cover
Contact Name
Gabriela Laras Dewi Swastika
Contact Email
gabriela.swastika@ciputra.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalcalathufikom@ciputra.ac.id
Editorial Address
School of Communication Science and Media Business UC Tower Building 14th Floor, Universitas Ciputra Surabaya CitraLand CBD Boulevard, Made, Sambikerep, Surabaya City, East Java 67219
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Calathu: Jurnal Ilmu Komunikasi
ISSN : 26562057     EISSN : 26568519     DOI : https://doi.org/10.37715/calathu.v3i1.1894
Core Subject : Education,
Calathu: Jurnal Ilmu Komunikasi membuka peluang bagi para peneliti untuk menuliskan naskah hasil penelitian dalam lingkup ilmu komunikasi, topik tidak dibatasi dan beragam, mulai dari kajian media dan budaya, periklanan, penyiaran, jurnalisme, humas, komunikasi pemasaran terpadu, ekonomi politik komunikasi, etika dan filsafat komunikasi, literasi media, komunikasi politik, komunikasi pariwisata, komunikasi lintas budaya, komunikasi kebijakan publik, komunikasi visual, komunikasi interpersonal dan organisasi, maupun studi khalayak. Naskah diharapkan mengikuti perkembangan ilmu komunikasi dan mampu mendorong pertumbuhan pengetahuan dalam bidang keilmuan.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 2 (2020): Calathu: Jurnal Ilmu Komunikasi" : 6 Documents clear
Wacana Rasisme dalam Film "Blindspotting” Deani Prionazvi Rhizky
Calathu: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 2 No. 2 (2020): Calathu: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : School of Communication Science and Media Business

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/calathu.v2i2.1567

Abstract

Masih sering kita melihat diskriminasi warna kulit yang terjadi di beberapa belahan bumi. Sejarah mencatat banyak kasus pelanggaran hak asasi manusia yang berkaitan dengan perbedaan warna kulit. Paham rasisme di berbagai belahan dunia seringkali dikaitkan dengan penindasan dan kekuasaan. Hal ini sering kita jumpai di film-film yang menayangkan realitas perilaku rasisme yang terjadi di lingkungan masyarakat. Film menjadi sebuah media untuk menyuarakan informasi yang mungkin tidak dapat langsung dikatakan karena dianggap sensitif, salah satunya adalah wacana rasisme. Film Blindspotting mengangkat tentang realitas yangterjadi di Oakland, California. Film ini menceritakan tentang bagaimana perilaku rasisme seperti diskriminasi dan stereotip yang diterima oleh masyarakat kulit hitam yang ada di kota tersebut. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan metode analisis wacana kritis Norman Fairclough untuk mengungkap wacana rasisme yang sering terjadi di kehidupan nyata. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan mencari dimensi teks, nilai relasional, dan nilai ekspresif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui wacana rasisme yang ada dalam film Blindspotting serta memberikan gambaran bagaimana analisis dari teori Norman Fairclough. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalu dimensi teks muncul kata-kata rasisme seperti negro, nigga, dan monster. Nilai relasional yaitu kelompok hitam sering dicurigai sebagai masyarakat yang membahayakan. Pembuat film ini merepresentasikan nilai ekspresif, yaitu sikap rasisme antara lain prasangka, stereotip, diskriminasi, dan antisemitisme. Kata kunci: wacana kritis, rasisme, film, diskriminasi
Perspektif Kritis Post-internet Vincent Mosco pada Aplikasi Berbasis Investasi Hesti Puji Lestari
Calathu: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 2 No. 2 (2020): Calathu: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : School of Communication Science and Media Business

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/calathu.v2i2.1568

Abstract

Sarana berbasis online menjadi tren baru semenjak COVID-19, salah satunya adalah tren investasi, namun tren ini membuat data dan privasi pengguna internet semakin tidak aman. Penelitian ini akan menggunakan perspektif kritis post-internet menurut Vincent Mosco. Hasilnya, media baru membuat kritik Vincent Mosco tentang aras perlindungan privasi dan kedaulatan pribadi bisa jadi benar. Aplikasi investasi nyatanya menggunakan platform lain, seperti Google, Instagram, dan Twitter dalam proses pemasarannya serta menggandeng perusahaan pihak ketiga dalam pelaksanaannya. Hal ini memungkinkan pihak-pihak yang bersangkutan dengan mudah memata-matai klien mereka. Apalagi, semua data pribadi (termasuk NIK) turut dimasukkan dalam proses pendaftaran aplikasi ini. Kata kunci: online, COVID-19, Vincent Mosco, cloud data
Teknologi dan Nilai Mistis Video Musik Lathi dalam Membentuk Persepsi Audiens Lian Agustina Setiyaningsih; Muhammad Hanif Fahmi; Vian Violeta
Calathu: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 2 No. 2 (2020): Calathu: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : School of Communication Science and Media Business

