cover
Contact Name
Rahayu Budhi Handayani
Contact Email
rahayu.handayani@ciputra.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalmoda@ciputra.ac.id
Editorial Address
CitraLand CBD Boulevard, Made, Kec. Sambikerep, Kota SBY, Jawa Timur 60219
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Moda : The Fashion Journal
ISSN : 26565005     EISSN : 26558203     DOI : https://doi.org/10.37715/moda.v3i1.1795
Core Subject : Art,
MODA merupakan jurnal akademik yang diterbitkan secara online oleh Program Fashion Product Design Universitas Ciputra. Jurnal ini merupakan kompilasi dari hasil penelitian, produksi, perancangan, review teori dan literatur maupun praktik-praktik bisnis dari produk-produk fashion, yang tidak terbatas dalam ruang lingkup nasional namun juga dalam kajian internasional. Nama Moda, diambil dari bahasa Italia yang artinya Fashion dalam bahasa Indonesia. Harapannya ke depan Moda dapat menjadi salah satu rujukan mutakhir dan terpercaya di bidang produk fashion baik secara akademik maupun industri. . Artikel yang dimuat belum pernah diterbitkan di media lain dan atau proceeding ber-ISBN/ISSN. Isi artikel beserta semua akibat yang ditimbulkan oleh artikel itu menjadi tanggung jawab penuh penulisnya.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 5 No. 2 (2023): MODA" : 5 Documents clear
Perancangan Busana Ready-to-Wear dengan Konsep Recycled Fashion dengan Teknik Tie Dye Kezia Clarissa Langi; Bruce Laurey; Tan Indra Janty
Moda : The Fashion Journal Vol. 5 No. 2 (2023): MODA
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/moda.v5i2.4045

Abstract

Recycled fashion is a sustainable way to recycle waste resources and solve global pollution problems. This process has attracted worldwide attention to partially solve the problem of discarding used clothing and dead stock of clothing. This final work utilizes sale stock from department store. The products on sale are products that are no longer of interest to buyers. In increasing the selling value of the product, the tie dye technique is used. This ready-to-wear collection is intended for men aged 20-30 years for casual use. This collection consists of 4 looks with oversized silhouettes. This collection shows that creative product designs from recycled fashion contribute to a sustainable and green environment.
FAST FASHION DAN IMPLEMENTASI SDGS 12.6.1 DI INDONESIA: KEWAJIBAN LAPORAN KEBERLANJUTAN PERUSAHAAN Valencia Ardella
Moda : The Fashion Journal Vol. 5 No. 2 (2023): MODA
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/moda.v5i2.4107

Abstract

Tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) dibuat dengan harapan ketercapaiannya pada tahun 2030, baik secara bertahap maupun secara keseluruhan. Maka, makalah ini akan menilik apa keterkaitan fenomena Fast Fashion dengan Target Sustainable Development Goals (SDGs) 12.6.1 dan seberapa jauh pelaksanaan Target Sustainable Development Goals (SDGs) 12.6 dengan indikator 12.6.1 di Indonesia. Penilikan keterkaitan dan pelaksanaan akan melalui pengamatan terhadap laporan data statistik dan analitik yang berhubungan dengan pola konsumsi dan pola produksi perusahaan-perusahaan sektor fesyen/industri mode. Lalu, pada akhirnya Penulis akan berpendapat dan berargumen untuk menjawab pertanyaan yang tertera pada Rumusan Masalah seperti keterkaitan dan pelaksanaan Target Sustainable Development Goals (SDGs) 12.6 dengan indikator 12.6.1 sebagai solusi dari fenomena Fast Fashion di Indonesia. Kata Kunci: Fenomena Fast Fashion, SDGs 12, Pola Konsumsi dan Pola Produksi yang Bertanggung Jawab
PERSPECTIVE OF GENERASI Z FASHION AS MANIFESTATION OF SOCIAL CONSTRUCTIONISM Dede Ananta; Asep Miftahul Falah
Moda : The Fashion Journal Vol. 5 No. 2 (2023): MODA
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/moda.v5i2.4113

