cover
Contact Name
Brury Eko Saputra
Contact Email
brury@sttaletheia.ac.id
Phone
+62341-426617
Journal Mail Official
brury@sttaletheia.ac.id
Editorial Address
Jl. Argopuro No.28-34, Lawang, Kec. Lawang, Malang, Jawa Timur 65211
Location
Kab. malang,
Jawa timur
INDONESIA
Sola Gratia: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika
ISSN : 27232786     EISSN : 27232794     DOI : https://doi.org/10.47596/sg.v1i2
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika merupakan wadah publikasi hasil penelitian teologi di bidang Teologi Biblika dan Praktika. Focus dan Scope penelitian SOLA GRATIA adalah: 1. Teologi Biblikal 2. Teologi Pastoral 3. Teologi Kontemporer
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 1 (2019): MARET 2019" : 8 Documents clear
RELASI GEREJA DAN NEGARA MENURUT JOHN CALVIN : HUKUMAN MATI ATAS MICHAEL SERVETUS SEBAGAI SEBUAH CONTOH KASUS YAKUB TRI HANDOKO
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol 7, No 1 (2019): MARET 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Aletheia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47596/solagratia.v7i1.88

Abstract

Abstrak: Pandangan John Calvin tentang relasi antara gereja dan negara merupakan salah satu topik yang sering diperdebatkan. Salah satu contoh kasus yang sering diangkat ke permukaan adalah hukuman mati yang dijatuhkan oleh pemerintah sipil Jenewa atas Michael Servetus, seorang penentang keras doktrin Tritunggal. Sebagian sarjana meyakini bahwa Calvin pantas dituduh bersalah dalam kasus ini karena dia memegang sebuah konsep teologis yang mencampuradukkan gereja dan negara serta karena dia memiliki pengaruh besar di Jenewa.  Artikel ini ditulis untuk menawarkan sebuah cara pandang yang berbeda. Dari sisi konsep teologisnya tentang politik (terutama tentang relasi gereja dan negara), Calvin mengakui adanya keterkaitan antara pemerintahan gerejawi dan sipil, tetapi keduanya masih bisa dibedakan dan dipisahkan, walaupun tidak bertentangan. Sayangnya, konsep teologis ini tidak selalu berhasil diterapkan dengan mudah di Jenewa. Kasus Servetus adalah salah satu contoh konkrit dari situasi ini.  Kata-kata kunci: John Calvin, Calvin, Michael Servetus, Servetus, Gereja dan negara, Politik
KEMUNAFIKAN : PANGGUNG PERTUNJUKAN ORANG BANYAK AMOS WINARTO
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol 7, No 1 (2019): MARET 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Aletheia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47596/solagratia.v7i1.86

Abstract

 Abstrak: Ketika agama menjadi sebuah panggung pertunjukan, kemunafikan terjadi. Artikel ini membahas kemunafikan orangorang Farisi yang tercatat dalam Injil Matius. Unsur-unsur kemunafikan mereka adalah kondisi dis-integritas dan penampilan yang aspal (nampaknya asli tapi sebenarnya palsu). Orang-orang Kristen tidak seharusnya menjadikan agama Kristen sebagai sebuah panggung pertunjukan. Mereka seharusnya tidak hidup dalam kemunafikan, sebaliknya hidup dalam kejujuran dan ketulusan. Dengan demikian, mereka dapat menjadi garam dan terang bagi dunia yang adalah panggung pertunjukan orang banyak.  Kata-kata kunci: Kemunafikan, Panggung pertunjukan, Disintegritas, “Aspal‖
RESENSI BUKU : MEMAHAMI PERJANJIAN LAMA, TIGA PERTANYAAN PENTING STEFANUS KRISTIANTO
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol 7, No 1 (2019): MARET 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Aletheia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47596/solagratia.v7i1.89

Abstract

Di dalam riset sederhana dan terbatas yang pernah penulis lakukan, penulis menemukan bahwa kebanyakan orang-orang Kristen ternyata mengenal Perjanjian Baru jauh lebih baik ketimbang Perjanjian Lama. Buktinya, mereka jauh lebih familiar dengan kitab dan nama-nama di dalam Perjanjian Baru daripada kitab-kitab dan nama-nama di Perjanjian Lama. Selain itu, mereka juga membutuhkan waktu sekian puluh detik lebih lama untuk menemukan kitab-kitab dalam Perjanjian Lama dibanding sewaktu mereka membuka tulisan-tulisan Perjanjian Baru (penulis melakukan riset ini sekitar tahun 2005-2006 BC, before cellphone, saat kebanyakan orang masih menggunakan Alkitab fisik. Hasilnya mungkin akan sedikit berbeda di masa AD, all digital, ini).
IKLAN : EKSPLORASI ASPEK TEOLOGIS DALAM BUDAYA KOMERSIALISME DAN KONSUMERISME LINUS BAITO
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol 7, No 1 (2019): MARET 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Aletheia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47596/solagratia.v7i1.87

Abstract

Abstrak: Iklan adalah gambaran luar dari tampilan budaya kita. Dikumandangkan lewat radio, televisi, halte bis, umbul-umbul di pusat perbelanjaan, jembatan penyeberangan, baliho, bahkan di dunia virtual–internet serta media sosial. Semua dimensi hidup manusia masa kini dikelilingi oleh iklan, bagaikan udara yang kita hirup. Filosofi apakah yang terkandung dalam dunia periklanan sehingga banyak perusahaan memanfaatkannya demi meningkatkan nilai konsumerisme? Dimensi apa sajakah yang dikenal oleh para produsen iklan terhadap para konsumen agar meraih pangsa pasar? Adakah aspek teologis yang terkandung dalam dunia periklanan dan sejauh mana hal itu berfaedah bagi kekristenan?  Kata Kunci: Iklan, Budaya, Komersialisme, Konsumerisme, Teologis, Kekristenan
RESENSI BUKU : A NEW TESTAMENT THEOLOGY BRURY EKO SAPUTRA
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol 7, No 1 (2019): MARET 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Aletheia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47596/solagratia.v7i1.90

