cover
Contact Name
Eka Cahya Prima
Contact Email
ekacahyaprima@gmail.com
Phone
+6285314983890
Journal Mail Official
jkpis2018@gmail.com
Editorial Address
Jl. Sukasari 1 no. 126, RT 04 RW 01 Coblong, Sekeloa, Bandung 40134
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Kajian Peradaban Islam
ISSN : -     EISSN : 26543974     DOI : https://doi.org/10.47076
Core Subject : Religion, Social,
Jurnal Kajian Peradaban Islam (ISSN 2654-3974 - JKPIs - Journal of Islamic Civilization Study) is an international blind peer-reviewed journal studying Islamic civilization published by Perhimpunan Intelektual Muslim Indonesia. JKPIs is motivated by a lack of Muslim-spiritual values to understand the contribution of Islam to the development of many scientific disciplines for modern civilization. Hence, JKPIs attempts to integrate such kind science disciplines into Islam as a way of life in modern civilization. For this purpose, JKPIs is designed as a unique peer-reviewed open-access online scientific journal that provides an interdisciplinary, national, international, and interfaith forum for scientists from any discipline area. It encourages reflective thinking and progressive working on modern Islamic civilization. JKPIs welcomes theoretical or empirical studies about the application of Islamic and Sharia concepts in many disciplines including social science, economics, politics, natural science and technology, and law. The scope of Jurnal Kajian Peradaban Islam are: (a) Islamic Economics and Finance, (b) Islamic Politics, Law, and Governance, (c) Islamic Contribution to Science Technology and Art, (d) Islamic Education, Culture, and Social Interaction.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 1 (2019): Jurnal Kajian Peradaban Islam" : 5 Documents clear
Perhutanan Sosial di Indonesia dalam Perspektif Islam Gamin Gamin
Islamic Research Vol 2 No 1 (2019): Jurnal Kajian Peradaban Islam
Publisher : Perhimpunan Intelektual Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (725.921 KB) | DOI: 10.47076/jkpis.v2i1.4

Abstract

Indonesia adalah negara pertanian dengan jumlah petani mencapai 44% dari total angkatan kerja atau sekitar 46,7 juta jiwa pada tahun 2009. Pada 2014 lahan pertanian yang tersedia sekitar 41,5 juta hektar sementara 63% wilayah adalah kawasan hutan. Luas lahan petani pada tahun 2017 rata-rata 0,36 hektar. Hal ini mendorong tingginya kemiskinan Indonesia yang tinggi dengan penduduk miskin sebanyak 27,77 juta orang atau 10,64 % dari jumlah total penduduk. Indek Pembangunan Manusia pada level 0,685 (kategori menengah). Upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dilakukan melalui pelibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan. Praktek perhutanan sosial telah dimulai sejak tahun 1982 dengan berbagai perubahan skema. Program perhutanan sosial berdasarkan kebijakan yang ada sejak tahun 2007 hingga 2016 adalah Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat, Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat, dan Kemitraan, serta Hutan Adat. Perhutanan sosial dirasakan dapat meningkatkan pendapatan baik yang telah dirasakan maupun yang masih potensial di lapangan. Secara kelestarian hutan, perhutanan sosial dapat meningkatkan variasi jenis tanaman dan meningkatkan penutupan lahan. Perhutanan sosial juga dapat mengurangi konflik tenurial melalui penyerapan tenaga kerja, pemberian rasa aman dan pemberian ketenangan berusaha pada kawasan hutan. Pendampingan kepada pelaku perhutanan sosial dan pemastian tidak terjadi pemindahan hak kelola merupakan pelajaran penting dari penelitian ini. Indonesia is an agricultural country with a number of farmers reaching 44% of the total workforce or around 46.7 million in 2009. In 2014 the available agricultural land was around 41.5 million hectares while 63% of the area was forested. The land area of farmers in 2017 averages 0.36 hectares. This has led to a high rate of Indonesian poverty with a poor population of 27.77 million people or 10.64% of the total population. Human Development Index at level 0.685 (middle category). Efforts to improve community welfare are carried out through community involvement in forest management. Social forestry practices have been started since 1982 with various schema changes. Social forestry programs based on existing policies from 2007 to 2016 are Community Based Forest Management, Village Forests, Community Forests, Community Plantation Forests, and Partnerships, and Customary Forests. Social forestry is felt to be able to increase both perceived and potential income in the field. In terms of forest sustainability, social forestry can increase variety of crops and increase land cover. Social forestry can also reduce tenurial conflicts through labor absorption, providing security and providing business peace in the forest area. Assistance to social forestry actors and ensuring that there is no transfer of management rights is an important lesson from this research.
Prinsip Dasar Falsafah Akhlak Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany dan Implikasinya dalam Pendidikan di Indonesia Tatang Hidayat; Syahidin Syahidin; Ahmad Syamsu Rizal
Islamic Research Vol 2 No 1 (2019): Jurnal Kajian Peradaban Islam
Publisher : Perhimpunan Intelektual Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.042 KB) | DOI: 10.47076/jkpis.v2i1.13

