cover
Contact Name
Randy Frank Rouw
Contact Email
randyrouw@gmail.com
Phone
+6282255902491
Journal Mail Official
jitpk@sttjaffray.ac.id
Editorial Address
Gunung Merapi 103 Makassar
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
ISSN : 27227553     EISSN : 27227561     DOI : http://dx.doi.org/10.25278/jitpk.v1i2.487
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen (pISSN: 2722-7553; eISSN: 2722-7561) merupakan jurnal kedua yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Theologia Jaffray; diterbitkan tahun 2020. Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen adalah jurnal yang terdiri atas hasil penelitian ilmu teologi dan Pendidikan Agama Kristen. Jurnal ini diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar. Selain berfokus pada ilmu teologi dan pendidikan, jurnal kami juga menerima artikel yang membahas mengenai topik-topik berikut. Teologi Biblikal (Perjanjian Lama dan Baru) Teologi Praktika (kepemimpinan Kristen, misi kontekstual, agama dan budaya) Teologi Pastoral (Pelayanan Pemuda, gereja dan masyarakat) Ilmu Pendidikan Kristen Ilmu Pendidikan Teologi Teknologi Pembelajaran dan Model Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini dan Remaja
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2023): Juni 2023" : 5 Documents clear
Mengkaji Perilaku Seks Daring Dari Perspektif Hukum Taurat Natallia Natallia; Sandra Rosiana Tapilaha
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v4i1.847

Abstract

Penelitian ini membahas relevansi hukum Taurat sebagai nilai moral bagi remaja Kristen menghadapi penyimpangan seks daring di zaman digital. Hukum Taurat dapat memberikan remaja memahami peran dan tujuan hidupnya sebagai orang percaya. Penelitian ini menyatakan bahwa nilai moral dalam hukum Taurat tetap relevan dan harus dipelihara sebagai bagian dari moralitas remaja Kristen. Penelitian ini juga menjelaskan bagaimana pendidik Kristen dapat mengajarkan hukum Taurat yang relevan dengan zaman teknologi dan digital dalam menangani masalah seks daring. AbstractThis study discusses the relevance of the Torah law as a moral value for Christian teenagers in facing the issue of online sexual deviance like cybersex. The discussion is conducted by examining the Torah law in both the Old and New Testaments and highlighting the importance of remembering the Torah teachings in guiding teenagers to face the moral challenges of the digital age. The study explains that the moral values contained in the Torah law can help teenagers understand their roles and purposes as believers in the digital age. The study argues that the Torah law remains relevant and must be upheld as part of the moral values of Christian teenagers. The researchers acknowledge that everything in the Holy Scripture has value and power, and that we must believe and obey its commandments. This study aims to produce a description of how Christian educators can teach relevant Torah law to address the issue of cybersex in the digital age.
Strategi Penjangkauan Anak Sekolah Minggu yang Terdampak Negatif Era Digitalisasi Di Gereja Isa Almasih Jemaat Pringgading Cabang Baloi Kolam, Kota Batam Esra Zos Samosir
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v4i1.838

