cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Manajemen Teknologi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Manajemen Teknologi merupakan salah satu publikasi ilmiah yg diterbitkan oleh SBM ITB, dalam kerangka untuk mendorong pengembangan praktik dan teori manajemen di Indonesia melalui penyebarluasan temuan-temuan hasil riset di bidang sains dan kasus manajemen. Jurnal ini dikenal secara luas dikalangan praktisi dan akademisi di Indonesia sebagai 'The Indonesian Journal for the Science of Management' yang mencakup bidang-bidang antara lain: Knowledge and People Management, Operations and Performance Management, Business Risk, Finance and Accounting, Entrepreneurship, Strategic Business and Marketing and Decision Making and Strategic Negotiation. Jurnal Manajemen Teknologi ( ManTek ) sudah terakreditasi "B" berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Nomor: 81/DIKTI/Kep/2011. Masa Berlaku 5 (lima) tahun sejak tanggal ditetapkan. Dan terindeks oleh Indonesian Publication Index (IPI), Google Schoolar. Print ISSN: 1412-1700; Online ISSN: 2089-7928
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 20, No 2 (2021)" : 9 Documents clear
Motivation Differences behind Knowledge Sharing Behaviour among Instagram Food Bloggers in Bandung Nurasiah, Sofa Parihah; Wisesa, Anggara
Jurnal Manajemen Teknologi Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : SBM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12695/jmt.2021.20.2.3

Abstract

Abstract. Since becoming a "pop culture" for the millennial generation in sharing information and knowledge, social media has been able to open opportunities for culinary industry players, especially restaurant owners and food bloggers, to collaborate using social media to achieve mutually beneficial goals. Food bloggers uniquely connect restaurants and consumers through culinary product reviews, categorised as knowledge sharing. However, the difference in the motivation behind the knowledge sharing process raises questions about the practice of knowledge sharing that is carried out because of monetary motivation and non-monetary motivation. Following that question, this study aims to understand the motivation behind knowledge sharing activity and sustainability carried out by food bloggers as knowledge contributors. Using the phenomenological approach and method, this research was conducted by arranging interviews with notable food blog account owners on Instagram to explore their experiences as a food blogger. The phenomenological analysis is used to reveal the essence of their experience related to motivation to become a food blogger that encourages them to share their knowledge on social media. The study conducted found that the shift from non-professionals to non-professional food bloggers was due to the trend of reviewing food and requests for cooperation from other Instagram users. On the go, no food blogger has purely monetary or non-monetary motivations. Both motivations emerge and have their respective impacts. Monetary motivation allows food bloggers to experience knowledge-sharing process and behaviour adjustments due to cooperation with restaurant owners. In contrast, non-monetary motivation enables food bloggers to carry out knowledge sharing processes and behaviours independently.Keywords: Knowledge sharing quality, monetary motivation, non-monetary motivation, food blogger, social media Abstrak. Sejak menjadi "pop culture" bagi generasi milenial dalam berbagi informasi dan pengetahuan, media social mampu membuka peluang bagi para pelaku industri kuliner khususnya pemilik restoran dan food blogger untuk berkolaborasi menggunakan media sosial guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Food blogger secara unik menghubungkan restoran dan konsumen melalui review produk kuliner yang dapat dikategorikan sebagai knowledge sharing. Namun, adanya perbedaan motivasi di balik proses knowledge sharing kemudian menimbulkan pertanyaan mengenai kualitas knowledge sharing yang dilakukan karena motivasi moneter dan motivasi non-moneter. Menjawab pertanyaan itu, penelitian ini bertujuan untuk memahami motivasi di balik kegiatan berbagi pengetahuan       dan keberlanjutannya yang dilakukan oleh food blogger sebagai kontributor pengetahuan. Menggunakan pendekatan dan metode fenomenologi, penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara kepada enam pemilik akun blog makanan ternama di Instagram untuk menggali pengalaman mereka menjadi food blogger. Analisis fenomenologis kemudian digunakan untuk mengungkap esensi dari pengalaman mereka terkait motivasi menjadi food blogger yang mendorong mereka untuk berbagi pengetahuan di dalam social media. Dari studi yang dilakukan, ditemukan bahwa pergeseran yang terjadi dari non-profesional menjadi non-profesional food bloggers terjadi karena adanya tren mengulas makanan dan permintaan kerjasama dari pihak lain pengguna Instagram. Pada perjalanannya, tidak ada blogger makanan yang murni memiliki motivasi moneter atau motivasi non-moneter. Kedua motivasi tersebut muncul dan memiliki dampak masing-masing. Motivasi moneter memungkinkan blogger makanan mengalami proses berbagi pengetahuan dan penyesuaian perilaku karena kerja sama dengan pemilik restoran, sedangkan motivasi non-moneter memungkinkan blogger makanan melakukan proses dan perilaku berbagi pengetahuan secara mandiri.Kata kunci: Kualitas berbagi pengetahuan, motivasi moneter, motivasi non-moneter, blogger makanan, media sosial
Can Instagram convince information to users? Ilham, Romi; Siregar, Cantika Sari
Jurnal Manajemen Teknologi Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : SBM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12695/jmt.2021.20.2.2