Abstract

Tulisan ini bertujuan membahas prinsip-prinsip dasar falsafah akhlak Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany dan implikasinya dalam pendidikan di Indonesia. Pendekatan pembahasan menggunakan metode kualitatif dan studi literatur. Berdasarkan hasil pembahasan, prinsip dasar akhlak Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany terdiri dari 6 prinsip. Pertama, percaya pentingnya akhlak dalam hidup. Kedua, percaya bahwa akhlak itu sikap yang mendalam dalam jiwa. Ketiga, percaya bahwa akhlak ialah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat bagi individu dan masyarakat. Keempat, percaya tujuan akhlak ialah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat bagi individu dan masyarakat. Kelima, percaya akhlak itu sesuai dengan fitrah manusia. Keenam, percaya teori akhlak tidak sempurna kecuali ditentukan sebagian konsep-konsep asas seperti akhlak hati nurani, paksaan akhlak, hukum akhlak, tanggung jawab akhlak, dan ganjaran akhlak. Implikasinya, pendidikan akhlak sangat penting untuk dijadikan instrumen pokok dalam menentukan kebijakan pada semua jenjang pendidikan di berbagai institusi pendidikan. This paper aims to discuss the basic principles of akhlaq philosophy of Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany and its implications in education in Indonesia. The discussion approach uses qualitative methods and literature studies. Based on the results of the discussion, Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany’s basic prinsiples of akhlaq consist of 6 principles. First, believe in the importance of akhlaq in life. Second, believe that akhlaq is a deep attitude in the soul. Third, believe that akhlaq are to achieve world and the hereafter happiness for individuals and society. Fourth, believe the goal of akhlaq is to achieve happiness of the world and the hereafter for individuals and society. Fifth, believe akhlaq is accordance with human nature. Sixth, believe akhlaq theory is imperfect unless it is determined in part by basic concepts such as akhlaq conscience, akhlaq coercion, akhlaq law, akhlaq responsibility, and akhlaq rewards. The implication is that akhlaq education is very important to be used as the main instrument in determining policy at all levels of education in various educational institutions.
WAR: Democracy's Lengthened Hand Andrian Willyan Djaja
Islamic Research Vol 2 No 1 (2019): Jurnal Kajian Peradaban Islam
Publisher : Perhimpunan Intelektual Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.055 KB) | DOI: 10.47076/jkpis.v2i1.18

Abstract

Democracy and monarchy are often considered counterparts, and people tend to choose the free-will-conserving democracy rather than the stiff monarchy. The United States of America gives all they have to spread democracy to the world, even using militaristic way. It is obvious that America forces their democracy to be played by countries of the world, through the war as a way, and politics as another way. In short, war is just a tool for America to spread democracy to the whole world. Demokrasi dan monarki sering dianggap bertentangan, dan orang-orang cenderung memilih demokrasi yang mempertahankan kebebasan memilih daripada monarki yang kaku. Amerika Serikat berupaya keras untuk menyebarkan demokrasi ke seluruh dunia, bahkan menggunakan cara militer. jelas bahwa Amerika memaksakan demokrasi mereka untuk digunakan negara-negara di seluruh dunia, melalui perang sebagai salah satu cara, dan politik sebagai cara lainnya. Singkatnya, perang hanyalah salah satu cara yang digunakan Amerika untuk menyebarkan demokrasi ke seluruh dunia.
Keberlanjutan Keberkahan pada Komunitas Bisnis Kuliner: CDA Tubagus Chaeru Nugraha
Islamic Research Vol 2 No 1 (2019): Jurnal Kajian Peradaban Islam
Publisher : Perhimpunan Intelektual Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (947.459 KB) | DOI: 10.47076/jkpis.v2i1.22

