cover
Contact Name
Agus Ruliyansyah
Contact Email
agus.ruliyansyah@faperta.untan.ac.id
Phone
+62561740191
Journal Mail Official
d3btp@faperta.untan.ac.id
Editorial Address
PS. Budidaya Tanaman Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi Pontianak 78124 Kalimantan Barat
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Perkebunan dan Lahan Tropika
ISSN : 20886381     EISSN : 26544180     DOI : http://dx.doi.org/10.26418/plt.v11i1.xxxxx
Core Subject : Agriculture, Social,
Perkebunan dan Lahan Tropika bertujuan menjadi sarana penyampai informasi hasil penelitian, analisis kebijakan atau pemikiran-pemikiran baru di bidang perkebunan dan pengelolaan sumberdaya lahan tropika. Perkebunan dan Lahan Tropika mengundang peneliti dan penulis yang menggeluti topik-topik berikut: - Teknis budidaya tanaman perkebunan - Pengendalian OPT perkebunan - Inovasi teknologi perkebunan - Bioteknologi dan pemuliaan tanaman perkebunan - Penanganan hasil perkebunan - Penanganan dan pemanfaatan limbah perkebunan - Agribisnis/sosial ekonomi perkebunan - Pengelolaan sumber daya lahan tropika - Konservasi tanah dan air serta bahan dan agens hayati - Pengelolaan lingkungan perkebunan - Analisis kebijakan perkebunan
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 2 (2018)" : 6 Documents clear
PENGARUH ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA TERHADAP P. palmivora PENYEBAB PENYAKIT BUSUK BUAH PADA KAKAO Yunita Yunita; Iman Suswanto; Sarbino Sarbino
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.746 KB) | DOI: 10.26418/plt.v8i2.29802

Abstract

Penyakit busuk buah yang disebabkan oleh P.palmivora merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman kakao kerena menyebabkan kerugian cukup besar pada hasil panen. Salah satu cara pengendalian busuk buah menggunakan asap cair tempurung kelapa. Penelitian ini bertujuan memperoleh konsentrasi asap cair untuk menekan aktivitas P.pamivora. Penelitian berlangsung selama tiga bulan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan 0%, 5%, 10%, 20%, 40% dan fungisida berbahan aktif mancozeb 80% di ulang 3 kali. Parameter yang diamati adalah jumlah bercak dan panjang bercak, pengamatan dimulai pada hari kelima setelah inkubasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengendalian penyakit busuk buah menggunakan cuka kayu efektif pada konsentrasi 5% dan 10% yang mampu menghambat aktivitas P.palmivora.Kata Kunci: Buah kakao, asap cair tempurung kelapa,  P.palmivora
KARAKTERISASI TRICHODERMA HARZIANUM ASAL LAHAN GAMBUT SEBAGAI AGENS ANTAGONIS TERHADAP PENYEBAB PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG SAWIT SECARA IN VITRO Elsy Nandung; Iman Suswanto; Tris Haris Ramadhan
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.823 KB) | DOI: 10.26418/plt.v8i2.29798

Abstract

T. harzianum  merupakan agen antagonis yang digunakan untuk pengendalian hayati. Penelitian ini bertujuan mengetahui keragaman cendawan dari beberapa jenis vegetasi di lahan gambut,  mengetahui kemampuan daya hambat dan sifat-sifat lain T. harzianum penentuan sifat yang dapat digunakan sebagai penciri T. harzianum sebagai agens pengendali busuk pangkal batang, dan kemampuan mendegradasi kitin sebagai salah satu komponen dinding sel Ganoderma spp.. Pengujian ini dilakukan melalui hasil isolasi T. harzianum dari beberapa areal, inkubasi menggunakan media PDA kemudian dilakukan pencirian berdasarkan uji antagonis, uji pertumbuhan, morfologi dan mekanisme penghambatan, uji kitinase dilakukan dengan menginkubasi cendawan  T. harzianum  pada media kolodial kitin diamati zona bening setiap hari.   Keragaman cendawan dari berbagai wilayah relatif sama. Agen pengendali Ganoderma spp. seperti busuk pangkal batang banyak ditemukan pada wilayah yang ditumbuhi cabai dan hutan belukar. Pencirian T. harzianum terbaik berdasarkan tingginya daya hambat, kerapatan spora dan mekanisme penghambatan. Mekanisme penghambatan bersifat hiperparasit mampu menekan pertumbuhan Ganoderma spp. melalui degradasi kitin.Kata kunci : Busuk Pangkal Batang, Gambut, Pencirian T. harzianum, Sawit
UJI PATOGENISITAS NEMATODA PATOGEN SERANGGA (Steinernema carpocapsae) DARI TANAH GAMBUT TERHADAP RAYAP TANAH (Coptotermes curvignathus) Ari Paster; Indri Hendarti; Tris Haris Ramadhan
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.25 KB) | DOI: 10.26418/plt.v8i2.29797

