cover
Contact Name
Randy Frank Rouw
Contact Email
randyrouw@gmail.com
Phone
+6282255902491
Journal Mail Official
jitpk@sttjaffray.ac.id
Editorial Address
Gunung Merapi 103 Makassar
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
ISSN : 27227553     EISSN : 27227561     DOI : http://dx.doi.org/10.25278/jitpk.v1i2.487
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen (pISSN: 2722-7553; eISSN: 2722-7561) merupakan jurnal kedua yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Theologia Jaffray; diterbitkan tahun 2020. Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen adalah jurnal yang terdiri atas hasil penelitian ilmu teologi dan Pendidikan Agama Kristen. Jurnal ini diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar. Selain berfokus pada ilmu teologi dan pendidikan, jurnal kami juga menerima artikel yang membahas mengenai topik-topik berikut. Teologi Biblikal (Perjanjian Lama dan Baru) Teologi Praktika (kepemimpinan Kristen, misi kontekstual, agama dan budaya) Teologi Pastoral (Pelayanan Pemuda, gereja dan masyarakat) Ilmu Pendidikan Kristen Ilmu Pendidikan Teologi Teknologi Pembelajaran dan Model Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini dan Remaja
Articles 35 Documents
Media Pembelajaran dan Kurikulum Pendidikan Jemaat dalam Gereja Berbasis Online untuk Menghadapi Perubahan Globalisasi Abad ke-21 Medy Martje Lobang; Yosua Feliciano Camerling
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v2i1.488

Abstract

AbstrakDi abad ke-21 ini, kemajuan teknologi mengalami perubahan dengan sangat cepat. Hal tersebut memengaruhi berbagai bidang kehidupan termasuk juga sistem pendidikan. Untuk itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengemukakan media pembelajaran dan kurikulum pendidikan jemaat untuk menghadapi perubahan globalisasi abad ke-21. Adapun metode penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui studi literatur dengan melihat fakta, pandangan dan berbagai sumber tentang media pembelajaran dan kurikulum pendidikan jemaat untuk menghadapi perubahan globalisasi abad ke-21 ini. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu gereja berinovasi dalam pendidikan dengan memanfaatkan perkembangan zaman. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh gereja adalah menggunakan media pembelajaran online melalui ibadah live streaming dan pembelajaran online lainnya seperti WhatsApp, e-Learning, Google Classroom, Youtube maupun Zoom Meeting serta beberapa aplikasi sejenisnya seperti Google Meet, Microsoft Teams, Jitsi Meet dan lainnya. Kekuatan media pembelajaran ini dapat menciptakan inovasi pendidikan dalam gereja yang lebih kreatif, sistematis, terukur dan menyenangkan. Setelah itu, gereja perlu menyiapkan kurikulum pendidikan jemaat yang terdiri dari materi Pendidikan Agama Kristen yang berpusat pada Alkitab dan materi Pendidikan Umum yang tetap dapat dikaitkan dengan kehidupan rohani seperti materi tentang kesehatan, etika berpakaian, public speaking, seks dalam pernikahan, keuangan dan lain sebagainya. Dengan demikian, gereja akan menikmati hasil yang baik dalam penguatan iman jemaat dan lebih bijak dalam menghadapi segala dampak negatif dari pengaruh perubahan globalisasi abad ke-21.Kata-kata Kunci: Abad 21, Gereja, Kurikulum, Media Pembelajaran, Pendidikan.
Bencana Alam (COVID-19) Menurut Perspektif Iman Kristen Kristanto Kristanto
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v2i1.493

Abstract

AbstrakSejarah dunia mencatat bahwa sudah berulang kali terjadi pandemi termasuk bencana COVID-19 yang mulai mewabah tahun 2019. Ada beragam respons orang Kristen terhadap pandemi COVID-19 ini, yang menganggapnya sebagai hukuman, ujian, pelajaran/pendisiplinan, pemulihan dari Tuhan. Berdasarkan itu maka tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui bencana alam (COVID-19) menurut persfektif iman Kristen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis biblikal dengan pendekatan kualitatif, yaitu analisis biblikal tentang bencana (penyakit dan penderitaa lainnya) dengan menggunakan beberapa teks terkait. Berdasarkan hasil pembahasan maka kesimpulannya adalah bahwa bencana alam (COVID-19) adalah fenomena alam yang terjadi secara alamiah dan bukan rencana dan kehendak Tuhan yang bertujuan menghukum, menguji, memberi pelajaran/mendisplinkan umat-Nya dan memulihkan ciptaan-Nya.Kata-kata Kunci: Bencana Alam, COVID-19, Dosa, Iman Kristen, Hukuman.
Pengaruh Bencana Alam terhadap Spiritualitas Jemaat (Studi Kasus Jemaat Gereja Bala Keselamatan Korps Jono Oge) Royke Lepa
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v2i1.496

