cover
Contact Name
Randy Frank Rouw
Contact Email
randyrouw@gmail.com
Phone
+6282255902491
Journal Mail Official
jitpk@sttjaffray.ac.id
Editorial Address
Gunung Merapi 103 Makassar
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
ISSN : 27227553     EISSN : 27227561     DOI : http://dx.doi.org/10.25278/jitpk.v1i2.487
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen (pISSN: 2722-7553; eISSN: 2722-7561) merupakan jurnal kedua yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Theologia Jaffray; diterbitkan tahun 2020. Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen adalah jurnal yang terdiri atas hasil penelitian ilmu teologi dan Pendidikan Agama Kristen. Jurnal ini diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar. Selain berfokus pada ilmu teologi dan pendidikan, jurnal kami juga menerima artikel yang membahas mengenai topik-topik berikut. Teologi Biblikal (Perjanjian Lama dan Baru) Teologi Praktika (kepemimpinan Kristen, misi kontekstual, agama dan budaya) Teologi Pastoral (Pelayanan Pemuda, gereja dan masyarakat) Ilmu Pendidikan Kristen Ilmu Pendidikan Teologi Teknologi Pembelajaran dan Model Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini dan Remaja
Articles 35 Documents
Metode Permainan Dalam Meningkatkan Pemahaman Firman Tuhan Pada Remaja GKII Okahapi Sumba Timur Serli Serli; Hengki Wijaya
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v1i1.459

Abstract

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode permainan dalam meningkatkan pemahanan firman Tuhan pada remaja GKII Okahapi Sumba Timur. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah dengan menggunakan metode kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif yaitu kajian perpustakaan, observasi langsung di lapangan, metode wawancara, peneliti mengadakan wawancara pada objek langsung dalam hal ini adalah remaja GKII Okahapi Sumba Timur untuk memperoleh jawaban yang diperlukan, angket atau kuesioner, dengan cara membagikan angket atau kuesioner. Dari pembahasan yang ada, maka penulis menarik kesimpulan bahwa hasil analisis menunjukkan bahwa X2 memengaruhi indikator Y2 yang paling besar diantara indikator yang lain, yaitu sebesar 95%. Hal ini menunjukkan bahwa metode bermain peran memiliki pengaruh yang besar dalam meningkatkan pemahaman firman Tuhan dalam membangun persekutuan yang benar di dalam Tuhan. Penerapan bermain peran membantu anak remaja untuk dapat mengerti cara untuk membangun persekutuan yang benar di dalam Tuhan. Anak remaja dengan pemahaman yang dimiliki dapat merangkumkan makna yang diperoleh dari bermain peran.Kata-kata Kunci: Metode, Permainan, Ibadah, Pemahaman, Firman Tuhan. The purpose of writing this article is to find out how the influence of the game method in increasing the comprehension of God's word on GKII East Okaapi Sumba youth. The research method used in writing this article is to use quantitative methods. Quantitative research methods, namely library studies, direct observation in the field, interview methods, researchers conducted interviews on direct objects, in this case, the teenager GKII Okahapi East Sumba to obtain the required answers, questionnaire, or questionnaire, by distributing surveys or questionnaires. From the discussion, the authors conclude that the analysis shows that X2 influences the most significant Y2 indicator among the other, which is 95%. It shows that the role-playing method has a significant influence on increasing the understanding of God's word in establishing a true fellowship in God. The application of role-playing helps teenagers to understand ways to build true friendship in God. Teenagers with understanding can summarize the meaning obtained from role-playing.  
Pendekatan Penginjilan Kontekstual Paulus Berdasarkan Kisah Para Rasul 17:16-34 Sugiono Sugiono
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v1i2.492