Abstract

Rayap tanah (Coptotermes curvignathus) merupakan salah satu hama yang menimbulkan kerugian ekonomis yang sangat besar karena banyak menyerang tanaman pertanian sehingga menyebabkan tanaman mati dan produksi menurun. Salah satu cara pengendalian yaitu secara biologis menggunakan nematoda patogen serangga (Steinernema carpocapsae). Penelitian ini bertujuan untuk melihat daya patogenisitas S. carpocapsae dari isolat tanah gambut terhadap rayap tanah (C. curvignathus). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura Pontianak. Rancangan yang digunakan Rancangan acak kelompok (RAK) dengan menggunakan satu perlakuan dan 6 taraf  konsentrasi S. carpocapsae (25 ji/ml, 50 ji/ml, 100 ji/ml, 200 ji/ml, 400 ji/ml, dan 800 ji/ml) dengan 5 kali pengulangan. Pengujian patogenisitas dilakukan terhadap C. curvignathus kasta pekerja. Kemampuan patogenisitas S. carpocapsae diukur berdasarkan mortalitas, jumlah S. carpocapsae yang keluar, periode letal dan virulensi. Hasil pengujian menunjukan bahwa S. carpocapsae mampu menyebabkan mortalitas sebesar 100% pada perlakuan 800 ji/ml dalam 96 jam setelah inokulasi. Priode letal yang dihasilkan sebesar 40,68 dan Virulensi sebesar 0,024. Jumlah S. carpocapsae yang dihasilkan tidak berbeda nyata antara satu perlakuan dengan perlakuan lainnya dikarenakan C. curvignathus merupakan serangga uji yang memiliki tubuh ukuran kecil antara 4,5-5,0 mm. Sehingga tiap perlakuan konsentrasi S. carpocapsae yang diinokulasikan memiliki kapasitas ruang yang  sama untuk perkembangannya.Kata kunci : Inokulasi, Mortalitas, Priode letal, Virulensi
ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI KELAPA KELAPA SAWIT DI DESA MERARAI SATU KECAMATAN SUNGAI TEBELIAN KABUPATEN SINTANG Firman Firman; Adi Suyatno; Dewi Kurniati
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.123 KB) | DOI: 10.26418/plt.v8i2.29799

Abstract

Kelapa kelapa sawit merupakan salah satu komoditas ekspor non migas yang mempunyai nilai ekonomi dalam perdagangan nasional maupun internasional. Pesatnya perkembangan perkebunan kelapa kelapa sawit di Kalimantan Barat tidak dipungkiri turut mendongkrak perekonomian di Kalimantan Barat. PT. SDK III (SDK III) yang beroperasi di Desa Merarai Satu kecamatan Sungai Tebelian Kabupaten Sintang. PT. SDK III adalah perusahaan yang  mengacu pada pola pengembangan perkebunan inti rakyat dikaitkan dengan program pengembangan transmigrasi (PIR-Trans). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Tingkat pendaptan dan kesejahteraan petani kelapa kelapa sawit di Desa Merarai Satu Kecamatan Sungai Tebelian Kabupaten Sintang. Dari perhitungan uji t tingkat pendapatan petani kelapa kelapa sawit setelah lunas kredit lebih tinggi dibandingkan sebelum lunas kredit petani kelapa kelapa sawit terhadap PT. SDK III hal ini dapat dilihat pada uji-t diperoleh t hitung > t tabel yaitu sebesar 12,245 dan t tabel pada 0,05 sebesar 2,708 yang artinya tolak H0  dan terima H1.Tingkat kesejahteraan petani kelapa kelapa sawit sebelum dan setelah lunas kredit diukur dengan menggunakan indikator tingkat kesejahteraan setara beras (Sajogyo)  dimana sebelum lunas kredit petani kelapa kelapa sawit di Desa Merarai Satu termasuk dalam kriteria cukup dimana terdapat 32 KK atau sebesar 80% KK petani kelapa kelapa sawit sedangkan setelah lunas kredit petani kelapa kelapa sawit Di Desa Merarai Satu termasuk dalam kriteria kaya yaitu sebanyak 28 kk atau 70% petani kelapa kelapa sawit. Dari pendapatan setara beras  dapat disimpulkan bahwa petani kelapa kelapa sawit di Desa Merarai Satu dapat dikatakan sejahtera.Kata kunci : Tingkat Pendapatan, Kesejahteraan, Petani Kelapa Kelapa sawit
PREDIKSI EROSI DENGAN METODE USLE DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PTPN XIII GUNUNG MELIAU KECAMATAN MELIAU KABUPATEN SANGGAU Putri Liastuti; Tino Orciny Chandra; Bambang Widiarso
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.219 KB) | DOI: 10.26418/plt.v8i2.29800

