cover
Contact Name
Musyaddad
Contact Email
musyaddadbdkplg@gmail.com
Phone
+6281368672369
Journal Mail Official
jurnalbdkpalembang@gmail.com
Editorial Address
Jl. Demang Lebar Daun No.4436, Demang Lebar Daun, Kec. Ilir Bar. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30151
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
Jurnal Perspektif
ISSN : 19799624     EISSN : 27763900     DOI : https://doi.org/10.53746/perspektif.v14i2
Core Subject : Religion, Education,
Jurnal Perspektif 0n 2020 (p-ISSN: 1979-9624, e-ISSN: 2776-3900) the official scientific journal of Balai Diklat Keagamaan Palembang is entering its 13th year.The printed version was firstly published in 2007.From 2019 onwards, the electronic version was available two times (in june and December). The e-journal version accepts research and scientific papers from widyaiswara, researches, academics, teachers and other.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 65 Documents
Penerapan Whole of Goverment (Wog) Dalam Mewujudkan Pelayanan Terintegrasi Mardiansyah
Jurnal Perspektif Vol. 13 No. 1 (2020): Jurnal Perspektif
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53746/perspektif.v13i1.3

Abstract

Studi ini bertujuan untuk mengetahui penerapan WoG antara kementerian dan lembaga di tingkat pusat serta diantara level pemerintahan yang berbeda dan untuk memahami perspektif WoG dalam pelayanan yang terintegrasi. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode deksriptif kualitatif. Hasil studi menunjukkan bahwa praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan salah satunya adalah dengan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Dengan pola ini menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik, di mana pelayanan publik disatukan dalam satu unit pelayanan saja, dan rantai izin sudah dipangkas menjadi 1 (satu) saja. This study aims to determine the application of WoG between ministries and agencies at the central level as well as between different levels of government and to understand WoG's perspective on integrated services. The method used in this study is a qualitative descriptive method. The results of the study indicate that the practice of WoG in public services is carried out by means of one stop service (PTSP). With this pattern it unites all sectors related to public services, where public services are united in one service unit only, and the permit chain has been trimmed down to 1 (one) only.
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui E-Learning Elsy Zuriyani
Jurnal Perspektif Vol. 13 No. 1 (2020): Jurnal Perspektif
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53746/perspektif.v13i1.4

Abstract

Peningkatan kualitas pembelajaran terus ditingkatkan dan dipertahakan dengan mengikuti perkembangan zaman. Berhubung zaman sekarang ini penggunaan internet bukan lagi barang baru maka peningkatan kualitas pembelajaran juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan internet sehingga proses pembelajaran disebut juga dengan pembelajaran berbasis e-learning. Merupakan sebuah terobosan baru dibidang pengajaran dan pembelajaran, karena mampu meminimalkan perbedaan cara mengajar dan materi, sehingga memberikan standar kulitas pembelajaran yang lebih konsisten. Sistem e-Learning adalah mutlak diperlukan untuk mengantisipasi perkembangan jaman dengan dukungan teknologi informasi dimana semua menuju ke era digital, baik mekanisme maupun konten. The development of information technology in recent years has developed at a very high rate, giving a significant impact on the field of education, thus sparking the birth of the idea of e-learning. To be able to obtain maximum results it is necessary to design an e-learning learning process. The purpose of this writing is the use of the e-learning model in improving the learning process so that it can improve adult learning outcomes. The research method used in the discussion of this paper is the literature study method. The learning model with e-learning is a new breakthrough in the field of teaching and learning, because it is able to minimize differences in teaching methods and materials, thus providing a more consistent quality standard of learning. The e-Learning system is absolutely necessary to anticipate the changing times with the support of information technology where everything is leading to the digital era, both mechanism and content. To be able to produce e-learning that is attractive and desirable in improving the quality of learning, there are three conditions that must be fulfilled in designing e-learning, namely: Simple, simple systems that will make it easier for students to take advantage of existing technology and menus. Personally, teachers can interact well with students, such as communicating in front of the class. Fast, fast, fast response services to the complaints and needs of students, so that learning improvements can be carried out as quickly as possible by the teacher or manager.
Kompetensi Guru Dalam Mengembangkan Bahan Ajar Berbasis Video Melalui Active Presenter Sri Sunarti
Jurnal Perspektif Vol. 13 No. 1 (2020): Jurnal Perspektif
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53746/perspektif.v13i1.5

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan guru dalam mendesain bahan ajar berbasis video dengan aplikasi active presenter. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan observasi terhadap 30 guru Madrasah di Prabumulih. Dari data yang didapat menghasilkan bahwa guru-guru Madrasah di kota Prabumulih memiliki kompetensi baik dalam mendesain bahan ajar berbasis video dengan menggunakan aplikasi active presenter. Untuk panduan dan informasi aplikasi sangat baik, untuk disain dan fasilitas aplikasi sangat baik dan efek pedagogi dengan hasil baik. Ini berarti bahwa aplikasi active presenter dapat digunakan sebagai salah satu alternatif metode dalam pembelajaran.
Conceptual Skill Kepala Madrasah Muhamad Soif
Jurnal Perspektif Vol. 13 No. 1 (2020): Jurnal Perspektif
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53746/perspektif.v13i1.6

