cover
Contact Name
Abu Hamid
Contact Email
abu@poltekkespalembang.ac.id
Phone
+6285769226006
Journal Mail Official
jurnalgigi@poltekkespalembang.ac.id
Editorial Address
Jl. Sukabangun I No.1159, Suka Bangun, Sukarami, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30151
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM)
ISSN : 26572486     EISSN : 27461769     DOI : https://doi.org/10.36086/jkgm.v3i2
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) (ISSN: 2746-1769, eISSN: 2657-2486) is an Indonesian language open journal, which publishes research articles, which are original, innovative, up-to-date, and applicable in all areas of dental and oral health. Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) is published by Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Palembang twice a year,every June and December Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) is Journal Published Original research papers focused on : Dental Nursing, Preventive Dentistry, Restorative Dentistry, Dental and Oral Health Promotion, Dental Health Management, Dental Disease Prevention
Articles 81 Documents
GINGIVITIS PADA PEROKOK DI KECAMATAN BUAY MADANG TIMUR, KABUPATEN OKU TIMUR, SUMATERA SELATAN Elvira Intan Nurjanah; Listrianah Listrianah
Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM)
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.099 KB)

Abstract

Merokok tidak hanya menimbulkan efek secara sistemik, tetapi juga dapat menimbulkan kondisi patologis di rongga mulut, karena rongga mulut merupakan tempat terjadinya penyerapan zat hasil pembakaran rokok, terutama jaringan lunak mulut yang lebih rentan terpapar efek rokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan derajat gingivitis dengan kategori perokok dan lama merokok. Studi potong lintang ini dilaksanakan pada Maret 2019 pada 67 laki-laki perokok aktif di Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan. Perokok dikategorikan berdasarkan jumlah rokok yang dihisap perhari; perokok ringan, perokok sedang, dan perokok berat. Lama merokok dibedakan atas <10 tahun, 10–20 tahun, dan >20 tahun. Gingivitis dinilai dengan menggunakan indeks gingival; gingiva normal, gingivitis ringan, gingivitis sedang, dan gingivitis berat. Data dianalisis menggunakan uji Chi square dengan interval kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar keadaan gingiva pada perokok ringan adalah normal (55,6%), sedangkan pada perokok sedang dan berat masing-masing mengalami gingivitis sedang (73,2%) dan berat (37,5%). Sebagian besar gingiva perokok dengan lama merokok <10 tahun adalah normal (61,1%), dan pada perokok dengan lama merokok 10–20 tahun dan >20 tahun mengalami gingivitis sedang (masing-masing 72,7% dan 63%). Terdapat hubungan yang bermakna antara derajat gingivitis dengan kategori perokok dan lamanya merokok. Dapat disimpulkan bahwa merokok dapat memengaruhi keparahan gingivitis.
EFEKTIVITAS KUMUR-KUMUR AIR REBUSAN GETAH GAMBIR UNTUK PENGOBATAN GINGIVITIS Agnes Lolita Sari; Saluna Deynilisa
Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM)
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.441 KB)

Abstract

Gingivitis adalah peradangan yang mengenai jaringan lunak di sekitar gigi yaitu jaringan gingival. Dalam pengobatan tradisional dikenal beberapa jenis tanaman yang dapat mengobati gingivitis atau radang gusi diantaranya getah gambir. Gingivitis dapat diobati dengan kumur-kumur air rebusan getah gambir karena getah gambir memiliki kandungan katekin (pelipheol, astringent, antibakteri, antioksidan) katekin sebagai antimikroba yang dapat digunakan pada penderita gingivitis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas kumur-kumur air rebusan getah gambir dalam mengobati gingivitis. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperiment terhadap 32 orang mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Palembang yang menderita gingivitis. Sampel diambil secara purposive sampling dan dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-square. Dari hasil penelitian hari pertama diketahui kumur-kumur air rebusan getah gambir 1 gram terdapat 14 orang (87,5) yang sembuh dan terdapat 2 orang (12,5) yang tidak sembuh pada hari kedua kumur-kumur air rebusan getah gambir 1 gram terdapat 8 orang (50%) sembuh dan terdapat 8 orang (50%) yang tidak sembuh, hari ketiga kumur-kumur air rebusan getah gambir 1 gram terdapat 14 orang (87,5%) sembuh dan terdapat 2 orang (12,5%) yang tidak sembuh. Dapat disimpulkan bahwa kumur-kumur dengan air rebusan getah gambir 1 gram efektif dalam mengobati gingivitis (p<0,05).
GAMBARAN KARIES GIGI DITINJAU DARI MAKANAN JAJANAN Shintia Shintia; R. A. Zainur
Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM)
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.684 KB)

