cover
Contact Name
Theodorus Miraji
Contact Email
jojo.luvjesus@gmail.com
Phone
+6282134184629
Journal Mail Official
jurnalberea@gmail.com
Editorial Address
Jalan Cemara No.72 Salatiga
Location
Kota salatiga,
Jawa tengah
INDONESIA
LOGIA : Jurnal Teologi Pentakosta
ISSN : 27164322     EISSN : 27162834     DOI : https://doi.org/10.37731/log.v2i1.47
LOGIA : Jurnal Teologi Pentakosta adalah jurnal nasional yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Teologi Berea dan berfokus pada isu-isu kebaruan Teologi Pentakosta. Sebagai wadah publikasi, LOGIA menerima hasil penelitian ilmiah para akademisi dan praktisi. Semua artikel yang masuk akan di-review oleh reviewer yang ahli di bidangnya dengan menerapkan proses double blind review. Jurnal yang terbit 2 kali setahun ini (Juni dan Desember) memiliki scope: Teologi Biblika Teologi Sistematika Teologi Praktika Pendidikan Kristen yang semuanya memiliki ciri khas Pentakosta
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2019): Desember 2019" : 5 Documents clear
Memaknai Kisah Ayub Bagi Orang Kristen Dalam Menghadapi Penderitaan Kalis Stevanus; Stefanus Marbun
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 1, No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v1i1.20

Abstract

Penderitaan bisa dialami bagi semua orang baik laki-laki maupun perempuan, baik tua maupun muda, sampai kepada anak-anak. Setiap orang ataupun keluarga pernah menghadapi tragedi hidupnya masing-masing, misalnya peristiwa kematian, sakit, krisis keuangan, penyakit, dan sebagainya. Dalam rangka merefleksikan penderitaan orang percaya, salah satu kitab yang menarik perhatian untuk dibahas adalah kitab Ayub. Kisah Ayub hingga kini masih tetap menjadi bahan pembicaraan ketika seseorang menghadapi penderitaan. Ayub adalah seorang yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan dapat mengalami penderitaan yang begitu berat. Dengan pendekatan menggunakan metode analisis naratif terhadap kitab Ayub ini diharapkan orang percaya masa kini dapat memaknai penderitaan dengan bercermin dari pengalaman Ayub tersebut, dan selanjutnya penting melakukan refleksi diri. Tujuannya agar orang Kristen termotivasi untuk bertahan dalam iman, manakala berhadapan langsung dengan realitas penderitaan yang tak terhindari. Berdasarkan kajian analisis naratif terhadap kisah penderitaan Ayub maka diperoleh beberapa makna penderitaan sebagai refleksi bagi iman orang percaya, antara lain: pertama, bahwa orang Kristen tidak terlepas dari realitas penderitaan. Kedua: Iman orang Kristen akan diuji Tuhan. Ketiga: Tuhan adalah Tuhan yang Mahaadil, tidak ada kecurangan dalam diri-Nya. Keempat: Penderitaan orang Kristen ada dalam batas dan pengawasan Tuhan, sehingga tidak satu pribadi maupun kuasa apapun yang dapat menjamah orang percaya, jika tidak mendapat ijin-Nya. Kata-kata Kunci: Ayub, makna, penderitaan, refleksi, orang Kristen
Misi Kristologi Dalam Konteks Kebudayaan Firman Panjaitan; Hendro Hariyanto Siburian
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 1, No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v1i1.19

Abstract

Seringkali kegiatan misi mengabaikan kebudayaan yang ada di masyarakat, dan hal ini yang mengakibatkan kegiatan misi menjadi tidak efektif dan bahkan menemukan kegagalan. Padahal sebuah tindakan misi harus benar-benar dapat diterima oleh masyarakat yang menjadi sasaran misi, dan jalan masuk untuk bisa hidup di tengah masyarakat adalah dengan hidup dalam kebudayaan yang ada di masyarakat tersebut. Oleh karena itu, pemahaman tentang kebudayaan sangat dibutuhkan oleh setiap orang yang hendak menjalankan misi. Terlebih kalau mau dipahami lebih dalam lagi, kebudayaan merupakan sendi dasar bagi terbentuknya kehidupan dalam sebuah komunitas atau masyarakat. Dengan kata lain, kebudayaan adalah rancang bangun kehidupan dan worldview dari sebuah masyarakat. Oleh sebab itu tindakan misi harus memahami nilai kebudayaan yang hidup di tengah masyarakat. Namun hal ini bukan berarti bahwa misi hanya bergantung pada kebudayaan. Misi harus memiliki dasar pijakan yang kuat, sebelum bersentuhan dengan kebudayaan. Dasar pijakan yang harus dimiliki saat hendak bermisi adalah pemahaman yang benar tentang Kristologi, dengan tujuan agar tindakan misi yang dilakukan benar-benar dapat mentransformasi kebudayaan dalam nilai-nilai Kristologi. Dengan menggunakan pendekatan Kristologi untuk bermisi dalam sebuah kebudayaan, maka akan terjadi sebuah bentuk misi yang kontekstual; yang bisa dipertanggungjawabkan secara Alkitabiah sekaligus sesuai dengan konteks/budaya yang ada. Kata kunci: Misi, kebudayaan, konteks. Masyarakat, worldview
Fakta El Gibor Dalam Kisah Gideon dan Pergumulan Kaum Miskin Asia: Suatu Konstruksi Teologi Kontekstual Asia Deky Nofa Aliyanto
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 1, No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v1i1.23

