cover
Contact Name
Machrozi Alfian
Contact Email
machrozialfian@student.ub.ac.id
Phone
+6282280000315
Journal Mail Official
machrozialfian@student.ub.ac.id
Editorial Address
Tata Surya Malang
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Hubungan Tingkat Pengetahuan Petugas Pengelola Obat dengan Tingkat Ketersediaan Obat Di Puskesmas Kota Malang
ISSN : -     EISSN : 2461114X     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan petugas pengelola obat dengan tingkat ketersediaan obat di beberapa Puskesmas Kota Malang. Penelitian yang dilakukan merupakan observasional analitik cross sectional. Teknik pengambilan sampel responden adalah dengan total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan petugas pengelola obat dan lembar pengumpul data tingkat ketersediaan yang dilihat dari data LPLPO
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2018)" : 5 Documents clear
Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum) dan Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Sebagai Antidiabetes Oral pada Tikus Putih (Rattus novergicus) sukmawati, sukmawati; Emelda, Andi; Astriani, Yesi Rika
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes mellitus is a collection  metabolic disorders which is characterized y a state of hyperglycaemia. Flavanoids in bay leaves and tannins in guava leaves have potential as an antidiabetic. This research aimed to determine the combination effects of ethanol extract of bay leaves and guava leaves as an oral antidiabetic. This research method used pre-post control group design. A total of 15 rats were divided into 5 groups. Group I (negative control) was given Na CMC 1%, group II (positive control) was given acarbose 1,02 mg/kgBW, group III was given EEDS 31,25 mg/kgBW: EEDJB 50 mg/kgBW, group  IV was given EEDS 31,25 mg/kgBW: EEDJB 100 mg/kgBW, and group V was given EEDS 62,5 mg/kgBW: EEDJB 50 mg/kgBW. The rats previously induced by alloxan 135 mg/kgBW intraperitoneally. Data analysis used one way Anova and followed by bonferroni test to find out the significant difference between the treatments. The results of study showed that the combination EDS 31,25 mg/kgBW: EEDJB 100 mg/kgBW, EEDS 62,5 mg/kgBW: EEDJB 50 mg/kgBW, and EEDS 31,25 mg/kgBW: EEDJB 50 mg/kgBW can lower the blood glucose content of the rats which were induced by alloxan.
UJI AKTIVITAS SEDIAAN GEL DAN EKSTRAK LENGKUAS (Alpinia galanga) TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCCUS EPIDERMIDIS SECARA IN VITRO Prihannensia, Maydia; Winarsih, Sri; Achmad, Anisyah
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Staphylococccus epidermidis dapat menyebabkan berbagai infeksi kulit pada manusia. Terapi yang sering digunakan adalah antibiotik, salah satunya amoksiklav. Antibiotik terkadang menimbulkan efek samping dan resistensi pada beberapa pasien, sehingga diperlukan terapi alternatif bahan alam yakni rimpang lengkuas (Alpinia galanga) yang mengandung flavonoid dan memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Untuk menghantarkan senyawa yang terdapat dalam rimpang lengkuas dan mempermudah penggunaan, maka dibentuk sediaan gel. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi menggunakan etanol 70%, dan uji antibakteri dengan metode difusi sumuran. Pada uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT), ekstrak lengkuas positif mengandung flavonoid. Gel lengkuas dan ekstrak lengkuas dibuat 3 kelompok konsentrasi yaitu 10%, 15% dan 20%. Parameter yang diamati adalah diameter zona hambat gel dan ekstrak lengkuas setelah diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37oC. Hasil zona hambat menunjukkan semakin tinggi konsentrasi pada gel dan ekstrak lengkuas, maka semakin besar diameter zona hambat bakterinya. (Korelasi Pearson gel lengkuas R=0,958 dan ekstrak lengkuas R=0,979). Hasil uji t-tidak berpasangan menunjukkan tidak terdapat perbedaan siginifikan antara gel dan esktrak lengkuas (p=0,408). Kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan positif antara peningkatan konsentrasi gel dan ekstrak lengkuas dengan peningkatan diameter zona hambat terhadap bakteri S. epidermidis secara in vitroKata kunci: Lengkuas (Alpinia galanga), Staphylococcus epidermidis, Gel, Ekstrak,  Antibakteri.
