi motivasi seseorang yang masih berusia muda untuk belajar dan bernyanyi keroncong. Penelitian ini merupakan penelitian kualitaitif dengan wawancara semi-terstruktur sebagai teknik pengumpulan data. Wawancara dilakukan terhadap tiga narasumber, yaitu tiga penyanyi keroncong yang masih berusia muda, yakni 23, 24 dan 25 tahun.  Narasumber tersebut dipilih berdasarkan tiga kriteria : berusia muda, memiliki prestasi di bidang vokal keroncong, dan sudah menjadikan bernyanyi keroncong sebagai sebuah profesi. Rekaman wawancara yang sudah terkumpul kemudian ditranskrip ke dalam bentuk tulisan, diberi kode, dan direduksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor motivasi dalam bernyanyi keroncong dikelompokkan menjadi faktor yang berasal dari dalam individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar individu (eksternal). Faktor internal berupa rasa penasaran, tertantang, perasaan suka, enjoy, seru, semangat, hobby dan perasaan ingin menambah pengalaman dan referensi. Sedangkan faktor yang berasal dari luar individu (eksternal) banyak datang dari saran dan dukungan dari orang - orang di sekitar individu tersebut. Seperti saran dari orangtua untuk bernyanyi keroncong, dukungan keluarga, teman, serta  adanya sarana dan prasarana yang memadahi.The purpose of this research was to find out the factors that influence the motivation of someone who is young to learn and sing keroncong. The was qualitative with semi-structured interviews as a data collection technique. Interviews was conducted with three speakers.  They were 23, 24, and 25 year-old-keroncong singers. The three speakers were chosen based on three criterias : young, having vocal keroncong achievments, and having a profession as keroncong singer. The interview records that have been collected are then transcribed into written form, coded, and reduced. The results showed that motivational factors in singing keroncong are grouped into factors that orginate from within the individual (internal) and factors that cone from oustide the individual (external). Internal factor such as curiosity, challenge, feeling like, enjoy, exciting, passion, hobby, and feeling want to add experience and references. While the factors that come from outside the individual (external) many come from the advice and support of the people around the individual. As suggestions from parents to sing keroncong, family support, friends, and the existence of adequate facilities and infrastructure. 
PENCIPTAAN FURNITURE MENGGUNAKAN MATERIAL KORAN BEKAS DENGAN MENERAPKAN GAYA INDUSTRIAL Dede Affian Surya
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 3, No 2 (2021): JULI 2021
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v3i2.995

Abstract

Koran bekas dapat didaur ulang menjadi sebuah material baru sebagai bahan dasar pembuatan furniture bergaya industrial. Furniture sangat dekat dengan manusia karena langsung berhubungan dan menjadi sebuah gaya hidup baru. Seiring perkembangan zaman, furniture juga mengalami perubahan dalam segi bentuk dan gaya sehingga menjadi sebuah industri yang besar. Furniture memiliki material yang beragam, salah satunya adalah kayu. Namun, seiring berjalannya waktu material kayu akan habis karena banyaknya penggunaan. Berdasarkan hal tersebut, muncul furniture dengan menggunakan material barang bekas. Salah satu barang bekas yang didaur ulang menjadi furniture adalah koran bekas. Koran bekas merupakan sampah kertas yang menjadi keresahan masyarakat. Sampah kertas menempati peringkat kedua terbanyak setelah sampah plastik. Koran bekas telah didaur ulang menjadi barang yang lebih bernilai seperti hiasan dinding, keranjang, tas, sandal, serta furniture. Daur ulang koran bekas yang diwujudkan menjadi barang baru termasuk dalam gerakan sustainable design. Namun dalam beberapa penciptaan furniture, koran bekas hanya dijadikan sebagai komponen pendukung. Beberapa penciptaaan sebenarnya telah menempatkan koran bekas sebagai material utama, namun koran bekas kurang diekspos dan kurang memiliki kekuatan yang memadahi serta kurang memiliki masa pakai yang lama. Pada penciptaan material koran bekas kali ini, koran bekas diciptakan dengan melakukan eksperimen. Eksperimen tersebut dilakukan dengan metode design thinking. Eksperimen dilakukan untuk menemukan formula yang tepat agar material koran sesuai dengan kriteria material furniture. Penggunaan barang bekas sebagai material furniture dapat diekspos sehingga menciptakan karakter tersendiri dan mendukung gaya industrial.
MANGAJI: REINTERPRETASI SASTRA LISAN DALAM KOMPOSISI MUSIK Surya Dandes
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 3, No 1 (2021): JANUARI 2021
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v3i1.866