Abstract

Karies gigi adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh demineralisasi email dan dentin yang erat hubungannya dengan konsumsi makanan yang bersifat kariogenik. Karies gigi merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya gambaran karies gigi ditinjau dari makanan jajanan pada anak Madrasah Ibtidaiyah Qur’aniah 3 Palembang tahun 2019 dengan populasi penelitian adalah berjumlah 200 anak dan sampel penelitian ini siswa kelas II-V yang berjumlah 135 anak. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2019. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Analisis data menggunakan analisis univariat yang meghasilkan distribusi frekuensi dengan presentasi. Hasil penelitian ini adalah tingkat kejadian karies sebanyak 122 anak 90,37%, sedangkan yang tidak karies hanya 13 anak 9,63%. Dilihat dari penelitian semakin tinggi frekuensi makan dan jenis makanan maka semakin tinggi risiko terjadi karies hal ini terlihat dari hasil penelitian frekuensi makan kriteria sangat tinggi rata-rata DMF-T yaitu 1,8 sedangkan rata-rata def-t yaitu 10,6 dan jenis makanan karbohidrat kriteria tinggi rata-rata DMF-T yaitu 1,2 sedangkan rata-rata def-t yaitu 4,5. Kesimpulan didapat bahwa pada anak Madrasah Ibtidaiyah Qur’aniah 3 Palembang tahun 2019 rata-rata karies gigi dengan makanan jajanan banyak dalam kriteria tinggi.
PENGARUH STRES AKADEMIK TERHADAP SEKRESI SALIVA Veni Putri Anggraini; Ismalayani`` Ismalayani
Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM)
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.104 KB)

Abstract

Stres akademik merupakan respon tubuh terhadap tuntutan terkait akademik yang melebihi kemampuan adaptif siswa. Mahasiswa memiliki banyak kendala dalam rangka mencapai kinerja akademik yang optimal. Efek stres akademik terhadap penurunan sekresi saliva telah dilaporkan dalam beberapa penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stres akademik terhadap sekresi saliva pada mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Palembang. Penelitian ini adalah penelitian studi potong lintang yang dilaksanakan pada Maret 2019 dengan sampel sebanyak 57 orang yang diambil dengan teknik proportionate stratified random sampling. Kriteria inklusinya adalah mahasiswa akif, sedangkan kriteria eksklusinya adalah merokok >6 bulan, hamil, penyakit sistem imun kronis, diabetes melitus, pengobatan dengan antibiotika 4 minggu sebelumnya/selama penelitian, pemakaian obat imunomodulator, antiinflamasi, antagonis natrium dan antikonvulsi, dan sedang menjalani pengobatan gigi/ortodontik. Stres akademik dinilai dengan SAAS. Data dianalisis menggunakan uji Chi-square (interval kepercayaan 95%). Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stres akademik pada mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Palembang sebesar 77,2%, sebagian besar adalah stres akademik derajat ringan (56,1%). Mahasiswa tahun pertama dan ketiga mengalami stres akademik lebih tinggi (84,2%) dibandingkan mahasiswa tahun kedua (63,2%). Rerata sekresi saliva sebesar 0,29 mL/menit. Secara statistik terdapat hubungan bermakna antara tingkat stres akademik dengan sekresi saliva (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah stres akademik dapat memengaruhi sekresi saliva.
PERBANDINGAN MENGONSUMSI BUAH SEMANGKA DAN BUAH JAMBU AIR DALAM PENURUNAN DEBRIS INDEKS Zety Nopiransi; Saluna Deynilisa
Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM)
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.748 KB)