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/calathu.v2i2.1570

Abstract

Media baru, selain memiliki kelebihan dalam menembus ruang dan waktu, juga menyediakan konten hiburan dan informasi secara beragam. Hal ini menggambarkan bahwa media baru terutama Youtube memberikan fungsi hiburan dan informatif kepada audiens. Termasuk pemanfaatan Youtube dalam mengakses video musik memberikan kemudahan bahkan dapat membentuk persepsi audiens. Penelitian ini memfokuskan pada kasus video musik Lathi yang memiliki unsur teknologi dan konten mistis terhadap persepsi audiens. Melalui metode kuantitatif kuasi-eksperimen, penelitian ini melibatkan 99 responden di Malang Raya. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa ada pengaruh kuat teknologi dan konten mistis terhadap pembentukan persepsi audiens. Beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya persepsi adalah kualitas video musik, konten mistis, pemanfaatan teknologi serta pesan yang dengan mudah dapat dipahami oleh audiens. Kata kunci: teknologi komunikasi, konten mistis, persepsi, audiens
Analisis Wacana Queer pada Iklan Durex Versi Restoran Favorit Baru Hanya Untuknya: #SayangBeneran Samuel Rihi Hadi Utomo
Calathu: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 2 No. 2 (2020): Calathu: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : School of Communication Science and Media Business

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/calathu.v2i2.1572

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana wacana queer dijelaskan dalam iklan Durex #SayangBeneran versi “Restoran Favorit Baru hanya Untuknya” dan untuk mengetahui bagaimana iklan bekerja memanggil target audiens untuk menempati posisi subjek yang ditawarkan ideologi dalam iklan. Meminjam analisis multimodal Kress dan van Leeuwen (1996), serta perspektif semiotika iklan Williamson (1978), wacana queer dalam iklan ini menunjukan menjadi product as signifier menempeli makna terkait kesetaraan gender dalam penggunaan teknologi dan sensitivitas terhadap partner. Sebagai product as generator, iklan ini membangkitkan rasa senang, nyaman dan handal terhadap partner. Maka melihat secara keseluruhan sebagai product as currency, makna tersebut hanya bisa didapatkan dari produk Durex, sebagai bukti #SayangBeneran. Wacana queer dalam iklan ini menunjukkan kebahagiaan bukanlah sesuatu yang monolitik, serta memungkinkan negosiasi dan resistensi dari wacana yang dominan. Meskipun maskulinitas dan kode dari wacana heteroseksual dan patriarki, serta kebahagiaan yang jelas diresepkan industri terlihat dalam iklan ini tetapi appellation menunjukkan ada agensi untuk tidak menempati posisi subjek yang ditawarkan ideologi dalam iklan. Kata kunci: wacana, queer, multimodal, semiotika, iklan
Peran Aktivis Media Sosial (Buzzer) Sukarela: Studi Kasus Member Independen Herbalife Nutrition Ibnu Akmal; Irwansyah Irwansyah
Calathu: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 2 No. 2 (2020): Calathu: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : School of Communication Science and Media Business

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/calathu.v2i2.1574

Abstract

Kehadiran buzzer di era media sosial yang tumbuh pesat banyak dimanfaatkan oleh perusahaan atau pihak-pihak tertentu karena memiliki pengaruh dalam menyampaikan pesan kepada khalayak, yang tentu saja mendatangkan kembali keuntungan bagi buzzer sebagai sumber pemasukan. Dalam media sosial, meski banyak buzzer yang memiliki motif ekonomi, namun ada pula buzzer yang menggunakan media sosial untuk menunggah hal-hal yang disukai secara sukarela tanpa imbalan. Hal ini terlihat jelas pada Herbalife Nutrition, sebuah direct selling company yang umumnya keberadaan distributor atau member (anggota) hanya berorientasi pada keuntungan penjualan produk dan mengembangkan downline. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengungkap buzzer sukarela yang menjadi garda terdepan sebuah brand atau perusahaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang mengungkap kenyataan atau fakta, keadaan, fenomena, variabel serta keadaan yang ada. Hasilnya, member independen Herbalife Nutrition yang mencintai produk dan menyukai gaya hidup sehat aktif sesuai dengan filosofi perusahaan, kemudian merasa memiliki ikatan dan menjadi buzzer sukarela yang berperan sebagai penjaga citra perusahaan atau brand. Hal ini tentu mengangkat sisi baru atas kegiatan buzzer di media sosial. Kata kunci: buzzer sukarela, multi-level marketing; Herbalife Nutrition
Gamifikasi Sistem Kerja dan Siasat Pengemudi Gojek Devita Aditya Wicaksono
Calathu: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 2 No. 2 (2020): Calathu: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : School of Communication Science and Media Business

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/calathu.v2i2.2091

Abstract

This study aims to identify how gamification is in the work system of Gojek and how its drivers handle it. This study was conducted through observations and interviews with Gojek drivers operating in Yogyakarta. Based on the concept of sharing economy and gamification, this study revealed that the gamification work system blurs the boundaries between working and playing. A driver's job is not just taking passengers, delivering goods or food. However, it is like playing a "game". The driver has to calculate the mission, target points, bonus, and performance to earn income. The driver is also feared of termination of business partnership termination if he/she violates the applicable rules. This gamification system is closely related to the "partnership" between the driver and the Gojek company. Instead of having an equal relationship, this relationship creates the illusion of freedom and gamification of the work system and the lure of a bonus. Thus, this gap can be exploited by Gojek.

Page 1 of 1 | Total Record : 6