cover
Contact Name
Charlie D. Heatubun
Contact Email
charlie_deheatboen@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
ishjurnal@gmail.com
Editorial Address
Jl. Brigjen Mariner(Purn)Abraham O. Atururi, Kompl. Perkantoran Arfai, Manokwari 98311
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan
ISSN : 27160491     EISSN : 2722516X     DOI : https://doi.org/10.47039/ish
Core Subject : Agriculture, Social,
Igya ser hanjop adalah jurnal yang menyediakan sumber informasi ilmiah yang ditujukan untuk peneliti, lembaga penelitian, instansi pemerintah, dan pemangku kepentingan. Jurnal ini menerbitkan manuskrip penelitian asli yang berfokus pada hasil penelitian tentang semua aspek pembangunan berkelanjutan.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 3 No 1 (2021)" : 6 Documents clear
Keragaman Jenis Anggrek Epifit di Pulau Middleburg Papua Barat Yasper Michael Mambrasar; I Putu Gede P. Damayanto; Indira Riastiwi; Kusuma Rahmawati
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.3.2021.1-13

Abstract

Pulau Middleburg merupakan gugusan Pulau Miosu di Papua Barat yang termasuk ke dalam pulau-pulau kecil terluar Indonesia. Informasi keanekaragaman flora, terutama anggrek epifit, di pulau ini belum terekam dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah menyediakan informasi keanekaragaman jenis anggrek epifit di Pulau Middleburg. Penelitian menggunakan metode pengumpulan data taksonomi. Material tumbuhan dikoleksi untuk dibuatkan spesimen herbarium dan disimpan di Herbarium Bogoriense (BO). Identifikasi spesimen dilakukan menggunakan acuan spesimen BO dan beberapa pustaka terkait. Dalam penelitian ini dijumpai 10 jenis anggrek epifit di Pulau Middleburg, yaitu Bulbophyllum entomonopsis, Dendrobium bifalce, D. convolutum, D. kirchianum, D. litorale, D. mirbelianum, D. smillieae, D. sylvanum, Grammatophyllum scriptum dan Hippeophyllum cf. alboviride.
Remote Audit sebagai Prosedur Audit Alternatif Inspektorat Daerah Provinsi Papua Barat pada Masa Pandemi Covid-19 Lila Fitriana; Maman Permana
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.3.2021.15-23

Abstract

COVID-19 mengakibatkan audit tradisional atau audit tatap muka beresiko untuk dilaksanakan, sehingga diperlukan suatu prosedur audit alternatif yang dapat digunakan selama masa pendemi. Saat ini, Inspektorat Daerah Provinsi Papua Barat belum memiliki suatu standar maupun prosedur untuk melakukan audit di masa pandemi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prosedur audit alternatif yang dapat digunakan oleh Inspektorat Daerah Provinsi Papua Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Pengambilan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan Inspektorat Daerah Provinsi Papua Barat pada tahun 2020 melaksanakan 21 dari 39 kegiatan audit dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan, baik sebelum dan selama masa pandemi dengan menggunakan metode tatap muka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remote audit dapat digunakan pada setiap tahap audit mulai dari entry meeting, document review, kunjungan lapangan, interview, dan closing meeting. Hal yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan remote audit adalah kesiapan teknologi informasi dan keterampilan auditor maupun yang diaudit dalam menggunakan peralatan teknologi informasi.
Pengelolaan Bakau Secara Berkelanjutan: Potensi Diversifikasi Mata Pencaharian dan Aturan Lokal di antara Komunitas-Komunitas Pesisir di Papua Barat Willy Daeli; Rizky Januar; Dean Affandi; Bonifasius Y. Lody Maturbongs
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.3.2021.65-77

