cover
Contact Name
Ummu Fatimah Ria Lestari
Contact Email
kibascenderawasih.journal@gmail.com
Phone
+6281248733789
Journal Mail Official
kibascenderawasih.journal@gmail.com
Editorial Address
Balai Bahasa Papua, Jalan Yoka, Kelurahan Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Provinsi Papua 99358
Location
Kota jayapura,
P a p u a
INDONESIA
Kibas Cenderawasih : Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan
Published by Balai Bahasa Papua
ISSN : 18584535     EISSN : 26560607     DOI : https://doi.org/10.26499/kc
Kibas Cenderawasih : Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan aims at providing a media or forum for researchers, faculties, and graduate students to publish their research papers in the field of linguistic and literary studies. The scope of KIBAS CENDERAWASIH includes linguistic, applied linguistic, interdisciplinary linguistic studies, theoretical literary studies, interdisciplinary literary studies, literature and identity politics, philology, and oral tradition.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 14 No. 2 (2017)" : 8 Documents clear
MORFOSINTAKSIS NOMINAL DAN KALA BAHASA SKOU Yohanis Sanjoko
Kibas Cenderawasih : Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol. 14 No. 2 (2017)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/.v14i2.1

Abstract

AbstractSkow language is one of local language in Papua Province whose relatively less of speaker. This language is spoken by people who live in village of Skou Mabo, Skou Yambe, and Skou Sae. Skou language is used in border territory of Indonesia and Papua New Guinea. This writing uses descriptive method with three stages, namely, collecting data stage, analyzing data stage, and presenting the result of analysis data stage. The data, in this writing, was collected by using interview method (metode cakap) then analyzed by using equivalent method (metode padan).The result shows that phrase of number in Skou language is adverbial-clause. Pronoun of person in Skou language consists of three types, they are, first person pronoun, second person pronoun, and third person pronoun. Pronoun of person in Skou language influences verbal form and become dual-subject. Skou language marks its possessive pronoun by using word order. This language marks future tense only, and its marker using verb reduplication. Aspect marker of Skou language are reduplication, agree with person pronoun and its position is after verb. Skou language is a kind of language which periphrasticallymarks mood and tense.  AbstrakSalah satu bahasa daerah yang terdapat di Provinsi Papua dengan jumlah penutur yang kecil adalah bahasa Skou. Bahasa Skou dituturkan oleh masyarakat suku Skou yang tinggal di Kampung Skou Mabo, Kampung Skou Yambe, dan Kampung Skou Sae. Bahasa Skou terletak di wilayah perbatasan Indonesia dengan negara Papua Nugini. Tulisan ini mengunakan metode deskriptif dengan tiga tahapan, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data. Penyediaan data tulisan ini menggunakan metode cakap. Analisis data menggunakan metode padan. Hasil kajian menunjukkan bahwa frasa numeralia bahasa Skou bersifat adverbia-klausal. Pronomina persona bahasa Skou terdiri atas tiga pronomina persona, yaitu pronomina persona pertama, pronomina persona kedua, dan pronomina persona ketiga. Pronomina persona bahasa Skou memengaruhi bentuk verba dan menjadi dual-subjek. Bahasa Skou menandai kepemilikan dengan urutan kata. Bahasa Skou hanya menandai masa depan, menganut kala futur, dan penandanya menggunakan reduplikasi verba. Penanda aspek bahasa Skou, yaitu dengan reduplikasi, bersesuaian dengan pronomina persona, dan posisinya di belakang verba. Bahasa Skou sebagai salah satu bahasa yang memarkahi modus dan temporal secara perifrastis. Kata kunci: Skou, numeralia, pronomina, kala, aspek, modus
PENAMAAN PULAU-PULAU KECIL DI KABUPATEN PULAU MOROTAI BERDASARKAN KAJIAN TOPONIMI DAN PERSEPSI ETNOLINGUISTIK Rahmat Muhidin
Kibas Cenderawasih : Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol. 14 No. 2 (2017)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.584 KB) | DOI: 10.26499/.v14i2.2

