cover
Contact Name
Anrial
Contact Email
anrialma@gmail.com
Phone
+6285274498672
Journal Mail Official
jdk@iaincurup.ac.id
Editorial Address
Jl. Dr. Ak. Gani No. 01, Dusun Curup, Rejang Lebong, Bengkulu, Indonesia
Location
Kab. rejang lebong,
Bengkulu
INDONESIA
Jurnal Dakwah dan Komunikasi
ISSN : 25483293     EISSN : 25483366     DOI : http://doi.org/10.29240/jdk
Jurnal Dakwah dan Komunikasi is a scientific journal published by IAIN Curup. This journal specializes in the study of dakwah and communication. The managers invite scientists, scholars, professionals, and researchers in the disciplines of Dakwah and Communications to publish their research results after the selection of manuscripts, review of partners, and editing process. This journal is published every May and November every year.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2020)" : 6 Documents clear
Peace Journalism not Alive? (menganalisis peran media terhadap pemberitaan peace journalism pada konflik PT. Freeport di Papua) Hariya Toni; Intan Kurnia Syaputri
Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/jdk.v5i1.1608

Abstract

Media memiliki potensi untuk memainkan peran dalammembantu menentukan perdamaian konflik dan resolusi konflik atau membina ketegangan dalam konflik. Paper ini bercerita tentang bagaimana peran media dalam konflik, khusunya mengintegrasikan praktik peace journalism pada konflik PT. Freeport di Papua, apakah peace journalism itu sudah diterapkan ataukah pemberitaan yang ada malah mengarah kepada war journalism. Pembahasan pada paper ini dimulai dari mengkaji konsep konflik, makna perdamaian dan peace journalism, wacana media tentang perdamaian serta resolusi konflik dan tranformasi media. Dari analisis yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan beberapa media online belum dapat mewujudkan peace journlism atau membuat pemberitaan konflik yang damai. Pemberitaan yang menyangkut konflik PT. Freeport di Papua media cenderung membawa perannya sebagai issue intensifier. Framing dan agenda setting yang dibuat media cenderung berorientasi kepada kekerasan, hal ini mengindikasikan bahwa peace journalism belumlah hidup dalam pemberitaan konflik. Media tidak bisa terbebas dari penyajian pemberitaan konflik yang selalu melibatkan ada pihak yang ‘menang’ dan ‘kalah’ karena pada dasarnya media berupaya untuk “menjual” pemberitaan konflik tersebut.
Disorientasi Makna Jihad Dalam Komik Jihad Selfie (Analisis Semiotika Roland Barthes) Ivan Sunata
Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/jdk.v5i1.1609

