cover
Contact Name
Eva Y
Contact Email
evay@isi-padangpanjang.ac.id
Phone
+6282216161515
Journal Mail Official
artchive.fsrd@gmail.com
Editorial Address
Faculty Of Fine Arts and Design Institut Seni Indonesia Padang Panjang Jl. Bahder Johan, Guguk Malintang, Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat 27118
Location
Kota padang panjang,
Sumatera barat
INDONESIA
ARTCHIVE: Indonesia Journal of Visual Art and Design
ISSN : 26550903     EISSN : 2723536x     DOI : http://dx.doi.org/10.53666/artchive.v1i2
Indonesia Journal Of Visual Art And Design welcomes full research articles in the area of Visual Art and Design from the following subject areas: Design History, Art History, Visual Culture, Design Methodology, Design Process, Design Discourse, Design and Culture, Sociology Design, Design Management, Art Critism, Anthropology of Art, Artifact Design, Industrial Design, Visual Communication Design, Photography, Interior Design, Craft, Architecture, Film, Multimedia, Creative Industry, Design Policy, and other historical, critical, cultural, psychological, educational and conceptual research in visual art and design.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2022): ARTCHIVE : Indonesia Journal of Visual Art and Design" : 6 Documents clear
PANDEMI DI RUANG PUBLIK DALAM STREET PHOTOGRAPHY Richard Vans; Roza Muliati
ARTCHIVE: Indonesian Journal of Visual Arts and Design Vol 3, No 1 (2022): ARTCHIVE : Indonesia Journal of Visual Art and Design
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53666/artchive.v3i1.2600

Abstract

Pandemi Covid-19 adalah sebuah bencana kemanusiaan yang turut mengubah tatanan social dan cara manusia berinteraksi. Fenomena interaksi manusia yang terjadi di ruang publik dalam masa pandemic inilah yang diangkat ke dalam penciptaan karya street photography dengan judul “Pandemi di Ruang Publik dalam Street Photography.” Karya ini secara khusus menyoroti fenomena pandemic di ruang public yang terjadi di kota Bukittinggi sebagai salah satu kota wisata di Sumatera Barat yang sebelum masa pandemi selalu ramai dikunjungi wisatawan domestic dan mancanegara. Penciptaan karya foto ini menggunakan pendekatan street photography dengan teknik jukstaposisi yaitu penempatan objek foto secara berdampingan untuk menciptakan situasi yang kontras atau memberi perbandingan. Dalam proses penciptaan, ada beberapa tahapan yang dilakukan yaitu persiapan gagasan, perwujudan, dan editing. Hasil dari penciptaan karya yang semuanya dilakukan di masa pandemi menunjukkan kegagapan masyarakat dalam beradaptasi di tengah situasi pandemic yang ditampilkan dalam sebuah pameran dengan konsep frame hitam minimalis. Kata kunci: Pandemi, Ruang Public, Street Photography, Jukstaposisi. ABSTRACT The phenomenon of a pandemic in the public sphere is an exciting issue to be documented. This paper aims to explain the creation of a photographic work entitled Pandemic in the Public Space in Street Photography, which responds to a pandemic situation that creates a new order of interaction patterns in public spaces. The phenomenon of interaction that occurs in public areas during this pandemic was brought up in the creation of street photography works. This work explicitly highlights the pandemic phenomenon in public spaces that happened in the city of Bukittinggi, one of the tourist cities in West Sumatra. This photo creation uses a street photography approach with a juxtaposition approach, namely the placement of photo objects side by side. In the creation process, there are several stages, namely the preparation of ideas, embodiment, and editing. The results of the creation of works that were all done during the pandemic show the stuttering of the community in adapting in the midst of a pandemic situation which was displayed in an exhibition with a minimalist black frame concept.
PENERAPAN ORNAMEN NIAS PADA BATIK TULIS TEKNIK COLET DI SMP SWASTA SALSA PERCUT SEI TUAN Dwi Ulfa Ramadani
ARTCHIVE: Indonesian Journal of Visual Arts and Design Vol 3, No 1 (2022): ARTCHIVE : Indonesia Journal of Visual Art and Design
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53666/artchive.v3i1.2601