Validasi Metode Ultra High Peformance Chromatography Double Mass Spectrophotometry (UHPLC-MS/MS) untuk Analisis Kurkumin pada Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma longa) dengan Berbagai Perbandingan Konsentrasi Ihsan, Bachtiar Rifai Pratita; Maysaroh, Intan; Nurhayati, Ika Putri
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Curcumin is a chemical agent which known to have many benefits in medical healthcare. Turmeric is a plant which contains curcumin. Curcumin can be obtained by maceration. The research of comparing ethanol concentration for maceration turmeric is limited. This research is using 3 different ethanol concentration i.e. ethanol 96%; ethanol 80% and ethanol 70%. The extract which obtained from maceration is analyzed with UHPLC-MS/MS instrument which had validated before. The parameter of method validation which analyzed in this research are selectivity, linierity, accuration, presicion and LOD LOQ. The result of curcumin content measurement in sample ethanol extract 96%; 80%; and 70% are 17,64 ± 2,100 %; 16,99 ±2,494 % and 7,73 ± 4,950% respectively.Keywords: Curcumin, turmeric, Curcuma longa, maceration, ethanol, UHPLC-MS/MS, method validation
PENGARUH RASIO KITOSAN DAN ATENOLOL TERHADAP KARAKTERITIK FISIK DAN PROFIL PELEPASAN PADA MIKROSFER ATENOLOL Almiahsari, Ashri; Danimayostu, Adeltrudis Adelsa; Permatasari, Dahlia
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakHipertensi banyak dialami oleh geriatri yang cenderung sulit menelan tablet konvensional, sehingga modifikasi bentuk sediaan fast disintegrating tablet (FDT) diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Taste masking merupakan suatu pertimbangan penting dalam merancang formula FDT. Sehingga dikembangkan teknik taste masking dengan metode enkapsulasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh rasio kitosan dan atenolol terhadap diameter ukuran, efisiensi penjerapan, dan profil pelepasan mikrosfer atenolol dengan metode emulsifikasi dan mengetahui formula optimum berdasarkan diameter ukuran, efisiensi penjerapan, dan profil pelepasannya. Formula mikrosfer atenolol dibuat dengan rasio kitosan dan atenolol 1 : 0,5 (FI), 1 : 1 (FII), dan 1 : 1,5 (FIII). Karakterisasi mikrosfer yang dilakukan meliputi sifat alir, ukuran dan distribusi ukuran, efisiensi penjerapan, dan profil pelepasan. Berdasarkan hasil penelitian, efisiensi penjerapan tertinggi ditunjukkan pada FI dengan hasil sebesar 68,46 ± 8,95 % yang berbeda signifikan berdasarkan analisis statistika (p < 0,05). Profil pelepasan yang paling tinggi juga ditunjukkan pada FI yaitu 73,162 ± 4.507 % dalam 30 menit yang berbeda signifikan berdasarkan analisis statistic (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah variasi rasio kitosan dan atenolol tidak berpengaruh signifikan terhadap sifat alir dan diameter ukuran mikrosfer, jumlah kitosan yang lebih tinggi menghasilkan efisiensi penjerapan dan persen pelepasan yang lebih besar, dan formula mikrofer yang menghasilkan karakteristik fisik dan profl pelepasan yang optimum adalah formula dengan rasio kitosan dan atenolol sebesar 1 : 0,5.Kata Kunci : Atenolol, Emulsifikasi, Hipertensi, Kitosan, Taste Masking 
ANALISIS COST-MINIMIZATION PENGGUNAAN SEFOTAKSIM, SEFTRIAKSON, DAN LEVOFLOKSASIN PADA PASIEN DEMAM TIFOID DENGAN STATUS PEMBAYARAN UMUM DAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL: PENELITIAN DILAKUKAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH “KANJURUHAN” KEPANJEN Yunita, Wayan Chintia; pramestutie, hananditia rachma; Illahi, Ratna Kurnia; Achmad, Anisyah
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demam tifoid adalah penyakit infeksi akibat Salmonella typhi. Terapi antibiotik yang diberikan adalah kloramfenikol, namun MDR (multiple drug resistant) Sal­monella typhi terhadap kloramfenikol memerlukan alternatif antibiotik seperti sefotaksim, seftriakson, dan levofloksasin. Penelitian bertujuan melakukan cost-minimization analysis (CMA) terhadap antibiotik tersebut dengan perspektif penyedia layanan kesehatan pada pasien status pembayaran umum dan Ja­minan Kesehatan Nasional (JKN). Penelitian retrospektif menggunakan data rekam medis dan biaya pengobatan periode Januari 2015-Februari 2016 dengan teknik total sampling. Biaya pengobatan diperoleh dari Sistem Informasi Rumah Sakit dan Instalasi Farmasi. Sampel sebesar 25 pasien dengan 10 pasien anak dan 15 pasien dewasa. Analisis konsekuensi pengobatan (lama rawat inap, hilangnya demam, dan hilangnya gejala ikutan) menggunakan uji homogenitas. Pasien berstatus pembayaran umum (n = 8) dan JKN (n = 17). Antibiotik yang digunakan pasien anak sefotaksim (paten n = 6 dan generik n = 4), seftriakson (n = 0), dan levofloksasin (n = 0), serta pasien dewasa sefotaksim (n = 7), seftriak­son (n = 4), levofloksasin (n = 4). Konsekuensi pengobatan antibiotik pasien anak dan dewasa homogen (p > 0,05). Rata-rata total biaya pasien anak pembayaran umum adalah Rp 1.120.775 (sefotaksim generik) dan Rp 1.656.767 (sefotaksim paten), dan pembayaran JKN adalah Rp 1.712.107 (sefotaksim generik). Rata-rata total biaya pasien dewasa pembayaran umum adalah Rp 1.698.057 (sefotaksim) dan Rp 3.259.275 (seftriakson), serta pembayaran JKN adalah Rp 1.866.525 (seftriakson) dan Rp 2.542.156 (levofloksasin). Kesimpulan penelitian ini adalah antibiotik yang memiliki biaya lebih murah secara CMA pada pem­bayaran umum, yaitu sefotaksim generik (pasien anak dan dewasa) dan pem­bayaran JKN, yaitu seftriakson.

Page 1 of 1 | Total Record : 5