Abstract

AbstractThe research discussed about names of island in Morotai Island Regency in its relationship with the history of entitling of the island by people around Morotai Island Regency. This research aims to describe names of the island in Morotai islands Regency North Maluku Province with toponimy and ethnolinguistics study. The method used in this research was descriptive method and literature study. The data in this research were secondary data, survey data of island toponimy and analyzing data as an approach of entitling of the island in Morotai Island Regency. The result showed that entitling of the island in Morotai Island Regency referred to some indicators: (1) Entitling the islands based on Morotai Islands Regency: Pulau Babi/Tabisasu, Bobongone Maharum, Burung, Dodola Besar, Dodola Kecil, Galo-Galo Besar, Galo-galo Kecil, Jujurum, Kacuwawa, Kapa-kapa, Kokaya, Kolorai, Loleba Kecil (Loleba means rope that is used to tie housetop), Lum-lum (name of a kind of mushroom), Mitita Karang, Morotai (Moro means supernatural creature/sacred person/wind) (Tai means there), (Morotai means there is a supernatural creature/sacred person/wind there), Ngele-Ngele Besar (Ngele-ngele means rope that is used to hang fishes up), Ngele-Ngele Kecil, Pelo Patok, Rao, Rube-rube (rube-rube means water/jar for water), Ruki-ruki (name of a tree), Saminyamau, Sarang Burung Besar, Sarang Burung Kecil, Tabailenge, Tanjung Garam Besar, Tanjung Garam Kecil, and Zum-zum, (2) Name sare correlated with vegetation of trees, animal, and based on the origin of certain creature.   AbstrakPenelitian ini membahas nama-nama pulau di Kabupaten Kepulauan Morotai Provinsi Maluku Utara yang berhubungan dengan sejarah penamaan pulau oleh warga sekitar pulau di Kabupaten Pulau Morotai. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan nama-nama pulau di Kabupaten Pulau Morotai berdasarkan kajian toponimi dan etnolinguistik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan studi literatur, data sekunder, data survei toponimi pulau, dan pengolahan data sebagai ancangan penelitian penamaan pulau-pulau di Kabupaten Pulau Morotai.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penamaan pulau di Kabupaten Pulau Morotai mengacu pada beberapa indikator: (1) Nama Pulau yang terdiri dari Pulau Babi/Tabisasu, Bobongone Maharum, Burung, Dodola Besar, Dodola Kecil, Galo-Galo Besar, Galo-Galo Kecil, Jujurum, Kacuwawa, Kapa-Kapa, Kokaya, Kolorai, Loleba Kecil: tali pengikat atap rumah, Lum-lum nama jamur, Mitita/karang, Morotai Moro artinya mahluk gaib/orang sakti /angin, tai artinya di sana "di sana ada orang gaib/sakti/angin", Ngele-Ngele Besar tali yang dipakai untuk menggantung ikan, Ngele-ngele Kecil tali yang dipakai untuk menggantung ikan, Pelo patok, Rao, Rube-rube air/tempayan, Ruki-ruki nama pohon, Saminyamau, Sarang Burung Besar, Sarang Burung Kecil, Tabailenge, Tanjung Garam Besar, Tanjung Garam Kecil, dan Zum-zum, (2)  Nama berkaitan dengan vegetasi tumbuhan dan hewan, dan berdasarkan asal makhluk tertentu.  
PROSES AKUISISI BAHASA PADA ANAK: KAJIAN TEORETIS MUTAKHIR Ladycia Sundayra
Kibas Cenderawasih : Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol. 14 No. 2 (2017)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.779 KB) | DOI: 10.26499/.v14i2.3