Abstract

Buku ini bukan dengan tidak sengaja dinamai dengan A New Testament Theology. Menurut Blomberg, ia tidak memilih judul The New Testament Theology karena ada banyak tema yang pontesial menjadi pusat bagi Teologi Perjanjian Baru (p. 11). Meskipun demikian, ia meyakini bahwa tema penggenapan (fulfilment) dapat menjelaskan kesatuan dan pesan utama dari setiap kitab di dalam Perjanjian Baru (cf. pp. 10-11). Di dalam menuliskan bukunya ini, Blomberg memanfaatkan setiap kekuatan dari semua pendekatan utama (historical description, redemptive history, worldview or story, canonical, theological-construction) dalam menulis Teologi Perjanjian Baru (pp. 6-7). Kendatipun demikian, Blomberg mengakui bahwa modelnya lebih dekat dengan pendekatan redemptive-historical (p.7). Berhubungan dengan struktur, Blomberg berusaha menelusuri tema penggenapan dalam teks Perjanjian Baru secara kronologis (p. 9).
GEMA KITAB KEJADIAN DALAM 1 KORINTUS 11:7-9 LIU WISDA
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol 7, No 1 (2019): MARET 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Aletheia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47596/solagratia.v7i1.84

Abstract

Abstrak: Beberapa pendekatan telah dilakukan, seperti pendekatan teologis, analisa kultural, dan konteks historis untuk mengerti 1 Korintus 11:3-16 tentang kesopanan perempuan dalam ibadah. Tulisan ini berusaha mengerti teks ini melalui pendekatan intertekstual yang menggarisbawahi penggunaan kitab Kejadian dalam retorika Paulus (1 Kor. 11:7-9) yang mewajibkan perempuan memakai kerudung dalam ibadah.   Kata Kunci: Intertextuality, Narrative Summary, 1 Korintus 11:79, Gambar dan Kemuliaan Allah, Kemuliaan Laki-laki, Urutan Penciptaan
RESENSI BUKU : DEFENDING SUBSTITUTION, AN ESSAY ON ATONEMENT IN PAUL STEFANUS KRISTIANTO
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol 7, No 1 (2019): MARET 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Aletheia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47596/solagratia.v7i1.91

Abstract

Secara keseluruhan, buku ini terdiri atas lima bab, yakni tiga bab utama ditambah dengan bab pendahuluan dan kesimpulan. Di dalam bagian pendahuluan, Gathercole mulai dengan memaparkan pentingnya pembahasan mengenai teori penebusan pengganti. Selain soal kejelasan makna bagi gereja dan kesarjanaan, dia melihat aspek pastoral doktrin ini sebagai hal yang penting. Setelah itu, Gathercole mencoba merumuskan apa sebenarnya teori penebusan pengganti itu. Secara positif, ia menjelaskan bahwa doktrin ini mengajarkan bahwa Kristus mati menanggung dosa atau kesalahan atau hukuman umat Allah, sehingga mereka tidak perlu lagi mengalami hal tersebut (hal. 15-18). Secara negatif, ia memberikan beberapa kualifikasi yang membedakan doktrin ini khususnya dari konsep representasi, pendamaian (propitiation), dan pemuasan (satisfaction) (hal. 18-23). Di akhir bab pendahuluan ini (hal. 23-28), Gathercole meresponi secara singkat beberapa keberatan terhadap teori ini. Secara khusus, dia berfokus pada keberatan teologis (mis. bukankah doktrin ini doktrin yang imoral?), filosofis (bagaimana bisa dosa dialihkan?), dan logis (bila Kristus sudah menggantikan, mengapa orang percaya masih mengalami kematian?).
HUMOR DALAM PERUMPAMAAN TENTANG PENGAMPUNAN (MATIUS 18:21-35) STEFANUS KRISTIANTO
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol 7, No 1 (2019): MARET 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Aletheia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47596/solagratia.v7i1.85

Abstract

Abstrak: Disadari atau tidak, untuk rentang waktu yang lama, sebenarnya ada tendensi anti-humor yang kuat dalam Kekristenan. Hal ini tidak mengejutkan sebab tradisi Kristen memang telah mewariskan semacam sentimen negatif terhadap humor. Dalam studi ini, penulis akan mencoba meresponi salah satu dampak negatif dari tradisi ini, yaitu pengabaian atau penolakan terhadap eksistensi humor dalam Alkitab. Lebih spesifiknya, penulis akan mencoba menunjukkan potensi humor dalam sebuah teks, yakni perumpamaan tentang pengampunan (Matius 18:21-35). Untuk mencapai hal tersebut, penulis akan lebih dulu berusaha memberikan definisi provisional tentang humor. Setelah itu, penulis akan membahas konteks dan konten dari perikop tersebut, sebelum pada akhirnya memaparkan beberapa usulan mengenai humor dalam teks tersebut.  Kata-kata kunci: Humor, Injil Matius, Perumpamaan, Pengampunan, Keganjilan, Hyperbola

Page 1 of 1 | Total Record : 8