Abstract

Ornamen Nias yang dikembangkan peneliti lewat karya batik tulis teknik colet. Dalam proses pembelajaran membatik masih pada batas penggunaan motif bebas yang masih sangat biasa seperti ragam hias flora dan fauna. Siswa juga belum mengenal berbagai macam ornamen Sumatera Utara khususnya ornamen Nias yang mengakibatkan kurang kreatif dan kreasi siswa serta menurunnya hasil belajar membatik siswa. Serta pada proses pembelajaran batik masih pada batas penggunaan media kerta belum menggunakan media kain yang menyebabkan kurangnya pengetahuan siswa. Dengan demikian penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan proses membatik mulai dari mendesain, mencanting, mewarnai, melorod, dan finishing pada kain. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah 38 siswa. Teknik pengambilan sampel penelitian adalah total sampling, yaitu teknik pengambilan sampel adalah keseluruhannya. Data penelitian ini dijaring dari hasil penerapan ornamen, observasi serta penilaian 3 validator. Hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwahasil penerapan ornamen Nias pada batik tulis teknik colet dikatakan baik, dapat dilihat dari hasil prsentasi setiap karyanya. Pada proses penerapan ornamen Nias pada batik tulis teknik colet menunjukkan bahwa 38 siswa mencapai ketuntasan.    Kata Kunci: Penerapan, Ornamen Nias, Batik Tulis ABSTRACTThe background in this study is the Nias Ornament which the researcher developed through the work of written batik with the colet technique. In the learning process, batik is still at the limit of using free motifs, which are still very common, such as decorative flora and fauna. Students are also unfamiliar with various kinds of ornaments from North Sumatra, especially Nias ornaments, which results in students' lack of creativity and creation and a decline in students' learning outcomes of batik. As well as the batik learning process is still at the limit of using paper media, not cloth media, which causes a lack of student knowledge. Thus, this research was conducted to increase understanding of the batik process, starting from designing, printing, coloring, melorod, and finishing on fabric media. The population taken in this study was 38 students. The research sampling technique is total sampling, which is a data source sampling technique where if the population is below 100, the sample is the whole. The data of this study were collected from the application of ornaments, observations, and assessments by three validators. The results of the study concluded that applying Nias ornaments on written batik with the colet technique was said to be good, as seen from the presentation of each of his works. In applying Nias ornaments to written batik with the colet technique, 38 students achieved completeness.
PAKAIAN ADAT BUNDO KANDUANG PADANG MAGEK SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KRIYA KAYU Aidil Fadli
ARTCHIVE: Indonesian Journal of Visual Arts and Design Vol 3, No 1 (2022): ARTCHIVE : Indonesia Journal of Visual Art and Design
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53666/artchive.v3i1.2665

Abstract

Traditional clothing Bundo Kanduang that is passed down from generation to generation from previous ancestors called baju milik, consist of tingkuluak sapik udang, baju kuruang basiba pendek, selendang or selempang, ikat pinggang, lambak or kodek, and tas jinjing or kambuik bajaik. The uniqueness of traditional clothes Bundo Kanduang this is in section tingkuluak sapik udang with the placement of the right side in the form of a horn and the left side in the form of an amethyst. The concept of creating this work is based on an illustration of the use of traditional clothes Bundo Kanduang Padang Magek at various events such as batagak panghulu, maarak anak daro jo marapulai, khatam al qur’an which is expressed in the form of relief panels and two-dimensional relief sculptures that make the clothes a great piece of clothing in the Padang Magek area. The theoretical basis used in the embodiment of this work is the theory of form, aesthetic, and function. The method in the process of creating this work uses three stages, namely exploration, planning and embodiment. The material used in making the work is Surian wood using carving techniques and scrolling techniques.ABSTRAK Pakaian adat Bundo Kanduang yang diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang terdahulu yang disebut baju milik, terdiri dari tingkuluak sapik udang, baju kurung basiba pendek, selempang atau selendang, ikat pinggang, lambak atau kodek, dan tas jinjing atau kambuik bajaik. Keunikan pakaian adat bundo kanduang ini terdapat pada bagian tingkuluak sapik udang dengan penempatan bagian sebelah kanan berbentuk tanduk dan bagian sebelah kiri berbentuk bunga kecubung. Konsep penciptaan karya ini berdasarkan pada gambaran kegunaan pemakaian baju adat Bundo Kanduang Padang Magek di berbagai acara seperti batagak panghulu, maarak anak daro jo marapulai, khatam al-Qur’an yang diekspresikan ke dalam bentuk karya panel relief dan patung relief dua dimensi yang menjadikan pakaian tersebut menjadi pakaian kebesaran di daerah Padang Magek. Landasan teori yang digunakan dalam perwujudan karya ini yaitu teori bentuk, estetis, dan fungsi. Metode dalam proses peciptaan karya ini menggunakan tiga tahap yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Bahan yang digunakan dalam pembuatan karya adalah kayu surian dengan menggunakan teknik ukir dan teknik scrool. Kata kunci : Kriya kayu; Pakaian adat Bundo Kanduang; Padang Magek
VISUALISASI AKSARA INCUNG KERINCI PADA KRIYA KAYU Andi Febrian Putra
ARTCHIVE: Indonesian Journal of Visual Arts and Design Vol 3, No 1 (2022): ARTCHIVE : Indonesia Journal of Visual Art and Design
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53666/artchive.v3i1.2664

