cover
Contact Name
Anwar
Contact Email
anwar@unram.ac.id
Phone
+6281907801569
Journal Mail Official
agrimansion@unram.ac.id
Editorial Address
Jalan Majapahit No.62, Gomong, Selaparang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. 83125,
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Agrimansion: Agribusiness Management & Extension
Published by Universitas Mataram
ISSN : 14118262     EISSN : 27985385     DOI : 10.29303
Jurnal Agrimansion adalah jurnal ilmiah yang memuat tulisan berupa hasil penelitian yang terkait dengan pemikiran/gagasan atau telaahan konseptual/teoritis yang mengkaji aspek-aspek agribisnis dan sosial ekonomi pertanian secara luas seperti manajemen produksi dan pemasaran produk pertanian, penyuluhan dan komunikasi pertanian, kebijakan pembangunan pertanian, perencanaan wilayah, analisis gender, gizi masyarakat dan sosiologi pedesaan. Naskah yang diterima adalah naskah asli yang belum pernah diterbitkan atau dalam proses penerbitan pada publikasi apapun, baik dalam maupun luar negeri.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 9 No 2 (2008): Jurnal AGROMINSION AGUSTUS 2008" : 5 Documents clear
1. Principal-Agent Problem Dalam Kemitraan Pertanian Hirwan Hamidi
JURNAL AGRIMANSION Vol 9 No 2 (2008): Jurnal AGROMINSION AGUSTUS 2008
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v9i2.192

Abstract

Abstrak Kemitraan antara petani pemilik lahan (principal) dengan petani lain yang bertindak sebagai penyakap dalam sistem bagi hasil atau penyewa (agent) telah lama berlangsung.Tulisan ini menelaah aspek teoritis dari hubungan tersebut dengan mengambil kasus kemitraan dalam agribisnis tembakau virginia yang transaksinya berada pada kondisi informasi tidak sempurna. Hasil studi empiris menunjukkan, bahwa kemitraan dalam agribisnis tembakau virginia di Pulau Lombok telah berdampak terhadap semakin berkembangnya kelembagaan penyewaan tanah sebagai konsekuensi dari luas kepemilikan lahan yang relatif sempit (0,56 ha) sementara kemitraan mempersyaratkan luas lahan minimal 1,75 hektar. Sesuai dengan teori agency, pilihan bagi para petani pemilik tanah (principal) dan petani tembakau yang bertindak sebagai penyewa (agent) merupakan alternatif terbaik karena masing-masing pihak mendapatkan penerimaan maksimum. Mengingat principal netral terhadap risiko maka ia tetap memperoleh penerimaan sebesar harga sewa yang telah disepakati meskipun hasil panen agent mengalami kegagalan karena faktor iklim. Demikian halnya dengan petani tembakau penyewa lahan (agent), mengingat adanya beban risiko yang ditanggung maka agent akan berusaha mencurahkan semua sumberdaya yang dimiliki untuk memaksimumkan penerimaannya karena semakin tinggi beban risiko yang ditanggung semakin besar insentif yang akan diterima dibanding tidak ada beban risiko yang hanya menerima upah tetap. Abstract Partnership between farmer owner (principal) and farmer sharecroper or leaser (agent) has been exist for long time. This paper studies theoritical aspect from their relationship with case of partnership in virginea tobacco farm industries with its transaction under imperfect information situation. The empirical study result shows that partenrship in virginea tobacco farm industries in Lombok Isalnd has given effect to increase land leasing because the size of land owned by farmers very low (0.56 ha) while the partnership system needs minimum size 1.75 ha for each. Based on Agecy Theory, the choice of principal and agent is a best alternative because each side earn maksimum benefit. Considering principals are neutral to risk, they always earn economic benefit in amount of the price of leasing their land although agent faced failure in harvesting. Similarly, agent will all out use their resource because they load with high risk. This is applied because theoritically the higher the risk the more benefit will earn compare to work for fixed wage only.
2. Tidak banyak peranan kredit bagi petani kecil Taslim Sjah; M. Zubair
JURNAL AGRIMANSION Vol 9 No 2 (2008): Jurnal AGROMINSION AGUSTUS 2008
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v9i2.194