Abstract

AbstrakIstilah kontekstual selalu dipakai dalam dunia teologi penginjilan dan misi. Istilah ini menunjuk kepada suatu pola pendekatan penginjilan atau misi yang bisa diterima oleh konteks di mana aksi penginjilan atau misi dilakukan. Kontekstualisasi merupakan langkah atau upaya yang tepat untuk membahasakan berita Injil ke dalam masyarakat yang majemuk sekarang ini. Penulis dalam penulisan jurnal ilmiah ini akan mengadakan penelitian tentang pelayanan penginjilan kontekstual yang Paulus gunakan di Atena berdasarkan Kisah Para Rasul 17:16-34, untuk dijadikan sebuah model penginjilan kontekstual yang relevan pada masa sekarang ini. Bentuk pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan eksegesis di mana teknik pengumpulan data adalah melakukan penafsiran terhadap teks dengan bantuan kajian ilmu hermeneutik dan pustaka. Berdasarkan hasil analisis terhadap pendekatan penginjilan kontekstual Paulus berdasarkan Kisah Para Rasul 17:16:34, maka dapat ditarik sebuah hasil sebagai contoh model penginjilan kontekstual masa kini. Hasil dan pembahasan yang diperoleh: model dialog interaktif persuasif (ay. 17-18), model identifikasi religio-kultural (ay. 22-23), model akomodasi lokatif (ay. 19,22), model adopsi literalis (ay. 23-24).Kata-kata Kunci: Kontekstual, Model dan Masa Kini, Paulus, Pendekatan, Penginjilan. AbstractThe term contextual is always used in the world of evangelical theology and mission. This term refers to a pattern of evangelistic or mission approach that is acceptable to the context in which the evangelistic or missionary action is carried out. Contextualization is the right step or effort to bring the message of the gospel into today's pluralistic society. This scientific journal will research the contextual evangelistic ministry that Paul used in Athens based on Acts 17:16-34, to be used as a model of contextual evangelism that is relevant today. The form of the approach used is qualitative research with exegesis approach in which the data collection technique is to interpret the text with the help of hermeneutic studies and literature. Based on the analysis of Paul's contextual evangelistic approach based on Acts 17:16:34, an outcome can be drawn as an example of the present contextual evangelistic model. Results and discussion obtained: a persuasive interactive dialogue model (17-18), a religion-cultural identification model (22-23), a locative accreditation model (19, 22), a literal adoption model (23-24).Keywords: Approach, Contextual, Evangelism, Model and Present, Paul.
Hubungan Komunikasi Interpersonal Guru dan Siswa Terhadap Keaktifan Belajar Siswa di SMA Kristen Pelita Kasih Makassar Irene Priskila Sareong; Tri Supartini
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v1i1.466

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan komunikasi interpersonal guru dan siswa terhadap keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran PAK di SMA Kristen Pelita Kasih Makassar. Dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel sebanyak 32 orang siswa kelas XI di SMA Kristen Pelita Kasih Makassar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Untuk mengumpulkan data, penulis melakukan observasi, tinjauan pustaka, wawancara dan membagikan kuisioner (angket) kepada siswa yang belajar mata pelajaran PAK di SMA Kristen Pelita Kasih Makassar. Untuk menghitung korelasi variabel X terhadap Y, penulis menggunakan analisis korelasi Pearson Product Moment. Dari pembahasan yang ada, maka penulis menarik kesimpulan hasil analisis yang menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal (X) memengaruhi keaktifan belajar siswa (Y) sebesar 67,24 %. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal guru dan siswa memiliki pengaruh yang besar terhadap keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran PAK di SMA Kristen Pelita Kasih Makassar. Komunikasi interpersonal guru dan siswa yang baik, mampu memengaruhi keaktifan siswa dalam mengalami, transaksi belajar dan dalam proses mengatasi masalah.Kata-kata Kunci: Belajar, Interpersonal, Keaktifan, Komunikasi. The purpose of this study was to know the relationship of teacher and student interpersonal communication on student learning activeness in PAK subjects at Pelita Kasih Christian High School in Makassar.  In this study, the authors took a sample of 32 class XI students at Pelita Kasih Christian High School in Makassar. The research method used is a quantitative method. To collect data, the authors made observations, literature reviews, interviews, and distributed questionnaires (questionnaire) to students studying PAK subjects at Pelita Kasih Christian High School in Makassar. To calculate the correlation of variable X to Y, the author uses the Pearson Product Moment correlation analysis. From the discussion, the authors draw the conclusions of the analysis that show that interpersonal communication (X) influences student learning activeness (Y) by 67.24%. This shows that the interpersonal communication of teachers and students has a great influence on student learning activeness in PAK subjects at Pelita Kasih Christian High School in Makassar. Good interpersonal communication of teachers and students, able to influence the activeness of students in experiencing, learning transactions, and in the process of overcoming problems.
Kepemimpinan Yosia Berdasarkan Kitab 2 Tawarikh 34:1-7 dan Implikasinya bagi Pelayanan Pemuda di Gereja Delvy Fransisca; Yunus D. A. Laukapitang
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v1i2.508

