cover
Contact Name
Anwar
Contact Email
anwar@unram.ac.id
Phone
+6281907801569
Journal Mail Official
agrimansion@unram.ac.id
Editorial Address
Jalan Majapahit No.62, Gomong, Selaparang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. 83125,
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Agrimansion: Agribusiness Management & Extension
Published by Universitas Mataram
ISSN : 14118262     EISSN : 27985385     DOI : 10.29303
Jurnal Agrimansion adalah jurnal ilmiah yang memuat tulisan berupa hasil penelitian yang terkait dengan pemikiran/gagasan atau telaahan konseptual/teoritis yang mengkaji aspek-aspek agribisnis dan sosial ekonomi pertanian secara luas seperti manajemen produksi dan pemasaran produk pertanian, penyuluhan dan komunikasi pertanian, kebijakan pembangunan pertanian, perencanaan wilayah, analisis gender, gizi masyarakat dan sosiologi pedesaan. Naskah yang diterima adalah naskah asli yang belum pernah diterbitkan atau dalam proses penerbitan pada publikasi apapun, baik dalam maupun luar negeri.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 9 No 1 (2008): Jurnal AGROMINSION APRIL 2008" : 5 Documents clear
1. Analisis Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Sumberdaya Perikanan Provinsi Bengkulu Syahrowi R. Nusir, Daniel R. Moninta, Rokhmin Dahuri,; Tridoyo Kusumastanto dan Sugeng Budihars
JURNAL AGRIMANSION Vol 9 No 1 (2008): Jurnal AGROMINSION APRIL 2008
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v9i1.185

Abstract

Abstrak Pengelolaan sumberdaya perikanan Provinsi Bengkulu, memiliki peran yang penting dan strategis dalam pembangunan sosial ekonomi daerah ini, terutama dalam menunjang peningkatan pendapatan masyarakat pesisir. Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis strategi kebijakan pengelolaan perikanan di Provinsi Bengkulu; (2) Merumuskan dan merekomendasikan kebijakan daerah dalam pengelolaan perikanan secara berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan dimaksud, data dianalisis dengan pendekatan analisis Input-Output Ekonomi menggunakan Tabel Input-Output Provinsi Bengkulu yang dihimpun dari 578 responden, yang selanjutnya dilakukan simulasi analisis dampak kebijakannya. Hasil analisis permintaan terhadap barang dan jasa pada tahun 2006 digunakan untuk memenuhi permintaan konsumen akhir domestik sebesar 49.50 % dan 16.95 % di ekspor. Sebesar 86.81 % dipenuhi dari provinsi ini sendiri, sedangkan 13.19 % di impor. Kontribusi sektor perikanan dalam perekonomian tahun 2005 hanya mencapai 6.36 % dari PDRB, yang berasal dari perikanan tangkap sebesar 5.41 % dan dari perikanan budidaya sebesar 0.95 %. Kontribusi perikanan sektor hulu sebesar 3.75 % dan industri hilir hanya mencapai 3.47 %, yang mengindikasikan bahwa sektor perikanan di provinsi ini belum dikelola secara optimal. Sektor industri pengolahan ikan dan sektor perikanan tangkap merupakan sektor utama dalam penciptaan Output dan Nilai Tambah Bruto (NTB) di Provinsi Bengkulu. Nilai keterkaitan ke belakang (BL) dan keterkaitan ke depan (FL) serta angka pengganda output sektor industri pengolahan ikan, paling besar dibandingkan sektor perikanan tangkap dan sektor perikanan budidaya, yang berarti sektor ini mempunyai daya dorong yang paling besar dalam menciptakan output dan menghasilkan output baru dalam perekonomian provinsi. Sektor perikanan tangkap memiliki nilai pengganda pendapatan yang tertinggi, yang berarti mempunyai peluang paling besar untuk dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, sedangkan sektor perikanan budidaya mempunyai angka pengganda kesempatan kerja terbesar, yang menunjukkan sektor ini memiliki kesempatan penyerapan tenaga kerja paling tinggi dibandingkan kedua sektor lainnya. Hasil dari simulasi kebijakan didapatkan bahwa upaya meningkatkan alokasi belanja daerah sebesar 30 % untuk menunjang pengembangan kawasan konservasi dan perlindungan SDA, akan menghasilkan kebijakan terbaik dalam menumbuhkan perekonomian daerah dan meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir secara berkelanjutan, dibandingkan dengan skenario kebijakan lainnya. Abstract The management of fisheries resources in Bengkulu Province has the important strategic role toward the development of social economy in that province, particularly on supporting the increasing of coastal community livelihoods. The aims of this research are (1) to analyze the strategic policy of fisheries management in Bengkulu Province; (2) to formulate and recommend the province policy on fisheries management as continuously. Regarding on those aims, the data will analyzed by using economic input-output analysis approach, including input-output table Bengkulu Province, which collected from 578 respondent, and then the policy impact of analysis simulation, were done. The analysis result of the commodity and service request at 2006 were using to fill the last domestic consumer request in the mount of 49.50 % and 16.95 % were exported. In the mount of 86.81 % filled by this province whereas, 13.19 % were imported. The contributions of fisheries sector towards the development of economy just reached 6.36 % at 2005 from PDRB, which it was contributing from capture fisheries in amount of 5.41 % and from aquaculture fisheries in amount of 0.95 %. The fisheries contribution of upper end (hulu) sectors in amount of 3.75 % and downstream (hilir) industry just reached 3.47 %, which indicated that fisheries sector in this province, did not manage optimally yet. Fisheries processing industry sector and fisheries capture sector were the main sector on creating the Output and Bruto Value Added (NTB) in Bengkulu Province. The value of backward linkage (BL) and forward linkage (FL) including output multiplier value on fisheries processing industry sector, were the biggest if comparing with capture fisheries sector and aquaculture fisheries sector, it means this sector is the big impulsion in create the output and create the new output on province economy. The capture fisheries sector has the higher income multiplier value, it means has a big chance to increase the community livelihood, while the aquaculture fisheries sector has the bigger occupation opportunity multiplier value, which refer this sector has the higher labour opportunity comparing with two other sectors. The policy simulation result, indicated to increase 30% in local expenditure on support of protected and conservation resources development area is the best option to increase fisheries sector contribution to Bengkulu Province’s economic growth. and increase the coastal community livelihood as continuously, than others policy script.
2. Determinasi Efisiensi Teknis Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Padi Lahan Irigasi Kabupaten Lombok Tengah Rahmayati, Baiq; Suparmin, Suparmin; Lanang, I Gusti; Tanaya, Parta
JURNAL AGRIMANSION Vol 9 No 1 (2008): Jurnal AGROMINSION APRIL 2008
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v9i1.186