Abstract

Lokasi penelitian yakni di Afdeling 3 PTPN XIII Gunung Meliau Kecamatan Meliau Kabupaten Sanggau. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi besarnya erosi yang terjadi dan besarnya erosi yang masih dapat ditoleransi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dihitung menggunakan metode USLE dengan mengetahui nilai dari faktor R, K, L, S, C dan P yang merupakan faktor penyebab terjadinya erosi pada areal perkebunan kelapa sawit di lokasi penelitian. Selanjutnya nilai erosi yang dapat ditoleransi dibandingkan dengan nilai prediksi erosi. Setelah dibandingkan nilai prediksi erosi dengan nilai erosi yang dapat ditoleransi, maka perlu dilakukan tindakan konservasi yang direkomendasikan.  Hasil penelitian ini didapatkan bahwa prediksi laju erosi (A) mencapai 140,16 sampai 9737,28 ton/ha/tahun. Nilai prediksi erosi yang dapat ditoleransi (ETOL) berkisar antara 48,22 sampai 32,13 ton/ha/tahun. Pada lahan Ult4 nilai (A) lebih besar dari nilai Etol dengan tingkat bahaya erosi sedang, sedangkan pada lahan Ult18, Ult24, Ult36 nilai (A) lebih besar dari nilai Etol dengan tingkat bahaya erosi sangat berat. Perencanaan dan penanggulangan bahaya erosi yang sesuai adalah pembuatan teras bangku kontruksi baik. Khusus untuk lahan Ult4 dan Ult18 dapat direkomendasikan juga dengan penanaman LCC dan pembuatan teras kontruksi sedang.Katakunci : Prediksi erosi USLE, Kelapa sawit, Perkebunan PTPN XIII
IDENTIFIKASI SIFAT FISIKA TANAH ULTISOLS PADA DUA TIPE PENGGUNAAN LAHAN DI DESA BETENUNG KECAMATAN NANGA TAYAP KABUPATEN KETAPANG Veromika Meli; Saeri Sagiman; Sutarman Gafur
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.332 KB) | DOI: 10.26418/plt.v8i2.29801

Abstract

Penelitian bertujuan membandingkan sifat fisika tanah pada kebun karet dan kelapa sawit di Desa Betenung Kecamatan Nanga Tayap Kabupaten Ketapang. Sampel tanah diambil secara diagonal dengan mengambil sampel tanah utuh, sampel tanah agregat utuh dan contoh tanah terganggu. Sampel tanah di ambil pada kebun karet dan kelapa sawit dengan kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm. Hasil penelitan menunjukkan profil warna tanah pada kebun karet terdapat dua lapisan warna tanah yaitu 7,5YR 3/3 coklat gelap dan 7,5YR 6/8 kuning kemerahan. Profil warna tanah pada perkebunan kelapa sawit terdapat dua lapisan warna tanah, lapisan pertama 7,5YR 4/6 coklat gelap, lapisan kedua 7,5YR 6/8 kuning kemerahan. Struktur tanah kebun karet lapisan I remah, lapisan II dan III gumpal membulat. Struktur pada kebun kelapa sawit lapisan I remah, lapisan II gumpal bersudut, lapisan III gumpal membulat. Tekstur tanah kebun karet kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm termasuk lempung dan lempung berliat, pada kebun kelapa sawit kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm termasuk lempung liat berdebu. Hasil uji t bobot isi tanah kebun karet dan kelapa sawit kedalaman 0-30cm berbeda tidak nyata, kedalaman 30-60 cm berbeda nyata. Hasil uji t kadar air kapasitas lapangan kebun karet dan kelapa sawit kedalaman 0-30 cm dan 30-60cm berbeda tidak nyata. Hasil uji t porositas tanah kebun karet dan kelapa sawit kedalaman 0-30 dan 30-60 cm berbeda tidak nyata. Hasil uji t permeabilitas tanah kebun karet dan kelapa sawit kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm berbeda tidak nyata. Kemantapan agregat tanah lebih tinggi pada kebun kelapa sawit dibandingkan hutan karet, baik kedalaman 0-30 cm maupun 30-60 cm. Bahan organik pada kebun karet dan kelapa sawit tergolong rendah, baik pada kedalaman 0-30 cm maupun 30-60 cm, N-total rendah, dan C/N rasio rendah serta reaksi tanah (pH) masamKata kunci : Ultisols, Sifat Fisika Tanah, Kebun Karet dan Kelapa Sawit.

Page 1 of 1 | Total Record : 6