Abstract

AbstrakTujuan penulisan artikel ini adalah pertama, untuk memberikan penjelasan secara Alkitabiah tentang kepemimpinan Yosia berdasarkan kitab 2 Tawarikh 34:1-7. Kedua, untuk memberikan penjelasan tentang implikasi kepemimpinan Yosia bagi kepemimpinan pemuda di gereja. Adapun metode penulisan adalah metode kualitatif, yaitu dengan mencari makna dari kepemimpinan Yosia berdasarkan kitab 2 Tawarikh 34:1-7 dengan menggunakan penalaran induktif, eksegesis serta studi kepustakaan. Kesimpulan dari artikel ini adalah sebagai berikut. Pertama, Tuhan memakai kaum muda. Hal ini menjadi dorongan besar bagi gereja seharusnya untuk mampu melibatkan pemuda lebih lagi dalam gereja dan dalam pelayanan. Kedua, dalam kaitannya bagi kepemimpinan pemuda, pemimpin harus memusatkan hidup pada Tuhan. Seorang pemimpin mengejar kekudusan, kejujuran dan perkenanan Tuhan. Ketiga, berkaitan dengan kepemimpinan pemuda, pemimpin harus siap menghadapi tantangan. Tantangan baik dari teknologi maupun tantangan kekuasaan dalam gereja. Kata-kata Kunci: 2 Tawarikh 34:1-7, Gereja, Kepemimpinan, Pemuda, Yosia. AbstractThe purpose of writing is first, to give a biblical explanation of Josiah’s leadership based on 2 Chronicles 34:1-7. Second, to provide an explanation of the implications of Josiah’s leadership for youth leadership in the church. The writing method is a qualitative method, namely by searching for the meaning of Josiah’s leadership based on 2 Chronicles 34:1-7 by using inductive reasoning, exegesis and literature studies. The conclusion of this article is as follows. First, God uses young people. This is a big impetus for the church to be able to involve youth more in the church and ministry. Second, concerning youth leadership, leaders must focus their lives on God. A leader pursues holiness, honesty and God's favor. Third, still concerning youth leadership, leaders must be ready to face challenges. Challenges both from technology and challenges to power in the church.
Karakter Kejujuran dalam Gereja Masa Kini Marsi Bombongan Rantesalu
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v1i1.475

