cover
Contact Name
Aan Budianto
Contact Email
jurnaleltarikh@radenintan.ac.id
Phone
+6282289930331
Journal Mail Official
jurnaleltarikh@radenintan.ac.id
Editorial Address
Prodi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung JL. Sukarame, Kec. Sukarame, Kota Bandar Lampung, Lampung 35131
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Jurnal El Tarikh: Journal of History, Culture, and Islamic Civilization
ISSN : 27747999     EISSN : 27748723     DOI : https:dx.doi.org/10.24042
JHCC covers all areas and periods in Indonesian, Southeast Asia,and World history, culture, and Islamic civilization. It deals with all aspects of the history including of Islamic, Language, Education, Economics, Culture, Politics, Social, Antropologi, Exegesis, Hadits, and Philology. All historical approaches are also welcomed. This journal accepts on diverse formats includes the article from scientific forums, review essays, and special issues. The editor also received a book review to be published in a special section of the publication. The articles can be written to be submitted in Indonesia and English.
Articles 56 Documents
Dampak Pemikiran As-Syaibani Bagi Pembangunan Perekonomian Dinasti Abbasiyah (750- 804 M) Ahmad Gurdachi; Hasan Afabel
El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization Vol 2, No 1 (2021): El-Tarikh
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.954 KB) | DOI: 10.24042/jhcc.v2i1.7759

Abstract

Tulisan ini mencoba mengemukakan pemikiran ekonomi Abu Abdullah Muhammad bin Hasan bin Farqad Jazariya As-Syaibani atau yang lebih dikenal dengan As-Syaibani. Ia lahir di kota Wasith 132 H/750 M. Pemikiran ekonomi As-Syaibani ia tuangkan dalam lima unsur pokok yaitu 1. Al-Kasb (Kerja), 2. konsep kekayaan dan kefakiran, 3.  Mengklasifikasi usaha-usaha perekonomian 4. kebutuhan-kebutuhan ekonomi dan 5. distribusi pekerjaan. Menurut As-Syaibani, usaha-usaha dalam memajukan perekonomian Islam pada masa Dinasti Abbasiyah terbagi menjadi empat, yaitu: 1). Sewa-menyewa, 2). Pertanian, 3). Perdagangan dan 4). Perindustrian. Pemikiran As-Syaibani akhirnya berdampak pada ekonomi Dinasti Abbasiyah.dalam memajukan perekonomian Abbasiyah, As-Syaibani lebih mengutamakan usaha pertanian dari pada dengan yang lainnya, hal ini bertujuan agar menyejahterakan  masyarakat bawahan, dimana kebutuhan primer dan sekunder didapatkan dari dari hasil  bertani yang menunjang berbagai kebutuhan masyarakat.As-Syaibani juga menganjurkan untuk berbondong-bondong membangun berbagai usaha dalam bidang industri, sehingga kota baghdad akhirnya menjadi kota yang ramai, dan menjadi kota pusat perniagaan.Penelitian ini merupakan penelitian sejarah dengan pendekatan fenomenologi, penelitian sejarah karena konteksnya adalah masa lampau, sedangkan pendekatan fenomenologi menganalisis tentang fenomena dan pengalaman tokoh As-Syaibani dalam membahas pemikiran ekonomi dan pembangunan pada masa Dinasti Abbasiyah. Kata kunci: Pemikiran, Ekonomi Islam, As-Syaibani
Problematika Dan Alternatif Inovasi Pembelajaran Sejarah Islam Uswatun Hasanah
El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization Vol 1, No 2 (2020): Jurnal El Tarikh
Publisher : UIN Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.961 KB) | DOI: 10.24042/jhcc.v1i2.6535

Abstract

Pembelajaran sejarah Islam memiliki peran yang sangat penting dalam mengenal dan menghayati sejarah Islam dan belajar dari nilai dan ibrah yang terkandung di dalam setiap peristiwa sejarah Islam untuk meningkatkan kualitas kecerdasan, sikap dan kepribadian siswa. Penelitian ini mengkaji problematika dan alternatif dalam inovasi pembelajaran sejarah Islam yang dilakukan dengan pendekatan desktiptif berbentuk studi pustaka. Terdapat berbagai permasalahan dalam pembelajaran sejarah Islam yakni miskonsepsi mengenai pembelajaran sejarah Islam, kurangnya alokasi waktu pelajaran, kurangnya inovasi dan variasi strategi pembelajaran yang berimbas pada menurunnya minat, motivasi dan prestasi siswa dalam pembelajaran sejarah Islam. Oleh karena itu, pembelajaran  sejarah Islam harus dioptimalkan dengan inovasi dan kreatifitas variasi penggunaan media dan strategi pengajaran. Dengan pengoptimalan inovasi strategi dan media pembelajaran akan dapat menciptakan situasi dan kondisi yang mendukung proses belajar yang efektif dan efisien khususnya dalam memberikan pengalaman belajar yang kondusif sehingga dapat membangkitkan minat dan semangat belajar serta mempermudah pemahaman sejarah Islam.
Menanamkan Nilai Persatuan Dan Kesatuan Melalui Pembelajaran Sejarah Mus Lim
El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization Vol 2, No 1 (2021): El-Tarikh
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.644 KB) | DOI: 10.24042/jhcc.v2i1.6486

