cover
Contact Name
Sutriyono
Contact Email
sutriyono0775@gmail.com
Phone
+6285785692168
Journal Mail Official
inteleksia.stidalhadid@gmail.com
Editorial Address
Jl. Kejawan Putih Tambak no. 80 Surabaya
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Inteleksia: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah
ISSN : 26861178     EISSN : 26863367     DOI : 10.55372
Inteleksia JPID adalah transformasi dari Jurnal Kajian dan Pengembangan Manajemen Dakwah (JKPMD) yang telah diterbitkan oleh STID Al-Hadid sejak tahun 2011 dengan nomor ISSN 2088-639X. Transformasi tersebut dilakukan seiring dengan perkembangan STID Al-Hadid, yang awalnya hanya mengelola satu prodi yaitu Manajemen Dakwah, kini bertambah dua prodi baru yaitu Komunikasi dan Penyiaran Islam dan  Pengembangan Masyarakat Islam. Sehingga tuntutan kajian dan publikasi ilmiah STID Al-Hadid semakin meluas mencakup ketiga sub bidang ilmu dakwah. Nama Inteleksia diambil dari kata intelektual, yang berarti  kecerdasan, pemikiran, dan rasionalitas. Sedangkan Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah menunjukkan fokus dan lingkup studi yang dikaji yaitu pengembangan ilmu-ilmu dakwah. Diharapkan dengan nama tersebut dapat menjadi ciri dan identitas jurnal yang dikelola STID Al-Hadid, sebagai jurnal ilmu dakwah berbasis pemikiran Islam Rasional Kebangsaan.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 3 No 1 (2021)" : 8 Documents clear
KAJIAN DAKWAH PRANIKAH SAMARA YOUTH ISLAMIC STUDY CLUB AL-AZHAR PERSPEKTIF PSIKOLOGI REMAJA Wahyuni, Sri
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.371 KB) | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v3i1.128

Abstract

Pernikahan merupakan kebutuhan manusia, namun dinamikanya tidak mudah. Kegagalan menjalani dinamika itu salah satunya bisa disebabkan kurangnya persiapan pranikah sejak mereka remaja. Salah satu kajian yang memberikan dakwah pranikah pada remaja adalah Samara Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar. Studi ini, hendak mengkaji hal tersebut dengan tujuan mengetahui kajian dakwah pranikah Samara YISC Al-Azhar perspektif psikologi remaja. Jenis studi ini adalah kualitatif deskriptif dengan metode penggalian data dokumentasi. Sumber datanya dari website resmi YISC Al-Azhar dan YouTube. Hasil dari studi ini, yakni kajian Samara sebagai usaha dakwah pranikah islami untuk remaja yang berkualitas baik. Hal tersebut, karena semua unsur dakwahnya meliputi tujuan, materi, dai, metode, dan media dakwah sudah menyesuaikan aspek psikologis remaja. Remaja yang termasuk mad’uw adalah remaja muslim umum, terutama di Jabodetabek. Kajian ini menyesuaikan aspek psikologis remaja yang terkait persiapan menikah, yakni: (1) persepsi tentang pernikahan (tujuan, usia menikah, kriteria calon pasangan, dan proses membina hubungan); (2) kebutuhan dalam membina hubungan; dan (3) problem saat membina hubungan (patah hati, seks pranikah, depresi, dan lainnya). Kajian ini bisa sebagai salah satu upaya agar remaja terhindar dari perilaku kedosaan saat remaja dan mengalami kegagalan pernikahan di kemudian hari.
GAYA BAHASA MAMAH DEDEH PADA CERAMAH BERJUDUL “ISLAM DAN GAYA HIDUP” Setiawan, Eko Agoes
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1041.463 KB) | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v3i1.131

Abstract

This research describes figurative language used by Mamah Dedeh, an Islamic preacher, in her sermon titled “Islam dan Gaya Hidup” under the approach of Gorys Keraf’s figurative language theory. A preacher needs to pay attention on his/her figurative language when s/he conveys da’wah messages. Figurative language is considered as the one which can amplify a meaning to someone’s subconscious. Types of figurative language used should be able to make messages which strongly attach to the mind of congregation. This study uses qualitative approach applying analysis technique of figurative language. Its data was collected from the sermon transcript in YouTube. It indicates that personification and repetition were applied during her introduction to build a common understanding, simile was used during the content to simplify realities, paradox was for amplifying the meaning, and erotesis-elipsis-inuendo was applied to emphasize and deepen on the world and hereafter’s lives. At the end of her sermon, she used personification to remind her messages. The usage of figurative language used by Mamah Dedeh was so related to her theme of the lifestyle in Islam such as the way a woman dresses, the way a woman accessorizes, and lives in luxury.
PERANAN ASET KOMUNITAS DALAM PEMBERDAYAAN PEMUDA OLEH KOMUNITAS KAMPUNG MARKETER, KARANGMONCOL, PURBALINGGA Suciati, Suciati
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.065 KB) | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v3i1.137

