cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Agrohorti Bulletin (e-Journal)
ISSN : 23373407     EISSN : 26143194     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Buletin Agrohorti merupakan jurnal on-line yang menyajikan artikel hasil penelitian, analisis kebijakan dan review yang berhubungan dengan budidaya tanaman dalam arti luas.
Arjuna Subject : -
Articles 345 Documents
Manajemen Budidaya Mentimun dan Sistem Irigasi dalam Rumah Kaca di Tuinderij Hoevekestein, Belanda Allice Fajri Chynthia Sari; Krisantini; Ade Wachjar
Buletin Agrohorti Vol. 11 No. 3 (2023): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v11i3.48498

Abstract

Penelitian dilaksanakan di Tuinderij Hoevekestein, Belanda pada tanggal 5 Juli hingga 22 September 2018. Penelitian bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam sistem budidaya mentimun dalam rumah kaca, khususnya dalam manajemen irigasi. Data primer diperoleh melalui observasi langsung di lapangan. Pengamatan dilakukan pada 3 periode tanam mengenai manajemen irigasi, khususnya kebutuhan air tanaman, mekanisme irigasi, dan efisiensi penggunaan air. Efisiensi penggunaan air pada 2017 berkisar antara 12.60%-3.72% dan tergolong tinggi berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya. Evapotranspirasi pada area seluas 8,000 m2 di afdeling 1 diamati pada periode tanam ketiga. Berdasarkan pengamatan dan analisis menggunakan metode FAO Penman-Moteith dan perangkat lunak Evapotranspiration Calculator V3.2, rata-rata nilai estimasi evapotranspirasi harian hasil perhitungan dalam jangka waktu 25 Juli hingga 16 September 2018 adalah 2.735+0.950 mm per hari sedangkan besar evapotranspirasi sesungguhnya pada periode yang sama 1.879+0.696 mm per hari. Evapotranspirasi dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim, terutama intensitas cahaya. Berdasarkan pengamatan dan analisis neraca air di area produksi seluas 27,800 m2 pada tahun 2017, disimpulkan bahwa volume drainase melebihi standar perusahaan dan air yang diberikan pada tanaman melebihi kebutuhan tanaman. Kata kunci: efisiensi penggunaan air, evapotranspirasi, kebutuhan air tanaman
Evaluasi Produksi Kacang Tunggak dengan Perlakuan Pemetikan Daun dan Pemupukan NPK Valdi Muhamad Rafiansyah Siregar; Heni Purnamawati; Trikoesoemaningtyas
Buletin Agrohorti Vol. 11 No. 3 (2023): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v11i3.48554

Abstract

Kacang Tunggak (Vigna unguiculata L. Walp) merupakan tanaman Leguminosae yang bijinya dapat menjadi subsitusi bahan baku kedelai. Daunnya juga dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh waktu pemetikan daun dan pemupukan NPK terhadap produksi biji kacang tunggak. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan IPB pada bulan Februari hingga Juni 2019 menggunakan kacang tunggak bertipe merambat. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan petak terpisah. Petak utama pada percobaan adalah faktor pemupukan NPK dengan dosis 100 kg ha-1 diaplikasikan pada awal tanam, 50 kg ha- 1 diaplikasikan pada awal tanam dan 50 kg ha-1 pada tanaman umur 4 MST, serta perlakuan tanpa pemupukan. Anak petak pada percobaan adalah waktu pemetikan daun dengan perlakuan pemetikan daun pada umur 5 MST, dua kali pemetikan daun pada umur 5 dan 7 MST, tiga kali pemetikan daun pada umur 5, 7, dan 9 MST, serta tanpa perlakuan pemetikan daun. Data dianalisis menggunakan Uji F dan diuji lanjut menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf nyata α=5%. Pemupukan NPK 50-50 kg ha-1 menghasilkan hasil polong kering tertinggi sebesar 36.72 g per tanaman. Faktor waktu pemetikan daun tidak berpengaruh nyata terhadap semua peubah, kecuali pada jumlah tandan bunga tanaman umur 7 MST. Terdapat interaksi antara perlakuan pemupukan NPK dan waktu pemetikan daun terhadap total bobot polong kering dan indeks panen tanaman. Pemetikan daun dua kali pada 5 dan 7 MST dapat dilakukan tanpa mengurangi hasil polong dengan syarat adanya pemupukan NPK 50 kg ha-1 pada awal tanam dan NPK 50 kg ha-1 pada 4 MST dengan hasil sebesar 41.92 g bobot polong kering per tanaman. Kata kunci: hasil biji, konsumsi, pemupukan secara terpisah, subsitusi kedelai, waktu petik daun
Pengelolaan Sistem Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Rambutan, Serdang Berdagai, Sumatera Utara Abdurrahman Gabriel; sofyan zaman; Supijatno
Buletin Agrohorti Vol. 11 No. 3 (2023): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v11i3.48629