Abstract

Aksara incung merupakan aksara yang berasal dari daerah Kerinci dan tergolong dalam jenis aksara Sumatera yang juga merupakan kelompok dari aksara kaganga, dan lebih dikenal dengan sebutan aksara ulu, yaitu aksara yang lahir dan berkembang di wilayah hulu sungai di daerah pedalaman. Di masa lampau aksara ini digunakan untuk menuliskan sastra, hukum adat, dan mantera-mantera pada media kulit kayu, tanduk, tulang, daun lontar, kertas, dan ruas buluh atau bambu. Dalam bahasan ini aksara incung menjadi rangsang cipta dan divisualisasikan ke dalam karya kriya kayu yang memiliki fungsi estetis dan juga praktis. Penciptaan karya dilandasi oleh teori bentuk, fungsi, estetis, dan tanda, sementara itu perwujudannya dilakukan dalam tiga tahap yakni tahap eksplorasi, perancangan, dan perwujudan. Karya dibuat sebanyak tujuh buah dalam bentuk dua dimensi menggunakan bahan yaitu kayu surian, dengan teknik pembentukan berupa teknik ukir. Kata kunci: Aksara incung; Kriya kayu; KerinciABSTRACT Incung script is a script that originated in the Kerinci area and belongs to the Sumatran script type which is also a part of kaganga script, and is better known as the ulu script, which is a script that was created and evolved in the upper reaches of the river in the river’s interior. In the past, this script was employed to transcribe literature, customary laws, and incantations on medium of bark, horns, bones, daun lontar (lontar leaves), paper, and reed or bamboo segments. In this discussion, the incung script becomes excitatory of creation and visualized into wood craft pieces that are aesthetically pleasing and functionally useful. The theory of form, function, aesthetics, and signals serves as the foundation for the development of works, which are then realized in three stages: exploration, design, and embodiment. The artwork is created in a maximum of seven separate sections in two dimensions using surian wood and a shaping method called carving.
PENERAPAN TEKNIK MARBLING UNTUK PERANCANGAN MOTIF TEKSTIL PAKAIAN Heffi Prastikowati
ARTCHIVE: Indonesian Journal of Visual Arts and Design Vol 3, No 1 (2022): ARTCHIVE : Indonesia Journal of Visual Art and Design
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53666/artchive.v3i1.2599

Abstract

Teknik marbling atau ebru merupakan teknik menghias kertas dari Persia yang memiliki prinsip pembentukan motif dengan memainkan pewarna yang mengambang dipermukaan suatu cairan. Teknik marbling merupakan salah satu teknik pemberian motif pada tekstil yang ramah lingkungan karena menggunakan cat akrilik yang telah diberi sedikit air yang akan langsung terserap ke permukaan kain dan tidak meninggalkan limbah. Latar belakang perancangan ini didorong oleh masyarakat Indonesia belum banyak yang mengenal teknik marbling untuk membuat motif pada tekstil pakaian. Peluang untuk mengembangkan produk menggunakan teknik marbling pada tekstil pakaian sangat besar. Saat ini perkembangan tekstil pakaian sangat pesat diantaranya melalui perkembangan tekniknya karena tekstil pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Melihat peluang dan kendala penerapan teknik marbling untuk pakaian, penulis melakukan perancangan tekstil untuk pakaian dengan teknik marbling. Metode yang digunakan dalam perancangan karya seni ini menggunakan teori dari Gustami, teori penciptaan ini terdiri dari tiga tahap-enam langkah penciptaan seni kriya. Pertama adalah tahap eksplorasi (mengumpulkan sumber ide dan referensi yang diperlukan sebagai solusi  dari perancangan karya), kedua, tahap perancangan (merancang karya dan memvisualkan kedalam 6 desain), dan ketiga, tahap perwujudan (mewujudkan 2 sketsa alternatif menjadi karya). Hasil karya marbling dengan bahan kain katun dobby yang memiliki warna yang baik dan ketahanan luntur yang baik. Kata Kunci: Teknik Marbling, Pengental, Pewarna, Motif.ABSTRACTThe marbling or ebru technique is a paper decorating technique from Persia which has the principle of forming motifs by playing dyes that float on the surface of a liquid. The marbling technique is one of the techniques for giving motifs to textiles that is environmentally friendly because it uses acrylic paint that has been given a little water which will be directly absorbed into the surface of the fabric and leave no waste. The background of this design is driven by the Indonesian people, who are not yet familiar with the marbling technique to make motifs on clothing textiles. The opportunity to develop products using marbling techniques in clothing textiles is tremendous. Currently, the development of clothing textiles is very rapid, including through the development of techniques because clothing textiles are one of the basic human needs. Seeing the opportunities and constraints of applying the marbling technique, the author designs fabrics for clothing using the marbling technique. The method used in creating this artwork uses Gustami's theory. This creation theory consists of three stages-six steps of craft art creation. The first is the exploration stage (collecting sources of ideas and references needed as a solution to the design of the work), the second is the design stage (designing the piece and visualizing it into six designs), and the third, the embodiment stage (turning two alternative sketches into works). Marbling textile on cotton dobby fabric which has good color and good fastness. 
KREASI MOTIF CARANO KANSO PADA BAJU KURUANG BASIBA Anggreini Eka Putri
ARTCHIVE: Indonesian Journal of Visual Arts and Design Vol 3, No 1 (2022): ARTCHIVE : Indonesia Journal of Visual Art and Design
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53666/artchive.v3i1.2666

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 6