Abstract

Penelitian ini mengangkat sebuah kisah nyata kehidupan seorang mahasiswa Indonesia yang kuliah Imam Katip High School di Turki, yakni Teuku Akbar Maulana. Suatu hari godaan berat muncul dan hampir mengubah jalan hidupnya. Ia nyaris bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah, mengikuti jejak temannya.Salah satu faktor ketertarikannya bergabung dengan ISIS adalah propaganda di media sosial berupa penayangan anggota ISIS memegang dan menggunakan senjata.Atas dasar itu, Teuku Akbar Maulana mempersepsikan bahwa jihad itu identik dengan senjata dan sebagainya.Oleh karena itu, penelitian ini akan mengungkapkan beberapa kesalahan Teuku Akbar dan pelajar Indonesia lainnya dalam memahami makna jihad sesungguhnya.Tujuan penelitian ini untuk mengungkap bentuk-bentuk disorientasi makna jihad yang terkandung pada komik jihad selfie. Jenis penelitian yang digunakan kualitatif, yaitu suatu metode untuk mendapatkan gambaran yang objektif  terhadap variabel yang diteliti yang kesimpulannya berupa prediket. Penelitian kualitatif sering disebut penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Pendekatan yang digunakan adalah semiotika Roland Barthes.Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, dan seluruh kebudayaan sebagai tanda.[1] Sedangkan tanda didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensional sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Semiotik dapat digunakan untuk meneliti bermacam-macam teks. Teks disini adalah isi media yang tampil dalam wujud apa saja, seperti tayangan televisi, berita surat kabar, konser musik, film, iklan, fasion, fiksi, puisi, dan drama.[2]Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, dokumen, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.[3]Kemudian penulis menganalisis kata demi kata, kalimat demi kalimat, dan wacana yang terdapat pada komikJihad Selfie. Analisis dalam penelitian ini adalah teks-teks yang berkaitan dengan disorientasi makna jihad yang terdapat di dalam komik Jihad Selfie. Langkah-langkah analisis yang akan dilakukan peneliti adalah mendeskripsikan data yang diperlukan dari komik Jihad Selfie. Kemudian, data yang berupa teks tersebut dibaca secara kualitatif deskriptif. Tanda yang digunakan dalam komik lalu akan diinterpretasikan sesuai dengan disorientasi makna jihad, sehingga makna novel akan dapat dipahami baik pada tataran pertama (denotatif), maupun pada tataran kedua (konotatif). Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat disorientasi makna jihad pada diri Teuku Akbar Maulana dan pelajar-pelajar Indonesia lainnya yang bergabung dengan ISIS. Beberapa bentuk penyimpangan makna jihad diantaranya sebagai berikut; (1) Jihad identik dengan senjata, (2) Dengan memegang senjata dan atribut militer lainnya akan terlihat seperti anggota TNI bahkan legih gagah dari anggotaTNI (3) Jihad bisa membawa pelakunya mengelilingi kota-kota di Timur Tengah, (4) Terdapat berbagai fasilitas yang mewah bagi para mujahid.
Pemanfaatan Internet dan Agenda Setting Media Massa Yuyun Yumiarti; Bakti Komalasari
Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/jdk.v5i1.1610

Abstract

Siswa MA dan pesantren harus selalu mengupdate ilmu dan informasi serta mampu mengunakan dan menguasai teknologi informasi, salah satunya dengan pemanfaatan internet.Tulisan ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan internet sebagai referensi siswa MA?bagaimana hambatan dalam pemanfaatan internet oeleh siswa?  serta bagaimana agenda setting media mempengaruhi persepsi siswa terhadap informasi yang bersumber dari media massa?Hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan internet sebagai oleh siswa MA dipengaruhi beberapa faktor: 1) faktor eksternal, seperti ketersediaan media, 2) faktor internal, antara lain adalah motif kognitif dan afektif. Siswa masih belum memanfaatkan internet sebagai salah satu sumber referensi utama dalam belajar.Buku dan modul masih merupakan sumber referensi utama siswa MA.Pemanfaatan internet oeleh siswa MA masih didominasi sebagai hiburan. Hambatan siswa dalam pemanfaatan internet sebagai sumber referensi antara lain: akses internet yang terbatas, kurangnya pemahaham tentang fitur-fitur internet, pemanfaatan internet untuk komunikasi dan hiburan, disfungsi media massa antara lain  pertama, kepatuhan sosial lari dari kesibukan serta memungkinan penciptakan kepanikan, penekanan berlebihan pada objek tertentu.Persepsi siswa terhadap informasi yang bersumber dari media massa, sebagian siswa dalam mencari referensi dari internet tidak terlalu mementingkan kredibilitas komunikator. Dalam mencari kebutuhan informasi sebagian besar siswa melihat judul yang bombastis dan sensasional.Siswa MA merupakan khalayak aktif yang memilih media berdasarkan kebutuhan mereka. Media ikut menentukan apa agenda penting atau informasi penting bagi siswa.
Komunikasi Sosial Jamaah Suluk dalam Kehidupan Sosial Keagamaan di Desa Suka Datang Rejang lebong Robeet Thadi
Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/jdk.v5i1.1611

