cover
Contact Name
Wiah Wardiningsih
Contact Email
wiahwards@gmail.com
Phone
+6222-7272580
Journal Mail Official
texere@stttekstil.ac.id
Editorial Address
Politeknik STTT Bandung Jalan Jakarta No. 31 Bandung 40272
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Texere
ISSN : 1411309     EISSN : 27741893     DOI : https://doi.org/10.53298/texere.v19i1
Texere merupakan majalah ilmiah yang mencakup karya tulis ilmiah bidang tekstil, garmen dan fesyen baik yang terkait dengan proses produksi ataupun proses pendukung (supporting)
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 19, No 2 (2021): Texere Volume 19 Nomor 2 Tahun 2021" : 6 Documents clear
PENGARUH PENGGUNAAN KONSENTRASI ENZIM SELULASE DAN BATU APUNG PADA PROSES BIOPOLISHING KAIN KAPAS Ichsan Purnama; Maya Komalasari; Ghina Puspita Adhyaksa; M Azhari
Texere Vol 19, No 2 (2021): Texere Volume 19 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Politeknik STTT Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53298/texere.v19i2.03

Abstract

Tren fashion, khususnya proses pelusuhan pakaian jadi banyak dikerjakan untuk menghasilkan efek khusus agar memiliki kenampakan berbeda setelah pencucian. Proses pencucian dapat dikerjakan diantaranya  biopolishing, stone wash dan acid wash/ice wash, hal ini dilakukan untuk memodifikasi produk akhir  memberikan tampilan berbeda dan meningkatkan kemampuan kenyamanan pakaian. Proses biopolishing adalah proses penyempurnaan menggunakan enzim, bertujuan memperbaiki kenampakan, pegangan kain, sifat permukaan  lebih halus, bebas pilling, dan memiliki daya serap tinggi. Penambahkan batu apung memperluas tingkat pelusuhan dibagian-bagian tertentu, dan memberikan tampilan berbeda.Percobaan menggunakan mesin washing skala laboratorium  dengan variasi konsentrasi enzim  1%, 2% , dan batu apung 1/3  dan 1/2  suhu 60oC selama 30 menit pada mesin washing skala laboratorium. Pengujian meliputi pilling kain, pengurangan berat (SNI ISO 7211-6), ketuaan warna (SNI ISO 105-J03), ketahanan jebol cara diagfrgma (SNI ISO 13938-1), dan ketahanan gosok metode  martindale (SNI ISO 12947-1). Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin tinggi penggunaan konsentrasi enzim dan batu apung, grade pilling semakin besar, pengurangan berat makin besar, tingkat ketuaan warna makin rendah, kekuatan jebol makin turun, dan semakin besar pengurangan tebal dan berat pada uji tahan gosok dengan metode martindale. Kondisi optimum diperoleh pada konsentrasi enzim 1 % dengan penggunaan batu apung 1/2  volume mesin washing skala laboratorium.
PENGGUNAAN KAIN TROSO DAN APLIKASI MAKRAME PADA BUSANA READY TO WEAR Tina Martina; Ursae Pramesvari; Santi Ramadhanti
Texere Vol 19, No 2 (2021): Texere Volume 19 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Politeknik STTT Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53298/texere.v19i2.01

