cover
Contact Name
DADE JUBAEDAH
Contact Email
dadejubaedah@fp.unsri.ac.id
Phone
+6281367265097
Journal Mail Official
ppsjurnal@pps.unsri.ac.id
Editorial Address
Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya Jl. Padang Selasa No. 524 Bukit Besar Palembang Indonesia
Location
Kab. ogan ilir,
Sumatera selatan
INDONESIA
SRIWIJAYA JOURNAL OF ENVIRONMENT
Published by Universitas Sriwijaya
ISSN : 25274961     EISSN : 25273809     DOI : 10.22135/sje.xx
Sriwijaya Journal of Environment (SJE) publishes original research or theoretical papers, notes, and mini reviews on new knowledge and research or research applications on current issues in environmental sciences and related such as: Environmental Science, Environmental Technology, Environmental Health Environmental ethics Lowland Management Environmental policy Environmental economy
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 3 (2016): Biodiversity" : 5 Documents clear
Colony Morphology of Yeast Isolates from Tuak and Its Application in Producing Ethanol From Sugarcane Bagasse Hermansyah Hermansyah; Feggy Arini; Nirwan Syarif; Heni Yohandini
Sriwijaya Journal of Environment Vol 1, No 3 (2016): Biodiversity
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1641.224 KB)

Abstract

Abstract: Colony morphology yeast isolates from tuak and its application in producing ethanol from sugarcane bagasse has been conducted. Yeast isolates used in this work were HT4, HT5, and HT20 obtained from Tuak. These isolates have cream to yellow in color, spherical to oval in shape, and grow as budding cells. Our goal is to find yeast isolates used as microbial agent in fermentation process producing ethanol from lignocellulosic biomass as raw material.  Based upon morphology showed that these isolates were Candida species.  Isolate HT5 then used to see its potent  as  agent in bioethanol production.  Fermentation of 5 g sugarcane bagasse substrate resulted 0.0008% ethanol.  This results indicated that isolate has a potent as microbial agent for fermentation, however the optimum condition of process is needed to furthermore study.    Keywords: Candida species, bioethanol, TuakAbstrak (Indonesian): Telah dilakukan penelitian terhadap morfologi koloni dari isolat khamir dari tuak dan aplikasinya dalam produksi etanol dari ampas tebu.  Isolat khamir yang digunakan adalah koloni HT4, HT5, dan HT20  yang telah didapat dari tuak.  Isolat-isolat ini memiliki bentuk warna krem hingga kuning dengan bentuk bulat hingga oval dan pertumbuhannya dengan membentuk tunas.  Tujuannya adalah untuk mendapatkan isolat ini akan digunakan sebagai agen mikroba pada proses fermentasi menghasilkan etanol dari biomasa lignoselulosa sebagai bahan bakunya.   Berdasarkan morfologi menunjukan bahwa isolat-isolat ini adalah spesies Candida.  Isolat HT5 selanjutnya digunakan untuk melihat potensinya sebagai agen dalam produksi bioetanol.  Fermentasi menggunakan 5 g subtrat ampas tebu menghasilkan etanol  sebesar 0.0008%.  Hasil ini mengindikasikan bahwa isolat memiliki potensi sebagai agen fermentasi menghasilkan etanol akan tetapi masih perlu diteliti lebih lanjut untuk kondisi optimum prosesnya.Kata kunci: spesies Candida, bioetanol. tuak
The Relationship of Culture Media Composition and Chemical Composition on Spirulina sp for Metal Ion Adsorbent Hilda Zulkifli; Zazili Hanafiah; Didi Jasantri; Aldes Lesbani
Sriwijaya Journal of Environment Vol 1, No 3 (2016): Biodiversity
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.519 KB) | DOI: 10.22135/sje.2016.1.3.68-71

Abstract

The analysis relationship of Spirulina sp medium with chemical composition has been conducted. Chemical analysis was performed using X-Ray Fluorescence analysis. Furthermore, potention of Spirulina sp as adsorbent of metal ions was analyzed using FTIR spectroscopy. The results showed that metals such as Zn, Fe, Mn, Ca, Cu, and Mo were mainly metals in Spirulina sp. These metals were not correlated with cultivated medium of Spirulina sp. Analysis of potention Spirulina sp as metal ions adsorbent showed that Spirulina sp has functional groups –C=O and –OH as ligand. Intercation of metal ions Cu(II) and Cr(III) with Spirulina sp indicated that metal ions bond to –C=O functional group.Keywords: Spirulina sp, media composition, chemical content, metal ion, adsorptionAbstrak (Indonesian): Telah dilakukan analisis hubungan komposisi media Spirulina sp dengan kandungan kimia yang dimilikinya. Analisis kandungan kimia dilakukan dengan X-Ray Fluorescence. Selanjutnya potensi Spirulina sp sebagai adsorben dalam mengikat ion-ion logam dianalisis menggunakan spektroskopi FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa logam Zn, Fe, Mn, Ca, Cu, dan Mo merupakan logam utama yang terkandung dalam Spirulina sp. Logam-logam tersebut diasumsikan tidak berasal dari medium tumbuh Spirulina sp. Analisis terhadap potensi Spirulina sp sebagai adsorben logam berat menunjukkan bahwa Spirulina sp memiliki gugus fungsional -C=O dan –OH yang potensial sebagai ligan. Interaksi ion logam Cu(II) dan Cr(III) dengan Spirulina sp menunjukkan bahwa ion logam terikat pada gugus –C=O.Kata kunci: Spirulina sp, komposisi media, kandungan kimia, ion logam, adsorpsi
Parameters Affecting Household Income Diversity of Farmer’s Tribes in South Sumatra Tidal Wetland Elisa Wildayana; M.S. Imanudin; H. Junedi; Mohd. Zuhdi; M Edi Armanto
Sriwijaya Journal of Environment Vol 1, No 3 (2016): Biodiversity
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.949 KB)