Abstract

AbstrakPasca bencana alam yang menimpa Provinsi Sulawesi Tengah membawa dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat secara khusus spiritualitas atau kehidupan iman jemaat yang berada di Gereja Bala Keselamatan Korps Jono Oge. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah bencana alam berpengaruh terhadap spiritualitas jemaat. Untuk mendapatkan hasil digunakan metode kuantitatif untuk mengetahui pendapat responden. Selanjutnya data yang terkumpul diolah dengan menggunakan analisis frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bencana alam yang terjadi pada 28 September 2018 membawa dampak yang baik bagi kehidupan spiritualitas jemaat. Hal tersebut ditunjukkan bahwa jemaat mempunyai pandangan yang benar terhadap bencana. Variabel-variabel spiritualitas menunjukkan bahwa bencana berpengaruh terhadap iman yang bertumbuh, kehidupan doa dan membaca Firman Tuhan, kesetiaan dalam beribadah dan melayani.  Kata-kata Kunci: Bencana, Bencana Alam, Spiritualitas, Jemaat.
Pengaruh Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen terhadap Perkembangan Spiritual Anak Kelas 4 & 5 SD Kristen Kalam Kudus Makassar Natalia Mallangi; Ivan Th. J. Weismann
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v2i1.517

Abstract

AbstrakKurikulum adalah bagian yang penting dalam dunia pendidikan, maka kurikulum perlu untuk dirancang dengan baik dan disempurnakan. Di Indonesia, kurikulum telah mengelami beberapa kali perubahan. Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh Kurikulum 2013 (K13) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen terhadap perkembangan spiritual anak kelas 4 & 5 SD Kristen Kalam Kudus Makassar. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kuantitatif. Untuk melakukan peneltian tersebut hal yang dilakukan, yaitu: pertama, pengambilan dan pengumpulan data melalui buku, jurnal, dan artikel yang berkaitan dengan judul yang dibahas dalam tulisan. Kedua, penyebaran angket pada siswa-siswi SD Kristen Kalam Kudus Makassar. Ketiga, melakukan wawancara secara langsung kepada siswa-siswi. Berdasarkan hasil penelitian penulis maka: pertama, manajemen kurikulum 2013 yang dilaksanakan pada SD Kristen Kalam Kudus telah terlaksana dengan baik. Kedua, siswa-siswi yang menjadi responden pada penelitian ini berada pada tahap Conjunctive Faith dan Universalizing Faith, jadi hanya terdapat dua tahap dari enam tahap perkembangan spiritual. Ketiga, pengaruh antara variabel X dan Y berada pada korelasi yang lemah dengan konstribusi sebesar 0,07% terhadap tahap Conjunctive Faith dan konstribusi sebesar 22% terhadap tahap Universalizing Faith. Keempat, dari hasil wawancara yang dilakukan maka didapatkan bahwa faktor yang mendukung perkembangan spiritual pada responden adalah keluarga dan gereja. Kata-kata Kunci: Guru, Kurikulum 2013, PAK, Perkembangan, Spiritual Anak.
Penolakan Allah Dalam 1 Samuel 15:1-35 Beserta Implikasinya Goldy Lie Peruge
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v2i1.595