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tatacara penggunaan faktor produksi pada usahatani padi lahan irigasi, menganalisis faktor-faktor produksi yang secara signifikan mempengaruhi produksi dan tingkat efisiensi teknis pada usahatani padi, serta menganalisis faktor-faktor penentu tingkat efisiensi teknis tersebut, dilanjutkan dengan menganalisis besarnya biaya dan pendapatan pada usahatani padi di lahan irigasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil wawancara langsung dengan petani responden. Analisis utama yang digunakan adalah analisis fungsi Frontier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, rata-rata produksi padi adalah 56,54 kw per hektar, dan rata-rata penggunaan benih 49,42 kg per hektar serta rata-rata penggunan pupuk Urea 291,78 kg per hektar, SP36 100,48 kg per hektar, KCL 7,28 kg per hektar dan ZA 22,7 kgper hektar; Kedua, ada lima faktor produksi yang secara signifikan mempengaruhi tingkat produksi yaitu, luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk Urea + ZA dan pestisida. Ketiga, tingkat efisiensi teknis yang dicapai petani dalam usahatani padi lahan irigasi tergolong tinggi. Keempat, determinan utama efisiensi teknis adalah jumlah persil, umur, pengalaman, pendidikan dan frekwensi tanam padi dalam satu tahun. Kelima, rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan petani per hektar sebesar Rp.4.129.647.- dengan pendapatan rata-rata yang diperoleh sebesar Rp. 7.596.227.- Abstract This study was conducted in the District of Central Lombok, West Nusa Tenggara Province. Aims of this study were to know farmers’ method to manage their farm inputs in irrigated farming, to analyse significant factors of rice production and technical efficiency, to reveal factors affecting farm specific technical efficiency and to understand cost and income of rice farming in irrigated land. Data used in this study were result of direct interview to farmer respondents with main analysis was Frontier function analysis. The result showed that first, rice farm produktivity was 56,54 kw/ha with average used of seed 49,42 kg/ha, Urea 291,78 kg/ha, SP36 100,48 kg/ha, KCL 7,28 kg/ha and ZA 22,7 kg/ha; second, there were five significant production factors were size of land, seed, labour, Urea + ZA and pesticide. Third, farm specific technical efficiency for farmers can be considered high. Forth, main determinants of farm specific technical efficiency is number of parcel, age, experience, education and planting intencity a year. The Fifth, average cost is Rp.4.129.647.- per hectare with average income is Rp. 7.596.227.- per hectare.
3. Optimalisasi Usahatani Sayuran Dataran Tinggi Sembalun, Lombok Timur Nurtaji Wathoni
JURNAL AGRIMANSION Vol 9 No 1 (2008): Jurnal AGROMINSION APRIL 2008
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v9i1.187