Abstract

Indonesia memiliki kekayaan ragam kain tenun  tradisional dari masing-masing daerah. Salah  satu  daerah  yang menghasilkan  kain  tenun  tradisional  yaitu kabupaten Jepara, Jawa  Tengah.  Kain  tenun  yang diproduksi  di  desa  Troso  Kabupaten  Jepara  disebut  dengan  kain  tenun  Troso. Dalam upaya memperkenalkan kain tenun Troso, maka disusun rencana penelitian ini yang bertujuan  untuk memberikan  alternatif  baru  penggunaan  kain  tradisional  tenun  ikat  troso  dan aplikasi teknik ikat mengikat atau lebih dikenal dengan makrame yang pembuatannya dilakukan secara manual sebagai nilai  tambah dalam pembuatan busana. Hasil dari  penelitian  ini  berupa  busana  ready to wear  yang  terinspirasi  dari  Trend Forecasting Fashion tahun 2019-2020 Singularity yang diterbitkan oleh Bekraf dengan tema Svarga. Metodologi yang digunakan adalah studi literatur dan studi lapangan dalam proses eksperimen pembuatan  produk.  Kain  tenun  Troso  dan  kain  tambahan  yang  akan  digunakan memerlukan sifat yang menghasilkan kenyamanan serta kekuatan yang baik bagi penggunanya.  Hal  tersebut  mendasari  perlunya  dilakukan pengujian untuk kain tenun troso dan kain pendukung. Selain itu aplikasi makrame yang diterapkan akan diproduksi dengan teknik  pencelupan  zat warna  untuk memperoleh  hasil  gradasi warna. Produk  tekstil  atau  fashion  tersebut  kemudian  dinilai  secara  ekonomi  di masyarakat  dengan menggunakan metode kuantitatif berupa kuisioner.
Aplikasi Proximity Sensor Pada Mesin Rajut Datar Semi Otomatis Berbasis Komputer Hananto, Agus; Wahidin, Didin
Texere Vol 19, No 2 (2021): Texere Volume 19 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Politeknik STTT Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53298/texere.v19i2.04

Abstract

Perkembangan teknologi semakin pesat dengan adanya alih teknologi 4.0 pada industri tekstil khususnya pada produksi kain rajut. Kain rajut diproduksi menggunakan mesin rajut salah satunya adalah mesin rajut datar semi otomatis. mesin rajut datar semi otomatis yang ada di politeknik sttt bandung, dapat memproduksi kain rajut dengan lebar 80 - 100 cm. Pada produksi kain rajut yang menggunakan mesin rajut datar, sering terjadi cacat bolong yang disebabkan oleh benang putus pada jarum rajut. Hal ini akan mengakibatkan produksi kain rajut menjadi tidak maksimal, karena mesin sering berhenti tiap kali benang putus. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan perancangan dan pembuatan sensor cacat bolong pada kain rajut pada mesin rajut datar semi otomatis. Pendeteksi cacat bolong kain rajut menggunakan sensor LDR, kemudian variable nilai output sensor diolah menggunakan mikrokontroler, dari mikrokontroler menghasilkan trigger untuk menyalakan alarm, menghitung jumlah cacat, serta menghentikan mesin.  Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas atau mutu kain rajut, mengetahui efisiensi mesin serta dapat mengaplikasikan salah satu penerapan dari teknologi 4.0 dalam hal sistem kontrol otomatis berbasis komputer pada proses pembuatan kain rajut pada mesin rajut datar semi otomatis.
IMPLEMENTASI WASTE ASSESMENT MODEL UNTUK MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI (STUDI KASUS SEWING LINE PT X) Windari, Susanti; Makki, Achmad Ibrahim
Texere Vol 19, No 2 (2021): Texere Volume 19 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Politeknik STTT Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53298/texere.v19i2.05

Abstract

Rendahnya tingkat pencapaian output produksi dapat terjadi karena adanya pemborosan atau waste. Waste ditandai dengan tingginya rework dan reject, serta rendahnya kualitas dan produktivitas kerja. Waste dapat direduksi dengan mengetahui tingkat prosentase waste tertinggi dan terendah, sehingga dapat diketahui jenis waste yang paling mempengaruhi timbulnya jenis waste yang lain. Dengan mengidentifikasi jenis waste yang terjadi diharapkan dapat dicari akar penyebab waste dan solusinya sehingga berdampak pada peningkatan output produksi. Waste Assessment Model (WAM) merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui jenis waste yang terjadi pada industri manufaktur. Berdasarkan pendekatan metode WAM pada studi kasus proses penjahitan artikel “01” ditemukan bahwa waste yang paling kritis yaitu waste inappropriate processing. Waste ini diakibatkan oleh tingginya tingkat rework pada bagian kerah dari output yang dihasilkan. Akar penyebab rework pada bagian kerah yaitu tidak adanya alat bantu yang dapat meminimalisir dan memudahkan proses penjahitan kerah. Setelah dilakukan perbaikan tingkat rework menurun yang diikuti dengan meningkatnya output produksi.
SUSTAINABLE FASHION PADA BUSANA READY-TO-WEAR DENGAN TEKNIK ECOPRINT Tina Martina; Wine Regyandhea Putri; Eka Oktariani; Annisa Djonaputri
Texere Vol 19, No 2 (2021): Texere Volume 19 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Politeknik STTT Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53298/texere.v19i2.06