Abstract

This paper talked about Conceptual Skill of the School (Madrasah) principals participants of education and Training on Strengthening competences of School principals of South Sumatera, Lampung, Bengkulu, and Babel Provinces. This paper is aimed to know how is the conceptual skills of The school principals participants of the education and training on strengthening competences of the school principals. The analysis was emphasized on descriptive theoritic- emphiric, namely comparing among theory related with the facts and described. The conclusions that the participants on strengthening competnces od the school pricipals was having problem with the conceptual skill, this is probably becoming main reason why Madrasah was still left far behind with another public school.
Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Weldan Firnando Smith
Jurnal Perspektif Vol. 13 No. 1 (2020): Jurnal Perspektif
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53746/perspektif.v13i1.7

Abstract

---
Pembelajaran Dengan Cara Menyenangkan (Fun) Gusman
Jurnal Perspektif Vol. 13 No. 1 (2020): Jurnal Perspektif
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53746/perspektif.v13i1.8

Abstract

Perasaan menyenangkan (fun) berkaitan erat dengan proses pembelajaran. Rasa fun sangat relevan bagi fasilitator, karena fun merupakan stimulus yang kuat bagi para pembelajar. Menciptakan suasana gembira (fun) dalam pembelajaran bukan semata menciptakan suasana meriah dan hura-hura tanpa memberikan makna selain kesenangan. Kegembiraan yang dimaksud adalah kegembiraan yang mampu menciptakan antusiasme dan tetap menjaga perhatian peserta serta memastikan pemahaman mereka terhadap isi materi yang disampaikan.
Kedudukan Mahar Dalam Perkawinan Muhammad Ridwan
Jurnal Perspektif Vol. 13 No. 1 (2020): Jurnal Perspektif
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53746/perspektif.v13i1.9

Abstract

Mahar suatu Pemberian dari calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita, baik berbentuk barang, uang atau jasa yang tidak bertentangan dengan hukum Islam. Namun mahar tidak masuk dalam ranah syarat dan rukun nikah tetapi wajib harus ada dalam perkawinan. Meski begitu, kewajiban menyerahkan mahar dari mempelai pria ke mempelai wanita ini bukan rukun dalam perkawinan. Sebab, sesuai Pasal 14 KHI jo Pasal 2 UU Perkawinan rukun dan syarat pernikahan ada lima yakni calon suami, calon istri, wali nikah, dua orang saksi, ijab dan kabul. Namun, praktiknya mahar selalu digunakan calon pasangan suami-istri terutama yang beragama Islam, dengan ketentuan bahwa mahar atas kesepakatan dari calon suami istri. Tetapi kenyataanya di masyarakat masih ada penyimpangan bahwa dari fihak calon pengantin perempuan meminta mahar kepada calon pengantin laki-laki yang sangat memberatkan sehingga calon pengantin laki-laki tidak sanggup untuk mengadakanya yang akhirnya calon pengantin laki-laki dan perempuan mengambil jalan pintas belarian ke tempat Penghulu. Maka untuk mengungkap hal tersebut , penulis menggunakan pendekatan Penelitian Pustaka dengan metode penelitian yang dilakukan untuk mempelajari literatur-literatur dan tulisan-tulisan yang mempunyai kaitan erat dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Pada hal fungsi mahar adalah; a. Pembeda antara pernikahan dengan mukhadanah;, b. Bentuk penghormatan, penghargaan, dan perlindungan terhadap wanita;, c. Bentuk keseriusan laki-laki terhadap wanita yang akan dinikahinya;, d. Simbol tanggung jawab wanita terhadap mahar yang diberikan;, e. Simbol tanggung jawab pihak laki-laki, dan f. Simbol persetujuan dan kerelaan.
Mengimplementasikan Pendidikan Inklusif Yang Ideal Di Indonesia: Sebuah Kajian Teoritis Agustina
Jurnal Perspektif Vol. 13 No. 1 (2020): Jurnal Perspektif
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53746/perspektif.v13i1.10