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pendapatan petani dari berbagai usahatani sayuran serta menentukan kombinasi usahatani sayuran optimal yang memaksimumkan pendapatan petani sayuran di dataran tinggi Sembalun, Lombok Timur.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan pengumpulan data dilakukan dengan teknik survey. Unit analisis dalam penelitian ini adalah usahatani sayuran di dataran tinggi Sembalun, Lombok Timur. Dua desa sampel ditentukan secara purposive sampling atas pertimbangan luas areal panen dan jenis usahatani sayuran yang bervariasi. Jumlah responden petani sebanyak 30 orang ditentukan secara random sampling. Untuk menganalisis data digunakan analisis pendapatan dan Linear Programming.Hasil penelitian menunjukkan adalah: (1) rata-rata luas lahan garapan petani sayuran di wilayah dataran tinggi Sembalun adalah 0,27 ha dan terdapat 6 jenis komoditas sayuran yang dominan diusahakan petani meliputi wortel, kentang, buncis, kubis, bawang daun dan kembang kol; (2) pendapatan petani dari usahatani wortel sebesar Rp.4.272.161,00/grp, kentang Rp. 8.515.629,00/grp, buncis Rp.2.693.871,00/grp, kubis Rp. 5.339.323,00/grp, bawang daun Rp.4.790.957,00/grp dan kembang kol sebesar Rp.4.440.899,00/grp; (3) usahatani seluas rata-rata 0,27 ha (luas lahan garapan) dapat dioptimalkan dengan kombinasi usahatani kentang seluas 8,3 are; buncis 2 are; kubis 11,4 are dan usahatani bawang daun seluas 5,3 are; (4) solusi optimal dapat memaksimumkan pendapatan petani sebesar Rp. 6010646,00. Untuk mengoptimalkan usahatani sayuran dengan rata-rata lahan garapan 0,27 are, pola usahatani yang dianjurkan adalah usahatani kentang seluas 8,3 are; buncis 2 are; kubis 11,4 are dan usahatani bawang daun seluas 5,3 are. Abstract The objectives of the research are to analyze farmer’s income in various farming of vegetables and determine optimal combination of vegetables farming that maximize farmer’s income in up-land of Sembalun, East Lombok.This research used descriptive method and data collecting conducted by survey technique. Analyzing unit in this research were vegetables farming in up-land of Sembalun, East Lombok. Two sample villages determined by purposive sampling based on harvested area and various vegetables farming. There were 30 respondent farmers determined by random sampling. Data analysis used income analysis and apllied Linear Programming.The results of the research are as follows: (1) the average of cultivated area of vegetables farming in up-land of Sembalun was about 0.27 ha and there were 6 dominant commodities that cultivated by farmers, namely: carrot, potato, beans, cabbage, leaf-onion, and cauliflower; (2) Carrot farming gave farmer’s income of Rp 4,272,161.00/ca (cultivated area), and potato, beans, cabbage, leaf-onion, and cauliflower gave Rp 8,515,629.00/ca, Rp 2,693,871.00/ca, Rp 5,339,323.00/ca, Rp 4,790,957.00/ca, and Rp 4,440,899.00/ca, respectively; (3) farming area of 0.27 acre can be optimized by arranging farming patterns, namely: potato 8.3 acre; beans 2 acre; cabbage 11.4 acre and cauliflower 5.3 acre; (4) the optimal solution can maximize farmer’s income of Rp 6,010,646.00. In order to optimize the vegetables farming of 0.27 acre cultivated area in up-land of Sembalun, the following farming patterns that recommended to each farming were distributed, namely: potato 8.3 acre; beans 2 acre; cabbage 11.4 acre and cauliflower 5.3 acre, respectively.
4. A Missing Link in Empowerment Program in Indonesia I Wayan Suadnya
JURNAL AGRIMANSION Vol 9 No 1 (2008): Jurnal AGROMINSION APRIL 2008
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v9i1.188