Abstract

Abstrak Tulisan ini mendeskripsikan peranan kredit pertanian secara teoritis dan empiris dari berbagai belahan dunia, dan peranannya bagi petani kecil di Lombok Tengah. Data dikumpulkan melalui studi pustaka dan wawancara dengan petani pengguna kredit. Banyak tujuan ingin dicapai oleh program perkreditan pertanian, seperti peningkatan produksi, pendapatan, dan lain-lain. Namun, bagi petani kecil di Lombok Tengah, kredit dirasakan dampaknya lebih dalam bentuk menolong mereka di masa sulit, yaitu untuk melanjutkan produksi pertanian dan hidup mereka. Peningkatan produksi pertanian dan pendapatan petani sebagai akibat dari penggunaan kredit, terjadi dalam persentase yang rendah. Abstract This paper describes the roles of agricultural credit, theoretically and empirically of the world wide, and credit roles for small holder farmers in Central Lombok. Data were collected through desk study and interviews with farmers who used credit. Credit is provided for many purposes, including increasing agricultural production, farmers’ income, and others. Yet, credit helped just little bit for farmers in Central Lombok, in that credit could sustain farm productions and families’ living. Production and income improvement could occur only in a low percentage.
3. Analisis Pemasaran Sayuran Dataran Tinggi di Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur Nurmalinda Rurianti; Nurtaji Wathoni; Asri Hidayati
JURNAL AGRIMANSION Vol 9 No 2 (2008): Jurnal AGROMINSION AGUSTUS 2008
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v9i2.195

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian adalah: (1) mengetahui lembaga pemasaran dan saluran pemasaran sayuran dataran tinggi Kecamatan Sembalun; (2) menganalisis margin dan efisiensi pemasaran; (3) menganalisis elastisitas transmisi; dan (4) mengidentifikasi masalah yang dihadapi petani dalam pemasaran hasil-hasil sayuran.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan pengumpulan data dilakukan dengan teknik survey. Unit analisis dalam penelitian ini adalah petani produsen sayuran dan lembaga pemasaran. Dua desa sampel ditentukan secara purposive sampling atas pertimbangan areal panen dan jenis komoditas sayuran yang bervariasi. Jumlah responden petani sebanyak 30 orang ditentukan secara random sampling, sedangkan responden lembaga pemasaran dilakukan dengan teknik snowball sampling. Analisis data menggunakan metode deskriptif, analisis margin pemasaran, efisiensi pemasaran serta analisis elastisitas transmisi harga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Lembaga pemasaran sayuran dataran tinggi yang teridentifikasi meliputi pedagang pengumpul desa dan pengecer; (2) terdapat dua saluran pemasaran, yaitu (I) petani-PPD-Pr-konsumen, dan (II) petani-PPD-konsumen; (2) Margin pemasaran pada saluran I dan II masing-masing sebesar Rp.3.377,00/kg dan Rp.862,00/kg; (3) Saluran II lebih efisien dibandingkan saluran I; (4) Pada saluran I, harga di konsumen akhir ditransmisikan secara sempurna ke produsen, sedangkan pada saluran II tidak ditransmisikan secara sempurna; (5) Masalah-masalah yang dihadapi petani dalam pemasaran sayuran khas dataran tinggi adalah kurangnya modal usahatani dan jarak yang jauh antara lahan usahatani dengan lokasi pasar. Abstract The research objectives were to identify: ( 1) marketing institute and marketing chains of upland vegetables of Sembalun Sub-district; ( 2) analyze margin and marketing efficiency; ( 3) analyze transmission elasticity; and ( 4) identify the marketing problems that faced by farmers. This Research used descriptive method and data collecting conducted by survey technique. Unit analyze in this research were farmers and marketing institute. There were two sample villages determined by purposive sampling based on harvested area and vegetable commodities. Respondent farmers determined by random sampling, while marketing institutions conducted by snowball sampling technique. Data analysis used descriptive method, marketing margin analysis, marketing efficiency and also price transmission elasticity.Result of research indicate that: (1) marketing institutions of up-lend vegetables identified were merchant and retailer; (2) there are two marketing channel, that are (I) farmer-merchant-retailer-customer, and (II) farmer-merchant-customer; (2) marketing margin of channel I and II were Rp.3.377,00/kg and Rp.862,00/kg; (3) marketing channel II is more efficient than channel I; (4) at channel I, market price is perfectly transmitted to producer, while channel II is not; ( 5) marketing problems that faced by farmers were the lack of farming capital and the distance of their farm and market location.
4. Factors Associated to Rural Households’Access to Financial Services in Rural Lombok, Indonesia I Ketut Budastra
JURNAL AGRIMANSION Vol 9 No 2 (2008): Jurnal AGROMINSION AGUSTUS 2008
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v9i2.197