Abstract

Masalah rapuhnya karakter kejujuran dewasa ini tidak hanya menjadi momok di dunia sekuler, tetapi juga terjadi dalam lingkungan Gereja. Gereja yang seharusnya menjadi tempat membentuk dan menumbuhkan nilai karakter Kristiani, salah satunya karakter kejujuran, tidak pelak dinodai oleh tindakan oknum-oknum dalam gereja itu sendiri, baik oleh jemaat maupun pemimpin jemaat. Masalah seperti pengelolaan keuangan yang tidak transparan, ketidakjujuran dalam hal memberi persembahan adalah contoh kecilnya. Penelitian ini bertujuan untuk mencari beberapa hal yang menjadi permasalah berkaitan dengan praktek ketidak jujuran dalam jemaat. Metode yang digunakan Pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan studi kepustakaan. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa kejujuran dalam jemaat masa kini perlu dimiliki setiap orang sebagai implementasi karakter yang Alkitabiah serta merupakan bentuk tanggung jawab dalam persekutuan. Kata-kata kunci: Gereja, Jemaat, Karakter, Kejujuran, Nilai. The problem of the fragility of the character of honesty today is not only a scourge in the secular world, but also occurs in the Church environment. The church which is supposed to be a place to form and foster Christian character values, one of which is the character of honesty, is undoubtedly tarnished by the actions of individuals in the church itself, both by the congregation and the church leaders. Issues such as financial management that are not transparent, dishonesty in terms of offering offerings are a small example. This study aims to look for some things that become problems relating to the practice of dishonesty in the congregation. The method used in this research is descriptive qualitative method with literature study. From the results of this study it was concluded that honesty in today's church needs to be had by everyone as an implementation of biblical character and a form of responsibility in fellowship.
Iman Perempuan Kanaan Berdasarkan Kitab Matius 15:21-28 Anizah Chelsia; Robi Panggarra
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v1i2.511

Abstract

AbstrakTujuan penulisan artikel ini adalah: Pertama, untuk menjelaskan makna iman perempuan Kanaan berdasarkan Kitab Matius 15:21-28. Kedua, untuk memberikan suatu implikasi berdasarkan kajian tentang iman perempuan Kanaan bagi orang-orang percaya masa kini. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode Hermeneutik Eksegesis kualitatif terkait genre dari Kitab Matius 15:21-28. Dari hasil penelitian ini penulis menarik kesimpulan: Pertama, iman yang sejati hanya bergantung pada belas kasihan Yesus. Iman yang sungguh-sungguh kepada Yesus adalah iman yang hanya bergantung pada belas kasihan dari Yesus. Kedua, iman yang benar adalah iman yang tidak mudah menyerah. Sebagai orang percaya harus tetap bertahan apapun persoalan yang akan terjadi pada kehidupan setiap orang. Ketiga, tetap bersabar menunggu waktu Tuhan dan lebih mengutamakan apa yang menjadi tujuan Allah bagi umat-Nya. Keempat, tetap mempertahankan iman percaya kepada Tuhan dan terus berserah kepada Tuhan yang adalah Anak Daud. Kata-kata Kunci: Iman, Matius 15:21-28, Perbuatan, Perempuan Kanaan, Yesus. AbstractThe purpose of this thesis is: First, to explain the meaning of the faith of Canaanite women based on the Book of Matthew 15: 21-28. Second, to provide implications for the assessment of the faith of Canaanite women for those who believe in the future. The research method used in this thesis research is the Hermeneutic Exegesis qualitative method which is related to the genre of the Book of Matthew 15: 21-28. From the results of this study, the authors draw conclusions: First, true faith depends only on the grace of Jesus. A truly extraordinary faith for Jesus is a faith that depends only on Jesus' mercy. Second, true faith is faith that does not give up easily. As believers must be persistent whatever will happen in everyone's life. Third, remain patient waiting for God's time and prioritize what God's purpose for His people. Fourth, continue to believe in God and continue to surrender to God who is the Son of David.Keywords: Acts, Faith, Canaanite Woman, Matthew 15:21-28, Jesus.
Kemampuan Menyimak Anak Melalui Kegiatan Bercerita (Studi Kasus Pada Taman Penitipan Anak Athirah Makassar) Hasmawaty Hasmawaty
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v1i1.463