Abstract

Komposisi “Mangaji” merupakan bentuk pengkaryaan programa, yang dilatar belakangi oleh sastra lisan pasambahan Minangkabau sebagai ide penciptaan karya. Sastra lisan yang merupakan sajian yang selalu bersentuhan dalam kehidupan masyarakat Minangkabau digarap secara reinterpretasi oleh pengkarya dengan melihat aspek-aspek yang dimiliki sastra lisan, mampu menjadi penawaran baru dalam penggarapan komposisi musik. Penyusunan karya “Mangaji” menggunakan empat tahapan sampai karya menjadi rangkaian yang utuh, yaitu,: rangsangan awal, observasi dan pengumpulan data, eksplorasi, dan terakhir penyusunan hasil dari ekplorasi sebagai materi komposisi. Proses explorasi pada komposisi terdiri atas dua bentuk, yaitu pencocokan sumber dengan ide garap dan penyusunan materi dari hasil pencocokan sebelumnya, dengan menggunakan proses musikal. Proses ini meliputi menentukan tema, sub tema, penentuan aspek komposisi seperti dinamika, pengembangan motif dan penggarapan rasa pada setiap bagian. Komposisi “Mangaji” diharapkan menjadi alternatif, referensi, dan rujukan dalam penggarapan karya baru dalam ranah akademisi maupun dalam lingkup luas, sebagai manfaat yang edukatif dalam lingkup penciptaan musik baru.The composition of "Mangaji" is a form of program work, which is based on the Minangkabau post-added oral literature as the idea of creating works. Oral literature, which is a presentation that always touches the life of the Minangkabau people, is reinterpreted by the author by looking at the aspects of oral literature that can become a new offering in the cultivation of musical compositions. The creation of  "Mangaji" uses four stages until the work becomes a complete series, they are: Initial Stimulation, Observation and Data Collection, Exploration, and finally composing the results of the exploration as material composition. The process of exploration in the composition consists of two forms, namely matching the source with the working idea and arranging the material from the previous matching results using the musical process. This process includes determining themes, sub themes, determining aspects of composition such as dynamics, developing motifs and cultivating tastes in each section. The composition of Mangaji is expected to be an alternative, reference, and recomendation in the cultivation of new works in the academic real or in a broad scope, as an educational benefit in the scope of new music creation..
REVITALISASI MOTIF BATIK TRUNTUM PADA KALANGAN PEMUDA-PEMUDI DI INDONESIA Shelvia Agustina
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 3, No 2 (2021): JULI 2021
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v3i2.999

Abstract

Keindahan dari berbagai macam motif batik membuat para seniman melirik satu persatu motif tersebut, supaya lebih menarik untuk digunakan dalam media kain khususnya. Batik akan lebih diminati oleh kalangan muda jika penerapan dan penyajiannya mengikuti perkembangan zaman. Kalangan muda saat ini rata-rata telah meninggalkan beberapa warisan budaya Indonesia, dikarenakan minimnya pengetahuan mengenai makna maupun filosofi batik, maka dari itu akan di ulas lebih lanjut mengenai keindahan salah satu motif batik yaitu motif truntum yang di mana motif batik tersebut digunakan dalam acara sakral pernikahan. Penelitian mengenai batik truntum bertempat di salah satu industri batik di klaten dan balai batik Yogyakarta, metode yang digunakan yaitu melalui metode pendekatan estetik dari Plato yang akan menjelaskan keindahan dari motif batik truntum secara lebih spesifik. 
ANALISIS SEMIOTIKA STRUKTURALIS DAN POST-STRUKTURALIS PADA DESAIN ILUSTRASI HANOMAN KARYA WAYAN BAYU A. A. Gede Dani Artha
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 3, No 2 (2021): JULI 2021
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v3i2.991

Abstract

Bentuk penilaian suatu karya sangat dibutuhkan, untuk menakar seberapa besar pengaruh karya tersebut hadir dalam masyarakat. Atau sebaliknya seberapa besar pengaruh masyarakat terhadap seorang seniman dalam berkarya. Senada dengan bentuk penilaian seni rupa, karya desain juga demikian. Apakah ada pengaruh terhadap karya yang dirancang seorang desainer terhadap masyarakat atau sebaliknya. Hal inilah yang akan dibahas pada penelitian terkait analisis karya desain illustrasi dari Wayan Bayu. Adapun pendekatan metode yang digunakan untuk membedah analisis tersebut yaitu menggunakan semiotika dari Charles Sanders Pierce, yang terdiri dari icon, index, symbol, serta dipadukan dengan teori Dekonstruksi Jaques Derrida. Diharapkan dengan adanya analisis ini dapat dikembangkan menjadi khasanah pengetahuan baru terkait penerapan bentuk karya postmodernisme pada bidang desain komunikasi visual khususnya ilustrasi.
PROSES KREATIF FILM DOKUMENTER BERSAMA LANSIA Catur Panggih Raharjo
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 3, No 1 (2021): JANUARI 2021
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v3i1.861