Abstract

Masih banyaknya jumlah ABK atau difabel yang belum tersentuh oleh pendidikan, atau hanya bisa bersekolah di SLB yang eksklusif dan tersegregasi, tentu bertentangan dengan UU Sisdiknas yang telah menetapkan bahwa pendidikan dilaksanakan tanpa diskriminasi. Hal ini merupakan indikasi perlunya komitmen akan implementasi pendidikan inklusif dengan baik di sekolah-sekolah di negara kita. Meski sekolah-sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif sudah banyak, dalam implementasinya masih banyak yang belum sesuai dengan konsep-konsep yang mendasarinya seperti aspek pemahaman, kebijakan internal sekolah, serta kurikulum dan pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian kajian yang mendiskusikan pertanyaan tentang bagaimana idealnya sebuah sekolah inklusif mengimplementasikan pendidikan inklusif di Indonesia, dan ditujukan untuk mengkaji gagasan dan implementasi pendidikan inklusif di negara kita dalam rangka terwujudnya pendidikan untuk semua (Education for All). Adapun riset ini merupakan penelitian literatur/studi dokumentasi dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dari hasil yang ditemukan, dapat disimpulkan beberapa poin penting, yaitu 1) Diperlukannya intervensi khusus guru (adaptive education) dalam mengakomodasi peserta didik; 2) Terdapat prinsip-prinsip tertentu yang harus menjadi pertimbangan dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif, 3) Sekolah harus memiliki komitmen yang tinggi untuk mengimplementasikan pendidikan inklusif; 4) Terdapatnya beberapa model pendidikan inklusif, yaitu inklusi penuh, inklusif parsial, dan inklusif terbalik. The large number of ABK or disabled children who have not been exposed to formal education, or who can only attend special and segregated special schools, are certainly contrary to the National Education System Law which stipulates that education is carried out without discrimination. This is an indication of the need for commitment to the implementation of inclusive education properly in schools in our country. Although there are many schools that provide inclusive education, in its implementation there are still many that are not in accordance with the underlying concepts such as aspects of understanding, internal school policies, and curriculum and learning. This research discusses the question of how ideally an inclusive school implements inclusive education in Indonesia, and is aimed at examining the idea and implementation of inclusive education in our country in the context of realizing education for all (Education for All). This research is a literature research or documentation study using a qualitative descriptive method. From the results found, we can conclude several important points, namely 1) The need for special teacher intervention (adaptive education) in accommodating students; 2) There are certain principles that must be considered in the implementation of inclusive education, 3) Schools must have a high commitment to implementing inclusive education; 4) There are several models of inclusive education, namely full inclusion, partial inclusion and reverse inclusion.
Meningkatkan Tanggung Jawab Pengawas Madrasah Melalui Diklat Suryani, Lilis
Jurnal Perspektif Vol. 13 No. 1 (2020): Jurnal Perspektif
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sikap tanggungjawab pengawas perlu diberikan pelatihan dan simulasi mengukur sikap diri sendiri. Dengan demikian setelah pengawas mengisi keseratus sepuluh jawaban di atas maka terungkaplah, bahwa diri mereka masuk diposisi mana. Apakah diri pengawas tersebut masuk posisi bertanggung jawab terhadap tugas atau sebaiknya meremehkan/masa bodoh terhadap tugas yang dibebankan kepadanya. Attitude supervisory responsibilities should be given training and simulation to measure attitudes themselves. Thus after ten hundredth supervisor fills in the answers above, reveals that positioned themselves where they go. Do yourself the incoming superintendent position is responsible for the task or should underestimate / indifference to the tasks assigned to him.
Penyuluh Agama Sebagai Motivator Majelis Taklim Dan Ibadah Sosial Kemasyarakatan Syarif Husain
Jurnal Perspektif Vol. 13 No. 1 (2020): Jurnal Perspektif
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53746/perspektif.v13i1.12

Abstract

Penyuluh agama dalam peranannya sebagai motivator majelis taklim dan penggerak ibadah sosial kemasyarakatan, dalam menyampaikan pesan-pesan moral dan memberikan pencerahan terhadap anggota majelis taklim dan anggota masyarakat, dituntut agar mampu mengembangkan sumber daya manusia dan organisasi majlis taklim. Hal tersebut dilakukan agar tujuan dari pesan-pesan moral dapat berhasil guna dan berdaya guna melalui kegiatan majlis taklim, dan anggota majelis taklim menjadi berdaya dalam peranannya sebagai anggota, baik sebagai anggota majlis taklim binaan penyuluh maupun sebagai anggota masyarakat. Mengajak manusia kepada proses perbaikan akhlak, perilaku dan karakteristik Islami harus diakukan dengan jalan bijak dan pelajaran-pelajaran yang bermnfaat. Dalam tulisan ini diuraikan bagaimana peran penyuluh agama sebagai motivator majelis taklim, terutama dalam menggerakan roda organisasi kelembagaannya serta pemberdayaan jama’ahnya, sehingga majelis taklim bukan hanya mengadakan rutinitas dan ritual keagamaan saja melainkan memberdayakan majlis taklim menjadi lembaga yang bergerak dalam bidang kesejahteraan anggotanya. Kegiatan yang digerakkan oleh penyuluh agama sebagai pemotivator dalam tulisan ini diantaranya mendirikan koperasi sebagai penggerak ekonomi umat, penggerak ibadah sosial kemasyarakatan serta melakukan pembimbingan dan pendampingan pengurusan jenazah.