Abstract

Abstrak Dalam upaya untuk memahami tingkah laku menabung dan meminjam rumah tangga pedesaan di Lombok, Paper ini menganalisa faktor-faktor yang berasosiasi dengan akses rumah tangga pada jasa keuangan mikro dengan menggunakan data survai 180 rumah tangga yang diambil secara acak dari 6 desa dan 3 kabupaten di Lombok, Indonesia. Keberartian dari asosiasi antar faktor-faktor dalam penelitian ini diuji dengan uji Chi-square, Korelasi atau T-test tergantung pada jenis datanya. Ditemukan bahwa akses rumah tangga pada jasa tabungan berasosiasi secara berarti dengan karakteristik sosial ekonomi dan menabung-meminjam rumah tangga itu sendiri. Karakteristik sosial ekonomi rumah tangga dimaksud adalah jenis pekerjaan, adanya pegawai negeri dalam keluarga, pendapatan, kecukupan pendapatan, agama, pendidikan, dan kepemilikan ketrampilan khusus. Sementara, karakteritik menabung-meminjam rumah tangga dimaksud meliputi: rasa percaya diri berurusan dengan lembaga keuangan, kepemilikan kredit formal, tabungan informal dan kredit infomal. Faktor-faktor tersebut menggambarkan kapasitas dan preferensi menabung rumah tangga pada lembaga keuangan formal. Akses rumah tangga pada layanan jasa kredit formal juga berasosiasi secara berarti karakteristik sosial ekonomi dan karakteritik menabung-meminjam rumah tangga itu sendiri. Karakteristik sosial ekonomi dimaksud adalah jenis pekerjaan kepala rumah tangga, keberadaan pegawai negeri dalam keluarga, dan pendidikan kepala rumah tangga. Karakteristik menabung-meminjam rumah tangga dimaksud meliputi: rasa percaya diri berurusan dengan lembaga keuangan, kepemilikan tabungan formal, kepemilikan kredit informal, dan jumlah kredit. Faktor-faktor ini pada intinya adalah menggambarkan kebutuhan kredit dari rumah tangga dan preferensi lembaga keuangan pada rumah tangga peminjam. Abstract In an attempt to understand saving and credit behaviours of rural households in Lombok, this paper analyzed factors associated with the households’ access to financial services, using a survey data of 180 households randomly selected from 6 villages and 3 districts in Lombok, Indonesia. The data collection was carried out from January-June 2007. Factor associations were tested using Chi-square, Correlation and/or t-test, whichever is appropriate, depending on data measurement. It was found that the households’ access to formal savings is associated with their socio-economic and banking characteristics. The former includes occupation, government employee, income, income sufficiency, religion, education, specific skill, and banking confidence while the latter includes formal credit possession, informal saving possession, and informal credit possession. These factors essencially reflect their saving capacity and preference toward formal savings. The households’ access to formal credits is associated with the socio-economic characteristics and banking characteristics of the households. The former include occupation, government employee possession, and education while the latter include banking confidence, formal saving possession, informal credit possession and total credit amounts. These factors reflect the households’ credit need and preference along with the financial institutions’ preference toward borrowers.
5. Efektivitas Kebijakan Pengamanan Harga Gabah Petani Pada Pelaksanaan DPM- LUEP di Kabupaten Lombok Barat I Ng. Mandra; Suparmin Suparmin; Taslim Sjah
JURNAL AGRIMANSION Vol 9 No 2 (2008): Jurnal AGROMINSION AGUSTUS 2008
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v9i2.198