Abstract

AbstractThis study concerns with children’s language acquisition. Language acquisition is a process which can take place at any period of one’s life. The purpose of this research is to describe the development of children’s language acquisition focused on early acquisition (children's language production in the first years of life) well. The data sources obtained from books collected by reading intensively. The type of this research is qualitative descriptive, because this research is about the description of the children language acquirement stages and also the process. The result showed that process of language acquisition in children could be achieved through several phases depending on the level of maturity. The development phase could be observed from the lingual and motoric process appeared in certain ages.   AbstrakKajian ini mengangkat masalah pemerolehan bahasa pada anak. Pemerolehan bahasa merupakan sebuah proses yang dapat  terjadi pada periode apapun dalam hidup seseorang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan dengan baik perkembangan pemerolehan bahasa pada anak khususnya pada awal akuisisi (yaitu, produksi bahasa anak dalam tahun-tahun pertama kehidupan). Data-data diperoleh dari buku-buku yang dibaca secara intensif. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif sehingga penelitian ini menjelaskan tentang tahapan-tahapan dan proses pemerolehan bahasa pada anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemerolehan bahasa pada anak dapat diperoleh melalui beberapa fase bergantung pada tingkat kematangannya. Fase perkembangan dapat diamati melalui proses lingual dan motorik yang muncul pada usia tertentu.   
STRUKTUR SASTRA LISAN LA DHANGU SARINA DAN BUNGAEJA DI PULAU BUTON SULAWESI TENGGARA Nadir La Djamudi
Kibas Cenderawasih : Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol. 14 No. 2 (2017)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.663 KB) | DOI: 10.26499/.v14i2.4

Abstract

AbstractLa Dhangu Sarina story theme is about La Dhangu Sarina whose size posture more than ordinary human being. Then, the mandate of the story are; first, parents should be able to steer or guide the potencyof their child. Second, man proposes but God disposes. This story used the progressive, straight, forward plot. The main character is La Dhangu Sarina, then additional characters are his father, King Wolio, the representative of the Dutch Company. Characterizations which is used in this story is analytical characterization. While, the background story are: time, place, and atmosphere. Theme of the story of Bungaeja is Bungaeja and Jibirilu love story. The mandate of theory are: first, love requires effort, sacrifice, fortitude, either for man or woman. Second; do not be jealous on other people happiness of others because it would be harmful for yourself. This story uses a progressive straight forward plot. The main character of the story, then, are Bungaeja and Jibirilu. Additional characters are Kambampu, her beautiful girl friends, Sapati (mother of Bungaeja), Kinapulu (parents of Kambampu), Si Hasani. Characterizations of this story is analytical characterization. While the background (setting) in this story are: time, place, and atmosphere.   AbstrakTema cerita La Dhangu Sarina adalah La Dhangu Sarina dengan ukuran postur tubuh lebih dari manusia biasa. Amanatnya, yakni pertama, orang tua hendaknya dapat mengarahkan atau membimbing potensi anaknya; kedua, manusia hanya dapat merencanakan, tetapi Tuhanlah yang menentukan segalanya. Cerita ini menggunakan plot maju, lurus, progresif. Tokoh utama adalah La Dhangu Sarina. Tokoh tambahan adalah ayah La Dhangu Sarina, Raja Wolio, utusan Kompeni. Penokohan atau perwatakan yang digunakan adalah penokohan analitik. Sedangkan latar cerita adalah: waktu, tempat, dan atmosfir.  Tema cerita Bungaeja, yakni kisah cinta Jibirilu dengan Bungaeja. Amanatnya, yakni pertama cinta membutuhkan usaha keras, pengorbanan, ketabahan, baik itu bagi laki-laki maupun bagi perempuan; kedua; janganlah iri pada kebahagiaan orang lain karena itu akan berakibat buruk bagi diri sendiri. Cerita ini menggunakan alur lurus, alur maju, atau alur progresif. Tokoh utama adalah Bungaeja dan Jibirilu. Tokoh tambahan adalah Kambampu, gadis-gadis cantik teman Kambampu, Sapati (Ibu dari Bungaeja), Kinapulu (orang tua Kambampu), Si Hasani. Penokohan atau perwatakan dalam cerita Bungaeja adalah penokohan secara analitik. Sedangkan latar (setting) yang digunakan dalam cerita ini, yakni waktu, tempat, dan atmosfir.   
CERITA ANAK YATIM DENGAN BURUNG CENDERAWASIH SEBAGAI REFERENSI BACAAN ANAK TINGKAT SD NFN Muntihanah
Kibas Cenderawasih : Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol. 14 No. 2 (2017)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.637 KB) | DOI: 10.26499/.v14i2.5