Abstract

Abstract: The research aimed to determine parameters affecting household income diversity of farmer’s tribes in South Sumatra tidal wetland, especially studied from the aspect of land acreage, education level, age of farmers and tribes of farmers. The research was using survey method and carried out from June-August 2016 in the Delta Telang I Banyuasin, South Sumatra. The data were recorded by questionnaire for 145 respondents of farmers. Data was processed, described and correlated to see the relevance of the parameters with other parameters. The research concluded that the character of household economy of farmers explaining the relation between production decisions to increase rice production is land acreage, education, age, experience of farmers, number of household members, and labor allocation. Multi commodities farming (rice and plantation) was very favorable compared to monoculture rice fields? But this is a little bit contradictive with government policy that the research area is pointed out as the center of rice production. Therefore, government policy needs to motivate farmers that they can manage their farming from upstream to downstream and they work full in their own farming. The government policy should be site-specific and appropriated with the tribes of farmersKeywords: Household, income, diversity, tribes, tidal wetlandAbstrak (Indonesian): Penelitian ini bertujuan untuk menentukan parameter yang mempengaruhi keragaman pendapatan rumah tangga suku petani di lahan pasang surut Sumatera Selatan, terutama dari aspek luas lahan, tingkat pendidikan, usia dan suku petani. Metode penelitian adalah survey lapangan yang dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2016 di Delta Telang I Banyuasin. Data direkam dengan kuesioner untuk 145 responden. Data diproses, dijelaskan dan dibuat korelasi untuk melihat hubungan parameter satu dengan parameter lainnya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ekonomi rumah tangga petani menentukan keputusan untuk berproduksi. Produksi padi ditentukan oleh luas lahan, pendidikan, usia, pengalaman petani, jumlah anggota rumah tangga, dan alokasi tenaga kerja.  Pertanian multicropping (padi dan perkebunan) sangat menguntungkan dibandingkan dengan monokultur padi, akan tetapi hal ini sedikit bertentangan dengan kebijakan pemerintah bahwa daerah penelitian telah ditetapkan sebagai sentra produksi padi. Oleh karena itu, perlu kebijakan pemerintah untuk memotivasi petani untuk tetap monokultur padi, tetapi petani harus mengelola pertaniannya mulai dari hulu sampai ke hilir. Kebijakan pemerintah ini harus bersifat spesifik dan disesuaikan dengan suku-suku petani.Kata kunci: Rumah tangga, pendapatan, keanekaragaman, suku, pasang surut
Diversity and Kinship of the Swamp Buffalo (Bubalus bubalis) from Pampangan South Sumatra Based On Morphological Characteristics Yuanita Windusari; Laila Hanum; Rahmat Pratama
Sriwijaya Journal of Environment Vol 1, No 3 (2016): Biodiversity
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.332 KB)

