cover
Contact Name
Sutia Budi
Contact Email
ursj.jurnal@universitasbosowa.ac.id
Phone
+62411-452901
Journal Mail Official
ubpostgradjournal@gmail.com
Editorial Address
Alamat Redaksi: Program PascaSarjana Universitas Bosowa Jl. Urip Sumoharjo KM.4 Makassar 90231 Telp. (0411) 452901 - 452789, Fax. (0411) 424568 Email : ubpostgradjournal@gmail.com
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Urban and Regional Studies Journal
Published by Universitas Bosowa
ISSN : -     EISSN : 26568705     DOI : https://doi.org/10.35965/ursj.v3i2
Urban and Regional Studies Journal menerbitkan artikel yang pada bidang perencanaan pengembangan wilayah, perencanaan kota, perkotaan, infrastruktur, transportasi, dan kawasan perdesaan.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 1 (2020): Urban and Regional Studies Journal, Desember 2020" : 5 Documents clear
Pengaruh Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Sorong Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua Barat Teguh Syali; A. Muhibuddin; Haeruddin Saleh
Urban and Regional Studies Journal Vol. 3 No. 1 (2020): Urban and Regional Studies Journal, Desember 2020
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v3i1.516

Abstract

Sorong merupakan kota yang sangat strategis karena merupakan pintu masuk dan persinggahan provinsi papua. Sorong juga dikenal sebagai kota perdagangan dan industri jasa karena dikelilingi oleh kawasan kabupaten sumber daya alam yang sangat potensial yang dapat membuka peluang investasi dalam dan luar negeri. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah kawasan dengan batas tertentu untuk melaksanakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Kawasan tersebut disiapkan untuk memaksimalkan kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lainnya yang memiliki nilai ekonomi tinggi. KEK sorong yang terletak di Selat Sele memberikan keunggulan geoekonomi yaitu potensi di bidang perikanan dan transportasi laut. Lokasi ini juga sangat strategis untuk pengembangan industri logistik, agroindustri, dan pertambangan, sehingga KEK Sorong dikembangkan dengan kegiatan 3 potensi tersebut dan diprediksi dapat menghasilkan investasi sebesar Rp 32,2 triliun pada tahun 2025. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh KEK Sorong terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Papua Barat yang dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif dan untuk mengetahui faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Papua Barat dengan analisis regresi linier berganda. Variabel prediksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jasa (X1), industri (X2), tenaga kerja (X3), modal jasa (X4), perdagangan (X5), ekspor (X6) dan pertumbuhan ekonomi sebagai variabel Y. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa KEK sangat berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua Barat. Sorong is a very strategic city because it is the doorway and stopover of papua province. Sorong is also well known as city of trade and services industry because it is surrounded by very potential natural resources districts areas that can open the opportunities for domestic and foreign investment. Special Economic Zones (SEZ) are areas with certain limits to carry out the economic functions and obtain certain facilities. Those areas are prepared to maximize industrial activities, export, import, and other economic activities that have high economic value. SEZ sorong which is located in the Sele Strait provides geo-economic advantages namely the potential in the fisheries and sea transportation sectors. This location is also very strategic for development of logistic industry, agroindustry, and mining, so that SEZ sorong was developed by the activities of those three potentials and predicted to be able produce investment of Rp 32.2 trillion in 2025. This study aims to examine and analyze the effect of SEZ Sorong on economic growth of West Papua Province which was analyzed using qualitative descriptive method and to identify significant factors that effecting economic growth in West Papua with multiple linear regression analysis. Predictive variables used in this study are service (X1), industry (X2), labor (X3), service capital (X4), trade (X5), Export (X6) and economic growth as variable Y. The result of this study shows that SEZ is very influential positively on the economic growth of West Papua Province.
Perubahan Penggunaan Lahan dan Keselarasan Rencana Pola Ruang Di Kota Kendari Alwan Alwan; Roland A. Barkey; Syafri Syafri
Urban and Regional Studies Journal Vol. 3 No. 1 (2020): Urban and Regional Studies Journal, Desember 2020
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v3i1.605