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan peran pendidikan sejarah dalam upaya menanamkan nilai-nilai patriotisme melalui keteladanan tokoh sejarah masa pergerakan nasional. Metode kajian ini, kualitatif deskriptif, metode yang menyajikan temuan dalam bentuk deskriptif kalimat yang rinci, lengkap, mendalam untuk mendukung penyajian data. Hasil kajian: 1) Wujud materi sejarah masa pergerakan nasional, 2) Pembinaan nilai-nilai keteladanan dalam pendidikan sejarah. Pertama, berbicara. Dalam berbicara peserta didik diharuskan menggunakan kata-kata yang baik dan tutur kata yang sopan. Kedua, tingkah laku. Peserta didik akan cenderung selalu meniru perilaku orang dewasa, dalam hal ini ialah gurunya sendiri, karena itu guru sejarah harus berusaha semaksimal mungkin menampilkan perilaku terpuji. Ketiga, keteladanan sikap, adil, jujur, tanggung jawab, dan juga mengajarkan pada peserta didik bagaimana menghargai sesama teman yang berbeda dengannya baik itu kaitannya dengan suku, ras, dan lingkungan sosial budaya lainnya dalam rangka membangun persatuan dan kesatuan nasional serta semangat patriotisme.
Relevansi Pemahaman Islam Madzhab Ciputat & Himpunan Mahasiswa Islam Terhadap Perkembangan Tradisi Keilmuan Islam Dan Gerakan Pemikiran Samudra Eka Cipta; Taufan Sopian Riyadi
El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization Vol 1, No 2 (2020): Jurnal El Tarikh
Publisher : UIN Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.172 KB) | DOI: 10.24042/jhcc.v1i2.6488

Abstract

Selama periode 1980an  menjadi awal penting dalam sejarah Gerakan Mahasiswa Islam di Indonesia. Periode tersebut dikenal sebagai awal kebangkitan pemikiran dikalangan akademisi. Hal tersebut didukung dengan penerapan Azas Tunggal Pancasila oleh pemerintah Orde Baru sebagai upaya deislamisasi  melalui berbagai kebijakannya. Tentunya kebijakan tersebut mendapat respon oleh para akademisi dan mahasiswa di berbagai universitas islam. IAIN Jakarta menjadi episentrum dari perkembangan pergerakan pemikiran Islam. Banyak cendekiawan-cendekiawan terkemuka seperti Azyumardi Azra, Dawam Rahardjo, Harun Nasution dan Nurcholis Madjid serta beberapa tokoh lainnya merupakan penggerak. Atas usaha yang dilakukan tokoh-tokoh yang disebutkan maka dikenalah sebagai Islam Madzhab Ciputat. Saat ini perkembangan Madzhab Ciputat tidak terlepas dari HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dikarenakan kebanyakan dari tokoh-tokoh penggerak merupakan alumnus HMI. Penelitian ini terdapat beberapa rumusan masalah diantaranya, 1) bagaimana perkembangan politik Orde Baru terkait dengan  relasi Islam-Negara?, 2) bagaimana pandangan Madzhab Ciputat tentang Islam?, 3) bagaimana orientasi HMI terkait dengan ke-Indonesiaan 
Islam dan Demokrasi di Pakistan Fitri Wulandari
El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization Vol 2, No 1 (2021): El-Tarikh
Publisher : UIN Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.267 KB) | DOI: 10.24042/jhcc.v2i1.7882