Abstract

Masalah kemiskinan menjadi pergumulan sebagian besar masyarakat Asia sampai hari sehingga usaha berteologi harus menyentuh realitas itu. Usaha tersebut mungkin dikerjakan karena fakta El Gibore dalam kisah Gideon berkaitan dengan masalah kemiskinan. Tujuan penelitian ini adalah menemukan bagaimana kontruksi teologi kontekstual Asia berdasarkan fakta El Gibor dalam kisah Gideon dan pergumulan kaum miskin Asia. Penelitian ini menggunakan metode kuwalitatif Teologi Biblika dan Teologi Kontekstual dengan prosedur mencakup: Pertama, mendeskripsikan pergumulan kaum miskin Asia, Kedua, mengeksegesis fakta El Gibor dalam kisah Gideon dalam kaitannya dengan pergumulan kemiskinan, ketiga, mereduksi kedua data tersebut sehingga ditemukan konstruksi teologi kontekstual Asia dan Keempat, menarik kesimpulan. Hasil penelitian mencakup: Adanya perjumpaan kemiskinan Asia dan Israel zaman Gideon dalam dimensi ekonomis, sosiologis, psikologis dan mesinanis. Teisme bagi kaum miskin Asia adalah Allah yang memperjuangkan nasib kaum miskin yang hadir dalam penderitaan. Manusia dari realitas kemiskinan Asia terdiri dari kaum penindas dan tertindas yang keduanya memerlukan anugerah pengampunan Allah. Kata kunci: Kaum miskin Asia, El Gibor, kisah Gideon, Konstruksi.
Yesus Sebagai Anak Allah Menurut Injil Matius dan Implementasinya Dalam Berapologetika Heri Susanto
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 1, No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v1i1.21

Abstract

Injil Matius memiliki ciri khusus yang menekankan kesinambungan antara nubuat dalam Perjanjian Lama dan penggenapan di dalam Perjanjian Baru. Secara khusus Yesus ditonjolkan dari sisi keberadaan identitas-Nya yang beranekaragam menunjukkan bahwa di dalam diri Yesus terdapat divine sonship (keputra ilahian) yang tak terbantahkan. Atas dasar inilah orang Kristen semestinya berapologet sebagaimana orang-orang di dalam kisah Yesus tersebut mengakui kebenaran itu bukan sebagai sebuah doctrinal tetapi sebuah confession yang diyakini dalam iman yang sungguh kepada Tuhan Yesus. Kata kunci: Anak Allah, divine sonship, apologetika
Telaah Naratif Terhadap Narasi Ribka Dipinang Ishak Dalam Kejadian 24:10-61: Sebuah Interpretasi “Childist” SIlwanus Gabriel
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 1, No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v1i1.22

Abstract

Penerapan interpretasi childist terhadap narasi Alkitab akan memberikan hembusan nafas segar terhadap cara pandang terhadap tokoh-tokoh anak yang selama ini dipandang tidak sebagai anak tetapi sebagai kebanyakan tokoh lainnya. Interpretasi childist menempatkan anak sebagai pusat perhatian dan secara kritis melakukan konstruksi terhadap anak di Alkitab dan membaca teks Alkitab untuk memperhatikan kembali peran dan arti penting anak. Dalam menerapkan interpretasi ini dan menonjolkan anak, kesetiaan terhadap pesan utama narasi Alkitab harus tetap menjadi pertimbangan utama. Narasi Ribka dipinang Ishak dalam Kejadian 24:10-61, dapat digunakan sebagai salah satu contoh penerapan interpretasi ini. Melaluinya dan dengan penerapan telaah naratif akan dapat diketahui bahwa anak-anak pada jaman itu sudah memiliki karakteristik yang unggul yang hanya akan terlihat jika interpretasi ini diterapkan untuk membacanya. Kata kunci: Childist, Anak, Naratif Hermeneutik, Kejadian, Childhood Studies, Perjanjian Lama,

Page 1 of 1 | Total Record : 5