Abstract

Tujuan penelitian ini mengetahui bagaimana komunikasi sosial jama’ah suluk tarekat naqsyabandiayah dengan masyarakat dalam kehidupan sosial keagamaan di desa Suka Datang Rejang Lebong. Penelitian ini dilakukan dalam kerangka penelitian deskriptif kualitatif, metode studi kasus. Informan penelitian meruapakan pengurus jama’ah Tarekat Naqsyabandiyah dan masyarakat desa Suka Datang, informan diperoleh dengan teknik snowball sampling. Data didapat melalui wawancara mendalam, observasi partisipan dan dokumentasi.Data di analisis dengan tahapan reduksi, penyajian, penarikan dan verifikasi.Uji keabsahan data melalui ketekunan pengamatan, triangulasi, pengecekan sejawat melalui diskusi.Komunikasi sosial antara jama’ah tarekat naqsyabandiyah dengan masyarakat di desa Suka Datang kecamatan Curup Utara Rejang Lebong sudah terjalan cukup baik, hal ini dilihat dari sikap pengurus jama’ah tarekat naqsyabandiyah yang mengingatkan keterlibatan dan andil masyarakat sekitar khususnya masyarakat desa Suka Datang terhadap kegiatan-kegiatan jama’ah tarekat naqsyabandiyah,dalam acara zikir akbar dan haul wafatnya pembawa ajaran tarekat naqsyabandiyah ke kabupaten Rejang Lebong, masyarakat dilibatkan dalam kepanitian.Walau tidak seluruh masyarakat dilibatkan tetapi pengurus tarekat naqsyabandiyah telah menunjukan esistensi diri di tengah-tengah masyarakat desa Suka Datang kecamatan Curup Utara, pengurus Suluk membaur dalam kegiatan yang diadakan masyarakat seperti pada acara kematian, pernikahan serta shalat jumat berjamah.
Analisis Framing Pemberitaan Debat Kandidat Calon Presiden Tahun 2019 di Koran Harian Padang Ekspres Rifa Yanas
Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/jdk.v5i1.1607

Abstract

Pemberitaan media massa sepanjang Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2014 meninggalkan potret yang mencoreng prinsip dan kode etik jurnalisme di Indonesia. Perusahaan pers dianggap tidak netral dan tidak berimbang dalam memberitakan calon presiden dan wakil presiden yang bertarung dalam proses pemilu. Tidak tertutup kemungkinan hal serupa kembali terjadi di pemilu tahun 2019. Di Sumatra Barat, Harian Padang Ekspresmerupakan  media cetak harian yang memiliki oplah terbesar dan menjangkau banyak khalayak pembaca. Realitas peristiwa seputar kampanye pemilu, dikontruksi secara berbeda oleh ketiga media cetak ini melalui proses framing.Tipe penelitian ini adalah kualitatif menggunakan paradigma konstruktivis dengan model analisis framing William A Gamson yang menekankan adanya ide sentral dalam setiap pembingkaian berita oleh media massa. Ide sentral tersebut didukung oleh perangkat framing berupa metafora, catchphrases, exemplar, depiction dan visual images. Selain itu ide sentral juga dikuatkan dengan adanya perangkat penalaran berupa roots, appeals to principle dan consequences. Dengan model ini, kemasan peristiwa yang ditampilkan melalui proses framing oleh media massa dapat dianalisa dalam rentang tertentu. Namun tidak sampai menyimpulkan persetujuan dan tidak setuju ataupun keberpihakan dan tidak berpihaknya media massa tersebut kepada salah satu calon kandidat peserta pemilu.Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan unit berita yang diteliti dari Harian Padang Ekspres sebagai objek penelitian memiliki ide sentral yang beragam.
Gaya Bahasa Penyuluh Agama Dalam Berdakwah Terhadap Masyarakat Plural Maulida Fitri; Siti Masturoh
Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/jdk.v5i1.6825

Abstract

Indonesia has a variety of cultures so that it makes a plural society. With this diversity, it is a challenge for religious educators to use a style of language that is in accordance with the characteristics of a plural society. This article, which uses a qualitative descriptive approach, aims to look at the various styles of language that can be used by religious instructors. The results show that preachers should use qaulan ma'rufa or good words, qaulan sadida or true words, qaulan baligha or words that leave an impression, qaulan maysura or noble words, qaulan karima, namely communicating using noble words and qaulan layyina , communicating with a gentle attitude towards a plural society.

Page 1 of 1 | Total Record : 6