Abstract

Abstract: Previous studies have found four variant of swamp buffalo in the region of Pampangan based on the characteristics of habitats and morphology namely black buffalo, red,belang, and Lampung. Hence done observation to know the diversity and the kinship relation based on morphological characteristics. A method of on farm was done to data characterization and morphology. Data was analyzed using NTSys ver.2.1 and presented in dendrogram. Cluster analysis done with un-weighted pair-grup method with arithmetic averaging (UPGMA) with a coefficient similarities. The results show that morphology between variant buffalo that in eye color, the color of body, body size, or shapes and sizes horns. Buffalo belang having a dark eyes, the body white ribbed and light. Buffalo black having a black eyes and black body. Buffalo red having a red eyes, the body a red light colored (blonde). Buffalo Lampung allegedly is introduce from Lampung area, adapt and married with a local buffalo. The red buffalo having red eyes, like a black buffalo but shorter size with curved horns the way down. The results of the analysis kinship based on morphological characteristics show buffalo black and buffalo Lampung allegedly came from a single characterized by value a correlation coefficient of 0,85. Inbreeding and adaptation factors believed to cause different the phenotype and morphology. Buffalo  red having scarlet kinship the lowest is as much as 0,57 and predicted to have an ancestor different. Based on these results can be expressed variant swamp buffalo of regional Pampangan tending to low and the difference in the phenotype of influenced inbreeding and adaptation to the environmentKeywords: diversity, kinship, swamp buffalo (Bubalus bubalis), morphological characteristics, Pampangan South SumatraAbstrak : Berdasarkan karakteristik habitat dan pengamatan terhadap morfologi telah ditemukan empat varian kerbau rawa di wilayah Pampangan yaitu kerbau hitam, merah, belang, dan Lampung.  Untuk mengetahui keanekaragaman dan hubungan kekerabatan antar varian kerbau dilakukan penelitian ini. Pengamatam lapangan ditujukan untuk memperoleh data mengenai karakterisasi dan morfologi. Data dianalisis menggunakan NTSYS Ver.2.1 dan disajikan dalam bentuk dendrogram. Analisis kluster menggunakan metode Unweighted pair-grup method with arithmetic averaging (UPGMA) untuk mendapatkan koefisien similaritas. Hasil  menunjukkan perbedaan morfologi antar varian kerbau terlihat pada warna mata, warna tubuh, ukuran tubuh, serta bentuk dan ukuran tanduk.  Kerbau rawa belang memiliki mata gelap, tubuh bergaris putih dan ukuran tubuh kecil; kerbau hitam memiliki mata hitam dan warna kulit hitam;  kerbau mata merah memiliki mata berwarna tubuh lebih terang (warna bulu pirang); sedangkan kerbau Lampung diduga berasal dari daerah Lampung, yang beradaptasi dan kawin dengan kerbau lokal. Kerbau merah memiliki mata berwarna merah, memiliki tanduk yang lebih pendek dan melengkung ke bawah. Hasil analisis terhadap kekerabatan antar varian kerbau rawa diketahui bahwa kerbau hitam dan kerbau Lampung diperkirakan berasal dari satu induk dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,85. Inbreeding dan adaptasi diyakini menjadi faktor munculnya beberapa fenotip dan morfologi. Nilai kekerabatan terendah sebesar 0,57 ditemukan pada varian kerbau merah dan diperkirakan berasal dari nenek moyang berbeda. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa keragaman genetik dari kerbau rawa yang berasal dari daerah  Pampangan relatif rendah dan perbedaan fenotip lebih dipengaruhi oleh inbreeding dan adaptasi lingkungan.Kata kunci: keragaman, kekerabatan, kerbau rawa (Bubalus bubalis), karakteristik morfologi, Pampangan Sumatera Selatan
Managing Actual Problems of Peatsoils Associated with Soil Acidity M Edi Armanto; M.S. Imanudin; Elisa Wildayana; Heri Junedi; Mohd. Zuhdi
Sriwijaya Journal of Environment Vol 1, No 3 (2016): Biodiversity
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.237 KB)

Abstract

Abstract: The research objective is to manage actual problems of peatsoils associated with soil acidity. The research has been conducted on peatsoils in river backswamps located in Subdistricts of East Pedamaran and Pedamaran, District of OKI South Sumatra. Soil sampling was taken in cultivated and uncultivated types of landuse; cultivated peatsoils consist of Site A (intercropping between oil palm and pineapple) and Site B (oil palm), uncultivated peatsoils are divided into Site C (peat forest), Site D (swamp bush) and Site E (swamp grass). The research resulted that actual problems of soil acidity is associated with base saturation, cations exchange capacity, soil organic matters and C/N ratio, balances of soil nutrients, and toxicity potency. The climatic condition and drought can accelerate the occurrence of actual problems of peatsoils associated with acidity peatsoils. Some ameliorant have been applied in order of importance in the fields, namely lime/dolomite, mineral soils, organic fertilizers, combustion ash, and volcanic ash. Application of ameliorant materials is capable to minimize the actual problems of peatsoils associated with soil acidity.Keywords: Managing, actual problems, peatsoils, acidityAbstrak (Indonesian): Tujuan penelitian ini adalah untuk mengelola masalah aktual tanah gambut yang terkait dengan keasaman tanah. Penelitian ini telah dilakukan pada tanah lebak gambut yang terletak di Kecamatan Pedamaran Timur dan Pedamaran, Kabupaten OKI Sumatera Selatan.  Contoh tanah diambil berdasarkan jenis penggunaan lahan; untuk tanah gambut yang digarap dibagi menjadi Site A (tumpang sari antara kelapa sawit dan nanas) dan Site B (kelapa sawit), tanah gambut tidak digarap dibagi menjadi Site C (hutan gambut), Site D (rawa semak) dan Situs E (rumput rawa). Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah aktual keasaman tanah dikaitkan dengan kejenuhan basa, kapasitas kation tukar, bahan organik tanah dan C/N rasio, keseimbangan nutrisi tanah, dan potensi toksisitas. Kondisi iklim dan kekeringan dapat mempercepat terjadinya masalah aktual tanah gambut yang terkait dengan keasaman tanah.  Amelioran yang telah diterapkan, yaitu kapur/dolomit, tanah mineral, pupuk organik, abu pembakaran, dan abu vulkanik. Bahan amelioran mampu meminimalkan masalah-masalah aktual tanah gambut yang terkait dengan keasaman tanah.Kata kunci: Mengelola, masalah aktual, tanah gambut, keasaman

Page 1 of 1 | Total Record : 5