Abstract

Studi ini dilatar belakangi adanya pemberdayaan yang sukses dilakukan komunitas Kampung Marketer kepada pemuda Desa Tamansari, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga. Dalam waktu tiga tahun berjalan, Kampung Marketer mengentaskan 748 pemuda dari urbanisasi yang disebabkan tidak adanya lapangan kerja di desa. Kampung Marketer mengubah pemuda desa hingga memiliki skill digital marketing, mendapatkan kerja bergaji tinggi, membuat rumah di desa menjadi kantor komersil untuk pusat pelatihan dan kantor. Kesuksesan tersebut tidak lepas dari dukungan aset komunitas seperti pemuda hingga warga desa lainnya. Peranan aset komunitas tersebut penting untuk dipahami karena menjadi modal dasar memberdayakan masyarakat. Studi ini, bertujuan untuk menguraikan peranan aset komunitas pada pemberdayaan pemuda desa oleh Kampung Marketer. Metodologi yang digunakan adalah riset kualitatif, teknik penggalian datanya wawancara pengurus, data berupa video wawancara yang diambil dari situs youtube.com, dan website Kampung Marketer. Hasilnya, peranan aset manusia yakni pemuda desa yang dijadikan objek pelatihan, sebelumnya tidak memiliki skill dan pekerjaan, menjadi memiliki skill digital marketing, bahkan mereka menjadi agen yang mengembangkan pemberdayaan komunitas Kampung Marketer. Aset fisik rumah warga diperankan sebagai tempat kegiatan pemberdayaan, rumah dapat menampung banyak aktivitas pelatihan dan kantor. Aset sosial karakter guyub masyarakat membuat penyebaran informasi kesuksesan kegiatan pemberdayaan ini ke masyarakat sehingga banyak yang meminta bergabung.
PERILAKU PASAR DAKWAH MUSLIM PERKOTAAN DALAM MENGIKUTI KAJIAN DAKWAH MAJELIS DZIKIR WALISONGO Halimah, Siti Nur
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.135 KB) | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v3i1.141

Abstract

Urban society is a society that cannot be avoided from the influence of globalization which brings negative potentials such as things that can violate moral and ethical boundaries. For the development of Islamic preaching, urban society with all its problems is a more difficult challenge than before. The need for da'wah objects of urban society for da'wah activities is also relatively different from those in the area, one of which is a critical attitude, demands for convenience and asks for da'wah materials only that are in accordance with the problem. Da'wah organizations that want to develop da'wah in the context of urban society need to understand further about the characteristics and needs of the congregation (the object of da'wah) for da'wah activities. One of the efforts that can be done is to segment the dakwah market. The Walisongo Dzikir Council is one of the preaching studies of which the congregation is an urban community in the city of Surabaya and its surroundings. After doing post-hoc segmentation, namely segmentation based on the benefits of products for market objects, the result was that the congregation of the Walisongo Dzikir Council had characteristics that were more concerned with the benefits of spirituality than Islamic scientific insights. Spirituality is obtained by the product attributes of tausiyah, istighosah and prayer together, as well as da'i who are competent in delivering da'wah, including guiding the muhasabah of the congregation. In addition, they also need brotherhood or ukhuwah Islamiyah from a da'wah activity. Keywords: Urban Society, Walisongo Dhikr Council, Post-Hoc Segmentation
Mengelola Energi Spiritual Bagi Dai': Belajar dari nabi Ibrahim Hidayat, Ahmad; Pradesa, Dedy
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.523 KB) | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v3i1.142

Abstract

Energi spiritual adalah penggerak di balik semua kegiatan seseorang untuk menjalankan nilai yang dipegang teguh dan dengan tujuan di luar kepentingan pribadi, termasuk kegiatan menjalankan kewajiban berdakwah. Penting bagi dai, yaitu subjek atau pelaku dakwah, untuk memiliki metode manajemen energi spiritual yang baik, yaitu: (1)memiliki teknik meningkatkan energi spiritual, sehingga memiliki kapasitas yang tinggi; (2) kemampuan menggunakanya secara efisien, serta; (3) memiliki sistem pemulihannya. Lewat teladan Nabi Ibrahim sebagai dai, kita dapat menggali tiga teknik manajemen energi spiritual di atas. Pijakan teori yang digunakan adalah manajemen energi spiritual Jim Loehr dan Tony Schawartz. Metodologi studinya adalah studi pustaka. Hasil telah pustaka ini adalah: (1) Nabi Ibrahim secara terus menerus dan bertahap meningkatkan kapasitas energi spiritualnya, melalui menjalankan perintah berdakwah yang menantang rasa amannya; (2) Nabi Ibrahim tidak membenci dan sakit hati dengan penolakan misi dakwahnya, sebaliknya Ia terus menggunakan pendekatan ilmiah, tidak memaksa dan mendoakan keselamatan pada mereka yang menolak, sehingga energi spiritualnya tidak boros dikeluarkan untuk rasa kecewa atau frustasi karena ditolak umat; (3) Nabi Ibrahim melakukan jeda dan memanfaatkan energi spiritualnya dengan mengingat kebesaran, kasih sayang, keadilan Allah Swt. serta kewajiban dakwah yang bersifat mutlak, melakukan dakwah secara etis, ilmiah, dan tidak memaksa.
PESAN DAKWAH GUS MIFTAH DALAM PERNIKAHAN ATTA-AUREL Anjani, Eka; Djoyo Budiono, Tri
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.256 KB) | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v3i1.145