Abstract

Inkonsistensi antara penggunaan lahan dengan arahan pola ruang merupakan tantangan dalam kebijakan pengendalian penggunaan lahan disetiap daerah, Perubahan penggunaan lahan di Kota Kendari dari tidak terbangun ke lahan terbangun cenderung cukup intensif yang salah satunya adalah akibat proses urbanisasi serta lemahnya kontrol pemanfaatan ruang Kota Kendari. Rumusan masalah yaitu bagaimana prediksi perubahan penggunaan lahan Kota Kendari tahun 2030 dengan rencana tata ruang wilayah Kota Kendari tahun 2010-2030. Tujuan penelitian adalah Manganalisis perubahan penggunaan lahan Kota Kendari tahun 2030 dengan rencana tata ruang wilayah Kota Kendari tahun 2010-2030. Jenis penelitian merupakan deskriptif analisis kualitatif melalui jawaban responden yang diambil diwilayah penelitian yaitu Wilayah Kota Kendari. Hasil pembahasan yaitu bahwa Prediksi penggunaan lahan ke tahun 2030 menunjukkan lahan terbangun sebesar 33,70%, semak/belukar 14.49%. Sementara itu, penggunaan lahan yang diprediksi mengalami penurunan terbesar pada tahun 2030 adalah kebun campuran sebesar 36,30%, hutan 13.18%, dan tambak 0.95%. Kenaikan luas lahan terbangun akan selalu diikuti oleh penurunan kebun campuran, sedangkan kenaikan luas semak/belukar akan selalu diikuti oleh penurunan lahan hutan. Ketidakselarasan penggunaan lahan pada tahun 2019 adalah 783.89 ha (2.89%) dari total luas wilayah dan pada akhir periode peruntukan RTRW tahun 2030 meningkat menjadi 1017.91 ha (3.76%) dengan ketidakselarasan penggunaan lahan terbesar terjadi di kawasan hutan. The inconsistency between land use and spatial pattern direction is a challenge in the policy of controlling land use in each region. Changes in land use in Kendari City from non-built to built land tend to be quite intensive, one of which is as a result of the urbanization process and the weak control over spatial use of Kendari City. The research question is how to predict land use change in Kendari City in 2030 with the Kendari City spatial planning in 2010-2030. The research objective is to analyze land use changes in Kendari City in 2030 with the spatial planning for Kendari City in 2010-2030. The type of this research is descriptive qualitative analysis through respondents' answers taken in the research area, namely Kendari City. The results of the discussion are that the prediction of land use in 2030 shows that the built-up land is 33.70%, with 14.49% shrubs. Meanwhile, land use which is predicted to experience the greatest decline in 2030 is 36.30% mixed gardens, 13.18% forest, and 0.95% ponds. The increase of built-up land is always followed by the decrease of mixed garden area while the increase of shrub area is always followed by the decrease of forest land. The nonalignment of land use in 2019 was 783.89 ha (2.89%) of the total area and at the end of the period, RTRW allotment in 2030 increased to 1017.91 ha (3.76%) with the largest inconsistency in land use occurring in forest areas.
Dampak Urban Sprawl Terhadap Pola Pergerakan Studi Pada Koridor Jalan Letjend. Hertasning Kota Makassar Ariani Eka Syahfitri Arifin; Batara Surya; Agus Salim
Urban and Regional Studies Journal Vol. 3 No. 1 (2020): Urban and Regional Studies Journal, Desember 2020
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v3i1.606

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ciri Urban sprawl yakni kenampakan kondisi hambatan samping, volume lalulintas, kompleksitas guna lahan, aktifitas ekonomi serta mengkaji dan menganalisis dampak urban sprawl terhadap pola pergerakan di Jalan Lenan Jend Hertasning Kota Makassar. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan alat analisis statistik deskriptif dengan menganalisis kenampakan guna lahan lokasi, metode Path Analisis dengan variabel Hambatan Samping, Volume Lalulintas, dan Kompleksitas Tata Guna Lahan dengan aplikasi SPSS. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Makassar dan masyarakat serta pengendara di Jalan Letjend Hertasning Kota Makassar yang bertindak sebagai responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Hambatan samping, Volume lalulintas, Kompleksitas Guna Lahan, Aktifitas Perdagangan Berpengaruh signifikan dan positif terhadap Pola Pergerakan secara simultan dengan penguatan pengaruh sebesar 97,8%. Akifitas ekonomi mempengaruhi pola pergerakan jika ditinjau secara simultan dengan hambatan samping, volume lalulintas dan kompleksitas guna lahan. Adapun indikator yang paling mempengaruhi terhadap variabel Hambatan Samping pada ruas Jalan Letnan Jenderal Hertasning adalah kendaraan yang melambat sedangkan kendaraan masuk atau keluar merupakan kontribusi paling rendah.  Kompleksitas guna lahan berbeda-beda di tiap segmen lokasi penelitian ruas Jalan Letnan Jenderal Hertasning dengan fungsi Permukiman, Perdagangan, Perkantoran, Sekolah, hingga Peribadatan dengan tingkat sederhana hingga kompleks. Adapun ketidak seimbangan jumlah pedagang formal dan nonformal yang didominasi oleh kegiatan perdagangan non formal pada Jl Letjend Hertasning arah ke Tun Abdul Razak. Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebanyak 50% responden memilih Jalan Letjen Hertasning sebagai tujuan atau asal untuk melakukan kegiatan ekonomi. This research aims to identify the characteristics of Urban sprawl, which are the appearance of Side Friction conditions, Traffic Volume, Land Use Complexity, Economic Activity as well as to assess and analyse the effect of urban sprawl on Commuting Patterns in Letjend. Hertasning Street, Makassar City. This research is descriptive quantitative using descriptive statistical analysis tools by analyzing the appearance of the land use of the location, the Path Analysis method with the variables of Side Friction, Traffic Volume, and Land Use Complexity with the SPSS application. The data were obtained from the Makassar City Central Bureau of Statistics, and people and drivers passing through Letjend Hertasning Street, Makassar City, as respondents. The results showed that the variables of side friction, traffic volume, land use complexity, trading activity simultaneously have a significant and positive effect on commuting patterns of 97.8%. Economic activity affects commuting patterns when assessed simultaneously with side frictions, traffic volume and land use complexity. The indicator that most influences the Side Friction variable on Letjend. Hertasning Street is the slowing down of vehicles, while the incoming or outgoing vehicle is the lowest contribution. The complexity of land use varies in each segment of the research location like Settlement Neighborhoods, Commerce, Offices, Schools, and Worship Places with simple to complex levels. There is an imbalance in the number of formal and non-formal traders dominated by non-formal trading activities in Letjend Hertasning Street in direction to Tun Abdul Razak Street. The results show that 50% of respondents choose Letjend Hertasning Street as a place for economic activities.
Kutub Pertumbuhan Dan Gentrifikasi Pada Kawasan Pinggiran Kota Makassar La Ode Sir Muhammad Iqbal; Batara Surya; Syafri Syafri
Urban and Regional Studies Journal Vol. 3 No. 1 (2020): Urban and Regional Studies Journal, Desember 2020
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v3i1.607