Abstract

AbstrakTujuan dari penulisan ini adalah untuk menjelaskan makna dari penolakan Allah dalam 1 Samuel 15:1-35. Metode yang dipergunakan penulis adalah metode hermeneutik. Hasil dari pembahasan adalah penolakan Allah adalah sesuatu yang kasat mata. Tuhan secara tidak langsung tidak lagi berpihak kepada Saul dalam kepemimpinannya. Ini dikarenakan ketidaktaatan dari Saul sendiri. Beberapa implikasi yang dapat diambil dari pembahasan adalah: Pertama, Allah tidak salah memilih pemimpin-Nya. Ketidaktaatan pemimpin sendiri yang mengharuskan Allah menolak dan tidak berpihak padanya. Kedua, ketaatan harusnya mendasari penyembahan seseorang. Tanpa ketaatan, penyembahan menjadi sia-sia. Ketiga, sebagai hamba-hamba Tuhan, harus ada pertobatan yang sungguh-sungguh.Kata-kata Kunci: Penolakan, Allah, Saul, Hamba Tuhan
Perilaku Moral Dan Pendidikan Karakter Pada Keluarga Broken Home Terhadap Kenakalan Remaja Di Wilayah Jakarta Barat Rudy Budiatmaja
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v2i2.618

Abstract

Penelitian ini bertujuan melihat seberapa jauh pengaruh perilaku moral dan pendidikan karakter pada keluarga broken home terhadap kenakalan remaja serta memberikan solusi yang terbaik untuk meminimalkan kenakalan remaja untuk generasi berikutnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara singkat dan penelitian ini bersifat kualitatif berupa riset kepustakaan menggunakan metode analisis isi (content analysis). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran orangtua termasuk keluarga yang broken home merupakan hal terpenting dalam mengedukasi masalah remaja. Melalui orangtua, remaja diberikan dasar pendidikan perilaku moral yang baik, dan pendidikan karakter untuk usia remaja sangat diperlukan saat ini. Lingkungan juga turut mendukung dalam menjadikan pribadi remaja yang cukup baik. Lingkungan tersebut bisa berasal dari lingkungan tempat tinggal dan lingkungan sekolah. Peran guru di lingkungan sekolah juga sangat penting dalam memberikan pembentukan perilaku moral yang baik dan pendidikan karakter yang berkepribadian yang baik dalam mencegah kenakalan remaja. Dalam penelitian ini bahwa peran orangtua dan guru atas perilaku moral dan pendidikan karakter masih sangat berpengaruh bagi keluarga broken home terhadap kenakalan remaja. This research aims to see how far the influence of moral behaviour and character education in broken home families is on juvenile delinquency and to provide the best solution to minimize juvenile delinquency for the next generation. The method used in this study is a short interview and this research is qualitative in the form of library research using content analysis methods. The results of this study indicate that the role of parents, including families with broken homes, is the most important thing in educating adolescent problems. Through parents, teenagers are given the basis for good moral behaviour education, and character education for teenagers is very much needed at this time. the environment also supports in making teenagers who are quite good. The environment can come from the neighbourhood and the school environment. The role of the teacher in the school environment is also very important in providing the formation of good moral behaviour and character education with a good personality in preventing juvenile delinquency. In this study, the role of parents and teachers on moral behaviour and character education is still very influential for broken home families against juvenile delinquency.
Pendampingan Pastoral Pasangan Pernikahan yang Mengalami Krisis Relasi Dengan Dasar Kejadian 2:24 Fenti Yusana
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v2i2.495

