cover
Contact Name
Imam Setyobudi
Contact Email
jurnaletnika.isbibdg@gmail.com
Phone
+6222-7314982
Journal Mail Official
jurnal.budaya.etnika@isbi.ac.id
Editorial Address
Jalan Buah Batu no 212 Bandung.
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Budaya Etnika
ISSN : 2549032X     EISSN : 27981878     DOI : -
Jurnal Budaya Etnika merupakan publikasi hasil karya ilmiah yang berkaitan dengan budaya mencakup cipta, karsa, dan karya manusia. Jurnal Budaya Etnika menaruh perhatian pada artikel-artikel hasil kajian mengenai berbagai kebudayaan etnis yang berhubungan dengan seni, religi dan ritual, mitos, media, dan wacana kritis.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2022): Minum Tuak Marga Perbase: Terebang Shalawat Numbal Terowongan Sasaksaat" : 5 Documents clear
Makna Simbol Terebang Shalawat Modifikasi Kelompok Pusaka Wargi di Dusun Rancakalong Desa/Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang Siti Ulfah Nurazizah; Neneng Yanti Khozanatu Lahpan; Yuyun Yuningsih
Jurnal Budaya Etnika Vol 6, No 1 (2022): Minum Tuak Marga Perbase: Terebang Shalawat Numbal Terowongan Sasaksaat
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/jbe.v6i1.2078

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang makna simbol dalam Terebang Shalawat modifikasi kelompok Pusaka Wargi di Dusun Rancakalong, Desa Rancakalong, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang. Pembahasan dalam penelitian ini berfokus pada aspek simbol yang terdapat dalam prosesi pertunjukan, dan sesajen yang digunakan. Landasan teori yang digunakan adalah teori interpretatif simbolik Clifford Geertz. Makna simbol dalam penelitian ini menggunakan pendekatan emik dan etik. Adapun metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan teknik pengambilan data melalui observasi, studi pustaka, dokumentasi, dan wawancara tidak terstruktur. Hasil penelitianini mengemukakanbahwa secara emik, makna simbol pada prosesi pertunjukan merupakan simbol dari siklus kehidupan manusia. Penyatuan komponen-komponen dalam sesajen dipercaya dapat mendatangkan daya magis yang mampu membawa kebaikan dan kemaslahatan hidup masyarakat. Sedangkan secara etik, makna simbol dalam tradisi ini memiliki beberapa makna, yakni makna sinkretisme, edukasi, estetika,dan solidaritas.Kata Kunci: Terebang Shalawat Modifikasi, Pusaka Wargi, dan Dusun Rancakalong.ABSTRACT This study discusses the meaning of symbols in the modified Terebang Shalawat of the Pusaka Wargi group in Rancakalong Hamlet, Rancakalong Village, Rancakalong District, Sumedang Regency. The discussion in this study focuses on aspects of the symbols contained in the procession of the performance, and the offerings used. The theoretical basis used is Clifford Geertz's symbolic interpretive theory. The meaning of symbols in this study uses an emic and ethical approach. The research method in this study is a qualitative method, with data collection techniques through observation, literature study, documentation, and unstructured interviews. The results of this study suggest that emically, the meaning of the symbols in the performance procession is a symbol of the cycle of human life. The unification of the components in offerings is believed to bring magical power that is able to bring goodness and benefit to people's lives. While ethically, the meaning of symbols in this tradition has several meanings, namely the meaning of syncretism, education, aesthetics, and solidarity.Keywords: Modification of Terebang Shalawat, Pusaka Wargi, and Rancakalong Hamlet
Ritual Numbal dalam Syukuran Terowongan Kereta Api Sasaksaat di Kampung Cihanjuang Desa Mandalasari Kab. Bandung Barat Rina Rezanti; Imam Setyobudi; Yuyun Yuningsih
Jurnal Budaya Etnika Vol 6, No 1 (2022): Minum Tuak Marga Perbase: Terebang Shalawat Numbal Terowongan Sasaksaat
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/jbe.v6i1.2079