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis bagaimana proses pembentukan kutub pertumbuhan wilayah dan gentrifikasi pada kawasan pinggiran Kota Makassar dalam hal ini Kelurahan Bangkala dan Tamangapa sebagai Kawasan Pinggiran Kota Makassar dan untuk melihat bagaimana pengaruh gentrifikasi yang terjadi terhadap perubahan struktur ruang Kota Makassar. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan alat analisis Deskriptif Kualitatif-Kuantitatif dan analisis regresi linear berganda. Data diperoleh dari obeservasi langsung dilapangan untuk mengidentifikasi kondisi fisik lingkungan (hunian, penggunan lahan, geografis) dan sosial budaya masyarakat setempat, kuesioner wawancara langsung kepada sampel untuk lebih memperdalam data yang ingin diperoleh dan dokumentasi fisik lingkungan, untuk mendukung penyempurnaan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gentrifikasi terjadi di kawasan pinggiran Kota Makassar (Kelurahan Bangkala dan Tamangapa), dicirikan dengan perubahan tipologi kawasan dan peningkatan fasilitas serta infrastruktur perkotaan yang secara bertahap muncul sebagai dampak dari pengaruh secara internal Kota Makassar kaitannya dengan fenomena migrasi dalam proses pembentukan kutub pertumbuhan. Faktor eksternal wilayah dari Kota Makassar juga menjadi faktor penyebab terjadinya kutub pertumbuhan dan gentrifikasi dalam bentuk konurbasi perkotaan dan pembentukan kawasan Metropolitan Mamminasata. Hasil uji statistik terhadap 7 variabel yang diteliti menunjukan sebesar sebesar 51,9% atau dari 4 variabel yang diteliti secara simultan memberikan pengaruh terhadap penyebab terjadinya gentrifikasi pada kawasan pinggiran Kota Makassar dan sebaesar 26,9% memberikan pengaruh terhadap perubahan struktur ruang Kota Makassar. Hal berikut memberikan kesimpulan bahwa pengaruh gentrifikasi terhadap perubahan struktur ruang kota Makassar terjadi dalam bentuk perubahan fungsi dan aktifitas pada kawasan pinggiran. Disamping itu tingkat aktifitas dan pergerakan juga menjadikan kawasan pinggiran (Kelurahan Bangkala dan Tamangapa) mengalami berbagai dinamika dan permasalahan keruangan yang tidak terlepas dari sudut pandang sosial, ekonomi dan fisik kawasan itu sendiri. Disamping itu, dapat dimaknai bahwa gentrifikasi tidak serta menyeluruh memberikan perubahan pada pembentukan struktur ruang melainkan hanya pada beberapa bagian dari struktur ruang dalam hal ini adalah perubahan fungsi dan aktifitas serta perubahan pada sistem jaringan sarana dan prasarana pada kawasan pinggiran. This study aims to examine and analyze how the process of regional growth poles forming and gentrification in the suburbs of Makassar City, in this case Bangkala and Tamangapa Sub-Districts as Makassar Suburbs and to see how the influence of gentrification that occurs on changes in the spatial structure of Makassar City. This research is descriptive quantitative and qualitative by using descriptive Qualitative-Quantitative analysis tools and multiple linear regression analysis. The data were obtained from field work observations to identify the physical conditions of the environment (occupancy, land use, geography) and the socio-cultural conditions of the local community, questionnaires, direct interview to the respondents to further deepen the data obtained and environmental physical documentation, to support data improvement. The results show that gentrification occurs in the suburbs of Makassar City (Kelurahan Bangkala and Tamangapa), characterized by changes in regional typology and improvements in urban facilities and infrastructure that gradually emerge as a result of the internal influence of Makassar City in relation to the phenomenon of migration in the process of forming growth poles. Regional external factors from Makassar City are also the factors causing the growth poles and gentrification in the form of urban conurbation and the formation of the Mamminasata Metropolitan area. The results of statistical tests on the 7 variables studied showed that 51.9% of the 4 variables studied simultaneously had an influence on the causes of gentrification in the suburbs of Makassar City and 26.9% had an effect on changes in the spatial structure of Makassar City. It can be concluded that the effect of gentrification on changes in the spatial structure of the Makassar city occurs in the form of changes in functions and activities in the suburb areas. Besides that, the level of activity and movement also makes the suburb areas (Bangkala and Tamangapa sub-districts) experience various dynamics and spatial problems that cannot be separated from the social, economic and physical point of view of the area itself. In addition, it can be interpreted that gentrification is not comprehensive and gives changes to the formation of spatial structures but only in some parts of the spatial structure, in this case, changes in functions and activities as well as changes in the network system of facilities and infrastructure in the suburbs.
Analisis Dampak Reklamasi Pantai Seruni Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kelurahan Tappanjeng Kabupaten Bantaeng Dhai Rafsanjani; Qadriathi Dg. Bau; Muh. Iqbal Samad Suhaeb
Urban and Regional Studies Journal Vol. 3 No. 1 (2020): Urban and Regional Studies Journal, Desember 2020
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v3i1.608