Abstract

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mendapatkan perspektif pernikahan Kristen menurut standar Firman Allah, prinsip utama pernikahan Kristen sehingga artikel ini dapat menjadi jalan yang benar untuk membangun kembali hubungan yang sudah rusak dalam pernikahan Kristen. Panggilan membaharui komitmen dalam pernikahan Kristen adalah panggilan iman untuk memuliakan Tuhan yang memberkati pernikahan Kristen. Teks yang sengaja penulis pilih adalah Kejadian 2:24. Penulis memilihnya dikarenakan di dalamnya terdapat beberapa prinsip pernikahan yang dapat diambil. Metode yang penulis pergunakan adalah metode studi kasus. Hasil penelitian adalah perlu diadakan pastoral pra dan pasca nikah. Kedua pastoral tersebut dilakukan untuk mengingatkan suami dan istri akan prinsip penting dalam Kejadian 2:24. Pertama, melalui pastoral pra dan pasca nikah, suami dan istri mengerti dan diingatkan selalu akan pernikahan yang dikehendaki Allah adalah pernikahan monogami. Kedua, melalui pastoral pra dan pasca nikah, suami dan istri mengerti dan diingatkan bahwa mereka adalah dua pribadi yang telah menjadi satu daging (dwitunggal). Ketiga, melalui pastoral pra dan pasca nikah, suami dan istri dikuatkan untuk menjalani pernikahan sebagai persekutuan hidup. The purpose of writing this article is to get a perspective of Christian marriage according to the standards of God's Word, the main principle of Christian marriage so that this article can be the right way to rebuild the broken relationship in Christian marriage. The call to renew commitments in Christian marriages is a call of faith to glorify God who blesses Christian marriages. The text that the author deliberately chose is Genesis 2:24. The author chose it because in it there are several principles of marriage that can be taken. The method that the author uses is a case study method. The result of the research is that pre-and post-wedding pastoral care is necessary. Both pastorals are done to remind husbands and wives of an important principle in Genesis 2:24. First, through pre-and post-wedding pastoral care, husband and wife understand and are reminded that the marriage that God wants is monogamous marriage. Second, through pre-and post-wedding pastoral care, husband and wife understand and are reminded that they are two persons who have become one flesh (dwitunggal). Third, through pre-and post-wedding pastoral care, husband and wife are strengthened to live marriage as a community of life.
Pendekatan Eksplorasi pada Kasus Anak Oppositional Defiant Disorder di Kota Makassar Meily Lunanta Kouwagam; Lita Patricia Lunanta
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v2i2.622

Abstract

Anak adalah karunia yang paling berharga bagi sebuah keluarga sehingga jika anak itu mengalami kelainan dalam berperilaku, orang tua perlu mencari solusi untuk mengatasi. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan, mengungkapkan, dan mencari solusi penanganan anak yang mengalami Oppositional Defiant Disorder (ODD). Pendekatan eksplorasi digunakan dengan metode wawancara dan dokumentasi untuk mengumpulkan data agar mendukung analisis holistik dalam rangka mencapai tujuan artikel ini. Data yang dikumpulkan terdiri atas dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari seorang anak yang mengalami gangguan ODD dan dilengkapi oleh data dari orang tua, pakar yang terkait topik ini. Sedangkan data sekunder dari hasil kajian sebelumnya terhadap lima kasus. Pola perilaku mereka menunjukkan perlawanan kepada otoritas baik orang tua maupun guru di sekolah. Kelima kasus dari data dokumentasi menunjukkan perilaku yang tidak menyukai peraturan, perkembangan emosional yang tidak stabil, dan pengendalian diri yang buruk. Solusi penanganan anak yang mengalami gangguan ini adalah memberikan pelatihan kepada orang tua, orang tua membuat aturan yang diterapkan secara konsisten, orang tua memberi penghargaan, dan melibatkan seluruh anggota keluarga dengan perspektif yang sama. Artikel ini merupakan studi kasus yang tidak digeneralisasi melainkan berusaha memberikan penggambaran yang holistic terhadap kasus yang ada. Children are the most precious gift to a family. Therefore, if there is a problem with a child, parents would want to find a way to treat them. This article aimed to describe, explore and find solutions for children with oppositional defiant disorder (ODD). Interviews and documentation are used to get a holistic view of the problem. Data that are collected were primary data and secondary data. The primary data was from one child with oppositional defiant disorder and his parents along with his psychological records. Secondary data are previous cases about similar struggles in children. The result showed a pattern of oppositional behaviour to authority, to parents and teachers at school. The secondary case also showed a pattern of defiant behaviour, unstable emotional development, and low self-control. The treatment plan for oppositional defiant disorder cases included giving training for parents so they can apply consistent rules while giving positive regard and involving all family members to work in the same framework. This article is a study case that was not meant to be generalized but aimed to describe the case from various points of view, theologically and psychologically.
Ketaatan menurut Kitab Daniel Aldorio Flavius Lele
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v2i2.598