Abstract

A wedding sermon is essential in walimatul ursy (wedding reception) because it contains valuable marital messages for building a family based on Islamic values, for not only the couple but also the ones attending the occasion. Meanwhile, some different comprehensions about building a family may occur, including husband and wife roles in a family or decision for taking polygamy or monogamy. This paper aims to describe Gus Miftah’s da’wah messages during Atta and Aurel’s wedding sermon. It uses qualitative descriptive method, literature review as data-collecting method, and Teun A. Van Dijk’s discourse analysis as analytical method. In its macrostructure analysis, a husband should maintain his household to reach tranquillity. Some ways to settle domestic affairs are by giving in to each other, accepting strength and shortcomings and forgiving one another. Those messages are delivered in an arrangement of introduction, content and closing remarks. In its microstructure analysis, a husband should venerate his wife by providing a basic subsistence and respecting her opinion in taking a decision. Gus Miftah emphasizes background of meaning more than its detail, syntactic aspect for coherent causality, and usages of statements, interrogatives, and imperatives. And he also uses intonation and metaphor as means of delivery.
MOTIVASI KAUM MUHAJIRIN DALAM PERISTIWA HIJRAH DARI SUDUT PANDANG SELFDETERMINATION THEORY Ariansyah, Ilham Yosi; Amertha, Mohammad Fajar
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1280.112 KB) | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v3i1.146

Abstract

Motivasi merupakan faktor kunci yang menentukan kinerja SDM dalam mencapai tujuan organisasi dakwah. Hijrahnya kaum Muhajirin ke Madinah menggambarkan realitas adanya motivasi SDM organisasi dakwah. Dilakukan deskripsi motivasi kaum Muhajirin pada peristiwa hijrah ke Madinah dengan pendekatan self-determination theory (SDT). Pendekatan SDT dipilih karena mampu mendeskripsikan bentuk motivasi yang dimiliki, baik motivasi yang terbentuk karena internalisasi nilai maupun non-internalisasi nilai, karakter motivasi tersebut, hingga implikasinya pada kaum Muhajirin. Metodologi kualitatif deskriptif digunakan dalam artikel ini. Perspektif sejarah dan Al-Qur’an digunakan dalam mengeksplorasi motivasi yang dimiliki kaum Muhajirin. Hasil telaah pustaka ini menjelaskan bahwa kaum Muhajirin memiliki motivasi: (1) mendapatkan ketenangan, keamanan, dan keselamatan dalam menjalankan dan mendakwahkan agama Islam; (2) mematuhi serta menaati perintah Allah dan Rasulullah; (3) mendapatkan derajat yang tinggi, pahala surga, dan ampunan Allah; (4) berkumpul bersama keluarga yang seiman; (5) ketidaksenangan pada masyarakat sebelumnya yang menganiaya dan mengganggu ibadah yang dijalankan. Berdasarkan karakteristiknya, motivasi tersebut merupakan bentuk dari autonomous motivation, jenis motivasi ekstrinsik yang telah terinternalisasi. Motivasi tersebut memberikan implikasi berupa kualitas kinerja, ketahanan kerja, keterikatan kerja, dan komitmen organisasi yang tinggi, serta perlindungan dari godaan controlled motivation yang bertentangan dengan perintah hijrah.
ETIKA SUKSESI DI ORGANISASI DAKWAH Wahyudiyanto, Dhanny
INTELEKSIA: Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.686 KB) | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v3i1.147

Abstract

Da’wah organization elites often play organizational politics in their organization. It sometimes leads to resistance among cadres or members, negative image from public, and even cleavage in their da’wah organization. On the other hand, politics is a natural impulse, including in succession process of organizational leadership. Organizational politics has positivity when handled in good goals and ways. Therefore, this paper is written to formulate political ethics in da’wah organization in the context of leadership succession. It uses a conceptual qualitative method by adapting concepts of Islamic political ethics and organizational politics in the context of leadership succession of da’wah organization. It indicates Islamic political ethics in leadership succession broadly include aspects of goals and ways. Political goals in leadership succession must be aligned with da’wah organization’s goals and lead to basic orientation of organizational leadership succession. Ways to gain power based on Islamic political ethics in the context of leadership succession should be conducted through self-quality improvements including aspects of idealism, morals, and abilities. In the succession process involving competition system, each actor must uphold sportsmanship, show self-qualities objectively to voters. If it is contesting the candidates, each actor must maintain delivery of political products to not emerge destructive conflicts.

Page 1 of 1 | Total Record : 8