Abstract

AbstractThe purpose of this study to see whether the story of “Anak Yatim dengan Burung Cenderawasih” is valuable as a reading reference material for elementary school pupil or not, through simplicity of its structure, content of its character value, and its structural agreement toward student’s age. The data was analyzed using structural theory, stage of the intellectual (maturity) development of student, and character values through analytical descriptive method. The result of showed that the story of “Anak Yatim dengan Burung Cenderawasih” is eligible to be a reading reference for pupil of elementary school at 7-11 years old, according to the usage of linear plot, the simplicity of background, black and white figures which express flat figure, limited story conflict, and simplicity of lexical which appears in limited usage ofderivative words. In addition, this story contains character values which are developed by the government, namely, the character values human being relationship. Precisely, this story taught us about awareness of ourselves and other people right and obligation. It taught us about good manner as well.  AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk melihat cerita Anak Yatim dengan Burung Cenderawasih sebagai referensi bahan bacaan untuk anak SD, melalui kesederhanaan strukturnya, kandungan nilai karakternya, dan kesesuaian struktur dengan usia anak. Data dianalisis dengan menggunakan teori struktural, tahapan perkembangan intelektual (usia) anak, dan nilai-nilai karakter dengan metode deskriptif analitik. Hasilnya menemukan bahwa cerita Anak Yatim dengan Burung Cenderawasih dapat menjadi referensi bacaan untuk anak tingkat SD yang berusia 7—11 tahun berdasarkan penggunaan alur yang linear, latar yang sederhana, tokoh yang hitam putih dengan pengungkapan watak tokoh yang datar, konflik cerita yang terbatas, dan kesederhanaan leksikal yang muncul pada minimnya penggunaan kata turunan atau kata berimbuhan. Selain itu, cerita Anak Yatim dengan Burung Cenderawasih mengandung nilai karakter yang dikembangkan pemerintah, yaitu nilai karakter yang berhubungan dengan sesama manusia tepatnya karakter sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain dan  karakter santun.  
KAJIAN NILAI-NILAI HISTORISME DALAM NOVEL TRILOGI SOEKRAM KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO Erwin Wibowo
Kibas Cenderawasih : Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol. 14 No. 2 (2017)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.864 KB) | DOI: 10.26499/.v14i2.6

Abstract

AbstractThe purpose of this study is to describle the historic values in “Soekram Trilogi” novel, written by Sapardi Djoko Damono, by using theory of historicalism. The data analysis is conducted by using descriptive-qualitative technique which is done through categorization and inference. The categorization is used to categorize the data based on a certain determined category. The data used in this research are in the forms of quotations from the novel which are considered containing historical facts of Indonesia struggle against Dutch colonization, a historical fact in 1960’s when Indonesia was in the revolution era led by president Soekarno, and a historical fact of reformation which occurred in 1998. These facts are represented by characters in this novel.   AbstrakKajian ini bertujuan untuk mengungkapkan nilai-nilai sejarah yang ada dalam novel Trilogi Soekram karya Sapardi Djoko Damono dengan menggunakan teori Historisme. Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif kualitatif melalui kegiatan kategorisasi dan inferensi. Kategorisasi digunakan untuk mengelompokkan data berdasarkan kategori yang telah ditetapkan. Data dalam penelitian ini berupa kutipan novel yang mengandung unsur sejarah. Hasil kajian ini berupa fakta-fakta sejarah dari perjuangan bangsa Indonesia melawan Belanda, fakta sejarah tahun 1960-an tentang zaman Indonesia sedang melakukan revolusi yang dipimpin oleh Presiden Soekarno, dan fakta sejarah tentang reformasi yang terjadi pada tahun 1998. Peristiwa-peristiwa itu direpresentasikan oleh para tokoh-tokohnya dalam novel tersebut.  
KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS XI IPA2 SMA NEGERI 1 SENTANI KABUPATEN JAYAPURA NFN Normawati
Kibas Cenderawasih : Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol. 14 No. 2 (2017)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.83 KB) | DOI: 10.26499/.v14i2.7