Abstract

Pakistan is an Islamic country with the third largest Muslim population in the world. However, the size of the Muslims here is inversely proportional to the recognition of Pakistan as an insecure and conflict-prone country. In fact, the use of Islam as the state ideology is not always easy in implementing Islamic law perfectly. Islam, which is manifested as an ideology in its elaboration, has not yet reached a national consensus, especially to find a common ground between Islam and democracy. This journal writing aims to examine more deeply the application of Islam and democracy in Pakistan. To approach the problem, this study uses a political sociology approach by referring to the theory put forward by John L. Esposito and James P. Piscatory. Collecting data in this study using techniques library research, while in the analysis using qualitative sources and other supporting sources. This research results in the finding that there is a mutually interesting relationship between Islam and democracy in government in Pakistan. This occurs because of differences in views between Islamic groups in interpreting Islam as the state ideology. This difference is what causes the application of Islamic law to not necessarily coincide with democratic practices in Pakistan.
Perubahan Wewenang Penghulu Pasca Keluarnya Staatsblad 1937 No 116 Kasunanan Surakarta Tahun 1937-1940 M agus triyanta
El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization Vol 1, No 2 (2020): Jurnal El Tarikh
Publisher : UIN Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.932 KB) | DOI: 10.24042/jhcc.v1i2.7757

Abstract

 The leader is a religious officer who is part of the traditional bureaucracy in Kasunanan Surakarta. In charge of taking care of religious matters, judges at the religious court maintain the continuity of Islamic law in Kasunanan Surakarta. Along with the strong influence of the Dutch colonial government in Kasunanan Surakarta in the 19th century AD, it brought major changes to the authority of the head of the Kasunanan Surakarta. The Dutch colonial government policy issued a regulation published in Staatsblad (State Sheet) of 1937 No. 116 regulating the authority of the pengulu limited to family law. The policy of the Dutch colonial government caused a strong reaction of protests among the top leaders of all Javanese Madura gathered in Surakarta against the policy of the Dutch colonial government to express rejection of the issuance of a regulation published in Staatsblad 1937 No 116. Dutch colonial government policy issued Staatsbalad regulations 1937 number 116 in Kasunan Surakarta it is a form of castration of Islamic law replaced by customary law with the aim of facilitating the movement of the colonial government to control the land owned by the land of Putara. This research uses historical methods and uses a sociological approach and uses the concepts used in this study, the concept of the upstream, change, and authority. This research uses historical methods consisting of heuritic, verification, interpretation and historiography to collect data using the library study (Liberay Rereach). This paper focuses on changes in the authority of the leader after the release of Staatsblad 1937 No 116 in Kasunan Surakarta.Keywords: Changes in the Wewenang, Penghulu,  Kasunanan Surakarta
Historiografi Islam Kesarjanaan Barat dalam Tinjauan Ortodoksi dan Heterodoksi Ahmad Labib Majdi
El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization Vol 2, No 1 (2021): El-Tarikh
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.552 KB) | DOI: 10.24042/jhcc.v2i1.7886

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis historiografi Islam kesarjanaan Barat dalam sudut pandang ortodoksi dan heterodoksi. Narasi dan historiografi Islam kesarjanaan Barat yang berusaha untuk didudukkan posisinya adalah karya-karya historiografi yang tergolong pada karya-karya revisionis moderat dan radikal. Untuk tujuan ini, dirumuskan konsep ortodoksi-heterodoksi dalam kajian sejarah Islam. Artikel ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif kepustakaan dengan sifat analisis deskriptif-eksplanatif-interpretatif dan menggunakan pendekatan historis-filosofis sebagai alat bantu analisis. Temuan yang didapatkan adalah jika dilihat dari narasinya, maka karya historiografi revisionis dapat dipandang heterodoks, tetapi jika dilihat dari epistemolog-metodolog, maka dapati diposisikan sebagai ortodoks. Namun, karena dua istilah ini kadang tidak diterima begitu saja, maka artikel ini juga menawarkan kajian sejarah Islam kesarjanaan Barat yang menghasilkan historiografi Islam revisionis sebagai sebuah kajian yang ada pada tataran ortopraksi. Dengan tawaran demikian, karya historiografi Islam revisionis tidak perlu ditolak dari segi epistemologi dan metodologinya, walaupun tidak dapat diterima sepenuhnya dari sisi hasil temuan atau kesimpulan.
Nilai-Nilai Moral Kisah Nabi Adam As Di Dalam Al-Qur’an siti maftukhatul, khoiriyah; Sufyan Syafii
El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization Vol 1, No 2 (2020): Jurnal El Tarikh
Publisher : UIN Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.954 KB) | DOI: 10.24042/jhcc.v1i2.7832