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Instruksi penelitian adalah peneliti itu sendiri. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan rekaman. Responden adalah tiga anak dengan rentang usia 2 hingga 5 tahun dan dua tutor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kedua tutor menggunakan teknik yang berbeda dalam melaksanakan kegiatan bercerita. Tutor A menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learing (CTL) dengan melibatkan anak-anak dalam memilih cerita, sementara tutor B menggunakan pendekatan konvensional (guru berpusat). Isi cerita disesuaikan dengan pengalaman anak-anak dari kehidupan sehari-hari mereka untuk perkembangan emosi, perkembangan sosial, dan perkembangan spiritual mereka, (2) Setiap anak memiliki pemahaman mendengarkan yang baik. Anak-anak dapat menjawab pertanyaan guru mengenai judul dan aktor dalam cerita, memahami cerita dan menceritakannya kembali dengan kata-kata mereka sendiri. Pemahaman mendengarkan anak-anak dapat dilihat sebagai berikut; ketika A (tutor) membawakan cerita, setiap anak diberi kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan dan menceritakan kembali cerita, di sisi lain, B (tutor) hanya memberikan kesempatan kepada beberapa anak atau satu anak. (3) faktor penghambat dan pendukung pada pemahaman mendengarkan anak-anak pada awalnya dari tutor sebagai pendongeng, aspek cerita, anak-anak sebagai pendengar, dan situasi belajar.Kata-kata Kunci: Kemampuan Menyimak, Metode Bercerita, Pendidikan Anak Usia Dini. This study is qualitative research with a case study approach. The instrument of the research was the researcher herself. The data collection employed observation, interview, documentation, and recording methods. The respondents were three children with the age range of 2 to 5 years old and two tutors. The result of the research indicates that (1) The two tutors used different techniques in implementing the storytelling activity. Tutor A employed Contextual Teaching and Learning (CTL) approach by involving children in choosing the stories, while tutor B employed a conventional approach (teacher-centered). The content of the story was adjusted according to children’s experience from their daily lives for their emotional development, social development, and spiritual development, (2) Each child has good listening comprehension. Children were able to answer the teacher’s questions concerning the title and the actor in the story, comprehend the story, and retell it with their own words. The children’s listening comprehension could be seen as follows; when A (the tutor) conducted the story, each child was given the same opportunity to answer the questions and retell the story, on the other hand, B (the tutor) merely gave an opportunity to several children or one child. (3) The inhibiting and the supporting factors on children’s listening comprehension were initially from the tutor as a storyteller, the aspect of the story, the children as the listener, and the learning situation.
Dosa Yerusalem dalam Yehezkiel 22:1-31: Kajian Biblika dan Implikasi Praktis Gabriel Yobert Rajo
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v1i2.518

Abstract

Tujuan dari penulisan artikel ini adalah mengkaji secara biblika dosa Yerusalem Yehezkiel 22:1-31 dan memberikan implikasi praktis bagi masyarakat saat ini. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode hermeneutik Alkitab. Kesimpulan yang penulis dapatkan sebagai berikut. Pertama, ALLAH ingin menjatuhkan hukuman terhadap kaum Israel di kota Yerusalem akibat dari hutang darah dan perbuatan keji yang mereka lakukan. Kedua, ALLAH menuntun segala perbuatan keji kaum Israel di kota Yerusalem mulai dari pemimpin-pemimpin sampai kepada rakyat biasa yang membuat kota itu banyak hutang darah. Ketiga, ALLAH membinasakan kota Yerusalem akibat dari pemimpin-pemimpin di kota Yerusalem berbuat pelanggaran dan kejahatan yang melanggar ketetapan-ketetapan ALLAH. Implikasi yang dapat diambil adalah: Menjadi teladan dalam memimpin, menjauhkan diri dari dosa yang menajiskan, hidup benar di hadapan Tuhan, dan membangun hubungan yang baik dengan ALLAH.Kata-kata Kunci: Dosa, Hutang Darah, Kaum Israel, Murka, Yerusalem AbstractThe purpose of this article is to examine biblically the sin of Jerusalem Ezekiel 22:1-31 and provide practical implications for people today. This research is a qualitative research which is library research using the hermeneutic of the Bible method’s. The conclusion is as follows. First, God wants to punish the Israelites in the city of Jerusalem because of their blood debt and their abominable deeds. Second, GOD guided all the heinous deeds of the Israelites in the city of Jerusalem from the leaders to the common people who made the city so much blood owed. Third, God destroyed the city of Jerusalem because the leaders in the city of Jerusalem committed transgressions and crimes that violated GOD's decrees. The implications are: Being an example in leading, keeping away from defiling sins, living righteously before God, and building a good relationship with GOD.Keywords: Blood Debt, Israelites, Jerusalem, Sin, Wrath.
Pedagogi di Era Digital dalam Konteks Pandemi Covid-19 Martin Elvis
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v1i1.472