Abstract

Abstrak Pemerintah daerah telah diberikan otoritas untuk melaksanakan program pemberdayaan. Dukungan regulasi dan keuangan telah diberikan oleh pemerintah pusat dan badan pemberdayaan masyarakat juga telah di bentuk. Namun dampak dari program pemberdayaan masih rendah. Apa yang menyebabkan hal ini terjadi? Untuk menjawab pertanyaan ini survei dengan wawancara langsung dan wawancara mendalam dengan stakeholder kunci telah dilakukan di tujuh desa pesisir di Lombok. Hasil penelitian menunjukkan, walaupun berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk memberdayakan masyarakat pesisir, namun aparat pemerintah yang diharapkan melaksanakan program pemberdayaan tidak dilatih tentang pemberdayaan itu sendiri. Akibatnya aparat tidak mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang memberdayakan sehingga mereka tetap mengimplementasikan cara lama yang top down dan pendekatan target. Hal ini berakibat pada gagalnya program. Abstract Local government was given authority to implement empowerment programs. Support including regulations, and financial were also provided by the central government. Empowerment bureau was established to accelerate empowerment programs. However, the impact of the empowerment program was low. What missing in government effort to empower coastal community in Lombok? To answer this question, a survey with face to face interview and in-depth interview with key stakeholders was carried out in seven coastal villages. The results indicate, even though various efforts have been carried out by the government to empower coastal communities, government staff who implement empowerment program were not trained on empowerment. As a result there was no change in government staff members’ knowledge, skills and behaviours, and staff continued practising the old top down mode of delivery and target focused approach to development processes. This had led to program failure.
5. Dampak Pembangunan Sektor Pertanian Pangan Terhadap Output dan Nilai Tambah Perekonomian Nusa Tenggara Barat: Suatu Pendekatan Input-Output Hirwan Hamidi
JURNAL AGRIMANSION Vol 9 No 1 (2008): Jurnal AGROMINSION APRIL 2008
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v9i1.189

Abstract

Abstrak Studi ini bertujuan untuk menganalisis dampak pembangunan sektor pertanian pangan terhadap output dan nilai tambah sektor pertanian pangan di Nusa Tenggara Barat. Sumber data dalam studi ini adalah Tabel Input-Output Nusa Tenggara Barat tahun 2005. Dengan menggunakan analisis dampak output dan nilai tambah disimpulkan bahwa (1) setiap satu rupiah peningkatan permintaan akhir sektor pertanian pangan akan berdampak terhadap peningkatan output seluruh sektor dalam perekonomian Nusa Tenggara Barat sebesar 1,29294 rupiah, (2) lebih dari separo (67,86%) nilai tambah sektor pertanian pangan merupakan dampak dari konsumsi rumahtangga, sisanya masing-masing 0,59%, 15,81%, dan 15,74% merupakan dampak dari konsumsi pemerintah, investasi, dan ekspor. Dalam upaya mempercepat peningkatan output disarankan untuk mengembangkan bawang merah dan bawang putih, sedangkan untuk nilai tambah diperlukan dorongan konsumsi rumahtangga dan ekspor. Dampak yang diharapkan terjadi dari pengembangan kedua komoditi tersebut adalah meningkatnya output sektor-sektor lain dalam perekonomian terutama perdagangan, angkutan darat, industri makanan, dan restoran. Abstract This study aims to analyse the effect of food-crop sector development on West Nusa Tenggara economic output and value added. Main source of data for this study is Input-Output Table of West Nusa Tenggara in 2005. By applying analysis output and value added effect, it was concluded that 1) Every Rp. 1 of last demand for food-crop sector give effect to total economic sector of West Nusa Tenggara in amount of Rp. 1.29294; 2) over a half (67.86%) value added food-crop sector is an effect from household consumption and the rest 0.59%, 15.18% and 15.74% were from government, investment and export consumption respectively. In the effort on accelerating the increase of output, it was suggested to cultivate onion and garlic, and for value added is increasing household consumption and export. Expected effect from cultivating those two commodities is increasing output from other sectors mainly trading, land transportation, food industries and restaurant.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2008 2008