Abstract

Kurang antusias untuk hadir beribadah serta adanya keluhan orang tua anak sekolah minggu gereja Isa Al-masih Baloi Kolam yang berujung kepada kekhawatiran terhadap pertumbuhan spritualitas anak. Penelitian ini ditulis menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Tujuan penelitian ini ialah untuk menjangkau kembali anak sekolah minggu Gereja Isa Al-masih Jemaat Pringgading Cabang Baloi Kolam yang terdampak negatif era digitalisasi, sehingga dapat mengonversi anak sekolah minggu kepada pertumbuhan spritualitas. Penelitian ini bermanfaat untuk menjangkau anak-anak sekolah minggu gereja Isa Al-masih serta membantu orang tua anak sekolah minggu dalam memberikan pertumbuhan spritual anak. Kebaharuan dari penelitian ini ialah penerapan strategi mengajar sekolah minggu dalam menjangkau anak-anak sekolah minggu gereja Isa Al-masih yang terdampak negatif era digitalisasi, sehingga dapat mengonversi anak sekolah minggu kepada pertumbuhan spritualitas.AbstractLack of enthusiasm for attending services as well as complaints from parents of Sunday school children at the Baloi Isa Al-Masih Pool church which lead to concerns about the child's spiritual growth. This research was written using a descriptive qualitative approach. The purpose of this research is to reach out again to the children of the Pringgading Congregation of Isa Al-Masih Church, Baloi Pool Branch who have been negatively affected by the digitalization era, so that they can turn Sunday school children into spiritual growth. This research is useful for reaching Sunday school children at the Isa Al-Masih church and helping parents of Sunday school children in providing children's spiritual growth. The novelty of this research is the application of the Sunday school teaching strategy in reaching the children of the Isa Al-Masih church Sunday school who have been negatively affected by the digitalization era, so as to awaken Sunday school children to spiritual growth.
Gereja Virtual: Integrasi Gagasan Menjaga Persekutuan Jarak Jauh Menurut Paulus Juan Rikson; Aldorio Flavius Lele
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v4i1.848

Abstract

Penelitian ini menyinggung maraknya gereja virtual dalam hal pemafaatan teknologi. Namun masalah yang dihadapi ialah sulitnya membangung sebuah persekutuan sebagai salah satu tujuan gereja. Unik untuk diperhatikan bahwa persekutuan jarak jauh sudah ada sejak jemaat mula-mula terbentuk. Paulus berhadapan dengan persekutuan yang jarak jauh dan – sama seperti sekarang – memaksa Paulus menggunakan media yang ada (surat) untuk berinteraksi. Tetapi bagaimana gagasan Paulus tentang persekutuan jarak jauh sehingga Paulus mampu mempertahankan persekutan adalah fokus utamanya. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan menerapkan prinsip hermeneutik terhadap Alkitab dan studi kepustakaan lainnya. Dari hasil penelitian, dijumpai beberapa hal dalam exordium Paulus tentang gagasan Paulus membangun persekutuan jarak jauh, diantaranya: (1) Mengingat jemaat dalam doa. Persekutuan jarak jauh membawa Paulus untuk selalu mengingat dan menggumuli persekutuan jarak jauh dalam doa. (2) Mengecek kehidupan rohani. Dalam suratnya, Paulus sering menyinggung tentang ungkapan syukurnya terhadap iman jemaat, yang menandakan Paulus memang sering mencari dan mendengar kabar iman dari jemaatnya. (3) Mengusahakan perkunjungan. Paulus menyadari kekurangan yang besar akan persekutuan yang dibangun dari jarak jauh, sehingga banyak kali dijumpai Paulus ingin mengadakan pertemuan secara langsung untuk persekutuan yang lebih dekat lagi dengan jemaatnya. AbstractThis research alludes to the rise of virtual churches in terms of the use of technology. But the problem faced is the difficulty of building a fellowship as one of the goals of the church. It is unique to note that long-distance fellowship has existed since the early church was formed. Paul was dealing with a long-distance fellowship and – just like now – forced Paul to use existing media (letters) to interact. But how Paul's idea of long-distance fellowship so that Paul can maintain the fellowship is the main focus. This study uses qualitative research by applying hermeneutic principles to the Bible and other literature studies. From the results of the research, several things were found in Paul's exordium regarding Paul's idea of building a long-distance fellowship, including (1) Remember the church in prayer. Long-distance fellowship led Paul to always remember and struggle with a long-distance fellowship in prayer. (2) Check spiritual life. In his letters, Paul often mentions his expression of gratitude for the faith of the congregation, which indicates that Paul often seeks and hears news of faith from his congregation. (3) Undertake visits. Paul was aware of the great shortage of fellowship that was built remotely, so many times he encountered Paul wanting to hold meetings in person for even closer fellowship with his congregation.
Pelayanan Misi Kontekstual di Era Masyarakat Digital Margareta Margareta; Romi Lie
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v4i1.842