Abstract

This study explores Generation Z's view of fashion as a manifestation of social constructionism. This research attempts to answer questions about how Generation Z understands and responds to fashion trends and how fashion trends play a role in the social construction of their identities. The research problem studied is the role of fashion in shaping self-perception and how social views influence the acceptance and interpretation of fashion trends by Generation Z. The basic design of this study uses qualitative methods with a phenomenological approach. Data was collected through observation and distribution of questionnaires with several participants from Generation Z, who represented various social and cultural backgrounds. The collected data is then analyzed thematically to identify key trends and emerging findings. The analysis shows that Generation Z sees fashion as a means to express their identity and build a social image with community groups. Fashion for them is not only about personal style but also a form of expression of their culture and social values. The main trend found is that Generation Z tends to be more inclusive and accepting of differences in fashion, rejecting stereotypes and rigid social norms. The interpretation of the results of this study shows that fashion for Generation Z is not just a tool to follow trends, but also a form of self-expression and social identity. In addition, they tend to reject social boundaries and fight for inclusivity in fashion.
PERANCANGAN MOTIF BATIK TULIS DIPADUKAN DENGAN LURIK PEDAN SEBAGAI BUSANA CONVERTIBLE WANITA KARIR Naela Ni’matuz Zakiyah; Ratna Endah Santoso
Moda : The Fashion Journal Vol. 5 No. 2 (2023): MODA
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/moda.v5i2.4381

Abstract

Batik sering dipilih oleh masyarakat untuk dijadikan busana formal hingga seragam dalam pekerjaan dan untuk menghadiri acara acara penting. Tidak hanya batik, saat ini kain lurik mengalami kemunduran akibat tergeser oleh produksi tekstil pabrikan. Penampilan menjadi salah satu poin penting untuk beberapa bidang pekerjaan. Hal itu menjadi norma tersendiri, dan dianggap bahwa penampilan seseorang yang lebih rapi dan sopan memiliki etika kerja yang lebih bagus. Berdasarkan beberapa realitas tersebut, menjadi seorang wanita karir sering dihadapkan pada suatu permasalahan yang kompleks dalam berbusana akibat dualitas peran yang harus mereka jalani. Dimana mereka diharuskan untuk memberikan tanggung jawab dalam pekerjaan dan kinerja yang profesional dengan memaksimalkan efektifitas waktu sebaik mungkin sesuai dengan acara, waktu dan kebutuhan yang berbeda. Permasalahan dalam perancangan ini adalah bagaimana cara merancang motif batik tulis yang nantinya dikombinasikan dengan kain lurik sebagai busana convertible untuk wanita karir, mengingat kedua material ini memiliki dua motif yang berbeda dengan mempertimbangkan aspek estetis, material, teknik, fungsi, dan bentuk agar dapat menyelesaikan masalah dalam perancangan tersebut.
PERANCANGAN SPECIAL OCCASION WEAR PRIA MENERAPKAN KONSEP GENDER-FLUID DENGAN TEKNIK FABRIC MANIPULATON Natasya Cornelia; Olivia Gondoputranto; Dewa Made Githapradana
Moda : The Fashion Journal Vol. 5 No. 2 (2023): MODA
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/moda.v5i2.4382

Abstract

Stereotip gender menjadi bagian utama masyarakat dan budaya yang berkaitan dengan seksualitas, dengan stigma terhadap pria berbusana feminin yang masih kuat. Namun, semakin luasnya pergeseran budaya memberi lebih banyak kebebasan dalam hidup, salah satunya fashion kontemporer sebagai bentuk ekspresi diri yang tidak terikat dengan identitas gender. Menswear kontemporer telah mengalami perubahan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, menggabungkan elemen desain feminin tradisional sebagai bentuk ekspresi gaya. Fenomena ini dimaknai sebagai “gender-fluid” fashion yang menggunakan metode kualitatif mengambil model Design Thinking dengan memperoleh data melalui observasi dan wawancara mendalam terhadap kelompok narasumber ahli dan konsumen. Hasil implementasi pada perancangan menghasilkan koleksi gender-fluid special occasion menswear bergaya avant-garde untuk menentang stereotip menswear dan maskulinitas tradisional dengan siluet inovatif mulai dari detail struktural atau dekoratif hingga warna, kain, dan fabric manipulation. Perancangan koleksi menerapkan konsep tren gender-fluid mampu menjawab permasalahan sosial, seperti kebebasan berekspresi, kepercayaan diri, kreativitas dalam berbusana, serta menentang gagasan tradisional gender dan fashion tanpa menghilangkan hubungan di antara keduanya, tetapi dengan menciptakan persepsi yang lebih multidimensi. Gen Z dan Millennials sebagai generasi terbuka dan perilaku membeli yang materialistis dan instan sesuai dengan target bisnis rental and sales yang sustainable secara ekonomi. Perancangan diungkapkan melalui estetika high fashion yang fluid dan ekspresif.

Page 1 of 1 | Total Record : 5