Abstract

Abstract. In the age of social media, everyone can provide opinions via electronic word of mouth (eWOM). This experiment explores how users adopt culinary information on social media, especially Instagram, as one social media platform that has many users in Indonesia. With the many opinions that develop on social media, a phenomenon appears where users must sort out the information of choosing food products. The main objective of this study was to investigate the effect of source credibility and information quality on information adoption mediated attitudes towards information and information usefulness with the object of research on food products — analysis of the research model using partial least squares on 368 valid questionnaires distributed in East Java-Bali. The literature review and analytical techniques show that the source's credibility and the quality of information positively affect the adoption of information mediated attitudes towards information and the usefulness of the information. The novelty of research on the development of information adoption models is the complex source credibility variables, including expertise, trustworthiness, attractiveness, and homophily. It is an electronic persuasion that culinary business people need in the current era of social media. Keywords: E-wom, source credibility, information adoption, instagram, culinary.  Abstrak. Pada zaman media sosial, setiap orang dapat memberikan opini melalui elektronik dari mulut ke mulut (eWOM). Eksperimen ini mengeksplorasi bagaimana pengguna mengadopsi informasi kuliner pada media sosial, terutama Instagram sebagai salah satu media sosial yang memiliki banyak pengguna di Indonesia. Dengan banyaknya opini yang berkembang pada media sosial maka muncul sebuah fenomena dimana pengguna harus dapat memilah informasi dalam memilih produk makanan. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menyelidiki pengaruh kredibilitas sumber dan kualitas informasi terhadap adopsi informasi dimediasi sikap terhadap informasi dan kegunaan informasi dengan objek penelitian produk makanan — analisis model penelitian menggunakan parsial least square pada 368 kuesioner valid yang tersebar di jawa timur -bali. Hasil dari tinjauan literatur dan teknik analisis, bahwa kredibilitas sumber dan kualitas informasi berpengaruh positif terhadap adopsi informasi dimediasi sikap terhadap informasi dan kegunaan informasi. Kebaruan penelitian pada pengembangan model adopsi informasi dengan variabel kredibilitas sumber kompleks meliputi keahlian, kepercayaan, daya tarik, dan homofili. Hal ini merupakan persuasi elektronik yang dibutuhkan para pelaku bisnis bidang kuliner pada jaman media sosial saat ini. Kata kunci: E-wom, kredibilitas sumber, adopsi informasi, Instagram, kuliner.
IPO Underpiricing, Konservatisme Akuntansi, dan Sentimen Investor Wibowo, Buddi
Jurnal Manajemen Teknologi Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : SBM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12695/jmt.2021.20.2.4