Abstract

Daniel adalah salah satu tokoh Alkitab yang dikenal karena konsistensinya dalam menaati perintah Tuhan. Salah satunya adalah dengan tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja Nebukadnezar (Dan. 1:8). Ketaatan Daniel ditunjukkan melalui ketetapan hatinya kepada Tuhan yang tidak berubah sekalipun situasi dan kondisi berubah begitu drastis. Menariknya, kata Ibrani syama yang diterjemahkan “taat” dalam kitab Daniel hanya muncul sekali dalam keseluruhan kitab ini (Dan. 9:6). Meskipun demikian, sebagian besar hikayat dalam kitab Daniel memuat tema tentang ketaatan yang begitu nyaring. Hal ini nampak dalam setiap tindakan para tokoh yang mengasihi Allah secara khusus Daniel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membawa pembaca memahami dan mendalami konsep ketaatan dari sudut pandang kitab Daniel melalui pendekatan hermeneulik biblika. Berdasarkan hasil uraian dan analisis penulis tentang ketaatan menurut kitab Daniel, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: ketaatan menurut kitab Daniel didasarkan pada pengenalan yang benar akan TUHAN, pengakuan iman dan penyangkalan diri. Dengan demikian, maka ketaatan berarti mendengarkan apa yang TUHAN katakan; menjauhi apa yang Ia larang serta melakukan dengan setia apa yang Ia perintahkan. Jadi, ketaatan berbicara tentang sebuah relasi, yakni hubungan seseorang dengan TUHAN dan doa adalah kunci untuk memulai sebuah hubungan pribadi dengan TUHAN.Kata-kata Kunci: Daniel, Ketaatan, Kitab Daniel, Makna, Relasi. Daniel is one of the biblical figures known for his consistency in terms of God's commandments. One of them is not to defile himself with the food of King Nebuchadnezzar (Dan. 1:8). Daniel's obedience was shown by remaining steadfast to God who did not change even though the situation and conditions changed so drastically. Interestingly, the Hebrew word shama which is translated simply “obedient” in Daniel appears once in the entire book (Dan. 9:6). Nevertheless, most of the stories in the book of Daniel contain the big theme of obedience so loud. This is seen in every action of the characters who represent God specifically Daniel. The purpose of this study is to understand and explore the concept of observation from the perspective of the book of Daniel through a biblical hermeneutic approach. Based on the results and the author's analysis of obedience to the book of Daniel, the conclusions obtained are as follows: obedience to the book of Daniel is based on true knowledge of God, confession of faith and self-denial. Thus, obedience means paying attention to what God says; supports what he forbids and faithfully does what he commands. So, the relationship of obedience speaks of a relationship, namely a person with God and prayer is the key to starting a personal relationship with God.
SMART Leader Bagi Generasi “Smartphone” (Z) Johana Betris Tumbol
Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jitpk.v2i2.609

Abstract

Masalah dalam penelitian ini adalah pemimpin seperti apa yang dibutuhkan oleh generasi Z? Sebab generasi ini adalah generasi native. Ketika mereka lahir, smartphone dan internet menyambut mereka. Generasi ini menghabiskan waktu 7 jam sehari dengan smartphone. Mereka mudah mengakses dan mengkonsumsi informasi dengan sekali klik. Mereka sudah jauh dari gereja. Tujuan penelitian ini untuk menemukan pemimpin yang memiliki kriteria SMART bagi generasi Z. Pemimpin yang bisa menggembalakan mereka sampai mencapai kedewasaan penuh di dalam Kristus dan mengerjakan tujuan Allah dengan sukacita dalam hidup mereka.. Metode yang digunakan adalah metode survey kepada generasi Z yang lahir di antara tahun 1995-2012. Hasil survey ditabulasi dan dianalisis meggunakan analisis deskriptif. Ditemukan bahwa generasi Z, 90-100% menginginkan pemimpin mereka memiliki kriteria: Spirituality, Morality, Active, Responsible dan Transparace (SMART). SMART mewakili kriteria rohani, psikologi, sosiologi, dan ketrampilan seorang pemimpin. The problem in this research is what kind of leader is needed by Generation Z? Because this generation is the native generation. When they were born, smartphones and the internet welcomed them. This generation spends 7 hours a day with smartphones. They easily access and consume information with one click. They were far from the church. The purpose of this study is to find leaders who have SMART criteria for generation Z. Leaders who can shepherd them to reach full maturity in Christ and work on God's purposes with joy in their lives. SMART represents the spiritual criteria, psychology, sociology, and skills of a leader. The method used is a survey method to generation Z who were born between 1995-2012. The survey results were tabulated and analyzed using descriptive analysis. It was found that 90-100% of Generation Z wanted their leaders to have the following criteria: Spirituality, Morality, Active, Responsible and Transparency (SMART).

Page 2 of 4 | Total Record : 35