Abstract

Pelayanan misi kontekstual merupakan sebuah strategi misi yang menempatkan kebutuhan dan konteks budaya masyarakat sebagai pusat perhatian dalam memberikan pelayanan. Dalam era masyarakat digital, pelayanan misi kontekstual menjadi semakin penting karena adanya perubahan dalam gaya hidup dan cara berinteraksi manusia dengan teknologi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan tinjauan literatur dari beberapa sumber yang relevan. Bagaimana gereja bisa bermisi di dunia digital, secara khusus kepada masyarakat digital, yang menjadi salah satu strategi pekabaran Injil ke masyarakat digital. Hasilnya Gereja perlu memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk melakukan pelayanan misi di era digital dengan membina influencer rohani dan mempertahankan pola komunikasi Kristen yang mudah diakses dan dipahami di platform digital. AbstractContextual mission service is a mission strategy that places the needs and cultural context of society at the center of attention in providing services. In the era of digital society, contextual mission service is becoming increasingly important due to changes in lifestyle and how humans interact with technology. This study uses a qualitative approach by conducting a literature review from several relevant sources. The focus is on how the church can spread the Gospel to the digital society, specifically as a strategy to spread the Gospel to the digital society. The result is that the church needs to utilize technology and social media to carry out mission service in the digital era by cultivating spiritual influencers and maintaining Christian communication patterns that are easily accessible and understood on digital platforms.
Relevansi Konsep Learn, Unlearn, and Relearn Dalam Pendidikan Kristen di Era Disrupsi Hersen Geny Wulur; Calvin Sholla Rupa
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v4i1.841

Abstract

Konsep learn, unlearn and relearn memilki relevansi yang penting dan mendalam dalam dunia pendidikan kristen. Penanaman konsep ini bertujuan untuk memperbaharui pengetahuan sebelumnya, bersikap inklusif terhadap inovasi baru, dan membuka diri terhadap pembelajaran yang berbeda. Studi kualitatif penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perlunya adaptasi, inovasi dan pengembangan Pendidikan Kristen di era disrupsi dengan pendekatan literatur review yang akan membantu mengumpulkan informasi dan data yang dapat menjadi acuan yang tepat. Indikator dari penelitian ini berfokus kepada kemampuan untuk memperbaharui pengetahuan dan pemahaman sebelumnya serta mencari solusi kreatif terhadap perkembangan yang terjadi di era disrupsi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Alkitab pun mencatat mengenai konsep ini lewat pengalaman hidup tokoh Alkitab perjanjian baru dalam bahasa yang berbeda. Relevansi yang ditemukan adalah kemampuan untuk memperbarui dan menyesuaikan pemahaman dan pengetahuan sebelumnya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik antara pemahaman dan pengetahuan yang sudah ada dengan fakta baru, kemampuan untuk menemukan solusi kreatif untuk masalah baru, serta kemampuan untuk membuka diri terhadap berbagai perspektif dan pandangan yang berbeda.AbstractThe concept of learn, unlearn, and relearn has significant and deep relevance in the world of Christian education. The implementation of this concept aims to renew previous knowledge, embrace inclusivity towards new innovations, and open oneself to different forms of learning. This qualitative study aims to explain the importance of adaptation, innovation, and development of Christian education in the era of disruption through literature review approach that can help gather relevant information and data. The indicators of this study focus on the ability to update previous knowledge and understanding, as well as finding creative solutions to the developments in the era of disruption. The results of this study show that the Bible also mentions this concept through the experiences of New Testament biblical figures in different languages. The relevance found includes the ability to update and adjust previous knowledge and understanding, resolve conflicts between existing knowledge and new facts, find creative solutions to new problems, and open oneself to various perspectives and views.

Page 1 of 1 | Total Record : 5