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini memfokuskan pada permasalahan bagaimana sebuah ritual numbal dalam syukuran Terowongan Kereta Api Sasaksaat dapat memunculkan ketentraman bagi komunitas pekerja Jalan Jembatan Kereta Api Daop 2 Bandung dan masyarakat Kampung Cihanjuang. Tujuan penelitian adalah menjelaskan proses ritual yang dapat memunculkan rasa tentram pada komunitas pekerja JJ dan masyarakat Kampung Cihanjuang dengan analisis teoriliminalitas. Menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mendeskripsikan permasalahan secara menyeluruh dengan teknik pengumpulan data berupa studi pustaka, wawancara, observasi, serta dokumentasi. Teori yang digunakan adalah teori Liminalitas Victor Turner untuk menganalisis ritual dalam konteks transisional. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat ruang liminalitas pada ritual numbal yang dapat mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat membawa masyarakat pada situasi hidup yang lebih damai. Lewat penyelenggaraan ritual tersebut masyarakat Kampung Cihanjuang dan komunitas pekerja JJ Daop 2 Bandung akan mendapatkan ketentraman dan ketenangan psikologis karena merasa bahwa kekhawatiran yang sebelumnya menghantui mereka telah ternetralisir oleh ritual numbal.Kata kunci: ritual numbal, syukuran terowongan, liminalitas ABSTRACT This study focuses on the problem of how a numbal ritual in the thanksgiving of the Sasaksaat Railway Tunnel can bring peace to the working community of the Daop 2 Bandung Railway Bridge Road and the Cihanjuang Village community. The purpose of this research is to explain the ritual process that can create a sense of peace in the community of JJ workers and the people of Cihanjuang Village community by analyzing the theory of liminality. Using qualitative research methods to describe the problem thoroughly with data collection techniques in the form of literature study, interviews, observations, and documentation. The theory used is Victor Turner's Liminality theory to analyze rituals in a transitional context. The results show that there is a space of liminality in the numbal ritual that can prevent unwanted things from happening and can bring people to a more peaceful life situation. Through the implementation of this ritual, the people of Cihanjuang Village and the working community of JJ Daop 2 Bandung will get peace and psychological calm because they feel that the worries that previously haunted them have been neutralized by the numbal ritualKeywords: numbal ritual, tunnel thanksgiving, liminality
Tradisi Minum Tuak dalam Acara Margondang Di Desa Aek Nabara Tonga Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padang Lawas Provinsi Sumatera Utara Ropikah Hasibuan; Sakti Ritonga
Jurnal Budaya Etnika Vol 6, No 1 (2022): Minum Tuak Marga Perbase: Terebang Shalawat Numbal Terowongan Sasaksaat
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/jbe.v6i1.2075

Abstract

ABSTRAK Di Desa Aek Nabara Tonga yang memiliki latar belakang beragama Islam, mereka memiliki sebuah tradisi mengonsumsi tuak pada acara margondang. Dalam artikel ini, terdapat dua faktor yang akan dibahas, yaitu (1) Apa yang menjadi latar belakang tuak menjadi minuman diacara margondang di desa Aek Nabara Tonga, Kecamatan Aek Nabara Barumun, Kabupaten Padang Lawas. Dan (2) Bagaimana respon masyarakat terhadap tradisi mengonsumsi cuka pada acara margondang di desa Aek Nabara Tonga, Kecamatan Aek Nabara Barumun, Kabupaten Padang Lawas. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Dalam hal ini untuk memperoleh data yang dimaksud, peneliti melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, Triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori behavioralisme BF Skinner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi meminum tuak pada acara margondang sudah ada sejak zaman dahulu sebelum para leluhur suku bangsa Batak memeluk Islam. Para pengonsumsiadalah pemeluk agama Islam. Mereka mengonsumsi tuak karena dirasa memberi manfaat bagi tubuh mereka, seperti mencegah masuk angin, membuat tubuh bugar dan kuat bergadang. Berbagai respon masyarakat di desa tersebut yang memiliki latar belakang beragama Islam ada yang menganggap hal tersebut tidak bermanfaat disamping hukum konsumsinya yang haram dalam Islam. Ada juga yang menganggap sah dan baik karena memberi manfaat baik kepada tubuh terlepas dari halal dan haramnya tuak tersebut. Kata kunci: Tradisi, Meminum Tuak, Acara Margondang.ABSTRACT In the village of Aek Nabara Tonga, which has a Muslim background, they have a tradition of drinking palm wine at margondang events. In this study, there are two factors that will be discussed, namely (1) What is the background of tuak being a drink at a margondang event in Aek Nabara Tonga village, Aek Nabara Barumun District, Padang Lawas Regency. And (2) How is the community's response to the tradition of consuming vinegar at the margondang event in Aek Nabara Tonga village, Aek Nabara Barumun District, Padang Lawas Regency. In this study the method used is a qualitative approach. In this case to obtain the data in question, the researchers conducted observations, interviews and documentation. The technique used in data analysis is data collection, data reduction, data presentation and conclusion drawing. The triangulation used in this research is source triangulation. The results of this study indicate that the tradition of drinking tuak at the margondang event has existed since ancient times before the ancestors of the Batak tribe had not embraced Islam. The consumers are followers of Islam. They consume palm wine because it is considered beneficial for their bodies, such as preventing colds, making the body fit and staying up strong. Various responses from the community in the village who have a Muslim background there are those who consider this to be useless in addition to the consumption law which is forbidden in Islam. There are also those who consider it legitimate and good because it gives good benefits to the body regardless of the halal and haram of the palm wine. Keywords: Tradition, Drink Palm Wine, Margondang Tradition
Fungsi Kekerabatan Kelompok Marga dalam Integrasi Ssosial pada Masyarakat di Dusun Jumamangkat Desa Pegagan Julu X Kabupaten Dairi Diah Rahmadhaniah Sitompul
Jurnal Budaya Etnika Vol 6, No 1 (2022): Minum Tuak Marga Perbase: Terebang Shalawat Numbal Terowongan Sasaksaat
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/jbe.v6i1.2076