Abstract

Abstract Ability of writing explanation text is a new skill in Curriculum 2013. Hence, this study aims to (1) measure student’s ability in writing explanation text, (2) analyze students’ explanation text writing error, and (3) identify factor of adversity for students in developing their ability in writing explanation text. The subject of this study is 38 students of Grade 11 Science2 SMA Negeri I Sentani Kabupaten Jayapura. The result showed that mean score grade of students’ explatantion text writing is 74,55or 2.98 in conversion mark with B- predicate. Data analyzing result showed that the lowest score which is gained by student is 71 and that highest is 78. In this aspect, mean score is 23.6 of total score, 30. Organization is 14.57 of 20, vocabulary/diction 15.97 of 20, language usage is 16.97 of 25 and mechanic aspect is 3.45 of total score 5.  Minimum score of each aspect showed that lowest mean score is in aspect of vocabulary/diction. Then, aspect of language usage is the highest score. The most prominent error in students’ explanation text writing obviously seemed in content and organization aspects. Literate practice of teacher which spread out to their students and students experience in writing itself are significant factors that contribute toward students’ ability in writing explanation text.     AbstrakKeterampilan menulis teks eksplanasi merupakan hal baru dalam Kurikulum 2013. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan (1) mengukur kemampuan siswa dalam menulis teks eksplanasi (2) menganalisis kesalahan siswa dalam menulis teks eksplanasi, dan (3) mengidentifikasi  faktor penyebab kesulitan siswa dalam mengembangkan kemampuan menulis teks eksplanasi. Subjek penelitian adalah 38 siswa kelas XI IPA2 SMA Negeri 1 Sentani Kabupaten Jayapura. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan skor rata-rata tulisan teks eksplanasi yang dicapai siswa adalah 74,55 atau nilai konversi 2,98 dengan predikat B-. Hasil pengolahan data memperlihatkan bahwa skor terendah yang dicapai siswa adalah 71 dan skor tertinggi 78. Pada aspek isi, skor rata-rata adalah 23,6 dari skor total 30, organisasi 14,57 dari skor total 20, kosakata/pilihan kata 15,97dari skor total 20, penggunaan bahasa 16,97 dari skor total 25, dan aspek mekanik 3,42 dari skor total 5. Skor minimum dari tiap aspek menunjukkan bahwa skor rata-rata terendah siswa dicapai pada aspek kosakata/pilihan kata dan skor tertinggi pada aspek penggunaan bahasa. Kesalahan yang paling menonjol dalam menulis teks eksplanasi siswa terlihat pada aspek isi dan aspek organisasi. Penularan budaya literat guru dan pengalaman menulis siswa merupakan faktor penting yang berkontribusi terhadap kemampuan siswa dalam menulis teks eksplanasi.   
PROSEDUR DAN METODE PENERJEMAHAN ARTIKEL INGGRIS-INDONESIA “LOST IN TRANSLATION JAPAN” Arif Bagus Prasetyo
Kibas Cenderawasih : Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol. 14 No. 2 (2017)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.148 KB) | DOI: 10.26499/.v14i2.8

Abstract

 AbstractThe study focuses on the translation procedures and method employed by the translator in translating the English source text into Indonesian.  It  examined  the English-Indonesian article entitled “Lost in Translation Japan”. The data was collected from the Garuda Magazine  by comparing Source-Target Languages. The collected data was analyzed by the translation procedures and methods. The translation procedures was proposed by Vinay and Darbelnet, the procedures proposed by Molina and Albir, and the methods proposed by Newmark, are used as an instrument to identify the translation techniques employed by the translator. The result showed that a number of procedures and methods were applied: Borrowing, Calque, Transposition, etc.  AbstrakKajian ini fokus pada prosedur dan metode penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah dalam menerjemahkan teks sumber berbahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.Teks yang dikaji adalah artikel bahasa Inggris-Indonesia berjudul “Lost in Translation Japan”.  Data dikumpulkan dari Majalah maskapai Garuda Indonesia dengan membandingkan Bahasa Sumber dan Bahasa Sasaran. Data yang diperoleh kemudian dianalisa menggunakan prosedur dan metode penerjemahan.Prosedur penerjemahan yang digunakan sebagai instrumen untuk mengidentifikasi teknik penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah adalah prosedur dari Vinay and Darbelnet, Molina dan Albir, dan metode penerjemahan dari Newmark. Hasil kajian memperlihatkan bahwa sejumlah prosedur dan metode yang diterapkan adalah Peminjaman, Calque, Transposisi, dll.  

Page 1 of 1 | Total Record : 8