Abstract

Abstrak Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani. Pembangunan pertanian yang mendapat prioritas utama adalah sub sektor tanaman pangan yang salah satunya adalah padi. Padi merupakan bahan makanan pokok sekitar 95% penduduk Indonesia, sehingga merupakan komoditas strategis dalam kehidupan sosial ekonomi nasional. Kebijakan pengamanan harga merupakan salah satu komponen kebijakan perberasan nasional untuk meningkatkan pendapatan petani dan ketahanan pangan nasional. Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu kabupaten sentra produksi padi di Nusa Tenggara Barat. Pada musim panen raya, panen serempak dan gabah melimpah menyebabkan harga jual gabah petani menjadi rendah. Kabupaten Lombok Barat juga telah melaksanakan program Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (DPM-LUEP) yang bertujuan untuk menjaga harga jual gabah di tingkat petani agar tetap aman, untuk meningkatkan pendapatan petani, dan menumbuhkan kelembagaan usaha ekonomi di pedesaan serta meningkatkan ketahanan pangan daerah di desa.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis; (1) Efektivitas Kebijakan pengamanan harga gabah di kabupaten Lombok Barat; (2) Efektivitas Sistem Kerja Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan pada pelaksanaan program Dana Penguatan Modal di kabupaten Lombok Barat.Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lombok Barat pada buulan Desember 2007 terhadap pelaksanaan program DPM-LUEP Tahun 2005-2007. Metode yang digunakan adalah Metode deskriptive dengan tehnik survei. Data yang diperoleh dianalisis dengan Regresi Logistik.Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Kebijakan pengamanan harga gabah pada tahun 2005-2007 kurang efektif. Efektivitas kebijakan pengamanan harga tahun 2005-2007 mencapai 72,92 %. Efektivitas kebijakan pengamanan harga gabah (KPHG) dipengaruhi proses pembelian (PB). Secara parsial efektivitas kebijakan akan meningkat bila dilakukan pembelian secara langsung. Proses Pembelian langsung meningkatkan harga yang diterima petani. Efektifitas sistem kerja LUEP di Kabupaten Lombok Barat adalah baik untuk tahun 2005, dan sangat baik untuk tahun 2006 dan 2007. Peranan LUEP relatif kecil dan tidak efektif dalam kebijakan pengamanan harga gabah karena berbagai kendala. Abstract Agricultural development is directed toward increasing farmer’s income and welfare. Agricultural development that is put as first priority is food crop sub sector and one of them is rice. Rice is staple food of nearly 95 % of Indonesian so as a strategic commodity in national socio economic life. Price Security Policy of Farmers’ Rice is one of national rice policy to increase farmer’s income and strengthen food security.West Lombok District is one of rice production centre in the Province of West Nusa Tenggara. In a great harvest season, rice is harvested at the same time therefore there is abundant of rice supply that directs the price is going low. On the other side, farmer requires amount of fresh cash for their cost of living and for following farm business. This situation forces farmer to sell their harvested rice at low price. West Lombok District also conducts a Price Security Policy of Farmers’ Rice through Capital Strengthen Fund for Rural Economic Business Institution (DPM-LUEP) that directs to secure rice price at farm gate, to increase farmer’s income, to grow good rural business institution, and to strengthen rural food security. The objective of this study is to analyze; (1) The effectiveness of rice price security policy; (2) The effectiveness of LUEP’s working system in West Lombok District. This study has been conducted in West Lombok District on December 2007 to evaluate the implementation of DPM-LUEP fiscal year 2005 – 2007. Method employed to this study is descriptive method with survey technique. Data collected were analyzed under Logistic Regression. The result of this study reveals that the policy of rice price policy in 2005 – 2007 is less effective. Effectivity of rice price policy in 2005 – 2007 reaches up to 72.92 %. Rice price in 2007 has the least variance coefficient therefore it was relatively more stable than those of in 2005 and in 2006. Effectivity of rice price security policy or kebijakan pengamanan harga gabah (KPHG) by purchasing process (PB). Partially, effectivity will increase if direct purchasing is conducted because the price at farmer level is increase as well. Effectivity of LUEP’s working system in West Lombok District is ‘good’ for 2005 and ‘very good’ for 2006 and 2007. The role of LUEP is relatively low and ineffective in the rice price security policy due to several obstacles.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2008 2008