Abstract

Hutan Bakau memiliki peranan penting dalam menahan laju perubahan iklim. Ekosistem ini mampu menyimpan kandungan karbon empat kali lebih besar dibandingkan dengan hutan hujan tropis. Wilayah pesisir merupakan rumah bagi masyarakat pesisir yang menggantungkan hidup pada lingkungan sekitar mereka. Masih sedikit kajian yang membahas mengenai peran masyarakat pesisir dalam menjaga hutan bakau, khususnya dalam upaya mengimplementasikan Provinsi Papua Barat sebagai provinsi konservasi. Studi menggunakan metode kualitatif untuk mengkaji bagaimana masyarakat pesisir mengelola sumber daya alam bakau dan kaitannya dengan pengelolaan sumber daya alam lain. Wilayah penelitian meliputi kampung yang menjadi lokasi penelitian adalah Kampung Kambala Distrik Buruway Kabupaten Kaimana, Kampung Mandoni Distrik Kokas Kabupaten Fakfak, Kampung Modan Distrik Babo Kabupaten Teluk Bintuni, Kampung Mugim Distrik Matemani Kabupaten Sorong Selatan, Kampung Nusa Distrik Matemani Kabupaten Sorong Selatan, dan Kampung Wailebet, Distrik Batanta Selatan, Kabupaten Raja Ampat. Diversifikasi pemanfaatan ekosistem bakau oleh komunitas pesisir berdasarkan pada pemenuhan kebutuhan subsistensi dan ekonomi. Hasil kajian ini mengungkapkan bahwa terdapat dua tipologi komunitas pesisir di Papua Barat berdasarkan karakter pemanfaatan dan pengelolaan hutan bakau yang secara aktif dan pasif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa masyarakat pesisir merupakan bagian integral dan penting yang mampu berkontribusi terhadap implementasi provinsi konservasi. Ragam mata pencaharian serta kekayaan budaya berupa aturan-aturan lokal yang disepakati bersama merupakan modal untuk menuju pengelolaan hutan bakau secara berkelanjutan.
Uji Lapang dan Analisis Kelayakan Ekonomi Mesin Parut dan Ekstraksi Pati Sagu Produksi Bengkel Permesinan Agroindustri Fateta Unipa Ivensius Alua; Darma; Meike M. Lisangan
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.3.2021.25-35

Abstract

Bengkel Permesinan Agroindustri Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Papua telah memproduksi mesin parut dan ekstraksi pati sagu. Penelitan ini bertujuan uji lapang dan analisis kelayakan ekonomi mesin tersebut. Mesin yang diuji terdiri dari mesin parut sagu tipe silinder varian-02 dan mesin ekstraksi pati sagu varian-01. Uji lapang dilakukan di Kampung Maryaidori, Distrik Supiori Selatan, Kabupaten Supiori. Hasil uji lapang menunjukkan bahwa semua bagian mesin berfungsi dengan baik dan mesin mudah dioperasikan dan selama pengujian tidak ditemui adanya kendala teknis. Hasil kinerja mesin parut pada kondisi lapang adalah: kapasitas pemarutan 920 kg/jam dan konsumsi bahan bakar 1,7 liter/jam. Kinerja mesin ekstraksi: kapasitas ekstraksi 275,2 kg ela/jam, konsumsi bahan bakar 0,6 liter/jam, rendemen pati basah 32,12%, hasil pati 314,4 kg/pohon dan kehilangan pati pada ampas 1,07%. Secara ekonomi, mesin ini dikatagorikan layak dengan nilai BC ratio 2,16.
Pengaruh Perubahan Fungsi Hutan terhadap Keanekaragaman Katak: Studi Kasus di Prafi, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari Keliopas Krey; Amaul Nur Apsyari; Yance de Fretes
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.3.2021.47-64