Abstract

Abstrak. Kenaikan harga saham yang sangat besar dibandingkan harga IPO nya sulit dijelaskan secara logis. IPO Underpricing mustahil ditetapkan perusahaan emiten secara sukarela, sementara investor yang berani membeli dengan harga yang terlalu tinggi hanya kelompok yang tidak rasional atau kurang informasi. Laporan keuangan yang disusun secara konservatif dan kualitas akrual yang lebih baik membuka peluang bagi semua investor untuk dapat mengestimasi harga wajar saham IPO sehingga disagreement di antara investor tidak terlampau lebar dan fluktuasi harga akibat spekulasi tidak terlampau tinggi di pasar sekunder. Menggunakan data Bursa Saham Indonesia, studi ini menemukan pengaruh konservatisme akuntansi dan kualitas akrual terbukti menguat apabila holding period menjadi 30 hari setelah IPO karena semakin lama periode investasi, ketidakjelasan informasi laporan keuangan menyebabkan peluang melakukan spekulasi semakin lebar. Kenaikan harga saham setelah IPO dipengaruhi juga oleh sentimen investor dan kondisi pasar.Katakunci: IPO, underpricing, konservatisme akuntansi, kualitas akrual, sentiment investor.  Abstract. The significant increase of stock price compared to its IPO price is difficult to explain. Companies which issue their stock are impossible to set underpriced IPO voluntarily, while investors who buy an overpriced stock are only they who are not rational or lack of information. Conservative financial statements and high accrual quality provide an opportunity for all investors to be able to estimate the fair price of IPO shares so that the disagreement among investors is not too wide and price fluctuations due to speculation are not too high in the secondary market. Using Indonesia Stock Exchanges, the results show that influence of accounting conservatism and accrual quality are stronger in the 30 holding period after the IPO because the uncertainty of financial statement information led to wider speculation opportunities in the long period. The rise in stock prices after IPO is also influenced by investor’s sentiment and market conditionsKeywords: IPO, underpricing, accounting conservatism; accrual quality, investor sentiment
Hubungan Kecerdasan Emosional, Tacit Knowledge Sharing, dan Perilaku Kerja Inovatif pada Pekerja Konstruksi di Jakarta Baskoro, Bimmo Dwi; Sinambela, Ella Anastasya; Mardikaningsih, Rahayu
Jurnal Manajemen Teknologi Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : SBM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12695/jmt.2021.20.2.5

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kecerdasan emosional (KE) terhadap perilaku kerja inovatif (PI) dengan menguji peran mediasi yang dimainkan oleh berbagi pengetahuan tacit (tacit knowledge sharing) pada pekerja konstruksi di Jakarta. Kuesioner survei terstruktur digunakan untuk mengumpulkan data dari 210 responden (perwakilan perusahaan konstruksi) yang berlokasi di Jakarta. Pengujian hipotesis menggunakan SEM-PLS (structural equation modelling – partial least square). Kecerdasan emosional memiliki dampak positif langsung pada berbagi pengetahuan tacit dan perilaku kerja inovatif karyawan. Berbagi pengetahuan tacit secara positif memengaruhi perilaku kerja inovatif. Berbagi pengetahuan tacit berperan sebagai pemediasi parsial hubungan antara kecerdasan emosional dan perilaku kerja inovatif.Katakunci: Kecerdasan emosional, perilaku kerja inovatif, tacit knowledge sharing, konstruksi, Jakarta. Abstract. This study aims to examine the effect of emotional intelligence (KE) on innovative work behavior (PI) by examining the mediating role played by tacit knowledge sharing (TKS) among construction workers in Jakarta. A structured survey questionnaire was used to collect data from 210 respondents (representatives of construction firms) located in Jakarta. Hypothesis testing uses SEM-PLS (structural equation modeling - partial least square). Emotional intelligence has a direct positive impact on tacit knowledge sharing and innovative behavior. Tacit knowledge sharing influences innovative work behavior. Tacit knowledge sharing acts as a partial mediator of the relationship between emotional intelligence and innovative work behavior.Keywords: Emotional intelligence, innovative work behavior, tacit knowledge sharing, construction, Jakarta 
Determinant Indonesian Islamic Rural Bank's Characteristics on Implementing Financial Technology for Their Business Priyo, Ahsanul Hadi; Arsyianti, Laily Dwi; Ascarya, Ascarya
Jurnal Manajemen Teknologi Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : SBM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12695/jmt.2021.20.2.7