Filter By Issues
All Issue Vol 24 No 2 (2023): Jurnal Agrimansion Agustus 2023 Vol 24 No 1 (2023): Jurnal Agrimansion April 2023 Vol 23 No 3 (2022): Jurnal Agrimansion Desember 2022 Vol 23 No 2 (2022): Jurnal Agrimansion Agustus 2022 Vol 23 No 1 (2022): Jurnal Agrimansion April 2022 Vol 22 No 3 (2021): Jurnal Agrimansion Desember 2021 Vol 22 No 2 (2021): Jurnal Agrimansion Agustus 2021 Vol 22 No 1 (2021): Jurnal Agrimansion April 2021 Vol 21 No 3 (2020): Jurnal Agrimansion Desember 2020 Vol 21 No 2 (2020): Jurnal Agrimansion Agustus 2020 Vol 21 No 1 (2020): Jurnal Agrimansion April 2020 Vol 20 No 3 (2019): Jurnal Agrimansion Desember 2019 Vol 20 No 2 (2019): Jurnal Agrimansion Agustus 2019 Vol 20 No 1 (2019): Jurnal Agrimansion April 2019 Vol 19 No 3 (2018): JURNAL AGRIMANSION DESEMBER 2018 Vol 19 No 2 (2018): JURNAL AGRIMANSION AGUSTUS 2018 Vol 19 No 1 (2018): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2018 Vol 18 No 1 (2017): Jurnal Imiah Agrimansion Vol 16 No 1 (2015): JURNAL ILMIAH AGRIIMANSION APRIL 2015 Vol 16 No 3 (2015): Jurnal Imiah AGRIMANSION Vol 15 No 1 (2014): JURNAL ILMIAH AGRIIMANSION APRIL 2014 Vol 11 No 2 (2010): Jurnal Ilmiah Agribisnis Agustus 2010 Vol 10 No 1 (2009): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2009 Vol 9 No 3 (2008): JURNAL AGROMINSION DESEMBER 2008 Vol 9 No 2 (2008): Jurnal AGROMINSION AGUSTUS 2008 Vol 9 No 1 (2008): Jurnal AGROMINSION APRIL 2008 Vol 8 No 3 (2007): JURNAL AGROMINSION DESEMBER 2007 Vol 8 No 2 (2007): JURNAL AGROMINSION Agustus 2007 Vol 8 No 1 (2007): JURNAL AGRIMANSION DESEMBER 2007 Vol 7 No 3 (2006): JURNAL AGRIMANSION DESEMBER 2006 Vol 7 No 2 (2006): JURNAL AGRIMANSION AGUSTUS 2006 Vol 7 No 1 (2006): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2006 Vol 5 No 1 (2004): JURNAL AGRIMANSION NOVEMBER 2004 Vol 4 No 2 (2004): JURNAL AGRIMANSION MEI 2004 Vol 4 No 1 (2003): JURNAL AGRIMANSION November 2003 Vol 3 No 2 (2003): JURNAL AGRIMANSION MEI 2003 Vol 3 No 1 (2002): JURNAL AGRIMANSION NOVEMBER 2002 Vol 2 No 2 (2002): JURNAL AGRIMANSION MEI Vol 2 No 1 (2001): JURNAL AGRIMANSION NOVEMBER 2001 Vol 1 No 2 (2001): JURNAL AGRIMANSION MEI 2001 Vol 1 No 2 (2001): Jurnal AGRIMANSION (AGRIBUSINESS MANAGEMENT & EXTENSION) MEI More Issue