Abstract

AbstrakDewasa ini, produk fashion berkonsep ramah lingkungan, seperti eco fashion, menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Filosofi eco fashion berkesinambungan dengan konsep produk yang berkelanjutan (sustainable product). Salah satu metoda pewarnaan yang dapat digunakan untuk memenuhi konsep eco fashion dan sustainable product adalah teknik eco printing. Pada penelitian ini digunakan teknik ecoprinting metoda pukul pada kain kapas yang telah dicelup dengan warna dasar menggunakan pewarna alami, kulit kayu tegeran. Proses pre-mordanting menggunakan zat kapur dan tawas dilakukan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kelunturan warna akibat penggunaan zat warna alam. Kain yang telah diproses ecoprinting kemudian di produksi menjadi 2 buah busana Ready-to-wear dengan tema neo medieval subtema dystopian fortress pada trend forecasting singularity 2019-2020. Survey kelayakan harga dilakukan berdasarkan uji kuantitatif sehingga didapatkan data bahwa sebanyak 55% - 80% responden menyatakan tertarik dengan model produk yang ditawarkan, 75 -77% responden merasa bahwa produk pertama dan kedua yang ditawarkan layak dihargai Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000.
Metoda Pengeringan Zat Warna Bubuk Ekstraksi Kulit Bawang Merah menggunakan Convection Oven-drying dan Spray-drying Wiwiek Eka Mulyani; Lestari Wardani; Annisa Nur Fitriyanti
Texere Vol 19, No 2 (2021): Texere Volume 19 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Politeknik STTT Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53298/texere.v19i2.02

Abstract

Pigmen warna dalam kulit bawang merah hasil ekstraksi mengandung senyawa yang dapat memberi warna pada kain. Ekstrak dalam bentuk cair tidak tahan lama dalam penyimpanan sehingga dibuat dalam bentuk bubuk agar lebih tahan lama.  Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan zat warna lebih tahan lama dalam penyimpanan dengan cara pengeringan.  Proses pengeringan zat warna yang  dilakukan pada penelitian ini menggunakan oven dan spray dryer. Karakterisasi yang digunakan untuk mengevaluasi hasil pencelupan menggunakan spektrofotometri, Laundry-O- meter untuk ketahanan terhadap pencucian dan crockmeter untuk ketahanan terhadap gosokan. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah berat kering zat warna bubuk Hasil pengeringan menggunakan oven dan spray dryer masing-masing sebesar 4,97 gram dan 2,68 gram dari 1 Liter larutan ekstraksi. Kandungan air yang terdapat dalam zat warna bubuk  dengan pengeringan menggunakan oven sebesar 35% sedangkan menggunakan spray dryer sebesar 3% setelah didiamkan selama 2 bulan. Evaluasi terhadap hasil pencelupan menggunakan zat warna bubuk hasil pengeringan menggunakan oven dan spray dryer masing-masing memiliki ketuaan warna (K/S) sebesar 3,46 ; kerataan warna (standar deviasi) sebesar 0,105; kecerahan dan arah warna   L* 74, 28 ; a* 0,68 dan b* 25,55 ;  dan ketuaan warna  (K/S) sebesar 3,05 ; kerataan warna (standar deviasi) sebesar 0,08 ; kecerahan dan arah warna  L* 77,19 ; a* - 2,03 dan b* 27,32. Untuk ketahanan luntur warna terhadap pencucian dan ketahanan warna terhadap gosokan basah serta kering keduanya memiliki hasil yang sama yaitu  4-5 dan 5.  Kandungan air zat warna bubuk dan kerataan warna yang lebih baik dihasilkan dengan pengeringan menggunakan spray dryer.

Page 1 of 1 | Total Record : 6