Abstract

Kelapa sawit merupakan komoditas dengan nilai ekonomis yang tinggi karena dapat menghasilkan minyak kelapa sawit yang memiliki banyak kegunaan. Panen merupakan salah satu bagian produksi di perkebunan kelapa sawit yang menghubungkan kebun dan pabrik karena melepaskan buah dari pohon serta mengangkut hasil ke PKS. Penelitian dilaksanakan di Kebun Rambutan, Sumatera Utara, dari bulan Januari hingga April 2020. Penelitian bertujuan untuk menjelaskan manajemen sistem panen yang tepat di perkebunan kelapa sawit. Hal yang diamati berupa perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi panen. Hasil pengamatan di uji menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif serta uji statistik menggunakan Uji t-student dan uji korelasi. Rata–rata rotasi panen sudah memenuhi standar perusahaan, walaupun ada beberapa saat hari panen terlalu panjang karena terlalu banyak hari libur. Realisasi jumlah kebutuhan tenaga panen tidak sesuai dengan taksasi sehingga perlu dievaluasi, namun kekurangan ini masih bisa ditutupi dengan output yang besar dari setiap pemanen. Kegiatan panen sudah sesuai standar perusahaan yaitu dengan varian dibawah 5%. Penggunaan alat pelindung diri (APD) pemanen sudah cukup baik, pemakaian kacamata pelindung harus ditingkatkan. Pemotongan batang buah menjadi berbentuk huruf V harus lebih ditingkatkan. Hasil pengamatan menunjukkan mutu buah masih di bawah standar perusahaan yaitu sebesar 97.05% dari 100%. Rata–rata muatan pengangkutan buah masih melebihi kapasitas truk. Uji korelasi menunjukkan tidak ada korelasi antara produktivitas dan curah hujan. Kata kunci: kelapa sawit, angka kerapatan panen, mutu buah, curah hujan
Hubungan antara Pengelolaan Tajuk dan Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tandun Kabupaten Kampar, Riau Yusri Iryas Sandi; Didy Sopandie; Suwarto
Buletin Agrohorti Vol. 11 No. 3 (2023): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v11i3.48825

Abstract

Penelitian dilaksanakan di Kebun Tandun, Kabupaten Kampar, Riau pada bulan Januari hingga Mei 2022. Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengelolaan tajuk dan produksi kelapa sawit. Pengamatan yang dilakukan meliputi sistem penunasan, kriteria dan prosedur penunasan, teknik penunasan, jumlah pelepah, pengukuran tajuk, dan ILD. Sistem penunasan yang digunakan adalah sistem korektif untuk tanaman remaja sampai tua dan sistem periodik untuk tanaman muda. Penerapan teknik songgo sesuai SOP memiliki persentase diatas 65%. Jumlah pelepah dipertahankan berdasarkan SOP berada diatas 50%. Jumlah pelepah yang baik dipertahankan pada tanaman umur 4-7,8-13 dan diatas 13 tahun adalah 56-64, 48-56, dan 40-48 untuk seluruh varietas tetapi varietas Sriwijaya umur diatas 13 tahun dapat menggunakan jumlah pelepah dipertahankan 32-40. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis Uji t-student. Blok J20A tanpa kondisi under pruning memiliki produksi yang lebih baik dibanding blok J24A yang mengalami kondisi under pruning mencapai 7.5%. Blok K18 dengan kondisi over pruning 25% memiliki produksi lebih baik dibanding Blok K24 dan K26 yang memiliki kondisi over pruning 37.51% dan 30.91%. Pemangkasan pada TM umur diatas 13 tahun tidak terlalu berpengaruh terhadap produktivitas. Varietas yang berbeda memiliki nilai ILD yang berbeda. Produksi tertinggi didapat pada nilai ILD 6.45 dengan umur tanaman 8-13 tahun. Kata kunci: ILD, jumlah pelepah, penunasan, songgo
Ketepatan Taksasi Produksi Tebu (Saccharum officinarum L.) di PG Madukismo Yogyakarta Wanda Alifa Hanny; Purwono; Suwarto
Buletin Agrohorti Vol. 11 No. 3 (2023): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrob.v11i3.50766

Abstract

Tebu (Saccharum officinarum L.) termasuk komoditas tanaman yang banyak dibutuhkan dalam rumah tangga dan industri, sehingga produksi diperlukan untuk memenuhi permintaan. Tingginya kebutuhan gula nasional mendorong perusahaan tebu agar teliti dalam memperkirakan total produksi mendatang. Metode untuk memperkirakan total produksi panen adalah taksasi produksi. Taksasi digunakan sebagai acuan dalam perencanaan panen agar dapat menghitung kebutuhan tenaga kerja, peralatan panen, serta kapasitas giling. Penelitian bertujuan mempelajari ketepatan taksasi tebu pada bulan Maret dengan realisasi produksi di kebun tebu PG Madukismo, Yogyakarta di wilayah Sleman dan Bantul. Analisis data menggunakan uji homogenitas t-student dengan taraf kesalahan α=5%. Nilai taksasi produksi secara umum belum mencapai ketepatan yang baik karena perbedaan taksasi-produksi di luar batas yang ditentukan yakni 95%. Nilai ketepatan taksasi tahun 2023 pada Rayon Bantul yakni 100.25% dan Rayon Sleman 106.46%. Mayoritas kebun di Rayon Bantul dan Rayon Sleman belum memenuhi standar ketepatan taksasi-produksi, meskipun secara rata-rata selisihnya tidak lebih dari 5%. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketepatan taksasi-produksi yakni dengan memperhitungkan kemungkinan adanya kehilangan hasil tebu yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti panen dengan tunggul tinggi, serangan hama dan penyakit, kerusakan akibat cuaca buruk, serta ketelitian pengamatan dalam perhitungan taksasi. Kata kunci: kehilangan panen, perencanaan, rendemen, selisih, standar