Abstract

Abstract. Indonesian Islamic rural bank or usually called Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) conducts business in Indonesia in activities based on sharia principles and providing banking services. The challenging business of BPRS right now is facing the Financial Technology (Fintech) business that grows very fast. Current market conditions request transactions simpler and easier, and the financial industry must be changed to accommodate this condition. To be able to compete with Fintech company, BPRS must be changed to adapt to the customer's needs by implemented Fintech in their business. The study aims to determinant the issues on implementing Fintech for BPRS. This study applies by using the Delphi method combined with the Likert scale. Data was obtained by an in-depth interview with three groups of experts as respondents including BPRS practitioners, Fintech practitioners, and experts. The result of this study shows Fintech is needed by BPRS to simplify the registration process, assess the quality of financing, expand their market share, and adopt ecosystem processes. This study has resulted in BPRS should develop Fintech by their resource, then collaborate with Fintech company on the Fintech area that can't be developed by BPRS.Keywords: BPRS, Collaboration, Delphi, Ecosystem, Fintech. Abstrak. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) melakukan kegiatan usaha di Indonesia dengan kegiatannya berdasarkan prinsip syariah, dan menyediakan jasa layanan perbankan. Tantangan bisnis BPRS saat ini adalah menghadapi bisnis Teknologi Finansial (Tekfin) yang berkembang sangat pesat. Kondisi pasar saat ini meminta transaksi yang lebih sederhana dan mudah, mengakibatkan industri keuangan harus berubah untuk mengakomodasi kondisi tersebut. Untuk dapat bersaing dengan perusahaan Tekfin, BPRS harus bisa mengubah strategi bisnisnya dengan menerapkan Tekfin dalam mengadopsi kebutuhan nasabah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan terkait penerapan Tekfin bagi BPRS. Penelitian ini menggunakan metode Delphi yang dikombinasikan dengan skala Likert. Data diperoleh melalui wawancara mendalam dengan tiga kelompok ahli sebagai responden yaitu praktisi BPRS, praktisi tekfin, dan tenaga ahli. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tekfin dibutuhkan BPRS untuk bisa mempermudah proses registrasi, menilai kualitas pembiayaan, memperluas pangsa pasar, dan mengadopsi proses ekosistem. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa BPRS akan mengembangkan Tekfin menggunakan sumber dayanya sendiri, baru setelah itu berkolaborasi dengan perusahaan Tekfin untuk area Tekfin yang tidak dapat dikembangkan oleh BPRS.Kata kunci: BPRS, Kolaborasi, Delphi, Ekosistem, Tekfin.
Kesiapan Modal Insani Era Industri 4.0 pada Industri Manufaktur, Perbankan dan Telekomunikasi Hendarman, Achmad Fajar; Primatasya, Astrid Alfina; Sufiadi, Azzahra Nabila; Sonia, Veren
Jurnal Manajemen Teknologi Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : SBM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12695/jmt.2021.20.2.6

Abstract

Abstrak. Transformasi digital telah menjadi perhatian untuk banyak perusahaan atau organisasi di dunia. Transformasi ini dikaitkan dengan konteks industry 4.0. Salah satu bagian organisasi yang paling terpengaruh oleh transformasi ini  adalah modal insani.Oleh sebab itu, penelitian ini melakukan pemetaan melalui analisis kesiapan perusahaan dalam menghadapi era industri 4.0 terkait aspek modal insani ( Pengetahuan, Hard Skills, Soft Skills dan Sikap). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data dari perusahaan telekomunikasi, perbankan dan manufaktur. Kemudian hasil dari gap (kesenjangan) ini selanjutnya dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan rumus HDI. Temuan penelitian menunjukan bahwa masing-masing faktor memiliki kesiapan sebagai berikut:  Pengetahuan, tahap awal siap; Hard Skills, tidak siap; Soft Skills, optimal; Sikap, siap. Sehingga dalam hal ini faktor Soft Skills merupakan faktor yang paling siap (optimal) menghadapi industri. 4.0 dibandingkan dengan faktor lainnya.   Kata kunci: Kesiapan, gap, modal insania, industry 4.0, digital Abstract. Digital transformation has interested many firms or organizations in the World. This transformation relates to the context of industry 4.0. One of the most organizational parts affected by the transformation is human capital. Therefore, this research will conduct a mapping through analyzing the readiness of a firm to face industry 4.0 related to the human capital aspect (Knowledge, Hard Skills, Soft Skills, and Attitude) The method used in this research is quantitative method and employs a questionnaire survey to gather the data from telecommunication, banking, and manufacture company in Indonesia. Then, the result of the gaps is analyzed using descriptive statistics and HDI Formula.  The findings of the readiness as follow; Knowledge, preliminary; Hard Skills, not ready; Soft Skills, optimal;  Attitude,  ready. In this case, Soft Skills become the best (optimal) in facing industry 4.0 compare to the other factors.Keywords: Readiness, gap, human capital, industry 4.0, digital
Front-Matter Jurnal Manajemen Teknologi Vol 20 No 2 2021 Haryanto, Supri
Jurnal Manajemen Teknologi Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : SBM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Front-Matter Jurnal Manajemen Teknologi Vol 20 No 2 2021
Pricing Strategy and Pricing Determinant Factors in Sharing Logistics Farmaciawaty, Desy Anisya; Prasetyo, Ahmad Danu; Larasati, Niken; Inggis, Raka Achmad; Putri, Novialita Ayu C. Wibowo; Mulyono, Nur Budi
Jurnal Manajemen Teknologi Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : SBM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12695/jmt.2021.20.2.1