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan nilai-nilai religius sebagai sebab keberkahan bisnis. Orientasi bisnis biasanya hanya pada tujuan profit, benefit, pertumbuhan, dan keberlanjutan/ keberlangsungan. Dalam artikel ini diungkapkan konsep keberlanjutan bisnis yang berkah. Data diambil dari komunitas bisnis kuliner sebagai contoh empiris yang terdapat di kabupaten Bandung, kecamatan Cileunyi. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif analisis. Agar hasil penelitiannya akurat, maka ditempuh dalam tiga langkah. Pertama, penyediaan data dengan metode simak-cakap dengan teknik kuisioner dan wawancara. Kedua, metode analisis yang digunakan secara eklektik antara Critical Discourse Analysis (CDA) pada tataran makro dan analisis prosentase. Ketiga, hasil analisis disajikan dalam tabel dan diberikan penjelasan secara deskriptif pada istilah-istilah ekonomi berbasis nilai-nilai religius. Nilai-nilai religious penyebab keberkahan adalah keimanan dan ketaqwaan. Dalam Al-Qur'an ada empat tema 'keberkahan', yaitu: (1) Mengimani Al-Qur'an dan mengamalkannya; (2) semua tempat orang yang beriman-bertaqwa, dan saling mendoakan; (3) Mu'jizat para Nabi; dan (4) mengikuti Sunnatu Allah. Rekomendasi dalam penelitian ini adalah perlunya revitalisasi nilai-nilai religious dalam aplikasi bisnis di masyarakat kabupaten Bandung, antara lain pada komunitas bisnis Cipacing, Cileunyi. The purpose of this study is to describe religious values as a factor of business blessing. Business orientation is usually only for profit, benefit, growth, and sustainability goals. In this article, the concept of business sustainability is revealed. The data is collected from the culinary business community as an empirical example found in Bandung regency, Cileunyi district. This study also applies descriptive analysis method. In order to have accurate results, the steps of method are conducted in three steps. First, the provision of data with the method of conversation with questionnaire and interview techniques. Second, the analytical method used eclectically between Critical Discourse Analysis (CDA) at the macro level and percentage analysis. Third, the results of the analysis are presented in a table and given a descriptive explanation on economic terms based on religious values. The religious values that cause blessing are faith and devotion. In Qur'an there are four themes of 'blessing', namely: (1) Believing in Qur'an and practicing it; (2) all places are faithful, and pray for one another; (3) Miracles of the Prophets; and (4) following the Sunnatu Allah. The recommendation in this study is the need to revitalize religious values in business applications in Bandung regency community, including business community in Cipacing, Cileunyi.
Urgensi Perubahan Pola Pikir dalam Membangun Pendidikan Bermutu Dr. Denny Kodrat
Islamic Research Vol 2 No 1 (2019): Jurnal Kajian Peradaban Islam
Publisher : Perhimpunan Intelektual Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.714 KB) | DOI: 10.47076/jkpis.v2i1.23

Abstract

Harapan untuk menghasilkan keluaran yang bermutu sesuai dengan keinginan masyarakat merupakan dambaan semua pihak. Institusi pendidikan seiring dengan tantangan dan persaingan global berlomba untuk memberikan nilai tambah dari lulusan yang dibinanya dan memberikan pengaruh positif (outcome) terhadap kemajuan peradaban masyarakat. Berturut-turut pendidikan Indonesia belum dapat berbicara banyak dalam kompetisi regional dan internasional sebagaimana rilis PISA. Begitu pula guru sebagai ujung tombak dalam pelayanan pendidikan dipandang belum memiliki kompetensi yang memadai untuk memberikan pelayanan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan jaman. Pengguliran konsep pendidikan abad 21 dipandang menjadi jalan keluar (way out) dalam mengakomodasi potensi pembelajar yang adaptif dengan perubahan dan digital. Keterampilan dalam berpikir kritis, kolaborasi serta penajaman kemampuan literasi diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan. Tentu saja perubahan pola pikir (mindset) terhadap hakikat pendidikan menjadi prasyarat mutlak dalam upaya menghadirkan pendidikan bermutu di tengah masyarakat. Hope for creating a qualified outcome which meets people need is every person expectation. Educational institution in the era of global competition attempts to give added values and positive outcome towards its graduation in enhancing civilization. Education of Indonesia has not got achievement in regional and international competition as PISA released. At the same time, a teacher as a front liner in giving educational service is regarded not to have an adequate qualification in up to date teaching activity. The concept of education in the 21 century is considered as a way out in accommodating a learner which is adaptive with a change and digital. Skills in critical thinking, collaboration, and shaping literacy competence are expected to improve the quality of education. The change of mindset towards the nature of education is an important requirement in presenting a good education in society.

Page 1 of 1 | Total Record : 5