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui fungsi kekerabatan di Dusun Jumamangkat dan mengetahui fungsi marga berfungsi dalam menata integrasi di Dusun Jumamangkat. Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teori yang digunakan teori AGIL oleh Talcott Parson. Proses pengumpulan data melalui observasi, wawancara, langsung serta dokumentasi. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa kekerabatan yang terjalin di Desa Jumamangkat masih sangat berfungsi dengan baik di dalam masyarakat. Sebagaimana kekerabatan yang terjalin dapat mendorong masyarakat berintegrasi antara sesama masyarakat meskipun berbeda pandangan serta berbeda keyakinan. Keberagaman dalam memeluk agama, suku bangsa, budaya, dan pandangan hidup tidak dapat terhindarkan. Sebagaimana yang terjadi di Dusun Jumamangkat, Kab.Dairi, integrasi sosial tidak terlaksana apabila tidak ada hubungan yang baik antara sesama masyarakat yang berbeda suku bangsa, agama, serta pandangan hidup. Di Dusun Jumamangkat, Kab.Dairi, tidak hanya terdapat satu agama saja.Tetapi juga terdiri dari beberapa agama seperti, Islam, Kristen Protestan, dan Kristen Katholik. Sebagai dusun yang memiliki beragam kepercayaan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, tentu saja hal tersebut sangat dekat dengan terjadinya konflik. Namun, di Dusun Jumamangkat kekerabatan berfungsi sebagai dasar apabila terjadi konflik di antara masyarakat di Dusun Jumamangkat. Penelitian ini memperlihatkan fungsi kekerabatan di dalam masyarakat berlangsung baik sehingga kekerabatan menjadi dasar dalam hidup bermasyarakat di Dusun Jumamangkat. Dalam penyelesaian konflik pun masyarakat Dusun Jumamangkat menggunakan fungsi kekerabatan terlebih dahulu untuk menyelesaikan permasalahan. Warga masyarakat mengundang tokoh-tokoh masyarakat di dusun (tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh-tokoh lainnya) dalam rangka penyelesaian suatu masalah.Kata kunci: Fungsi, Kekerabatan, Integrasi.ABSTRACT This study aims to determine the function of kinship in Jumamangkat Hamlet and to find out how clan kinship functions and regulates integration in Jumamangkat Hamlet. In this study, the author uses a qualitative method with a descriptive approach. And the theory used in this study uses the AGIL theory by Talcott Parson. The process of collecting data using observation, interviews, direct and documentation. The results of the study found that the kinship that existed in Jumamangkat village was still very well functioning in the community. As the kinship that exists can make the community integrate among the community even though they have different views and different beliefs. Indonesian society is a pluralistic society. Diversity in embracing religion, ethnicity, culture, and outlook on life is unavoidable. As happened in Jumamangkat Hamlet, Kab. Dairi, social integration is not carried out if there is no good relationship between people of different ethnicity, religion, and outlook on life. In the village of Jumamangkat, Kab. Dairi, there is not only one religion. But it also consists of several religions such as, Islam, Protestant Christianity, and Catholic Christianity. As a village that has various beliefs in carrying out daily life, of course this is very close to the occurrence of conflict. However, in Jumamangkat hamlet, kinship functions as a basis in case of conflict between communities in Jumamangkat hamlet. This study aims to find out how kinship functions in society well so that kinship becomes the basis of social life in Jumamangkat hamlet. In resolving conflicts, the people of Dusun Jumamangkat use the kinship function first to solve problems. By bringing in important figures in the village.Such as traditional leaders, religious leaders, community leaders and other figures.Keywords: Function, Kinship, Integration.
Peranan Perbase dalam Kehidupan Masyarakat Suku Bangsa-Bangsa Ogan Ghyna Asita Dwi Ningrum; Wawan Darmawan; Sriati Dwiatmini
Jurnal Budaya Etnika Vol 6, No 1 (2022): Minum Tuak Marga Perbase: Terebang Shalawat Numbal Terowongan Sasaksaat
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/jbe.v6i1.2077