Abstract

Masalah pandemi COVID-19 membuat proses belajar dan mengajar tidak dapat dilaksanakan dengan tatap muka lagi, maka dialihkan menjadi proses belajar dan mengajar jarak jauh atau online. Hal ini mengakibatkan pedagogi juga mengalami perubahan, termasuk para pendidik dalam melaksanakan proses belajar dan mengajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsep pedagogi yang tepat agar dapat diimplementasikan pada masa pandemi Covid-19. Menggunakan metodologi penelitian kualitatif; melakukan analisis kualitatif dengan memilih dan meneliti tujuh konsep perkembangan pedagogi terbaru di era digital dan hasil penelitian dari jurnal-jurnal dalam lima tahun terakhir. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan perlunya diterapkannya konsep baru yang relevan Pedagogi di era digital dalam konteks pandemi Covid-19 dengan mengambil nilai-nilai penting dari ketujuh konsep pedagogi yang diteliti.Kata kunci: Digital, Konteks, Pandemic, Pedagogi, Teknologi. The Covid-19 pandemic problem makes learning and teaching not can be implemented face-to-face again, then transferred to the process of distance learning or teaching online. This result in pedagogy also experienced changes, including educators in implementing the learning and teaching process. The purpose of this research is to get a concept appropriate pedagogy to be implemented during the Covid-19 pandemic. Using qualitative research methodologies; conduct qualitative analysis by selecting and researching seven concepts of the latest pedagogical developments in the era digital and research results from journals in the last five years. From the results research can be concluded the need to apply the new relevant concept of Pedagogy in the era digitally in the context of the pandemic Covid-19 by taking important values from the seven pedagogical concepts studied. 
Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Penggembalaan Berdasarkan Yohanes 10:1-21 dan Implementasinya dalam Kepemimpinan Gereja Hanny Frederik
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v1i2.487

Abstract

Kepemimpinan penggembalaan menghadapi banyak tantangan, terutama di dunia yang modern pada masa kini, baik dari dalam maupun dari luar gereja yang siap menghadang dan menggagalkan kepemimpinan seorang gembala jemaat. Karena itu, kepemimpinan penggembalaan harus menyadari perlunya menerapkan prinsip-prinsip tertentu dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya. Prinsip-prinsip itu adalah prinsip-prinsip yang alkitabiah atau bersumber dari firman Allah. Penelitian ini bertujuan menggali prinsip-prinsip kepemimpinan penggembalaan berdasarkan pengajaran Yesus dalam Injil Yohanes 10:1-21 dan implementasinya dalam kepemimpinan gereja. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode hermeneutik Alkitab. Berdasarkan pengajaran Yesus dalam Yohanes 10:1-21, dapat ditarik beberapa prinsip kepemimpinan penggembalaan yang dapat diimplementasikan pada kepemimpinan gereja. Beberapa prinsip itu adalah prinsip panggilan Allah, pemeliharaan, berpusat pada Yesus Kristus, pengorbanan, kesetaraan, dan perluasan kerajaan Allah.Kata kunci: kepemimpinan, gembala, penggembalaan, Yohanes 10:1-21

Page 1 of 4 | Total Record : 35