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola pengembangan dan menganalisis dampak pengembangan kawasan reklamasi Pantai Seruni terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Tappanjeng Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode analisis yaitu overlay dan analisis korelasi. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten Bantaeng, Dinas Penataan Ruang Kabupaten Bantaeng, Kantor Kecamatan Bantaeng, Kantor Kelurahan Tappanjeng dan masyarakat Kelurahan Tappanjeng dengan dibatasi pada kawasan reklamasi Pantai Seruni yang bertindak sebagai responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pengembangan kawasan reklamasi Pantai Seruni jika didasarkan pada pola penggunaan lahan yang  ada dengan melihat perbandingan selama 10 (sepuluh) tahun terakhir terjadi penambahan   luas   lahan   dari   9,47   hektar   menjadi   18,5  hektar. Dengan demikian pola   pengembangan   kawasan   dan   tata   guna   lahan   di lokasi penelitian meningkat. Aspek lain yang juga menjadi sisi positif dari keberadaan reklamasi Pantai Seruni adalah dimana Pantai Seruni yang dulunya hanya sekedar merupakan hamparan atau areal yang berada sekitar pantai wilayah Kelurahan Tappanjaeng dengan aktivitas manusia dan fasilitas yang sangat terbatas berubah menjadi suatu kawasan yang memberikan dampak posisif baik bagi ekositem lingkungan, kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat serta pembangunan wilayah kabupaten Bantaeng secara umum. This study aims to examine the development pattern and analyze the impact of the development of Seruni Beach reclamation area on the socio-economic conditions of the community in Tappanjeng Village, Bantaeng District, Bantaeng Regency. This research is quantitative descriptive using analytical methods namely overlay and correlation analysis. Data was obtained from Bantaeng Regency Regional Statistics Agency, Bantaeng Regency Spatial Planning Office, Bantaeng Sub-district Office, Tappanjeng Kelurahan Office and Tappanjeng Village Community limited to the reclamation area of Seruni Beach as respondents. The results showed that in the development pattern of the Seruni Beach reclamation area based on existing land use patterns by looking at the comparison over the last 10 (ten) years, there was an increase in land area from 9.47 hectares to 18.5 hectares. Thus, the pattern of area development and land use in the studied site inreases. Another aspect that is also a positive side of the existence of the reclamation of the Seruni Beach is where the Seruni Beach which was once just a stretch or area around the coast of Tappanjaeng Village with human activities and facilities that are very limited has turned into an area that has a positive impact on the ecosystem environment, socio-economic culture of the community as well as the development of Bantaeng Regency in general.

Page 1 of 1 | Total Record : 5