Abstract

Debris indeks adalah sisa makanan yang menempel pada permukaan gigi. Secara fisiologis debris dapat dibersihkan dengan aliran saliva dan pergerakan otot-otot dalam rongga mulut pada saat proses pengunyahan makanan, seperti buah-buah berserat dan berair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan mengkonsumsi buah semangka dan buah jambu air dalam penurunan debris indeks pada mahasiswa Asrama Keperawatan Gigi. Penelitian ini adalah Eksperimen semu dengan menggunakan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan sampel sebanyak 60 orang. Analisis data secara univariat dan bivariat yang dilakukan pada dua variabel yang diduga berpasangan dengan menggunakan Pretest dan posttest. Dari hasil didapatkan debris indeks rata-rata sebelum mengkonsumsi buah semangka adalah 1,683, dan sesudah mengkonsumsi buah semangka adalah 1,190, sedangkan sebelum mengkonsumsi buah jambu air adalah 1,557 dan sesudah mengkonsumsi buah jambu air adalah 1,443. Uji T berpasangan diperoleh dari (p<0,05), dapat disimpulkan bahwa mengkonsumsi buah semangka lebih efektif dibandingkan mengkonsumsi buah jambu air.
PENGARUH MENGUNYAH PERMEN KARET BERXYLITOL TERHADAP pH SALIVA Resmi Tridiananda; Sri Wahyuni
Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM)
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.399 KB)

Abstract

Kecepatan aliran saliva yang rendah dan kekentalan saliva yang tinggi dapat menunjukkan tingginya proses terjadinya karies. Pencegahan penurunan pH saliva dapat dilakukan dengan cara menggunakan bahan pengganti gula yang dapat meningkatkan pH saliva antara lain Xylitol. Penelitian terdahulu membuktikan bahwa mengunyah permen karet yang mengandung xylitol lebih baik untuk kestabilan status saliva dibanding permen karet bergula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mengunyah permen karet berxylitol terhadap pH saliva. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan pendekatan pre dan post test design, menggunakan teknik purposive sampling. Subjek penelitian ini berjumlah 40 sampel dibagi 2 kelompok masing-masing 20 orang, terdiri dari kelompok perlakuan mengunyah permen karet berxylitol dan kontrol dengan mengunyah permen karet bergula. Pengambilan saliva pertama dilakukan setelah subjek mengkonsumsi snack jenis karbohidrat, lalu subjek diberikan permen karet berxylitol dan bergula masing-masing 1 butir selama ±5 menit. Pengambilan saliva kedua dilakukan setelah subjek mengunyah permen karet berxylitol dan bergula dalam jangka waktu 20 menit. Pengukuran pH saliva menggunakan pH meter. Rata-rata pH saliva sebelum perlakuan mengunyah permen karet berxylitol adalah 4,69 dan sesudah adalah 6,51. Uji T berpasangan diperoleh hasil p= 0,005 (p<0,05) menunjukkan terjadinya peningkatan pH saliva sesudah mengunyah permen karet berxylitol. Berdasarkan penelitan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa mengunyah permen karet berxylitol dapat meningkatkan pH saliva.
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN KARIES GIGI ANAK TK DAN PAUD Dea Saputri Lestari; Mujiyati Mujiyati
Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM)
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.845 KB)

Abstract

Peran orang tua dalam mengasuh, mendidik, dan mendorong, serta mengawasi anak dalam merawat kebersihan gigi penting dalam mencegah terjadinya karies. Sikap dan perilaku orang tua dalam pemeliharaan kesehatan gigi memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap perilaku anak. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi pra sekolah di TK dan PAUD Bunda Palembang. Selain siswa-siswi pra sekolah, orang tua dari siswa-siswi pra sekolah tersebut juga diberikan kuesioner. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah proportionate stratified random sampling. Hasil penelitian ini di dapatkan bahwa dari 38 orang tua yang cukup berperan terhadap kesehatan gigi dan mulut ternyata di temukan 34 anak yang mengalami karies. Peran aktif orang tua terhadap perkembangan anak–anaknya sangat diperlukan terutama pada saat mereka masih berada dibawah usia lima tahun atau balita, untuk meningkatkan kecerdasan moral anak. Sikap dan perilaku orang tua dalam pemeliharaan kesehatan gigi memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap perilaku anak.peran orang tua terbukti memiliki hubungan yang signifikan antara kejadian karies gigi pada anak TK dan PAUD Bunda Palembang. Orang tua dapat lebih meningkatkan perannya dalam kesehatan gigi dan mulut terutama pada pengawasan saat menyikat gigi, pemeriksaan gigi ke dokter, penggantian sikat gigi yang lama dan penyedian obat kumur untuk anak.
GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TERHADAP KASUS PERSISTENSI GIGI PADA ANAK USIA 6-10 TAHUN Yesi Aulia Sari; Nur Adiba Hanum
Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM)
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.601 KB)