Abstract

This study aims to determine the explanation of verses reletad to the story of creation and the story of Prophet Adam AS descent on this earth, as well as the moral values of the story Prophet Adam AS that can be applied in social life. This type of research is descriptive qualitative in the form of library research. This study uses a qualitative method whit a historical approach. The data collection technique in this research is documentation. The documentation that the author uses as a primary sourse is the book Shahih Qashash al-Qur’an creation Dr. Hamid Ahmad Thahir, while for secondary sources, namely books, literature, and reading related to the story of Prophet Adam AS. From the research it was found that Prophet Adam AS was the first human being created by Allah SWT from the soil. Apart from that, some of the verses of the al-Qur’an also explain that the creation of human descendants of Prophet Adam AS came from nuthfah. Allah SWT gave the task and responsibility to Prophet Adam AS and his descendants as abdillah and caliph on earth. The moral values contained in the story of the Prophet Adam AS are; humble, fair, encouragement to study, gratitude and help, advice to stay away from arrogant and belittling others, advice to be careful with devil’s tempatation, advice to immediately repent for mistakes made, forgiving, petience and tawakkal, as well as advice to avoid jealousy and resestment. Keyword: The story of Prophet Adam AS, The Caliph, and Moral Value.
Pemikiran Ki Bagus Hadikusuma tentang islam dan negara dalam perumusan dasar negara Indonesia (1945-1953) Qisthi Faradina Ilma Mahanani
El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization Vol 1, No 2 (2020): Jurnal El Tarikh
Publisher : UIN Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.015 KB) | DOI: 10.24042/jhcc.v1i2.6517

Abstract

AbstrakWacana negara Islam dan penerapan syariat Islam telah menjadi isu tak berujung untuk dibahas. Sejarah mencatat masalah ini telah dimulai sejak perumusan dasar negara Indonesia. Ada yang menginginkan syariat Islam harus ditegakkan dan ada juga yang menggunakan sikap toleransi kebangsaan dalam perumusan dasar negara. Para tokoh yang berbicara dalam hal tersebut antara lain: Mohammad Yamin, Mohammad Hatta, Ki Bagus Hadikusuma, Supomo, Sukarno, dan tokoh-tokoh lainnya. Tulisan ini mencoba untuk mengeksplorasi pemikiran Ki Bagus Hadikusuma mengenai Islam dan Negara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri: heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini juga menggunakan beberapa pendekatan, antara lain: sosiologis, politik dan agama. Ki Bagus Hadikusuma adalah salah satu tokoh intelektual, pejuang, politikus, sekaligus ulama di Indonesia. Perjuangan Ki Bagus Hadikusuma dalam menegakkan syariat Islam terlihat saat keikutsertaannya dalam panitia BPUPKI dan PPKI. Latar belakang keislaman membuat Ki Bagus Hadikusuma ingin menerapkan syariat Islam dalam dasar negara. Awal perumusan dasar negara, Ki Bagus Hadikusuma mempertahankan 7 kata dalam dasar negara yang berbunyi “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” yang kemudian terjadi penghapusan 7 kata tersebut. Ki Bagus Hadikusuma menanggalkan pemikiran tentang dasar negara Islam dan menerima Pancasila sebagai dasar negara.Kata kunci: Ki Bagus Hadikusuma, Islam, dan negara 
Jaringan Tarekat: Pemikiran Dan Gerakan Keagamaan Di Sulawesi Tengah Abad XIX-XX M Muhammad Nur Ichsan Azis
El Tarikh : Journal of History, Culture and Islamic Civilization Vol 2, No 1 (2021): El-Tarikh
Publisher : UIN Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.691 KB) | DOI: 10.24042/jhcc.v2i1.8456

Abstract

Gerakan Tarekat merupakan isu yang berkembang di Nusantara pada masa-masa awal penyebaran Islam, terutama  abad ke-14 M. Perkembangan gerakan ini tidak lepas dari banyaknya penyebar ajaran Islam yang melihat bahwa masyarakat Nusantara memiliki keunikan khusus dalam mempraktikkan kehidupan beragama. Pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 gerakan tarekat menjadi salah satu altrenatif masyarakat Muslim untuk dapat terus eksis. Tulisan ini menggunakan metode sejarah: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil dari kajian ini dtemukan bahwa gerakan tarekat yang berkembang di Sulawesi Tengah membentuk jejaring, baik melalui relasi guru-murid, atau bahkan jejaring niaga. Mereka juga mengembangkan cara berfikirnya melalui gerakan-gerakan keagamaan yang mudah diterima di tengah masyarakat. Tidak hanya melalui afiliasi dan gerakan politik, namun juga pada ranah pendidikan. Di Sulawesi Tengah jaringan tarekat berkembang melalui relasi pendidikan atau hubungan guru-murid yang mendalami ajaran Islam hingga sampai ke Haramayn. Selain itu, mereka juga menanamkan ajaran pemikiran yang tetap melihat konteks masyarakat Muslim di daerah tersebut.Kata Kunci: Tarekat, Jejaring, Sulawesi Tengah