Abstract

ABSTRAK Perbase atau peribahasa Ogan merupakan nilai-nilai kehidupan masyarakat suku bangsa Ogan dan menggambarkan pola pikir serta cara pandang masyarakat Ogan. Hal tersebut dibuktikan dengan ungkapan peribahasa yang memiliki peran bagi kehidupan masyarakat Ogan dalam menggambarkan kondisi daerah, perilaku masyarakat, dan keragaman budaya yang tergambar dalam ungkapan peribahasa. Tujuan penelitian ini menjelaskan makna nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam perbase suku bangsa Ogan menggunakan kajian semantik dan menjelaskan bagaimana peran perbase dalam kehidupan masyarakat Ogan. Penelitian ini bermanfaat di bidang akademis sebagai landasan untuk penelitian selanjutnya, mampu menambah litelatur baru pada bidang pemerintahan khususnya bagian budaya, dan masyarakat mampu memahami identitas budaya dengan mengetahui fungsi, makna, dan peran peribahasa bagi kehidupan masyarakat Ogan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data lewat studi pustaka, wawancara, dan observasi.Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa perbase berperan bagi kehidupan masyarakat Ogan. Peribahasa Ogan dapat ditemukan dalam dua bentuk yaitu peribahasa asli dan peribahasa pengaruh bahasa asing. Penggunaan peribahasa berfungsi sebagai sarana pendidikan, tuntunan agama. Bermasyarakat, dan kritik sosial. Adapula makna dan peranan dalam menunjukkan kondisi daerah, perilaku masyarakat, dan keberagaman budaya.Kata kunci: Perbase, Nilai-nilai Kehidupan, Masyarakat Ogan ABSTRACT Perbase or Ogan proverb represents the values of the life of the Ogan tribe and describes the mindset and perspective of the Ogan people. This is evidenced by the proverbial expressions that have a role in the life of the Ogan people in describing local conditions, community behavior, and cultural diversity depicted in the proverbial expressions. This research meant to explain the meaning of the values of life contained in the Ogan tribal percentage using semantic studies and to explain how the role of the percentage in the life of the Ogan people. This research can be useful in academic field as an information for further research, and able to add more literature to the government especially in cultural field, and the community is able to identify and understand the culture by knowing the purpose of proverb in the life of Ogan people. method used in this research is descriptive qualitative method with data collection techniques through literature study, interviews, and observations in the field.Based on the research conclusion, it can be explained that perbase plays a role in the life of Ogan people. Ogan proverb could be found in two verses, first is the originally proverb and the second one is the proverb of foreign language influenced. The use of proverb can be useful in educational purpose, religion guidance, societal, and social criticism. There are also meanings and roles in showing local condition, community behavior and cultural diversity.Keywords: Perbase, The Values Of The Life, Ogan People.

Page 1 of 1 | Total Record : 5