Abstract

Hutan tropis dataran rendah diketahui merupakan habitat penting bagi berbagai spesies flora dan fauna. Hutan tropis juga berperan penting untuk menjaga fungsi hidrologis dan saat diketahui memilih fungsi penting dalam menjaga gas rumah kaca, salah satu penyebab perubahan iklim global. Namun, hutan tropis banyak telah konversi ke berbagai fungsi non hutan, seperti perkebunan komersial. Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki hutan tropis terluas kedua di dunia. Walaupun pemerintah dan penggiat konservasi telah berusaha untuk menjaga perubahan fungsi hutan, tetapi perubahan fungsi hutan terus terjadi sejalan dengan pertambahan penduduk dan kebutuhan pembagunan. Penelitian ini dirancang untuk meneliti dampak perubahan fungsi hutan ke non hutan terhadap keragaman katak di Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari. Membandingkan keragaman katak pada 3 fungsi hutan: hutan sekunder, perkebunan sawit dan perkebunan kakao. Hasil penelitian ini menunjukkan konservasi hutan ke non hutan memberikan dampak negatif terhadap keragaman katak. Konversi hutan juga memberikan kesempatan pada spesies yang diintroduksi seperti Duttaphrynus melanostictus, Fejervarya cancrivora dan F. limnocharis hidup dan mendominasi habitat baru ini. Suatu hal menarik adalah bahwa tidak ada satupun spesies asli Papua yang dapat diamati di perkebunan, walaupun perubahan atau konversi hutan telah terjadi sekitar 40 tahun lalu. Penelitian ini juga memastikan kehadiran spesies introduksi baru F. limnocharis di Prafi. Spesies ini mungkin dimasukkan secara tidak sengaja ke Tanah Papua.
Model Environmentally Sensitive Area (ESA) sebagai Penentu Pola Ruang Kabupaten Kaimana Insan Fahmi; Syartinilia; Rofifah Aulia
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.3.2021.37-46

Abstract

Kabupaten Kaimana merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Papua Barat yang memiliki peat and mangrove ecosystem (PME). Berdasarkan model environmentally sensitive area (ESA), sebagian besar Kabupaten Kaimana berada di dalam kawasan dengan sensitivitas tinggi. Model ESA dibuat dengan menganalisis 21 kriteria di antaranya adalah mangrove, gambut, kelerengan, elevasi, dan garis pantai. Dua puluh satu kriteria tersebut diberikan bobot dan dijumlahkan lalu diberikan ambang batas sebesar 60% menghasilkan 82% Kawasan sesnsitivitas tinggi di Provinsi Papua Barat. Sensitivitas tinggi yang ditnjukkan model ESA mengindikasikan kerentanan kawasan yang berarti sangat rentan akan bencana alam. Ini berarti kawasan dengan sensitivitas tinggi harus dilindungi. Saat ini, Kabupaten Kaimana hanya memiliki kawasan lindung sebesar 33,59% yang sangat jauh dari target 70% agar sejalan dengan provinsi konservasi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan Model ESA dengan Pola Ruang eksisiting untuk mendapatkan kawasan lindung minimal 70% sesuai komitmen provinsi konservasi. berdasarkan model ESA, sebagian besar kawasan budidaya di Kabupaten Kaimana memiliki sensitivitas tinggi. Pola Ruang Kabupaten Kaimana yang memiliki 27 jenis digolongkan ke dalam fungsi lindung dan fungsi budidaya dikategorikan kembali menjadi tiga kelas berdasarkan intensitas dominasi manusia. Dengan menggunakan analisis dissolve untuk mengkategorikan pola ruang dan intersect untuk menilai pola ruang menggunakan ESA, didapatkan empat kombinasi, yaitu lindung mutlak, budidaya, tambahan lindung prioritas 1, dan tambahan lindung prioritas 2. Berdasarkan penjumlahan lindung mutlak dengan tambahan lindung prioritas 1 juga lindung prioritas 2, Kabupaten Kaimana harus memiliki kawasan lindung sebanyak 87, 69% atau sedikit-dikitnya sebesar 80,72%.

Page 1 of 1 | Total Record : 6