Filter By Issues
All Issue Vol 24 No 2 (2023): Jurnal Agrimansion Agustus 2023 Vol 24 No 1 (2023): Jurnal Agrimansion April 2023 Vol 23 No 3 (2022): Jurnal Agrimansion Desember 2022 Vol 23 No 2 (2022): Jurnal Agrimansion Agustus 2022 Vol 23 No 1 (2022): Jurnal Agrimansion April 2022 Vol 22 No 3 (2021): Jurnal Agrimansion Desember 2021 Vol 22 No 2 (2021): Jurnal Agrimansion Agustus 2021 Vol 22 No 1 (2021): Jurnal Agrimansion April 2021 Vol 21 No 3 (2020): Jurnal Agrimansion Desember 2020 Vol 21 No 2 (2020): Jurnal Agrimansion Agustus 2020 Vol 21 No 1 (2020): Jurnal Agrimansion April 2020 Vol 20 No 3 (2019): Jurnal Agrimansion Desember 2019 Vol 20 No 2 (2019): Jurnal Agrimansion Agustus 2019 Vol 20 No 1 (2019): Jurnal Agrimansion April 2019 Vol 19 No 3 (2018): JURNAL AGRIMANSION DESEMBER 2018 Vol 19 No 2 (2018): JURNAL AGRIMANSION AGUSTUS 2018 Vol 19 No 1 (2018): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2018 Vol 18 No 1 (2017): Jurnal Imiah Agrimansion Vol 16 No 1 (2015): JURNAL ILMIAH AGRIIMANSION APRIL 2015 Vol 16 No 3 (2015): Jurnal Imiah AGRIMANSION Vol 15 No 1 (2014): JURNAL ILMIAH AGRIIMANSION APRIL 2014 Vol 11 No 2 (2010): Jurnal Ilmiah Agribisnis Agustus 2010 Vol 10 No 1 (2009): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2009 Vol 9 No 3 (2008): JURNAL AGROMINSION DESEMBER 2008 Vol 9 No 2 (2008): Jurnal AGROMINSION AGUSTUS 2008 Vol 9 No 1 (2008): Jurnal AGROMINSION APRIL 2008 Vol 8 No 3 (2007): JURNAL AGROMINSION DESEMBER 2007 Vol 8 No 2 (2007): JURNAL AGROMINSION Agustus 2007 Vol 8 No 1 (2007): JURNAL AGRIMANSION DESEMBER 2007 Vol 7 No 3 (2006): JURNAL AGRIMANSION DESEMBER 2006 Vol 7 No 2 (2006): JURNAL AGRIMANSION AGUSTUS 2006 Vol 7 No 1 (2006): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2006 Vol 5 No 1 (2004): JURNAL AGRIMANSION NOVEMBER 2004 Vol 4 No 2 (2004): JURNAL AGRIMANSION MEI 2004 Vol 4 No 1 (2003): JURNAL AGRIMANSION November 2003 Vol 3 No 2 (2003): JURNAL AGRIMANSION MEI 2003 Vol 3 No 1 (2002): JURNAL AGRIMANSION NOVEMBER 2002 Vol 2 No 2 (2002): JURNAL AGRIMANSION MEI Vol 2 No 1 (2001): JURNAL AGRIMANSION NOVEMBER 2001 Vol 1 No 2 (2001): JURNAL AGRIMANSION MEI 2001 Vol 1 No 2 (2001): Jurnal AGRIMANSION (AGRIBUSINESS MANAGEMENT & EXTENSION) MEI More Issue