Abstract

Penciptaan ini bermula dari ketidakpuasan subjek dalam film dokumenter sebelumnya, sehingga memantik pencipta untuk membuat film dokumenter selanjutnya. Setelah proses yang cukup panjang akhirnya pencipta mengajak subjek untuk membuat film selanjutnya dengan konsep kolaboratif, artinya kami berdua bekerjasama untuk menghasilkan film selanjutnya. Film dokumenter kolaboratif ini menggunakan gaya observasional yang menekankan pada dialog antar subjek dan kenaturalan disetiap adegan dalam film. Secara garis besar proses kolaborasi antara kami berdua berhasil dengan baik, hanya ada beberapa kendala karena adanya pandemi covid 19 yang menyebabkan berkurangnya interaksi antara kami.This creation stems from the dissatisfaction of the subject in the previous documentary film, thus igniting the creator to make the next documentary. After a fairly long process the creator finally invited the subject to make the next film with a collaborative concept, meaning we both worked together to produce the next film. This collaborative documentary film uses an observational style that emphasizes dialogue between subjects and natural in every scene in the film. Broadly speaking, the collaboration process between the two of us succeeded well, there were only a few obstacles due to the covid pandemic 19 which led to reduced interaction between us.
PENANGANAN KECEMASAN PERFORMA MUSIKAL PADA SOLIS GITAR AHLI KETIKA SEBELUM DAN SAAT TAMPIL DALAM PERLOMBAAN Eko Agus Saputro
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 3, No 2 (2021): JULI 2021
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v3i2.996

Abstract

Kecemasan performa musikal merupakan masalah yang umum terjadi di kalangan musisi. Musisi profesional diketahui memiliki tingkat kecemasan yang lebih optimal dibandingkan dengan musisi pemula atau menengah. Penelitian ini mengeksplorasi gejala serta strategi penanganan kecemasan performa musikal yang dialami dan dilakukan oleh solis gitar profesional khususnya pada genre klasik. Wawancara dilakukan terhadap tiga solis gitar yang telah meraih posisi 3 besar dalam kompetisi gitar klasik selama tahun 2019. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa solis gitar profesional juga mengalami kecemasan performa musikal ketika sebelum dan pada saat tampil dalam pertunjukan, namun mereka dapat mengatasnya sehingga tetap mampu tampil optimal. Kecemasan tertinggi dialami pada saat malam sebelum kompetisi. Gejala yang muncul berupa gejala kognitif, somatik, dan perilaku. Strategi penanganan yang dilakukan untuk mengatasi kecemasan ini adalah dengan menangnai teknik permainan, melakukan simulasi pertunjukan secara rutin, membuat afirmasi dan menjaga pikiran tetap positif.
ESENSI RUMAH SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA Zalfa Robby Rodiyan S
IKONIK : Jurnal Seni dan Desain Vol 3, No 1 (2021): JANUARI 2021
Publisher : LPPM Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/ijsd.v3i1.867

Abstract

Rumah selain sebagai tempat tinggal juga merupakan tempat terbentuknya psikologis seseorang. Rumah sebagai asal mula pertumbuhan psikologis menjadi latar belakang penulis dalam penciptaan karya serta penulisan tersebut. Esensi rumah menjadi sumber inspirasi penulis dalam konteks penciptaan karya seni rupa. Penulis merangkai konsep penciptaan melalui fragmen peristiwa yang pernah penulis alami. Secara khusus ialah mengenai berbagai gejolak emosi terkait peristiwa tentang rumah dan dinamikanya. Dalam proses penciptaan tersebut penulis menggunakan metode penelitian berbasis praktik yaitu penciptaan berdasarkan penelitian berbasis riset. Esensi rumah merupakan identitas yang melekat pada karakter seseorang, hal tersebut tercermin oleh perilaku tindak tanduknya; baik dalam berelasi. Oleh karena itu setiap manusia selalu akan membangun ruang teritori kenyamanannya.Apart from being a place to live, a house is also a place for a person's psychological formation. The house as the origin of psychological growth is the background for the writer in the creation of this work and writing. The essence of the house is a source of inspiration for writers in the context of creating works of art. The writer arranges the concept of creation through a fragment of events that the author has experienced. In particular, it concerns various emotional upheavals related to events about the house and its dynamics. In the process of creation, the authors use practice based research methods, namely creation based on research. The essence of the house is an identity attached to a person's character, this is reflected in the behavior of his actions; good in relationship.  Therefore, every human being will always build his comfort territory.

Page 4 of 10 | Total Record : 91