Abstract

Abstract. There is a significant change in our current business practices where the change leads the mainstream business practice into a new concept: Sharing Economy. In this research, the sharing economy will be narrowed down to a specific topic called sharing logistics. This research aims: (1) to identify the determinants that are perceived as a priority by customers in logistics service, (2) to explore the pricing method suitable for sharing logistic companies based on priority determinants, which are previously identified. To arrive at the objectives of the research, many works of literature were reviewed related to the matter of determinants and pricing strategies in the logistics service industry and related to the concept of sharing economy. Primary data was also collected through an interview with the expert of the leading logistic service company in Indonesia. In addition, the analytical hierarchy process (AHP) was conducted as well to find the proportion that represents determinants’ priority based on the perspective of the customers of logistic service providers and academic researchers. Hopefully, by identifying the determinants that are perceived as a priority by customers in logistics service, and with its appropriate pricing method, companies that run their business in logistics sharing will have a proper pricing method guideline in the first place.Keywords: Sharing economy, sharing logistics, pricing method, determinants of logistics service, analytical hierarchy process  Abstrak. Saat ini terdapat perubahan signifikan terhadap praktik bisnis yang mengakibatkan munculnya konsep baru yaitu Sharing Ecpnomy. Dalam penelitian ini, sharing economy yang akan diteliti dipersempit ke topik tertentu, yaitu sharing logistics. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengidentifikasi determinan yang dipersepsikan sebagai prioritas oleh pelanggan dalam layanan logistik, (2) untuk mengeksplorasi metode penetapan harga yang sesuai untuk perusahaan sharing logistics berdasarkan determinan prioritas, yang telah diidentifikasi sebelumnya. Untuk sampai pada tujuan penelitian, dilakukan tinjauan literatur terkait dengan masalah determinan dan strategi penetapan harga di industri jasa logistik serta tinjauan terhadap konsep sharing economy. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara dengan pakar dari perusahaan jasa logistik terkemuka di Indonesia. Selain itu, metode analytical hierarchy process (AHP) juga dilakukan untuk mengetahui proporsi yang mewakili prioritas determinan berdasarkan perspektif pelanggan penyedia jasa logistik dan peneliti akademis. Diharapkan dengan mengidentifikasi determinan yang dianggap sebagai prioritas oleh pelanggan dalam layanan logistik, dan dengan metode penetapan harga yang tepat, perusahaan yang menjalankan bisnisnya dalam logistics sharing akan memiliki pedoman metode penetapan harga yang tepat. Kata kunci: Sharing economy, sharing logistics, metode penetapan harga, determinan layanan logistik, analytical hierarchy process.
Back-matter Jurnal Manajemen Teknologi Vol 20 No 2 2021 Haryanto, Supri
Jurnal Manajemen Teknologi Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : SBM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Back-matter Jurnal Manajemen Teknologi Vol 20 No 2 2021

Page 1 of 1 | Total Record : 9