Abstract

Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya sikap dan perilaku yang mendukung kesehatan gigi dan mulut anak. Gigi bagi seorang anak sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak usia sekolah dasar merupakan masa peralihan dari gigi sulung ke gigi tetap yang dianggap rawan terhadap penyakit gigi dan mulut, salah satunya kasus persistensi gigi pada anak. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan orang tua terhadap kasus persistensi gigi pada anak usia 6-10 tahun di SDN 05 Palembang, dengan jumlah sampel sebanyak 148 responden. Hasil penelitian menunjukan 29% orang tua memiliki pengetahuan dengan kategori kurang baik mengenai pertumbuhan gigi, dan tidak ditemukan orang tua yang memiliki pengetahuan baik mengenai persistensi gigi. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan orang tua mengenai persistensi gigi masih tergolong rendah.
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KARIES GIGI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Resty Ruyadany; R. A. Zainur
Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM)
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.413 KB)

Abstract

Asupan gizi yang adekuat sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak anak merupakan usia yang rentan terhadap kejadian karies gigi karena pola makan dan kebersihan anak kurang baik.Kebutuhan macronutrient dan micronutrient tidak hanya berhubungan dengan stutus gizi tetapi juga berhubungan dengan tingkat keparahan karies gigi. Penelitian ini berjudul Hubungan Status Gizi dengan Karies Gigi pada Siswa Sekolah Dasar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi dengan karies gigi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian telaah pustaka dari 16 jurnal yang diterbitkan antara tahun 2010-2019. Sebanyak 14 penelitian (87,5%) menyatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara status gizi dengan karies gigi, sedangkan 2 penelitian (12,5%) tidak mendapatkan adanya hubungan antara status gizi dengan karies gigi. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin baik status gizi pada anak, maka indeks karies yang ada pun semakin rendah. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara status gizi dengan karies gigi.
PENGARUH PENGOLESAN BAHAN REMINERALISASI fTCP (Clinpro®) TERHADAP pH SALIVA Alvi Syahrizky Tifanny; Sri Wahyuni
Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM)
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.231 KB)

Abstract

Saliva merupakan faktor yang berperan dalam proses demineralisasi dan remineralisasi gigi. Proses demineralisasi yang terjadi secara terus-menerus tanpa diimbangi dengan proses remineralisasi pada gigi dapat menyebabkan terjadinya karies gigi. Pencegahan terhadap ketidakseimbangan tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pH saliva untuk membantu mengurangi terjadinya demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi pada gigi. Proses remineralisasi dapat terjadi secara ilmiah atau dipercepat menggunakan bahan remineralisasi seperti fluor Tri Calcium Phospat (fTCP)yang dapat larut di dalam gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh pengolesan bahan remineralisasi fTCP (Clinpro®) terhadap pH saliva. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian telaah pustaka dengan menggunakan sumber literatur. Berdasarkan beberapa pendapat dari hasil penelitian dan review artikel dapat disimpulkan bahwa pengolesan bahan remineralisasi fTCP (Clinpro®) berpengaruh terhadap pH saliva. pH saliva yang awalnya asam akan menjadi normal sehingga dapat menghambat terjadinya demineralisasi dengan menggunakan salah satu bahan remineralisasi fTCP (Clinpro®) sebagai metode pencegahan terjadinya karies gigi.